BAB III: AH}MAD IBN MUH}AMMAD IBN AL-S{IDDI<Q AL-GHUMA<RI< DAN
5. Keilmuan dan Akhlak
86
Semakin lama semakin bertambah penderitaan yang dialaminya dari pihak pemberontak dan dari partai, maka ia memutuskan meninggalkan Maroko menuju Mesir,33 di sana (Mesir) ia diterima dengan penuh hormat, kemudian ia pergi ke H{ija>z dua kali untuk menunaikan ibadah haji dan umrah, ia juga melakukan perjalanan ke Damaskus dan H{alb (Alepo)
kemudian mengunjungi Sudan.34
5. Keilmuan dan Akhlak
Ah}mad al-Ghuma>ri> adalah seorang yang ‘a>lim dalam berbagai bidang ilmu seperti tafsir, fiqih, hadis, biografi, dan lainnya. Salah satu muridnya yang bernama al-Tali>di> berkata:
ُرَهْ بَ ي اَ ِدِئاَوَفلاَو ِتاَقْ يِقْ َّتلا َنِ َكْيَلَع ىِلُْيَُو َّلاِإ ٍمْلِع ِّيَأ ِفِ ًةَرَكاَذُ ُوَعَ ُ َتْفَ ُداَكَ َ َف
اًبِّجَعَ تُ اًرِئاَح َكُكُرْ تَ يَو َكَلْقَع
.
ْنَ ِباَّجُعلا ِبَجَعلِبا ِتَِْيَ ُوَّنِإَف ٍعْوُضْوَ ِفِ َبَتَك اَذِإ اَّ َأ
ِباَبْلَ ِبا ُذُ َْيَ اَِّمّ ِدِعاَوَ ق ُةَّلِدَأَو َْ ِىاَرَ بلا ُلْوُقَ ن
.
َلْيِق اَ َرَكَذ ٌةَّيِهْقِف ٌةَلَأْسَ ُوَل ْتَرِكُذ اَذِإ
َبَتَك اَذِإ اَّ َأ ِةَّمِئَ ا ِعْيَِجَ ِبُتُك ِفِ ُرُظْنَ ي ُوَّنَأَك ِهِْيَْغ ْنِ ِّقَلحا ِناَيَ بَو ِةَّلِدَ ا ِدْرَس َعَ اَهْ يِف
َكِلذِب ٌقُّلَعَ ُوَل اًبَىْذَ َلاَو اًضاَِتِْعا َلاَو اًداَرْ يِإ َلاَو ًةَذاَش َلاَو ًةَذاَف ُكُرْ تَ ي َ َف ٍةَّيِهْقِف ٍةَّيِئْزُج ِفِ
ْنِ ِوِّصَنِب ُهُرُكْذَيَو َّلاِإ
ِوِلْىَأ ِبُتُكَو ٍلْوُصُأ
.
ِةَياَر ُلِ اَحَو ِوِظْفِح ُسِراَف ِوْيِف َناَكَف ُثْيِدَلحا اَّ َأ
ًةَياَرِدَو ًةَياَوِر ِوِتَّمِئَأ
.
35‚Jika kamu membuka pembahasan dalam suatu bidang ilmu bersamanya, maka ia akan menjelaskan kepadamu hakikat-hakikat dan faidah-faidah yang dapat membuat akalmu terpesona dan meninggalkan dirimu dalam keadaan kebimbangan karena terheran-heran. Sedangkan jika ia menulis tema tertentu maka ia akan menulisnya dengan membuat terheran-heran bagi yang menggunakan sebuah bukti kebenaran, dan dalil-dalil kaidah yang diambil dengan hati dan perasaan. Jika disebutkan kepadanya
33 Ah}mad al-Ghuma>ri> sampai di Mesir pada bulan Rabi>’ Awwal tahun 1377 H. Lihat al-Ghuma>ri>, Tawji>h al-Anz}a>r, 13.
34 al-Ghuma>ri>, Dar’u al-D{a‘fi, 12.
87
suatu masalah berkaitan dengan fikih, maka ia akan menyebutkan atau menjelaskan masalah tersebut dengan menyertakan dalil-dalil dan keterangan yang benar, bukan hanya keterangan darinya, sepertinya ia melihat dari kitab-kitab semua imam, sedangkan jika ia menulis sesuatu berkaitan dengan sebagian masalah dalam ilmu fikih, maka ia tidak meninggalkan dirinya dalam kefanatikan, tidak pula dalam keanehan, tidak pula dalam pujian (kelompok tertentu), tidak pula dalam pertentangan, tidak berpihak ke suatu mazhab yang berkaitan dengan hal tersebut kecuali ia menyebutkan teks asli dari kitab-kitab aslinya dan kitab pemilik mazhab tersebut. Sedangkan dalam bidang hadis maka ia adalah penjaga hafalannya dan pembawa bendera imam-imam baik dalam bidang ilmu riwa>yah maupun dalam ilmu dira>yah‛.
Ah}mad al-Ghuma>ri> termasuk ulama yang berada dalam tingkatan tinggi dalam kebaikan akhlak, ia adalah seorang yang mulia, pemalu, bersungguh-sungguh dalam pelayanan umat, tawad}d}u’ kepada fakir dan miskin bahkan ia tidak memperbolehkan seorangpun untuk mencium tangannya. Di samping itu ia juga sangat keras terhadap musuh Allah subh}a>nahu wa ta‘a>la dan Rasu>lulla>h s}allalla>hu ‘alayhi wa sallam dan membenci mereka (musuh Allah dan Rasu>lulla>h), ia juga sangat membenci orang-orang Eropa yang memerangi meraka, dan sangat keras terhadap tindak kezaliman, menjauhkan diri dari segala macam pekerjaan yang berkaitan dengan pemerintah, sangat memperhatikan terhadap keadaan umat dan masalah-masalah yang dihadapinya.36
Secara ringkas akhlaknya adalah: al-s}idqu, al-ama>nah, dermawan, suci hatinya dari perkara iri dan dengki, tawad}d}u’, berprasangka baik terhadap
88
manusia, gembira jika mendapat pahala dari Allah dan sedih terhadap perbuatan maksiat.37
Semua orang yang menerjemahkan biografi hidupnya sepakat bahwasanya ia termasuk ha>fiz}38 dalam bidang hadis, imam dalam bidang tersebut disertai dengan pemahaman terhadap berbagai bidang ilmu.39 Bahkan menurut ‘Ima>d Suru>r bahwasanya Ah{mad Aby al-Fayd} al-Ghuma>ri> al-H{asani> telah sampai pada derajat ima>rah al-mu‘mini>n fi ‘ilm al-h}adi>th (julukan tertinggi bagi seorang muh}ddith).40
Ah}mad al-Ghuma>ri> menikah lebih dari empat wanita dalam waktu yang berbeda-beda dan ketika meninggal Ah}mad al-Ghuma>ri> masih meninggalkan tiga istri, dan tidak mempunyai anak keturunan.41
Ah}mad al-Ghuma>ri> mempunyai tujuh saudara, empat di antaranya adalah saudara kandung yaitu: ‘Abdulla>h,42 Muh}ammad al-Zamzami>,43 ‘Abd
37 al-Ghuma>ri>, al-H{ani>n, 19.
38
H{a>fiz} adalah seorang yang terkenal dengan pencarian terhadap hadis dan pengambilan perkataan dari para rawi, mengetahui al-jarh} wa al-ta‘di>l, mengetahui tingkatan rawi, mampu membedakan hadis sahih dan daif sehingga yang dikuasainya lebih banyak daripada yang tidak dikuasainya disertai dengan kemampuan mengahadirkan matan-matan hadis. Lihat ‘Ali> ‘Abd al-Ba>sit} Mazi>d, Mu‘jam al-Mus}t}alah>a>t al-H{adi>thiyyah (Kairo: Maktabah al-I<ma>n, 2010), 33.
39 al-Ghuma>ri>, Tawji>h al-Anz}a>r, 15.
40 ‘I<ma>d Suru>r, Muqaddimah Fath} al-Mulk al-‘Ali> bi S{ih}h}ah H{adi>th Ba>b Madi>nah al-‘Ilm ‘Ali>, (t.t: t.p, 2007), 7.
41 al-Ghuma>ri>, Tawji>h al-Anz}a>r, 15.
42 Abdulla>h adalah salah satu ulama dalam bidang fikih dan hadis, ia mempunyai banyak karangan dan dijuluki dengan Abu> al-Fad}l, ia meninggal pada tahun 1413 H. Lihat al-Ghuma>ri>, Tawji>h al-Anz}a>r, 15.
43 Muh}ammad al-Zamzami> mempunyai perananan besar dalam penyebaran sunnah di daerah Utara Maroko dengan sabar ia berdakwah untuk masyarakat awam dan mengajarinya, ia bermazhabkan H{anbali> dan ia juga memerangi taqli>d dan tasawwuf, ia meninggal pada tahun 1415 H. Lihat al-Ghuma>ri>, Tawji>h al-Anz}a>r, 15.
89
al-H{ai44 dan ‘Abd al-‘Aziz. 45 Sedangkan tiga lainnya adalah saudara seayah yaitu: al-H{asan, 46 Murtadha>47 dan Ibra>hi>m.48