BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.4 Kejujuran
Pada tabel berikut ini akan disajikan pernyataan responden tentang pembutan keputusan bersama. Kuisioner yang di jadikan acuan dalam pembuatan keputusan bersama adalah kuisioner nomer 8 dan 9.
Tabel 4.6 Kejujuran
No Per n yataan Ya Tidak
1 Suasana umum yang diliputi keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi hubungan antar pesonal diseluruh tingkat dalam organisasi
18 (60 %)
12 (40 %)
2 Semua personel dapat
mengatakan “isi pikiran
mereka” tanpa memandang
apakah mereka berbicara
dengan bawahan atau dengan atasan
16 (53 %)
14 (47 %)
Sumber : kuisioner no 8 dan 9
Berdasarkan tanggapan responden tentang kejujuran, pada pernyataan pertama diperoleh sebanyak 18 responden atau 60 % yang memberikan jawaban “ya”, menunjukkan bahwa suasana yang penuh dengan keterusterangan dan kejujuran meliputi hubungan antar karyawan, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 12 responden atau 40% menjawab “tidak”, menunjukkan bahwa suasana yang tidak penuh dengan keterusterangan dan kejujuran yang meliputi hubungan antar karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya. Artinya bahwa keterbukaan komunikasi antar karyawan cukup baik.
Untuk pernyataan kedua diperoleh sebanyak 16 responden atau 53 % menjawab “ya” menunjukkan bahwa karyawan dapat mengatakan “isi pikiran”nya tanpa memandang apakah berbicara dengan bawahan atau atasan, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 14 responden atau 47 % menjawab “tidak”
menunjukkan bahwa karyawan tidak dapat mengatakan “isi pikiran”-nya. Ini berarti bahwa karyawan mempunyai sedikit ruang atau kesempatan untuk mengungkapkan apa yang ada pada pikiran masing-masing karyawa.
Untuk mengetahui nilai iklim kejujuran digunakan rumus : Nilai iklim kejujuran =
Σ
N32 = 18 + 16
2 = 17
Nilai iklim kejujuran gabungan = nilai individu total responden
= 17 30 = 0,57
Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai iklim kejujuran gabungan diperoleh nilai sebesar 0,57. Hal ini menunjukkan bahwa nilai iklim kejujuran pada PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya tergolong kurang baik. Nilai kejujuran yang kurang baik tersebut dapat menghambat efektifitas komunikasi dalam organisasi tersebut. Karena ketidakjujuran dapat berpengaruh dalam organisasi itu sendiri, maka dibutuhkan keterusterangan antara semua karyawan.
4.2.5 Keter bukaan Dalam Komunikasi ke Bawah Tabel 4.7
Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah
No Per nyataan Ya Tidak
1 Semua personel atau karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabayadapat menerima
informasi yang meningkatkan
kemampuan untuk
mengkoordinasikan pekerjaan
mereka dengan personel atau
dengan bagian lainnya, dan
informasi yang berhubungan luas
dengan perusahaan,
organisasinya, para pemimpinnya, dan rencana-rencananya.
11 (37 %)
19 (63 %)
2 Kecuali untuk informasi rahasia yang perlu, semua personel atau karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabayarelative mudah
memperoleh informasi yang
berkaitan langsung dengan
pekerjaan mereka saat itu
9 (30 %)
21 (70 %)
Sumber : kuisioner no 10 dan 11
Berdasarkan tanggapan responden tentang keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, pada pernyataan pertama diperoleh sejumlah 11 responden atau 37 % yang menjawab “ya” dan 19 responden atau 63% yang menjawab “tidak”. Dari hasil ini terlihat kalau karyawan kurang mendapat segala informasi yang berhubungan dengan perusahaan.
Untuk pernyataan kedua diperoleh sebanyak 9 responden atau 30 % menjawab “ya” dan 21 atau 70 % responden yang menjawab “tidak”. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa anggota organisasi tidak mudah
memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, pemimpin dan rencana- rencananya.
Untuk mengetahui nilai keterbukaan dalam komunikasi ke bawah digunakan rumus :
Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah =
Σ
N42 = 11 + 9 2 = 10
Nilai keterbukaan komunikasi ke bawah gabungan = nilai individu
total responden
= 10 30 = 0,33
Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai keterbukaan dalam komunikasi ke bawah gabungan diperoleh sebesar 0,33. Hal ini menunjukkan bahwa nilai keterbukaan dalam komunukasi ke bawah pada PT. Irhamna Progres Mandiri Surabayakurang baik. Semua personel atau karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabayakurang banyak menerima informasi yang meningkatkan kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan personel lain atau dengan bagian lainnya, dan
informasi yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpinnya, dan rencana-rencannya.
4.2.6 Nilai Mendengar kan Dalam Komunikasi ke Atas
Pada tabel berikut ini akan disajikan pernyataan responden tentang nilai mendengarkan dalam komunikasi ke atas. Kuisioner yang di jadikan acuan dalam menghitung nilai mendengarkan dalam komunikasi ke atas adalah kuisioner nomer 12 dan 13.
Tabel 4.8
Nilai Mendengarkan Dalam Komunikasi ke Atas
No Per nyataan Ya Tidak
1 Informasi yang diterima dari bawahan atau karyawan PT.
Irhamna Progres Mandiri
Surabayadipandang cukup penting
oleh atasan mereka untuk
dilaksanakan sampai ada sesuatu
yang menunjukan hal yang
sebaliknya.
10 (33 %)
20 (67 %)
2 Atasan atau pimpinan PT.
Irhamna Progres Mandiri
Surabayamendengarkan secara
berkesinambungan dan berpikiran luas mengenai semua saran dan laporan masalah yang diajukan oleh personel atau karyawannya pada semua tingkat bawahan dalam organisasi
12 (40 %)
18 (60 %)
Sumber : kuisioner no 12 dan 13
Berdasarkan tanggapan responden tentang nilai mendengarkan dalam komunikasi ke atas, pada pernyataan pertama diperoleh sebanyak 10 atau 33
% responden yang menjawab “ya”, dan yang menjawab “tidak” berjumlah 20 responden atau 67 % dari total seluruh prosentase.
Untuk pernyataan kedua diperoleh sebanyak 12 responden atau 40 % dari total seluruh prosentase yang menjawab “ya”, sedangkan yang menjawab “tidak” berjumlah 18 atau 60 % responden. Dari 2 pernyataan tersebut diatas tampak bahwa jawaban yang mendominasi adalah jawaban “tidak”. Banyaknya responden yang menjawab “tidak” menandakan bahwa Informasi yang diterima dari bawahan dipandang tidak cukup penting oleh atasan dan atasan di semua tingkat dalam organisasi tidak mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikiran luas mengenai semua saran dan laporan masalah yang diajukan oleh personel pada semua tingkat bawahan dalam organisasi.
Untuk mengetahui nilai mendengarkan dalam komunikasi ke atas digunakan rumus :
Nilai mendengarkan dalam komunikasi ke atas =
Σ
N5 2= 10 + 12 2 = 11
Nilai mendengarkan dalam komunikasi ke atas gabungan = nilai individu
total responden
= 11 30
Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai mendengarkan dalam komunikasi ke atas gabungan diperoleh koefisien sebesar 0,37. Hal ini menunjukan bahwa nilai mendengarkan dalam komunikasi ke atas gabungan pada PT. Irhamna Progres Mandiri Surabayatergolong kurang baik.
Informasi dari bawahan sebenarnya sangat membantu kelancaran pelaksanaan kerja dalam organisasi, namun seringkali atasan berpikir bahwa mereka lebih mengerti segala hal yang berhubungan dengan perusahaan, namun sebenarnya pusat informasi adalah berasal dari bawahan, sehingga bawahan yang seharusnya lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi karena merekalah yang menangani langsung aktifitas perusahaan.
4.2.7 Nilai Per hatian Untuk Tujuan Ber k iner ja Tinggi
Pada tabel berikut ini akan disajikan pernyataan responden tentang nilai perhatian untuk tujuan berkinerja tinggi. Kuisioner yang di jadikan acuan dalam pembuatan keputusan bersama adalah kuisioner nomer 14 dan 15.
Tabel 4.9
Nilai Perhatian Untuk Tujuan Berkinerja Tinggi
No Per n yataan Ya Tidak
1 Personel atau karyawan disemua tingkat dalam organisasi di PT.
Irhamna Progres Mandiri
Surabaya menunjukkan
komitmen terhadap tujuan
berkinerja tinggi
18 (60 %)
12 (40 %)
2 Perhatian yang serius terhadap kesejahteraan semua personel penting bagi manajemen seperti pentingnya tujuan organisasi berkinerja tinggi
19 (63 %)
11 (37 %)
Sumber : kuisioner no 14 dan 15
Berdasarkan tanggapan responden tentang nilai perhatian untuk tujuan berkinerja tinggi, pada pernyataan pertama diperoleh sebanyak 18 atau 60 % responden yang memberikan jawaban “ya” dan 12 responden atau 40 % dari seluruh total prosentase yang menjawab “tidak”. Artinya bahwa karyawan di semua tingkatan kometmen yang tinggi untuk tujuan berinerja tinggi.
Untuk pernyataan kedua diperoleh sebanyak 19 responden atau 63% yang memberikan jawaban “ya” dan sebanyak 11 responden atau 37% yang memberikan jawaban “tidak”. Dari kedua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa semua personel sangat menunjukkan komitmen yang tinggi pada perusahaan, namun rupanya perusahaan kurang memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Untuk mengetahui nilai perhatian untuk tujuan berkinerja tinggi digunakan rumus :
Nilai perhatian untuk tujuan berkinerja tinggi =
Σ
N6 2 = 18 + 19 2 = 18,5Nilai perhatian untuk tujuan berkinerja tinggi gabungan = nilai individu
total responden
= 18,5
30
= 0,62
Berdasarkan tanggapan responden tentang nilai perhatian untuk tujuan berkinerja tinggi gabungan diperoleh hasil 0,62. Hal ini menunjukkan bahwa nilai perhatian untuk tujuan berkinerja tinggi pada PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya tergolong kurang baik. Komitmen karyawan terhadap perusahaan harus lebih ditingkatkan demi tercapainya tujuan perusahaan. Karena pentingnya tujuan perusahaan, maka harus diimbangi pula dengan perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan karyawannya.