• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISBAT NIKAH, DAN PENCATATAN PERKAWINAN

A. Mas{lah{ah Mursalah

3. Kehujjahan Mas}lah}ah Mursalah

Ada beberapa dasar hukum dan dalil mengenai diberlakukannya teori mas}lah}ah mursalahdiantaranya adalah26:

a. Al-Quran.

Di antara ayat-ayat yang dijadikan dasar berlakunya mas}lah}ah mursalah adalah firman Allah SWT surahal-A nbiya>ayat 10727.

Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam (Q.S. A l A nbiya>: 10728)

b. Al-Sunnah.

Al-Sunnah yang dikemukakan sebagai landasanshar’iatas kehujahan mas}lah}ah mursalahdiantaranya29adalah sabda Nabi saw.

:

»

«

.

A rtinya: Malik, meriwayatkan dari ‘A mr bin Y ahya al-Mazini, beliau

meriwayatkan dari ayah beliau bahwa Rasulullah SA W bersabda: ”Tidak boleh

berbuat madhorot dan pula saling memadhorotkan30.”

25

Ibid.

26

Asmawi,Perbandingan Ushul…, 130.

27

Jalaluddin Abdurrahman Jalal,al-Masalih al-Mursalah wa Makanatuha fi at-T asyri’, (Kairo: al- Saa’dah, 1983), 69.

28

Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Qur’an Penterjemah Anwar Abu Bakar,al-Muyassar al- Quran dan Terjemahnya, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011), 668.

29

26

c. Tujuan Pokok Penetapan Hukum Islam adalah untuk Mewujudkan Kemaslahatan Bagi Umat Manusia.

Kemaslahatan manusia akan selalu dinamis sesuai dengan kemajuan zaman. Dalam kondisi semacam ini, akan banyak timbul masalah baru yang hukumnya belum ditegaskan oleh Al-Quran dan al-Sunnah. Metode mas}lah}ah mursalahmenjadi salah satu metode yang dapat digunakan sebagai pertimbangan penetapan hukum Islam.

d. Perbuatan Para Sahabat dan Ulama Salaf

Dalam memberikan contoh mas}lah}ah mursalah, diatas telah dijelaskan, bahwa para sahabat seperti Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khatthab dan para imam madzhab telah mensyariatkan aneka ragam hukum berdasarkan prinsip maslahat31.

Disamping dasar-dasar tersebut di atas, kehujahan mas}lah}ah mursalah juga didukung dalil-dalil‘aqliyah(alasan rasional). Bahwa kemaslahatan manusia

itu selalu aktual yang tidak ada habisnya, karenanya, kalau tidak ada syariat hukum yang berdasarkan maslahat manusia berkenaan dangan maslahat baru yang terus berkembang dan pembentukan hukum hanya berdasarkan prinsip maslahat yang mendapat pengakuan syariat dari sumber hukum yang disepakati saja, maka pembentukan hukum akan berhenti dan kemaslahatan yang dibutuhkan manusia di setiap masa dan tempat akan terabaikan.

30

Malik bin Anas,al-Muwatta, IV (Emirat: Muassasah Zayid bin Sultan, 2004), 1078.

31

27

Para ulama yang menjadikan mursalah sebagai salah satu dalil shara’, menyatakan bahwa dalil hukummas}lah}ah mursalahialah32:

a. Persoalan yang dihadapi manusia selalu bertumbuh dan berkembang demikian pula kepentingan dan keperluan hidupnya.

b. Sebenarnya para sahabat, para tabi’in, tabi’it tabi’iin dan para ulama yang datang sesudahnya telah melaksanakannya, sehingga mereka dapat segera menetapkan hukun sesuai dengan kemashlahatan kaum muslimin pada masa itu.

Meskipun demikian, mas}lah}ah mursalah merupakan salah satu dalil yang

tidak disepakati dikalangan ahli-ahli usul. Oleh karena itu, kehujahan mas}lah}ah

mursalah bisa dibagi kepada dua bagian, yaitu pendapat yang menolak dan

pendapat yang menerima. Adapun pendapat yang menolak, mereka memberikan beberapa alasan.

Pertama, m e r e k a m e n g a t a k a n bahwa memandang mas}lah}ah

mursalah sebagai hujjah berart i mendasarkan penetapan hukum Islam kepada

sesuatu yang meragukan (karena mungkin masuk kategori mas}lah}ah mu’tabarah

atau mungkin masuk kategorimas}lah}ah mulghah)33.

Kedua, memandang mas}lah}ah mursalah sebagai hujjah berart i menodai

kesucian hukum Islam karena penetapan hukum Islam t idak berdasarkan kepada nas}s}-nas}s}tertentu, tetapi hanya mengikuti keinginan hawa nafsu belaka

32

Masykur Anhari,Ushul Fiqh, (Surabaya: Diantama, 2008), 102.

33

Abdul Wahab Khalaf,Masadir at-Tasyri’ al-Islami Fima La Nashsha fihi, (Kuwait: Dar el- Qalam, 1972), 95.

28

dengan dalih maslahat. Dengan dalih maslahat dikhawat irkan akan banyak penetapan hukum Islam berdasarkan kepada kepent ingan hawa nafsu34.

Ketiga, bagi golongan ini, hukum Islam telah lengkap dan sempurna. Dengan menjadikan mas}lah}ah mursalah sebagai dasar dalam menetap hukum Islam, berarti umat Islam tidak mengakui prinsip kelengkapan dan kesempurnaan hukum Islam. Artinya hukum Islam belum lengkap dan sempurna, masih ada yang kurang35.

Keempat, memandang maslahat sebagai hujjah akan membawa dampak terjadinya perbedaan hukum Islam terhadap masalah yang sama (disparitas) dikarenakan perbedaan kondisi dan situasi. Dengan demikian akan menafikan prinsip universalitas, keluasan dan fleksibelitas hukum Islam36.

Alasan-alasan yang dikemukakan oleh sekelompok umat Islam yang tidak menerima mas}lah}ah mursalah sebagai dasar menetapkan hukum Islam di atas, dapat disanggah dengan beberapa alasan yang dikemukakan oleh pendapat yang menerimamas}lah}ah mursalah.

Pertama, dengan memandang maslahat sebagai hujjah tidak berart i mendasarkan penetapan hukum Islam kepada sesuatu yang meragukan, sebab maslahat tersebut ditentukan lewat sekian banyak proses dan pertimbangan, sehingga menghasilkan z}ann yang kuat. Dalam ilmu fiqih dikenal ist ilahyakfi al-‘amal biz}-z}ann,beramal berdasarkan kepada z}anndianggap cukup karena semua fiqih adalahz}ann.

34

Ibid.

35

Ibd., 94.

36

Ahmad Munif Suratmaputra,Filsafat Hukum Islam al-Ghazali: Maslahah Mursalah dan Relevansinya dengan Pembaruan Hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), 80-81.

29

Kedua, tidak benar kalau penetapan hukum Islam melalui metode mas}lah}ah mursalah berarti menetapkan hukum Islam berdasarkan kepada hawa nafsu, karena untuk dapat dijadikan sebagai hujjah, mas}lah}ah mursalah harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, jadi t idak asal maslahat. Persyaratan inilah yang akan mengendalikan, sehingga t idak terjadi penyalahgunaan dalam menetapkan hukum Islam berdasarkan kepada maslahat.

Ketiga,Islam memang telah lengkap dan sempurna, tetapi yang dimaksud dengan lengkap dan sempurna itu adalah pokok-pokok ajaran dan prinsip-prinsip hukumnya. Jadi t idak berarti semua masalah ada hukumnya. Ini terbukti banyak sekali masalah-masalah baru yang belum disinggung hukumnya oleh al- Quran dan al-Sunnah tetapi baru diketahui setelah digali melaluiijtihad.

Keempat, tidak benar kalau memandang mas}lah}ah mursalah sebagai hujjah akan menafikan prinsip universalitas, keluasan dan keluwesan hukum Islam, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Dengan menggunakan metode mas}lah}ah mursalah dalam menetapkan hukum, prinsip universalitas, keluasan dan keluwesan (flexible) hukum Islam dapat dibuktikan37.

Dengan demikian terlihat bahwa beberapa alasan yang dikemukakan oleh sekelompok umat Islam yang t idak menerima mas}lah}ah mursalah sebagai dasar dalam menetapkan hukum Islam, masih diragukan kebenarannya. Apalagi, sekiranya pendekatan mas}lah}ah mursalah tidak digunakan dalam perkara yang berkaitan menjaga kemaslahatan manusia saat ini, maka hukum Islam akan tertinggal jauh dan tidak dapat mengikuti perkembangan

37

30

permasalahan yang ada demi menjaga kemaslahatan hidup manusia. Hal ini karena manusia memerlukan panduan dalam kehidupan terutamanya bagi perkara yang baru. Sekiranya mas}lah}ah mursalah tidak digunakan, sudah pasti akan terjadilah kerusakan.

Para ulama telah menetapkan beberapa syarat penggunaan mas}lah}ah mursalah sebagai sumber hukum yang tidak disepakati. Namun begitu, terdapat dua perbedaan pendapat dalam hal tersebut, yaitu ada yang menerima dan ada pula pendapat yang menolak.

Terdapat beberapa syarat yang ditetapkan oleh ulama yang menggunakan mas}lah}ah mursalahsebagai sumber hukum38:

a. Mas}lah}ahitu dipastikan wujudnya dan bukan sangkaan (waham). b. Tidak terdapat dalil yang membatalkannya.

c. Mas}lah}ahtersebut hendaklah bersifat umum bukan khusus kepada sesuatu kelompok saja.

d. Mas}lah}ah tersebut bisa diterima oleh akal jika diterangkan kepada orang yang berakal.

e. Digunakan untuk menjaga keperluan manusia dan menolak mudarat. Adapun ulama yang tidak menggunakan mas}lah}ah mursalah sebagai metode istinbat}hukum, walaupun mereka berpendapat demikian, terdapat pendapat dari golongan tersebut yang menetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi sekiranya dalil ini ingin digunakan. Diantaranya39:

38

T. M. Hasbi ash-Shiddieqy,Falsafah Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), 354.

39

Dede Rosyada,Hukum Islam dan Pranata Sosial, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1994), 54.

31

a. Hendaklahmas}lah}ahitu ditahap darurat bukan sekadar hajat saja. b.Kulliyyahbukanjuziyyah.

c. Hanya dalam perkara muamalah, bukan perkara ibadah.

d. Mas}lah}ah maslahah tersebut tidak berlawanan dengan nas dan tujuan syariat.

e. Sesuatu mas}lah}ah itu hendaklah ada dan diyakini disisi syariat yang bisa memberi manfaat dan mencegah mudarat.

Dokumen terkait