• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Study Kasus PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Study Kasus PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya)."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh:

Nelly Dewi Karina

0743010272

YAYASAN KESEJAHTRAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Diajukan Oleh:

Nelly Dewi Karina

0743010272

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” JAWA TIMUR

Pada Tanggal 13 Juni 2012

Tim Penguji

Pembimbing Utama

Ketua

Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi

Juwito, S.Sos. M.Si

NPT. 3 7006 94 00351

NPT. 367 049 500 361

Sekretaris

Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi

NPT. 3 7006 94 00351

Anggota

Dr. Catur Suratnoaji, M.Si

NPT. 368 049 400 281

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

(3)

Puja dan puji penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT

Shalawat dan salam penulis hamparkan keharibaan Pemimpin Umat Muhammad Rasulullah

SAW yang telah memberikan Rachmat, Taufik dan Hidayahnya kepada penul;is sehingga skripsi

yang berjudul IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Study Kasus PT. Irhamna Progres

Mandiri Surabaya) dapat terselesaikan dan telah diuji didepan Tim Penguji untuk menilai layak

tidaknya dilanjutkan ke skripsi

Sungguh penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan

dan bantuan semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis rasa terima kasih kepada Drs.

Syaifuddin Zuhri M.Si selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, arahan

serta motivasi kepada penulis.

Disamping itu pula pada kesempatan ini memang selayaknya penulis menyampaikan

terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1.

Prof. Dr. Ir.H. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional

“VETERAN” Jawa Timur

2.

Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur

(4)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu Kritik dan saran yang sifatnya membangun sagatlah penulis harapkan demi

perbaikan karya tulis selanjutnya

Akhirul kalan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan

bagi semua pihak pada umumnya. amin

(5)

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah………... 7

1.3. Tujuan Penelitian... 7

1.4. Kegunaan Penelitian... 7

BAB II KAJ IAN PUSTAKA... 8

2.1.Landasan Teori... 8

2.1.1.Pengertian Komunikasi... 8

2.1.2 Pengertian Organisasi... 9

2.1.3 Karakteristik dan Fungsi Organisasi... 10

2.1.4 Komunikasi Organisasi... 12

2.1.5 Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan.... 21

2.1.6 Iklim Komunikasi Organisasi... 22

2.1.7 Iklim Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan………... 23

(6)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.. . 32

3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi ... 32

3.1.2 Iklim Komunikasi Organisasi Positif... . 33

3.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi Negati... 33

3.1.4 Pengukuran Variabel... 34

3.2 Populasi, Teknik Penarikan Sampel, dan Sampel.. 36

3.2.1 Populasi... 36

3.2.2 Teknik Penarikan Sampel dan Sampel.... 36

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 37

3.4 Metode Analisis Data... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...

41

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitia...

41

4.1.1 Latar Belakang Perusahaan ...

41

4.1.2 Struktur Organisasi ...

41

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ...

42

4.2.1 Identitas Responden ...

42

4.2.2 Kepercayaan ...

45

4.2.3 Keputusan Bersama ...

48

(7)

4.2.7 Nilai Perhatian Untuk Tujuan

Berkinerja Tinggi ...

57

4.2.8 Nilai Iklim Komposit ...

59

4.3 Pembahasan ...

60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

64

5.1 Kesimpulan ...

64

5.2 Saran ...

65

(8)

ditunjang oleh iklim komunikasi organisasi yang baik. Hal ini dikarenakan iklim

komunikasi organisasi dapat mempengaruhi perilaku setiap anggota dalam organisasi.

Iklim komunikasi sangat penting dalama suatu organisasi karen amengaitkan antara

konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan dan harapan anggota organisasi.

Tujuan yang hendak dicapai dalam [enelitian ini adalah untuk mengetahui iklim

komunikasi organisasi di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya. Teori yang digunakan

salam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif

dengan pendekatan Kuantitaif. Metode yang digunakaan adalah survey. Sample yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Teknik penarikan sample

menggunakan total sampling. Tehnik pengumpulan data yang digunakan melalui

penyebaran koesioner. Dari hasil penelitian menunjukkan Iklim komunikasi Organisasi

PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya adalah negative.

Kata kunci:

Komunikasi Organisasi, Iklim Komunikasi Organisasi.

Nelly Dewi Karina

07 430 10 272

Organizational communications clemate in PT. Irhamna Progress Mandiri Surabaya.

In Fluent subvention of Organizational communications him exist in company

require to be supported by good Organizational communications clemate. This matter

because of Organizational communications clemate can influence behavior each every

meber in Organizational communications clemete of vital importance in organization

because correlating organization context with concept, organization member expectation

and feelings. Target of which will reach in this research is to know Organizational

communications clemate in PT. Orhamna Progress Mandiri Surabaya. Theory which is

used in theirs research is Organizational clemate communications.

Research type which used in this research is descriptive research with quantitative

approach. Methode the used is survey. Sample in this research amaunt to30 respondent.

Techniquei. Drawl of sample use totally of sampling. Used technique data collecting

spreading of quetionaire, from result of research show Organizational communications

clemate exist in PT. Irhamna Progress Mandiri Surabaya is Negative.

Keyword

(9)
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belaka ng Masalah.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Pada dasarnya

komunikasi menyentuh hampir seluruh kehidupan manusia dimanapun dan

apapun yang dilakukan manusia tersebut. Dengan berkomunikasi manusia

dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

Hubungan dengan orang lain merupakan proses yang terus berlanjut, jumlah

dan mutu komunikasi yang ada pada hubungan tersebut adalah yang

membawa hubungan tersebut dalam kehidupan.

Melalui hubungan dengan orang lain, manusia dapat berkumpul dalam

suatu wadah untuk mempermudah pencapaian tujuan hidupnya. Hal tersebut

sesuai dengan sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial yang tidak

dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Bentuk

kerja sama ini dapat melalui interaksi social, baik hubungan antar individu,

hubungan individu denagn kelompok, maupun hubungan antar kelompok.

Manusia dalam berinteraksi tidak sekedar untuk memenuhi

kepentingan pribadinya semata, tetapi berusaha untuk menjadi suatu bagian

dalam kelompok-kelompok masyarakat. Keberadaan manusia dalam suatu

kelompok masyarakat dapat diakui jika manusia tersebut memiliki peran

(11)

menolong, dan saling menghargai, hubungan antar manusia dapat berjalan

dengan harmonis.

Bentuk interaksi antar manusia dapat di wujudkan dalam sebuah

organisasi. Organisasi merupakan sebuah tempat yang menampung

orang-orang yang berusaha mencapai tujuan bersama. Organisasi yang sehat

ditunjukkan dengan interdependen bekerja dengan cara yang sistematik untuk

memperoleh hasil yang diinginkan. Organisasi dianggap sebagai pemroses

informasi terbesar dengan input, throughput, dan output. Sistem terstruktur

atas perilaku ini mengandung jabatan-jabatan (posisi-posisi) dan

peranan-peranan yang dapat dirancang sebelum peranan-peranan-peranan-peranan tersebut diisi oleh

pelaku organisasi (Pace dan Faules, 1993:17).

Sifat terpenting organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran dan

penanganan kegiatan anggota organisasi dan bagaimana komunikasi

berlangsung dalam suatu organisasi dan apa maknanya adalah tergantung

pada konsepsi seseorang mengenai organisasi.

Dalam suatu organisasi terdapat pimpinan dan bawahan. Pimpinan

dalam kedudukannya sebagai komunikator bagi organisasi dituntut memiliki

kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Maksudnya adalah

perintah atau instruksi yang disampaikan dapat dipahami oleh karyawan.

Kemampuan seorang pimpinan yaitu dalam memberikan informasi mengenai

tujuan organisasi dan memberikan penjelasan dalam kaitannya dengan tujuan

masing-masing kelompok sehingga masing-masing kelompok merasa bahwa

(12)

pimpinan dapat memotivasi karyawannya untuk bekerja dengan baik. Untuk

menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri anggota organisasi, maka

lingkungan dimana mereka bekerja turut mendukung.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan

penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari

suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit tertentu

komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara satu denagn lainnya

dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi

kapanpun, setidaknya satu orang menduduki suatu jabatan dalam organisasi

menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan ditelaah adalah

anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan

atas banyak transaksi yang terjadi secara bersamaan (Pace dan Faules,

2006:31).

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu

evaluasi menyeluruh mengenai peristiwa, komunikasi, perilaku manusia,

respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik

antar karyawan dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut

(Pace dan Faules, 2006:147).

Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara anggota

organisasi. Interaksi-interaksi dan proses-proses yang membentuk,

menciptakan kembali, mengubah dan memelihara iklim adalah hal yang

(13)

tetapi sifat yang dibentuk, dimilik bersama dan dipelihara oleh para anggota

organisasi (Pace dan Faules, 2006:149).

Iklim komunikasi di dalam suatu organisasi memiliki peran yang cukup

penting. Upaya suatu organisasi menciptakan iklim kerja yang positif selain

memerlukan dukungan dari anggota organisasi juga memerlukan proses waktu

karena setiap individu yang berada dalam organisasi tersebut memerlukan

adaptasi dan pembenahan secara bertahap untuk mencapai hasil yang

maksimal dan bermanfaat bagi organisasi.

Iklim komunikasi yang positif akan menyebabkan tujuan organisasi

akan dapat cepat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh para anggotanya

serta cenderung akan meningkatkan dan mendukung komitmen pada

organisasi. Sebaliknya, iklim komunikasi yang negatif akan menyebabkan

terciptanya lingkungan kerja organisasi yang tidak sehat, sehingga tujuan

organisasi tidak dapat tercapai. Iklim komunikasi yang negatif juga dapat

mengakibatkan para anggotanya menjadi tidak memiliki komitmen pada

organisasi dan tidak memiliki sense of belonging terhadap organisasi tempat

mereka bekerja. Hal tersebut berlaku untuk organisasi atau lembaga atau

perusahaan manapun, begitu pula PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.

PT. Irhamna Progres Mandiri adalah perusahaan yang bergerak

dibidang Suplier Oli dan Perawatan Mesin yang cukup berhasil, namun

sekalipun perusahaan ini berhasil di bidangnya, juga tidak menjadikan

(14)

Masalah atau ancaman yang muncul dari dalam organisasi jauh lebih

berbahaya bila dibandingkan masalah atau ancaman yang berasal dari luar

perusahaan. Sebesar apapun permasalahan yang dihadapi, akan dapat teratasi

apabila anggota organisasi atau perusahaan tersebut bersatu dan bersama-sama

mengatasinya, tetapi apabila suatu organisasi atau perusahaan tersebut sudah

tidak memiliki anggota yang tidak dapat diandalkan dan sudah tidak solid lagi,

maka dapat dikatakan nasib organisasi atau perusahaan tersebut sedang berada

di ujung tanduk. Oleh karena itu, untuk membangun suatu organisasi yang

baik harus diupayakan dan diciptakan suatu hubungan yang harmonis antara

karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja.

Keharmonisan hubungan dalam suatu organisasi merupakan hal yang

penting bagi kelancaran pelaksanaan tugas. Hubungan yang harmonis dalam

suatu organisasi dapat dicapai apabila terjalin komunikasi yang baik antara

karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja. Komunikasi

yang terjalin baik akan mempererat hubungan antara karyawan dengan atasan

atau dengan sesama rekan kerja.

Namun hal itu berbeda dengan yang terjadi di PT. Irhamna Progres

Mandiri Surabaya. Kesenjangan hubungan antara atasan dengan bawahan atau

karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya kurang terjalin dengan

baik. Hal ini diindikasikan dengan adanya gap antara atasan dengan karyawan

atau bawahan.

Gap ini terjadi karena atasan berusaha untuk mendoktrin pada

(15)

berbicara dengan karyawan yang memiliki jabatan lebih rendah. Dan hal

tersebut bisa saja memperlemah interaksi antar karyawan dengan pimpinan

perusahaan yang pada gilirannya dapat menghambat perkembangan

organisasi.

Hal tersebut juga diasumsikan adanya keterkaitan karena PT. Irhamna

Progres Mandiri Surabaya juga kurang memiliki media komunikasi formal

yang berguna untuk merekatkan hubungan antar karyawan dan sebagai sarana

komunikasi baik dari pimpinan kepada bawahan, ataupun sebaliknya.

Kurangnya media komunikasi di PT. Irhamna Progres Mandiri

Surabaya membuat iklim kerja kurang berjalan dengan baik. Media hanya

berlaku dari atas kebawah, tidak ada media penyampai pesan dari bawah ke

atas. Hal tersebut membuat para karyawan hanya bisa saling menggunjing

dengan karyawan yang lain terhadap atasan atau pimpinan perusahaan,

sehingga menyebabkan kurang adanya keharmonisan antara pimpinan

perusahaan dengan karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa komunikasi dalam

perusahaan belum berjalan dengan baik. Komunikasi organisasi yang mestinya

dapat menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan

yang saling tergantung untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau

selalu berubah-ubah belum optimal di PT. Irhamna Progres Mandiri

Surabaya. Baik itu komunikasi vertikal antara atasan dengan bawahan maupun

sebaliknya. Dan hal tersebut diasumsikan adanya keterkaitan dengan iklim

(16)

Oleh karena itu, penulis berusaha menggambarkan bagaimana Iklim

Komunikasi Organisasi di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana iklim komunikasi organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri

Surabaya ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah yang

telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim

komunikasi organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kegunaan sebagai berikut :

1. Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pada ilmu

komunikasi dalam hal iklim komunikasi organisasi.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara riil

tentang kondisi perusahaan sehingga dapat menjadi acuan bagi

pimpinan perusahaan dalam membuat kebijakan-kebijakan baru dalam

(17)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Penger tian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari kata latin yaitu communication, dan

bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maksud dari kata sama

adalah persamaan makna.

Menurut Hovland, komunikasi adalah “the process to modify the

behavior of other individuals”, dengan kata lain komunikasi adalah proses

mengubah perilaku orang lain. Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang

komunikatif (Effendy, 1999:9-10).

Lasswell berpendapat bahwa cara yang baik untuk menjelaskan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who says What In Which

Channel To Whom With What Effect?. Hal tersebut menunjukan bahwa

komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang

diajukan itu, yakni :

1. Komunikator (source sender)

2. Pesan (message)

3. Media (channel)

(18)

Berdasarkan paradigma Lasswel tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu.

Pada hakekatnya, proses komunikasi adalah proses penyampaian

pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

(komunikan). Pikiran itu bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain

sebagainya yang muncul dari benaknya (Effendy, 1999:10-11).

2.1.2 Penger tian Organisasi

Organisasi adalah suatu lembaga yang secara sadar di koordinasikan

dan dengan sengaja disusun yang terdiri dari sekumpulan orang dengan

berbagai pola interaksi yang ditetapkan mempunyai batasan-batasan yang

secara relatif dapat diidentifikasikan dan keberadaannya mempunyai basis

yang relatif permanen dan dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu.

Menurut Kazt dan Roseinzweig, organisasi adalah adanya orang-orang

yang usahannya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah sub-sistem

yang saling berhubungan dan saling tergantung serta bekerja sama atas dasar

pembagian kerja, peran dan wewenang, dan juga mempunyai tujuan tertentu

yang hendak dicapai (Hani Handoko, 1992:7).

Stephen P. Robbins (1990) mendefinisikan organisasi sebagai social

entity, unit-unit organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang yang saling

berinteraksi. Interaksi tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola

(19)

2.1.3 Karakter istik dan Fungsi Or ganisasi

Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang

untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja dan fungsi

melalui pembagian kerja dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung

jawab (Muhammad, 2001:23). Tiap organisasi mempunyai karakteristik umun,

antara lain :

1. Dinamis

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus menerus mengalami

perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan

perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah

tersebut.

2. Memerlukan Informasi

Mendapatkan informasi melalui proses komunikasi merupakan

suatu peranan yang sangat penting dalam organisasi untuk mendapatkan suatu

informasi yang dibutuhkan organisasi.

3. Mempunyai Tujuan

Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerja sama

untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap organisasi mempunyai tujuan

masing-masing yang bervariasi. Tujuan itu hendaknya dihayati oleh seluruh anggota

organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian

(20)

4. Terstruktur

Organisasi membuat aturan, undang-undang dan hirarki hubungan

dalam organisasi. Struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja

dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan produksi (Muhammad,

2001:29-31).

Organisasi mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah :

1. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam

rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Jika organisasi lebih kompleks

maka kebutuhan organisasi yang diperoleh lebih banyak. Semua ini

merupakan tanggung jawab anggota organisasi untuk memenuhinya.

2. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab

Organisasi harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh

organisasi maupun masyarakat dimana organisasi itu berada. Standart ini

memberikan organisasi tanggung jawab yang harus dilakukan anggotannya.

3. Memproduksi Barang atau Orang

Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang

membimbing, mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan

organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru dan arah yang

baru. Orang sebagai anggota organisasi manapun sebagai pemakai jasa

organisasi dipengaruhi oleh organisasi. Dalam kondisi yang normal orang

akan cenderung mengambil karakteristik tertentu dari organisasi dimana ia

(21)

2.1.4 Komunikasi Or ganisasi

Komunikasi organisasi adalah perilaku yang terjadi dan bagaimana

mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas

apa yang sedang terjadi (Pace dan Faules, 1993:33).

Menurut Goldhaber (1986) definisi komunikasi

organisasi adalah “ the process of creating and exchanging messages within a

network of interdependent relationship to cope with environmental

uncertainty”. Dengan kata lain, komunikasi organisasi adalah proses

menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang

saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungannya yang tidak

pasti atau yang selalu berubah-ubah (Muhammad, 2001:67). Definisi ini

mengandung tujuh konsep kunci yaitu:

1. Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang

menciptakan dan salin menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala

menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada

henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.

2. Pesan

Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek,

kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi

orang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran

(22)

tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa

yang dimaksudkan oleh sipengirim.

Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran

pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat

menurut beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa, penerima

yang dimaksud, metode diffusi dan arus tujuan dari pesan.

Pengklasifikasian pesan menurut bahasa dapat pula dibedakan atas pesan

verbal dan nonverbal. Klasifikasi pesan menurut penerima yang diharapkan

dapat pula dibedakan atas pesan internal dan eksternal. Pesan internal khusus

dipakai karyawan dalam organisasi. Sedangkan pesan eksternal adalah untuk

memenuhi kebutuhan organisasi sebagai sistem terbuka yang berkaitan dengan

lingkungan dan masyarakat umum.

Pesan dapat pula diklafikasikan menurut bagaimana pesan itu

disebarluaskan atau metode diffusi. Kebanyakan komunikasi organisasi

disebarluaskan dengan menggunakan metode “hardware” untuk dapat

berfungsi tergantung kepada alat-alat elektronik dan “power”. Sedangkan

pesan yang menggunakan metode “software” tergantung kepada kemampuan

dan skil dari individu terutama dalam berpikir menulis, berbicara dan

mendengar agar dapat berkomunikasi satu sama lain.

Klasifikasi pesan yang terakhir adalah berdasarkan tujuan dari pada

pengiriman dan penerimaan pesan. Redding (Goldhaber, 1986) menyarankan

(23)

dengan tugas-tugas dalam organisasi, pemeliharaaan organisasi, dan

kemanusiaan.

Thayer mengemukakan empat fungsi khusus dari arus pesan dalam

organisasi yaitu: untuk memberi informasi, untuk mengatur, untuk membujuk

dan untuk mengintegrasikan. Goldhaber (1986) menggunakan tiga klasifikasi

Redding ditambah dengan klasifikasi baru yaitu inovasi ini misalnya rencana

baru organisasi, kegiatan baru organisasi, kegiatan baru, program baru atau

pengarahan yang membangkitkan pemecahan masalah.

3. Jaringan

Organisasi terdiri darisatu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi

atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari

orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang

dinamakan jaringan komunikasi. Peran tingkah laku dalam suatu organisasi

menentukan siapa yang menduduki posisi atau pekerjaan tertentu baik

dinyatakan seacar formal maupun tidak formal.

Faktor kedua yang mempengaruhi hakekat dan luas jaringan komunikasi

adalah arah dari jaringan. Secara tradisional ada tiga klasifikasi arah jaringan

komunikasi ini yaiu: komunikasi kepada bawahan, kounikasi kepada atasan

dan komunikasi horizontal. Faktor terakhir yang mempengaruhi jaringan

komunikasi adalah proses serial dari pesan. Proses serial ini adalah suatu

istilah komunikasi yang maksudnya selangkah demi selangkah atau dari orang

(24)

Keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal

ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem

terbuka. Bila suatu bagian dan organisasi mengalami gangguan maka akan

berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem

organisasi. Begitu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu

organisasi saling melengkapi.

5. Hubungan

Karena organisasi merupakaan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan

sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan

manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi dihubungkan

oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang

memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam

suatu hubungan perlu dipelajari. Hubunganmanusia dalam organisasi berkisar

mulai dari yang sederhana yaitu: hubungan diantara dua orang atau dyadic

sampai kepada hubungan yang komplek, yaitu hubungan dalam

kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.

Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan yang bersifat

individual, kelompok dan hubungan organisasi. Lain halnya dengan Pace dan

Boren mereka menggunakan istilah hubungan interpesonal terhadap

komunikasi yang terjadi dalam hubungan tatap muka. Dia membedakan empat

macam komunikasi yaitu komunikasi dyadic (antara 2 orang), komunikasi

(25)

kelompok kecil yaitu komunikasi antara 3-12 orang dan komunikasi

“audiance” atau komunikasi kelompok besar yang terdiri dari 13 orang lebih.

6. Lingkungan

Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang

diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu

sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan eksternal.

Komunikasi organisasi terutama berkenaan dengan transaksi yang terjadi

dalam lingkungan internal organisasi yang terdiri dari organisasi dan

kulturnya, dan antara organisasi itu dengan lingkungan eksternalnya. Yang

dimaksud dengan kultur organisasi adalah pola kepercayaan dan harapan dari

anggota organisasi yang menghasilkan norma-norma yang membentuk

tingkah-laku individu dan kelompok dalam organisasi.

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka harus berinteraksi dengan

lingkungan eksternal. Karena lingkungan berubah-ubah, mka organisasi

memerlukan informasi baru. Informasi baru ini harus dapat mengatasi

perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan pertukaran pesan baik

secara internal dalam unit-unit yang relevan maupun terhadap kepentingan

umum secara eksternal.

7. Ketidak pastian

Ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan

informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidak pastian ini

(26)

penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang

komplek dengan integrasi yang tinggi.

Ketidak pastian dalam suatu organisasi juga disebabkan oleh terlalu

banyaknya infomasi yang diterima dari pada sesungguhnya diperlukan untuk

menghadapi lingkungan mereka. Salah satu urusan utama dari komunikasi

organisasi adalah menentukan dengan tepat beberapa banyaknya informasi

yang diperkukan untuk mengurangi ketidak pastian tanpa informasi yang

berlebi lebihan. Jadi ketidak pastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit

informasi yang diperlukan dan juga karena terlalu banyak yang diterima.

Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu

organisasi dan mendorong orang-orang untuk bertindak. Dalam suatu

organisasi kerja komunikasi menjalankan beberapa fungsi, yaitu :

1. Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari

orang yang satu kepada orang yang lain sehingga terjadi tindakan kerja

sama.

2. Komunikasi berfungsi membantu mendorong dan mengarahkan

orang-orang untuk melakukan sesuatu.

3. Komunikasi berfungsi membantu membentuk sikap dan menanamkan

kepercayaan untuk mengajak, meyakinkan, dan mempengaruhi

perilaku seseorang.

4. Komunikasi berfungsi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai

(27)

Disamping keempat fungsi tersebut, komunikasi juga

menjalankan fungsi-fungsi tambahan seperti pemeliharaan hubungan sosial

diantara manusia-manusia (Moekijat, 1993:7).

Menurut Dale Yoder (dalam Moekijat, 1993:14-17), tujuan

utama komunikasi dalam pekerjaan adalah untuk memudahkan pelaksanaan

dan memperlancar jalannya organisasi. Tujuan komunikasi dalam pekerjaan

antara lain sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kesetiaan, kerjasama dan pengertian pegawai.

2. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang

kebutuhan dan tujuan pegawai.

3. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang reaksi

pegawai terhadap tujuan, kebijaksanaan dan praktek perusahaan.

4. Untuk memberikan informasi, menjelaskan dan menafsirkan

program perusahaan dan keefektifan dari

program-program.

5. Untuk meningkatkan hubungan pribadi dan peran serta pegawai.

6. Untuk memberikan alat ekspresi dan penjelasan.

7. Untuk memberikan kebutuhan pribadi dan kebutuhan jabatan

pegawai.

8. Untuk memotivasi pegawai

9. Untuk memberikan propaganda kepada pegawai dan merintangi

(28)

Dalam arti yang luas, tujuan komunikasi dalam suatu

perusahaan adalah untuk mengadakan perubahan-perubahan dan untuk

mempengaruhi tindakan kearah kesejahteraan perusahaan. Komunikasi adalah

penting untuk berfungsinya intern perusahaan karena komunikasi menyatukan

fungsi-fungsi manajerial dimana menurut Harold Koonts komunikasi

diperlukan untuk :

1. Menentukan dan menyebarkan tujuan perusahaan.

2. Mengembangkan rencana guna pencapaiannya.

3. Mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya

dengan cara yang se-efektif dan se-efisien mungkin.

4. Memilih, mengembangkan, dan menilai anggota organisasi.

5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan suasana

dimana orang-orang mau memberikan sumbangan dan mengawasi

pelaksanaan pekerjaan.

Komunikasi dalam manajemen adalah salah satu dari sekian

banyak bidang komunikasi dalam lingkup komunikasi manusia. Pentingnya

komunikasi dalam manajemen dinyatakan oleh Lawrence D. Brennen bahwa

manajemen adalah komunikasi dan George R. Terry mengibaratkan

komunikasi sebagai minyak pelumas agar proses manajemen berjalan lancar

(Effendy, 1999:10).

Komunikasi antar manusia merupakan komunikasi langsung

(tatap muka) dan dengan sikap dialogis serta umpan balik yang terjadi secara

(29)

pada saat itu juga sehingga sering digunakan untuk melakukan persuasif.

Komunikasi persuasif dapat berlangsung dalam situasi komunikasi yang

melibatkan upaya seseorang yang dengan sadar berubah tingkah lakunya

melalui penyampaian pesan (Effendy, 1999:25-26)

Dalam suatu organisasi (baik profit maupun non profit), tindak

komunikasi dalam organisasi akan melibatkan :

1. Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi

dimana seluruh anggota berharap dapat memperoleh informasi yang lebih

banyak, lebih baik, dan tepat waktu.

2. Regulatif

Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu

organisasi.

3. Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan, dan kewenangan tidak akan

selalu membawa hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, maka banyak

pimpinan yang lebih suka mempersuasikan bawahan daripada memberi

perintah, sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela akan menghasilkan

kepedulian yang besar.

4. Integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan

(30)

akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri

karyawan terhadap organisasi (Sendjaja, 1992:136).

2.1.5 Komunikasi Organisasi Dalam Suatu Per usahaan

Menurut Pace dan Faules (1993:32), komunikasi organisasi dapat

didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit

komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Suatu organisasi

terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu

dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi

organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki

jabatan dalam organisasi menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan

ditelaah adalah anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi

menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.

Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi

yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Makna pesan

dinegosiasikan antara peserta komunikasi. Makna pesan muncul dan

berkembang dalam interaksi yang berlangsung. Hubungan antara para peserta,

juga konteksnya akan menentukan apa makna kata-kata yang bersangkutan.

Fokus perhatiannya adalah pada transaksi verbal dan non verbal yang sedang

terjadi (Pace dan Faules, 1993:33).

Komunikasi organisasi sering juga diartikan sebagai perilaku

pengorganisasian (organizing behavior), yakni bagaimana para karyawan

terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang

(31)

sekedar sekumpulan orang yang berintaraksi maka komunikasi hanya

berfungsi sebagai organisasi. Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi,

ia adalah organisasi itu sendiri. Jadi komunikasi organisasi akan berpusat pada

simbol-simbol yang memungkinkan kehidupan organisasi, apakah kata-kata,

gagasan-gagasan dan konstruk yang mendorong, mengesahkan,

mengkoordinasikan, dan mewujudkan aktifitas yang terorganisir dalam

situasi-situasi spesifik (Liliweri, 2004:60).

Menurut Mulyana (2001:75), komunikasi organisasi (Organizational

Communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga

informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada

komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan

komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan adakalanya juga komunikasi

publik.

2.1.6 Ik lim Komunikasi Or ganisasi

Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi

perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut sedikit

banyaknya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan. Untuk dapat

menciptakan iklim komunikasi dan organisasi yang baik perlu memahami

kedua hal tersebut serta keadaan karyawan.

Ada hubungan yang sirkuler antara iklim komunikasi dengan iklim

organisasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim

(32)

persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara rileks

dan ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim komunikasi yang

negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan

penuh rasa persaudaraan.

Iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas

hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan

keterlibatan. Redding (Goldhaber, 1986) mengemukakan 5 dimensi penting

dari iklim komunikasi tersebut, yaitu :

1. Partisipasi membuat keputusan.

2. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia.

3. Keterbukaan dan keterusterangan.

4. Tujuan berkinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja

dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.

5. “Supportiveness”, atau bawahan mengakui dan mengamati bahwa

hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka

membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting

(Muhammad, 2001:82-85).

2.1.7 Ik lim Komunikasi Or ganisasi Suatu Per usahaan

Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara

anggota-anggota organisasi. Interaksi-interaksi dan proses-proses yang membentuk,

menciptakan kembali, mengubah, dan memelihara iklim adalah hal-hal yang

seharusnya menjadi pusat perhatian. Interaksi adalah hal yang penting untuk

(33)

individu, tetapi sifat yang dibentuk, dimiliki bersama dan dipelihara oleh para

anggota organisasi (Pace dan Faules, 1993:165-166).

Menurut Pace dan Faules (1993:149), iklim komunikasi organisasi

terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur organisasi dan pengaruh

unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati,

dikembangkan, dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi

dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi

keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi

pesan-pesan mengenai organisasi.

Perusahaan yang memiliki iklim komunikasi organisasi yang sehat

dapat digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra

yang baik dalam kompetisi antar perusahaan. Iklim ini dibentuk dari pola

interaksi yang intens antar anggota organisasi (semua karyawan) dengan

lingkungan yang penuh persahabatan, saling menghargai, dan kepercayaan

yang tinggi akan menuju ke arah iklim komunikasi yang positif.

Menurut Pace dan Faules (1993:157), proses pengukuran iklim

komunikasi organisasi meliputi penelitian atas persepsi anggota organisasi

mengenai pengaruh komunikasi. Sebagai suatu konsep yang berkaitan dengan

persepsi, iklim komunikasi diukur dengan meneliti reaksi-reaksi perseptual

anggota organisasi atas sifat-sifat makro organisasi yang relevan dengan

komunikasi dan berguna bagi anggota organisasi (Dennis, 1974). Meskipun

(34)

suatu deskripsi yang bermanfaat mengenai iklim komunikasi bila yang diukur

adalah sifat-sifat makro organisasi.

Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota

organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi organisasi

yang positif yaitu yang penuh persaudaraan mendorong para anggota

organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota

lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani

berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa keterbukaan (Muhammad,

2001:85)

Menurut Pace dan Faules (1993: 159-160), ada 6 faktor besar yang

mempengaruhi iklim komunikasi organisasi, antara lain :

1. Kepercayaan

Personel di semua tingkat berusaha keras untuk mengembangkan dan

mempertahankan hubungan yang di dalamnya ada kepercayaan, keyakinan,

dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.

2. Pembuatan Keputusan Partisipatif

Para pegawai di semua tingkat dalam organisasi harus diajak

berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua

wilayah kebijakan organisasi, yang relevan terhadap kedudukan mereka. Para

pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan

berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam

(35)

3. Kejujuran

Suasana umum yang meliputi kejujuran dan keterusterangan harus

mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi dan para pegawai mampu

mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa mengindahkan apakah

mereka berbicara pada teman sejawat, bawahan, atau atasan.

4. Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah

Kecuali untuk informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif lebih

mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas

mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk

mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian

lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, para pemimpin, dan

rencana-rencana.

5. Mendengarkan Dalam Komunikasi ke Atas

Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan

saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap

tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan

pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk

dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.

6. Perhatian Pada Tujuan-tujuan Berkinerja Tinggi

Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukan suatu

komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktifitas tinggi, biaya

(36)

2.1.8 Pr oses Komunikasi di Per usahaan

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)

adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam

proses komunikasi. Jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita

berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan untuk memilih

suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain (Mulyana, 2001:167-168).

Informasi yang merujuk kepada kata-kata (dalam pesan tertulis) dan

bunyi (dalam pesan terucap) dalam pertunjukan. Informasi akan dirujuk,

seperti dalam konteks “arus informasi” dan “pemrosesan informasi”. Informasi

adalah suatu istilah untuk merujuk kepada apa yang kita sebut pertunjukan

pesan dan sering digunakan untuk merujuk kepada nilai keuntungan dan

kerugian, evaluasi kinerja, dan pendapat pribadi yang dinyatakan dalam surat

dan memo, laporan teknis, dan data (Pace dan Faules, 1993:29).

Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu perusahaan harus memiliki

komunikasi yang efektif di semua karyawan. Persepsi mengenai informasi

yang diterima maupun yang disampaikan antara pimpinan kepada bawahan

atau sebaliknya harus benar-benar akurat. Pola komunikasi yang di dalamnya

terjadi proses saling tukar menukar informasi menjadikan efektifitas pesan

dapat diterima dengan baik antara kedua belah pihak.

Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi sangat penting

karena dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah

komunikasinya ini berhasil atau malah gagal. Dengan kata lain, apakah umpan

(37)

2.1.9 Komunikasi Sebagai Hubungan Yang Ber inter aksi Dalam

Per usahaan

Menurut Dedy Mulyana (2001 :65-66), komunikasi sebagai interaksi

dipandang sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu

arah. Namun, pandangan kedua ini masih membedakan para peserta sebagai

pengirim pesan dan penerima pesan, karena masih tetap berorientasi sumber,

meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Jadi pada dasarnya

proses interaksi yang berlangsung juga masih bersifat mekanis dan statis.

Salah satu unsur yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi kedua

ini adalah umpan balik, yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada

sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk

mengenai efektifitas pesan yang disampaikan sebelumnya, apakah dapat

dimengerti, diterima, dan sebagainya, sehingga berdasarkan umpan balik

tersebut sumber dapat mengubah pesan selanjutnya jika diperlukan agar sesuai

dengan tujuannya. Tidak semua respon penerima adalah umpan balik. Suatu

pesan disebut umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap pesan

pengirim dan bila mempengaruhi perilaku selanjutnya pengirim.

Konseptualisasi ini sering diterapkan pada komunikasi adalah

interaksi. Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses

sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan

pesan, baik verbal atau nonverbal. Komunikasi sebagai suatu hubungan yang

(38)

harmonis apabila masing-masing anggota bekerja mengarahkan pandangannya

untuk berorientasi pada kepentingan bersama.

Hubungan yang berdasarkan aksi-reaksi bahwa semua karyawan

mempunyai kesadaran dan berperilaku sesuai dengan aturan kebudayaan dan

kebijakan yang ada dalam perusahaan tersebut. Menjadikan komunikasi dapat

berjalan efektif dikarenakan pesan yang disampaikan dapat diterima dan

mendapat umpan balik yang positif dari semua karyawan dalam perusahaan

tersebut.

2.2 Ker angka Ber pikir

Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan

berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain di dalam

kehidupan sehari-hari. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat

diabaikan, begitu juga halnya dalam kehidupan berorganisasi. Perkembangan

aktifitas organisasi terpusat pada iklim komunikasi organisasi. Ini menjadi

perhatian bagi pemimpin guna meningkatkan kinerja perusahaan.

Iklim komunikasi dalam suatu organisasi mempengaruhi kelangsungan

hidup organisasi tersebut. Iklim komunikasi yang positif akan menyebabkan

tujuan organisasi akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh para

anggotanya serta cenderung akan meningkatkan dan mendukung komitmen

pada organisasi. Sebaliknya, iklim komunikasi yang negatif akan

menyebabkan terciptanya lingkungan kerja organisasi yang tidak sehat,

sehingga tujuan organisasi tidak dapat tercapai. Ada enam faktor yang

(39)

keputusan partisipatif, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah,

mendengarkan dalam komunikasi ke atasdan perhatian pada tujuan berkinerja

tinggi.

Iklim komunikasi yang positif harus tercipta di setiap organisasi,

terutama untuk organisasi di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya. Tetapi

meskipun tergolong perusahaan yang berhasil dibidangnya, PT. Irhamna

Progres Mandiri Surabaya tidak terlepas dari permasalahan, khususnya yang

menyangkut keorganisasian dan masalah yang dihadapi oleh PT. Irhamna

Progres Mandiri Cabang Surabaya. Hal ini diasumsikan karena iklim

komunikasi yang dimiliki tidak sehat. Maka untuk memperjelas permasalahan,

penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan menggambarkan dan

mendeskripsikan bagaimana sebenarnya iklim komunikasi organisasi yang

terdapat di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.

Iklim Komunikasi Positif - Keper cayaan

- Pengambilan k eputusan par tisipatif - Kejujuran - Keter bukaan dalam komunikasi ke bawah -Mendengar kan dalam komunikasi ke atas

- Per hatian PT. Ir hamna Pr ogr es

Mandir i Sur abaya

(40)

Umpan balik dari komunikasi yang terjalin di PT. Irhamna Progres

Mandiri Surabaya antara pimpinan dan karyawan dalam penelitian ini

dikategorikan positif dan negatif. Pertanyaan yang dijawab responden dengan

jawaban “Ya” mengarah pada iklim komunikasi yang positif dan pertanyaan

yang dijawab responden dengan jawaban “Tidak” mengarah pada iklim

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Va r iabel

Penelitian ini difokuskan pada iklim komunikasi organisasi pada PT.

Irhamna Progres Mandiri Surabaya.. Penelitian ini menggunakan metode

survey dan termasuk penelitian kuantitatif deskriptif.

3.1.1 Ik lim Komunikasi Or ganisasi

Iklim komunikasi organisasi organisasi merupakan variabel untuk

mengetahui situasi dalam lingkungan kerja di suatu organisasi secara

keseluruhan. Perusahaan yang memiliki iklim organisasi yang baik dapat

digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra yang

baik. Iklim ini dibentuk dari pola interaksi yang intens antar anggota

organisasi (semua karyawan) dengan lingkungan yang penuh persahabatan,

saling menghargai dan kepercayaan yang tinggi akan menuju ke arah iklim

yang baik atau positif. Sebaliknya, jika antar anggota organisasi (semua

karyawan) tidak memiliki kepercayaan dan kejujuran yang tinggi dan hanya

saling menggunjing antar satu karyawan dengan yang lain terhadap atasan

ataupun sebaliknya akan menuju ke arah iklim yang buruk atau negatif.

Iklim komunikasi organisasi dibentuk dari interaksi karyawan dalam

mempersepsi aturan, kebijakan dan nilai yang ada dalam organisasi tersebut.

(42)

komunikasi ke bawah dan mendengarkan dalam komunikasi ke atas serta

perhatian pada tujuan berkinerja tinggi.

3.1.2. Ik lim Komunikasi Or ganisasi Positif.

Iklim komunikasi organisasi positif adalah iklim komunikasi organisasi

yang baik, yaitu terdapat kepercayaan antara atasan dan bawahan. Karyawan

dapat berkonsultasi dan berkomunikasi serta diikutsertakan dalam

pengambilan keputusan dan penetapan tujuan perusahaan yang berhubungan

dengan posisi para karyawan. Terdapat keterusterangan dan kejujuran diantara

sesama karyawan. Karyawan mudah menerima segala informasi yang

berhubungan dengan kemampuan mereka dalam pekerjaan dan pendapat serta

pemikiran karyawan dianggap penting oleh manajemen. Karyawan

menunjukan komitmen terhadap tujuan berkinerja tinggi dan manajemen

menganggap kesejahteraan karyawan sama pentingnya dengan tujuan

perusahaan yang berkinerja tinggi.

Bila kondisi untuk hubungan antar pesona yang baik hadir, kita juga

cenderung menemukan respons-respons positif terhadap penyelia, sikap

tanggap atas kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organisasi, kepekaan terhadap

perasaan pegawai, dan kesediaan untuk berbagi informasi. Semua ini adalah

prasyarat untuk komunikasi ke atas dan ke bawah yang efektif (Pace dan

Faules, 2005:203).

3.1.3. Ik lim Komunikasi Or ganisasi Negatif

Iklim komunikasi organisasi negatif adalah iklim komunikasi yang

(43)

Karyawan tidak dapat berkomunikasi dan berkonsultasi serta tidak

diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan perusahaan

yang berhubungan dengan posisi karyawan. Tidak adanya keterusterangan dan

kejujuran sepenuhnya diantara sesama karyawan. Karyawan tidak sepenuhnya

mudah menerima segala informasi yang berhubungan dengan kemampuan

mereka dalam pekerjaan dan pendapat serta pemikiran karyawan tidak

sepenuhnya dianggap penting oleh manajemen. Karyawan tidak sepenuhnya

menunjukan komitmen terhadap tujuan berkinerja tinggi dan manajemen tidak

sepenuhnya menganggap kesejahteraan karyawan sama pentingnya dengan

tujuan perusahaan yang berkinerja tinggi.

3.1.4. Pengukuran Var iabel

1. Keper cayaan

Untuk mengukur nilai kepercayaan, penulis menentukan bahwa

indikator dari nilai kepercayaan, yaitu :

1. Atasan memiliki kepercayaan untuk menjalin kerjasama antar

karyawan

2. Karyawan dipercaya dalam penyelesaian tugas

2. Pengambilan Keputusan Par tisipatif

Untuk mengukur nilai pembuatan keputusan partisipatif, penulis

menentukan bahwa indikator dari nilai pembuatan keputusan partisipatif, yaitu

(44)

2. Karyawan bertanggung jawab pada setiap keputusan yang telah

disepakati bersama

3. Kejujuran

Untuk mengukur nilai kejujuran, penulis menentukan bahwa indikator

dari nilai kejujuran, yaitu :

1. Karyawan dapat menuangkan seluruh isi pikiran tanpa mencari alasan

2. Keterusterangan antar personal diseluruh tingkat organisasi

4. Keter bukaan Dalam Komunikasi ke Bawah

Untuk mengukur nilai keterbukaan dalam komunikasi ke bawah,

penulis menentukan bahwa indikator dari nilai keterbukaan dalam komunikasi

ke bawah, yaitu :

1. Semua karyawan dapat berkonsultasi dengan atasannya mengenai

kebijakan perusahaan

2. Karyawan mendapatkan informasi mengenai pekerjaannya

5. Mendengarkan Dalam Komunikasi ke Atas

Untuk mengukur nilai mendengarkan dalam komunikasi ke atas,

penulis menentukan bahwa indikator dari nilai mendengarkan dalam

komunikasi ke atas, yaitu :

1. Atasan mendengarkan laporan masalah dari karyawan secara terbuka

dan berkesinambungan

2. Atasan menganggap informasi dari karyawan patut dipertimbangkan

(45)

Untuk mengukur nilai perhatian pada tujuan berkinerja tinggi, penulis

menentukan bahwa indicator dari nilai perhatian pada tujuan berkinerja tinggi,

yaitu :

1. Komitmen karyawan dalam mencapai tujuan

2. Perhatian yang serius terhadap kesejahteraan karyawan

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal. Skala ini hanya

mengelompokkan peristiwa dalam kategori tertentu. Angka yang tidunjukan

tidak menunjukan kedudukan suatu kategori terhadap kategori lain melainkan

hanya sekedar kode saja. Dalam penelitian ini, pertanyaan dengan jawaban

“Ya” diberi angka 1 dan pertanyaan dengan jawaban “Tidak” diberi angka 0.

3.2. Populasi, Teknik Penar ikan Sampel, dan Sampel.

3.2.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. Irhamna Progres Mandiri

Surabaya.. Populasi ini merupakan jumlah karyawan yang bekerja di

organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya. yaitu 37 orang. Para

karyawan tersebut terkait langsung dengan setiap kebijakan, sistem dan

budaya organisasi yang ada.

3.2.2 Tek nik Penar ikan Sampel dan Sampel

Perusahaan PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya memiliki

karyawan dalam organisasi tersebut yang akan dijadikan populasi dalam

penelitian ini. Karyawan dalam organisasi ini terdiri dari manajer, penyelia

(46)

Untuk penentuan sample, penulis menggunakan simple random

sampling, yaitu sampel yang diambil sedemikian rupa yakni karyawan yang

berada di bagian gudang, pengiriman dan marketing PT. Irhamna Progres

Mandiri Surabaya. Jumlah keseluruhan karyawan yang bekerja di bagian

tersebut totalnya berjumlah 30 orang. Penulis melakukan perhitungan ukuran

sampel ini didasarkan atas populasi yang ada dalam organisasi di PT. Irhamna

Progres Mandiri Surabaya khususnya pada bagian gudang, pengiriman dan

pada bagian marketing.

3.3 Tek nik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden. Dalam hal

ini, responden memberikan jawaban atas pernyataan-pernyataan dalam

kuisioner yang telah disediakan peneliti. Data sekunder adalah data yang

dikumpulkan secara tidak langsung melalui lembaga yang terkait atau

perusahaan yang bersangkutan.

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini tidak menguji hipotesa, namun hanya menjelaskan

bagaimana keadaan iklim komunikasi organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri

Surabaya.. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

kuisioner dan akan disebarkan kepada seluruh sample penelitian atau

responden dan nanti hasilnya akan dianalisa secara deskriptif.

Dalam penelitian ini metode analisis data dilakukan dengan

(47)

ditampilkan dalam prosentase, yaitu prosentase dari masing-masing data yang

ada. Terakhir, data diinterpretasikan agar memberikan suatu kesimpulan dari

data yang sudah diperoleh.

Rumus :

P = ( F/N) X 100 %

Keterangan :

P = Prosentase responden

F = Frekuensi

N = Jumlah populasi

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka akan diperoleh prosentase

yang diinginkan dengan katagori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya akan

disajikan dalam tabel agar mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Untuk mengukur nilai indikator-indikator iklim komunikasi kerja dalam

organisasi, penulis menggunakan rumus milik R. Wayne Pace.

11. Untuk mengukur Nilai Iklim Komposit (NIK) digunakan rumus :

NIK = Σ Jawaban Individu

Σ Pernyataan

12. Untuk mengukur Nilai Iklim Kepercayaan (NIT) digunakan rumus

:

NIT = Σ N1

(48)

13. Untuk mengukur Nilai Pengambilan Keputusan Partisipatif (NIP)

digunakan rumus :

NIP = Σ N2

2

N2 : Pernyataan mengenai pengambilan keputusan partisipatif

14. Untuk mengukur Nilai Kejujuran (NIJ) digunakan rumus :

NIJ = Σ N3

2

N3 : Pernyataan mengenai kejujuran

15. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah

(NIB) digunakan rumus :

NIB = Σ N4

2

N4 : Pernyataan mengenai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah

16. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Atas

(NIA) digunakan rumus :

NIA = Σ N5

2

N5 : Pernyataan mengenai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Atas

17. Untuk mengukur Nilai Perhatian Pada Tujuan Berkinerja Tinggi

(NIPBT) digunakan rumus :

NIPBT = Σ N6

(49)

N6 : Pernyataan mengenai Perhatian Pada tujuan Berkinerja Tinggi

Untuk mengukur indikator-indikator yang mempengaruhi iklim komunikasi

organisasi, pertanyaan-pertanyaan mengenai iklim komunikasi organisasi akan

digabungkan serta dianalisa secara deskriptif.

Peterson dan Pace (1976) mengembangkan Inventaris Iklim Komunikasi (IIK)

yang dirancang untuk mengukur enam “pengaruh komunikasi”, yang berasal

dari analisis “iklim ideal yang berhubungan dengan pengelolaan” yang

dilengkapi oleh Redding (1972). Dalam pengujian Inventaris Iklim

Komunikasi (IIK) dalam suatu organisasi, hasil perhitungan masing-masing

nilai gabungan indikator iklim komunikasi yang koefisiennya berkisar antara

0,8 – 0,97 dapat dikatakan baik, sedangkan yang berkisar 0,79 kebawah dapat

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar an Umum Objek Penelitian

4.1.1 Latar Belakang Per usahaan

PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya berdiri pada 7 Januari 1999.

Perusahaan ini berada di kota Surabaya tepatnya di semolowaru PT. Irhamna

Progres Mandiri Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang Suplier

Oli dan Perawatan Mesin.

Dari tahun ke tahun PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya terus

mengalami peningkatan penjualan. Respon yang positif dari industri-industri

yang menggunakan Oli maupun jasa dari PT. Irhamna Progres Mandiri

Surabaya membuat PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya dapat bersaing

dengan produk sejenis dari perusahaan kompetitor.

Untuk mewujudkan misi sebagai Suplier Oli dan Perawatan Mesin.

yang terdepan, dalam menjalankan usahanya, PT. Irhamna Progres Mandiri

Surabaya didukung oleh tenaga ahli yang profesional serta mempunyai

karyawan berpengalaman yang berjumlah 30 orang.

4.1.2 Str uktur Or ganisasi

Untuk mempermudah pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung

jawab masing-masing bagian pada perusahaan, maka perlu ditetapkan struktur

organisasinya. Disamping itu struktur organisasi perusahaan juga bermanfaat

(51)

sehingga apa yang diharapkan oleh perusahaan untuk dapat melaksanakan

kegiatan dengan baik dan benar serta lancer dan dapat tercapai.

Struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Irhamna Progres Mandiri

Surabayaini garis komando berasal dari atas, sehingga semua kebijaksanaan

yang diterapkan berasal dari pihak pimpinan. Kemampuan perusahaan dalam

rangka menyusun organisasi akan mencerminkan kemampuan seorang

pimpinan di dalam memimpin, Demikian juga dalam hal pembagian tugas dan

wewenang yang dilimpahkannya kepada bawahannya.

Struktur organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri Surabayadipimpin

oleh seorang Branch Manager di bawah pimpinan seorang Direktur Utama

pimpinan pusat Jakarta. Branch Manager ini dibantu oleh Accounting Finance,

selanjutnya dalam tugas Branch Manager juga dibantu oleh beberapa Kepala

bagian dan karyawan. Dan selanjutnya struktur organisasi PT. Irhamna

Progres Mandiri Surabaya dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Pen yajian Data dan Analisis Data

Peneliti menyebarkan kuisioner kepada 30 responden. Data yang yang

telah diperoleh kemudian diolah dan disederhanakan ke dalam bentuk tabel

frekuensi agar mudah untuk dianalisa.

4.2.1 Identitas Responden

Identitas responden yaitu identitas karyawan PT. Irhamna Progres

Mandiri Surabaya yang meliputi : jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan

(52)

1. J enis Kelamin Responden

Jenis kelamin dari responden dapat dijelaskan seperti pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

No. J enis Kelamin Fr ekuensi Pr osentase

(% )

1 Laki-laki 22 73 %

2 Perempuan 8 27 %

J umlah 30 100 %

Sumber : Data Kuisioner

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa responden yang

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 22 responden dan responden yang

berjenis kelamin perempuan berjumlah 8 responden. Hal ini memperlihatkan

bahwa karyawan PT. Irhamna Progres Mandiri Surabayayang menjadi

responden penelitian di dominasi oleh laki-laki, yaitu dengan prosentase 73%,

sedangkan responden perempuan menempati urutan kedua dengan prosentase

27 %.

2. Pendidikan Ter akhir Responden

Pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini meliputi jenjang

SMA, D3 dan Sarjana (S1). Pendidikan terakhir responden dalam penelitian

(53)

Tabel 4.2

Pendidikan Terakhir Responden

No. Pend. Ter akhir Fr ek uensi Prosentase

(% )

1 SMA 14 47 %

2 D3 6 20 %

3 Sarjana (S1) 10 33 %

J umlah 30 100 %

Sumber : Data Kuisioner

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden

yang berpendidikan terakhir SMA berjumlah 14 orang (47%), sedangkan

responden yang berpendidikan terakhir D3 berjumlah 6 orang (20%), dan

(54)

3. Umur Responden

Umur responden dari penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel

di bawah ini :

Tabel 4.3

Umur Responden

No. Umur Fr ekuensi Pr osentase

(% )

1 25-30 tahun 6 20 %

2 31-35 tahun 6 20 %

3 36-40 tahun 8 27 %

4 41-45 tahun 2 7 %

5 46-50 tahun 4 13 %

6 51-60 tahun 4 13 %

J umlah 30 100 %

Sumber : Data Kuisioner

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa jumlah responden yang

berumur antara 25-30 tahun berjumlah 6 orang ( 20%), yang berumur antara

31-35 tahun berjumlah 6 orang (20%), sedangkan yang berumur antara 36-40

tahun berjumlah 8 orang (27%), dan yang berumur antara 41-45 tahun

berjumlah 2 orang (7%), responden yang berumur 46-50 tahun berjumlah 4

orang (13%), dan yang berumur 51-60 tahun juga berjumlah 4 orang ( 13%).

4.2.2 Keper cayaan

Kepercayaan tidak hanya didukung oleh pernyataan, namun juga

(55)

berkomunikasi dan menjalin hubungan antar sesama karyawan. Kepercayaan

dapat meminimalisasi salah penafsiran antar karyawan. Pada tabel berikut ini

akan disajikan pernyataan responden tentang kepercayaan.

Tabel 4.4

Kepercayaan

No Per nyataan Ya Tidak

1 Pimpinan PT. Irhamna Progres

Mandiri Surabaya terlihat

memiliki kepercayaan yang tinggi pada bawahan atau karyawannya

14

(47 %)

16

(53 %)

2 Karyawan PT. Irhamna Progres

Mandiri Surabayaterlihat

memiliki kepercayaan yang tinggi pada atasan atau pimpinan mereka

13

(43 %)

17

(57 %)

Sumber : Kuisioner no 4 dan 5

Berdasarkan tanggapan responden tentang kepercayaan, pada

pernyataan pertama diperoleh 14 responden atau 47 % yang menjawab “ya”,

dan sebanyak 16 responden atau 53 % yang menjawab “tidak”. Berdasarkan

pernya

Gambar

tabel tersebut dapat diketahui bahwa anggota organisasi tidak mudah
Tabel 4.9

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan proses mencari data maka akan diperoleh hasil dari pengamatan tersebut. Untuk meningkatkatkan kredibilitas data yang diperoleh maka peneliti

The results obtained indicate that rubber seed chips can help meet amino acid intake during pregnancy and affects the baby's body length at birth.. The nutritional intake of

Mengkaji pengaruh dan dampak demand CPO untuk bahan bakar alternatif (nabati) terhadap ketersediaan pangan Indonesia.. alternatif (nabati) terhadap ketersediaan

Pada kenyataannya pengaktualisasian diri pada sebagian remaja anggota klub motor lebih sering mengarah pada pengambilan risiko dan perilaku yang cenderung negatif, terutama

Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pembenihan yaitu: pemeliharaan induk, seleksi induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, pemeliharaan benih,

Dalam teori komunikasi Harold Lasswell yang dimaksud siapa ialah Pemerintah Kota Surabaya, apa dalam teori ini ialah informasi pada kios pelayanan publik, saluran

Hasil analisis Rasio Aktivitas Keuangan Daerah Kabupaten Pasuruan tahun anggaran 2012-2016 memperlihatkan bahwa Pemerintah Kabupaten Pasuruan lebih memprioritaskan

Beberapa gejala gangguan emosi antara lain munculnya perasaan sedih dan depresi yang terus menerus meskipun dalam situasi yang normal, ketidakmampuan untuk membangun