• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasubdit HAM Berat pada Jampidsus.

40. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Ada, Pak, siapa? Siapa, Pak, namanya, Pak?

41. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Pak Toto.

42. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Pak Toto?

43. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Ya.

44. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Ketika ada persoalan yang kemudian berkas bolak-balik, Bapak sudah dinas di situ? Belum?

45. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Kami baru satu tahun, ya.

46. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Baru satu tahun?

47. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Ya.

48. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Tapi Bapak tahu persis persoalan-persoalan yang dipersoalkan sekarang ini?

49. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Tahu persis (...)

50. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Tahu (...)

51. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Untuk pengembalian P-19, baru yang terakhir.

52. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

P-19?

53. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Ya.

54. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Jadi kalau dari penyidik ke penyidik, juga ada P-19?

55. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

56. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Ada. Ada, Pak?

57. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Ada karena belum memenuhi unsur formil materiil.

58. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Ya. Itu kan biasa dari penuntut ke penyidik.

59. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Ya.

60. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Yang selama ini Anda praktikkan.

61. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Ya.

62. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Kalau dari penyidik ke penyidik juga menggunakan P-19 juga?

63. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Tentu, Pak.

64. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Tentu?

65. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Ya.

66. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Baik. Kalau demikian, kalau kita kaitkan dengan persoalan yang sekarang kita buka di persidangan ini, ada persoalan di Pasal 20 ayat (3) yang sebenarnya secara norma, sebenarnya persoalannya bahwa ketika

berkas itu belum lengkap, penyidik mengembalikan dengan diberi petunjuk untuk dilengkapi, ya kan?

67. KEJAKSAAN AGUNG: TOTO

Ya.

68. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO

Sampai di situ kita paham, ya. Tapi, yang diminta Pemohon ini adalah di ... di ... agar kalau belum lengkap, diberi petunjuk yang jelas. Jadi, penambahannya hanya petunjuk yang jelas itu, tapi frasa yang ada dalam norma yang sudah ada, petunjuk untuk dilengkapi. Artinya, sebenarnya secara esensial enggak ada persoalan di situ, artinya secara substansi kalau ada semangat yang sama sebenarnya antara untuk dilengkapi petunjuk yang belum lengkap itu dengan apa yang tidak jelas supaya dijelaskan kekurangannya, sebenarnya sama, itu sebenarnya.

Jadi, Bapak-Bapak kan sebenarnya kalau mau menganalogkan P-18, P-19, P-20 yang selama ini Bapak bolak-balik dari penuntut umum ke kepolisian yang biasanya selalu rigit, jelas, kenapa dalam hal ini kalau benar tadi apa yang disampaikan Ibu dari Komnas HAM, yang sebenarnya sudah mengilustrasikan bahwa sesuai dengan keterangan saksi-saksi sudah mengarah kepada pelaku, bahkan sudah ditunjukkan pelakunya berdasarkan saksi-saksi di situ. Sehingga ketika dikaitkan dengan keterangan Bapak tadi bahwa ada persoalan dengan unsur-unsur barang siapa atau seseorang sebagai pelaku, saya kira tidak match, ya, apa yang dipersoalkan, apa yang disampaikan Ibu dari Komnas HAM dengan apa yang disampaikan di dalam keterangannya tadi. Saya kira yang sangat mendasar di situ. Kalau unsur-unsur berikutnya, saya kira bisa dielaborasi dari peristiwa pidana ... peristiwa yang disimpulkan oleh penyelidik. Saya kira, persoalannya adalah pada unsur barang siapanya itu atau seseorang itu yang menjadi ganjaran sekarang di sini, itu berdasarkan pencermatan saya, mudah-mudahan pencermatan saya itu tidak salah.

Tolong ini dicatat, Pak, nanti benar enggak dengan dokumen-dokumen yang ada di Kejaksaan Agung itu bahwa sebenarnya persoalan yang menjadi kendala utama sekarang ini adalah karena belum ditemukannya pelaku versi penyidik, sedangkan versinya Komnas HAM berdasarkan keterangan saksi-saksi sudah mengarah kepada pelakunya kan, Bu? Nih, Komnas HAM ada di sini, Pak. Mana yang benar ini sekarang? Sehingga sebenarnya tinggal elaborasi, dokumen ada, kemudian korban ada, unsur apalagi sebenarnya kalau saya kembalikan bahwa sebenarnya Bapak-Bapak ini kan biasa menganalogkan dengan pengembalian berkas dari penyi ... penuntut umum ke penyidik dari P-16 sampai P-21, sebenarnya kenapa ini tidak dianalogkan kalau hanya tidak

memenuhi unsur, seperti secara material belum memenuhi unsur, secara formal karena penyelidiknya tidak disumpah?

Eh, sepertinya sepele lho itu, Pak. Hanya penyelidik, kemudian dipersoalkan, materialnya unsur-unsur belum terpenuhi, apa unsur-unsur yang dimaksudkan di situ? Itu sebenarnya kalau itu belum dijelaskan yang dimaksud adalah unsur-unsur itu barang siapa seseorang, jelaskan saja bahwa yang diminta adalah ini. Hanya kekhawatirannya kalau ternyata kesimpulan Komnas HAM sudah mengarah kepada pelaku, hanya Kejaksaan “belum” mau menindaklanjuti atau berani untuk menindaklanjuti. Kalau dugaan saya ini benar, tapi mudah-mudahan ada masalah lain yang memang mendasar, tapi itu yang sebenarnya dikehendaki oleh Komnas HAM, apa yang mendasar itu?

Barangkali itu, Pak, yang menjadi hal yang sangat krusial yang ... kalau memang unsur barang siapa atau seseorang tidak bisa dipenuhi, ya, buka saja di publik bahwa perkara ini tidak cukup bukti, selesaikan. Jangan kemudian masyarakat ini digantungkan dengan persoalan-persoalan yang saling menyembunyikan. Karena kalau memang tidak cukup bukti, mau diapakan? Terutama tidak ditemukan pelakunya, hanya persoalannya bagaimana kok tidak satu bahasa, gitu lho?

Barangkali itu, Pak, yang pesan saya dari Mahkamah supaya Kejaksaan Agung juga bisa memberi penjelasan kepada publik sebenarnya apa? Karena ini persoalan-persoalan nasional, jadi apa yang menjadi persoalan yang dimaksud belum cukup unsur-unsur secara materiil? Secara formilnya apa juga dasarnya Kejaksaan Agung mempersoalkan bahwa penyelidik itu harus disumpah? Kalau secara universal, ya penyidik yang harus disumpah itu.

Nah, kalau penyidik itu dasar hukumnya di mana? Jelaskan kepada publik, barangkali lebih fair dan kita juga Mahkamah ini juga tidak menjadi tumpuan para pencari keadilan yang sebenarnya ada sesuatu yang buntu di sana. Atau mungkin perlu duduk satu meja, komunikasikan yang intensif antara Komnas HAM dengan ... seperti Bapak dengan ... ketika menjadi penuntut umum dengan kepolisian kan biasa duduk satu meja itu, kenapa tidak dianalogkan seperti itu untuk memudahkan dan ini demi kepentingan bangsa, Pak?

Itu saja, Pak Ketua, barangkali. Terima kasih.

69. KETUA: ANWAR USMAN

Terima kasih, Yang Mulia Pak Suhartoyo. Pak Aswanto.

Dokumen terkait