Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur
Oleh:
Nelly Dewi Karina
0743010272
YAYASAN KESEJAHTRAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
Diajukan Oleh:
Nelly Dewi Karina
0743010272
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
Pada Tanggal 13 Juni 2012
Tim Penguji
Pembimbing Utama
Ketua
Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi
Juwito, S.Sos. M.Si
NPT. 3 7006 94 00351
NPT. 367 049 500 361
Sekretaris
Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi
NPT. 3 7006 94 00351
Anggota
Dr. Catur Suratnoaji, M.Si
NPT. 368 049 400 281
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Puja dan puji penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT
Shalawat dan salam penulis hamparkan keharibaan Pemimpin Umat Muhammad Rasulullah
SAW yang telah memberikan Rachmat, Taufik dan Hidayahnya kepada penul;is sehingga skripsi
yang berjudul IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Study Kasus PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabaya) dapat terselesaikan dan telah diuji didepan Tim Penguji untuk menilai layak
tidaknya dilanjutkan ke skripsi
Sungguh penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan
dan bantuan semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis rasa terima kasih kepada Drs.
Syaifuddin Zuhri M.Si selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, arahan
serta motivasi kepada penulis.
Disamping itu pula pada kesempatan ini memang selayaknya penulis menyampaikan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1.
Prof. Dr. Ir.H. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional
“VETERAN” Jawa Timur
2.
Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu Kritik dan saran yang sifatnya membangun sagatlah penulis harapkan demi
perbaikan karya tulis selanjutnya
Akhirul kalan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan
bagi semua pihak pada umumnya. amin
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Perumusan Masalah………... 7
1.3. Tujuan Penelitian... 7
1.4. Kegunaan Penelitian... 7
BAB II KAJ IAN PUSTAKA... 8
2.1.Landasan Teori... 8
2.1.1.Pengertian Komunikasi... 8
2.1.2 Pengertian Organisasi... 9
2.1.3 Karakteristik dan Fungsi Organisasi... 10
2.1.4 Komunikasi Organisasi... 12
2.1.5 Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan.... 21
2.1.6 Iklim Komunikasi Organisasi... 22
2.1.7 Iklim Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan………... 23
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.. . 32
3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi ... 32
3.1.2 Iklim Komunikasi Organisasi Positif... . 33
3.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi Negati... 33
3.1.4 Pengukuran Variabel... 34
3.2 Populasi, Teknik Penarikan Sampel, dan Sampel.. 36
3.2.1 Populasi... 36
3.2.2 Teknik Penarikan Sampel dan Sampel.... 36
3.3 Teknik Pengumpulan Data... 37
3.4 Metode Analisis Data... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...
41
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitia...
41
4.1.1 Latar Belakang Perusahaan ...
41
4.1.2 Struktur Organisasi ...
41
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ...
42
4.2.1 Identitas Responden ...
42
4.2.2 Kepercayaan ...
45
4.2.3 Keputusan Bersama ...
48
4.2.7 Nilai Perhatian Untuk Tujuan
Berkinerja Tinggi ...
57
4.2.8 Nilai Iklim Komposit ...
59
4.3 Pembahasan ...
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
64
5.1 Kesimpulan ...
64
5.2 Saran ...
65
ditunjang oleh iklim komunikasi organisasi yang baik. Hal ini dikarenakan iklim
komunikasi organisasi dapat mempengaruhi perilaku setiap anggota dalam organisasi.
Iklim komunikasi sangat penting dalama suatu organisasi karen amengaitkan antara
konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan dan harapan anggota organisasi.
Tujuan yang hendak dicapai dalam [enelitian ini adalah untuk mengetahui iklim
komunikasi organisasi di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya. Teori yang digunakan
salam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif
dengan pendekatan Kuantitaif. Metode yang digunakaan adalah survey. Sample yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Teknik penarikan sample
menggunakan total sampling. Tehnik pengumpulan data yang digunakan melalui
penyebaran koesioner. Dari hasil penelitian menunjukkan Iklim komunikasi Organisasi
PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya adalah negative.
Kata kunci:
Komunikasi Organisasi, Iklim Komunikasi Organisasi.
Nelly Dewi Karina
07 430 10 272
Organizational communications clemate in PT. Irhamna Progress Mandiri Surabaya.
In Fluent subvention of Organizational communications him exist in company
require to be supported by good Organizational communications clemate. This matter
because of Organizational communications clemate can influence behavior each every
meber in Organizational communications clemete of vital importance in organization
because correlating organization context with concept, organization member expectation
and feelings. Target of which will reach in this research is to know Organizational
communications clemate in PT. Orhamna Progress Mandiri Surabaya. Theory which is
used in theirs research is Organizational clemate communications.
Research type which used in this research is descriptive research with quantitative
approach. Methode the used is survey. Sample in this research amaunt to30 respondent.
Techniquei. Drawl of sample use totally of sampling. Used technique data collecting
spreading of quetionaire, from result of research show Organizational communications
clemate exist in PT. Irhamna Progress Mandiri Surabaya is Negative.
Keyword
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belaka ng Masalah.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Pada dasarnya
komunikasi menyentuh hampir seluruh kehidupan manusia dimanapun dan
apapun yang dilakukan manusia tersebut. Dengan berkomunikasi manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Hubungan dengan orang lain merupakan proses yang terus berlanjut, jumlah
dan mutu komunikasi yang ada pada hubungan tersebut adalah yang
membawa hubungan tersebut dalam kehidupan.
Melalui hubungan dengan orang lain, manusia dapat berkumpul dalam
suatu wadah untuk mempermudah pencapaian tujuan hidupnya. Hal tersebut
sesuai dengan sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Bentuk
kerja sama ini dapat melalui interaksi social, baik hubungan antar individu,
hubungan individu denagn kelompok, maupun hubungan antar kelompok.
Manusia dalam berinteraksi tidak sekedar untuk memenuhi
kepentingan pribadinya semata, tetapi berusaha untuk menjadi suatu bagian
dalam kelompok-kelompok masyarakat. Keberadaan manusia dalam suatu
kelompok masyarakat dapat diakui jika manusia tersebut memiliki peran
menolong, dan saling menghargai, hubungan antar manusia dapat berjalan
dengan harmonis.
Bentuk interaksi antar manusia dapat di wujudkan dalam sebuah
organisasi. Organisasi merupakan sebuah tempat yang menampung
orang-orang yang berusaha mencapai tujuan bersama. Organisasi yang sehat
ditunjukkan dengan interdependen bekerja dengan cara yang sistematik untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Organisasi dianggap sebagai pemroses
informasi terbesar dengan input, throughput, dan output. Sistem terstruktur
atas perilaku ini mengandung jabatan-jabatan (posisi-posisi) dan
peranan-peranan yang dapat dirancang sebelum peranan-peranan-peranan-peranan tersebut diisi oleh
pelaku organisasi (Pace dan Faules, 1993:17).
Sifat terpenting organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran dan
penanganan kegiatan anggota organisasi dan bagaimana komunikasi
berlangsung dalam suatu organisasi dan apa maknanya adalah tergantung
pada konsepsi seseorang mengenai organisasi.
Dalam suatu organisasi terdapat pimpinan dan bawahan. Pimpinan
dalam kedudukannya sebagai komunikator bagi organisasi dituntut memiliki
kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Maksudnya adalah
perintah atau instruksi yang disampaikan dapat dipahami oleh karyawan.
Kemampuan seorang pimpinan yaitu dalam memberikan informasi mengenai
tujuan organisasi dan memberikan penjelasan dalam kaitannya dengan tujuan
masing-masing kelompok sehingga masing-masing kelompok merasa bahwa
pimpinan dapat memotivasi karyawannya untuk bekerja dengan baik. Untuk
menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri anggota organisasi, maka
lingkungan dimana mereka bekerja turut mendukung.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit tertentu
komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara satu denagn lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi
kapanpun, setidaknya satu orang menduduki suatu jabatan dalam organisasi
menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan ditelaah adalah
anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan
atas banyak transaksi yang terjadi secara bersamaan (Pace dan Faules,
2006:31).
Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu
evaluasi menyeluruh mengenai peristiwa, komunikasi, perilaku manusia,
respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik
antar karyawan dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut
(Pace dan Faules, 2006:147).
Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara anggota
organisasi. Interaksi-interaksi dan proses-proses yang membentuk,
menciptakan kembali, mengubah dan memelihara iklim adalah hal yang
tetapi sifat yang dibentuk, dimilik bersama dan dipelihara oleh para anggota
organisasi (Pace dan Faules, 2006:149).
Iklim komunikasi di dalam suatu organisasi memiliki peran yang cukup
penting. Upaya suatu organisasi menciptakan iklim kerja yang positif selain
memerlukan dukungan dari anggota organisasi juga memerlukan proses waktu
karena setiap individu yang berada dalam organisasi tersebut memerlukan
adaptasi dan pembenahan secara bertahap untuk mencapai hasil yang
maksimal dan bermanfaat bagi organisasi.
Iklim komunikasi yang positif akan menyebabkan tujuan organisasi
akan dapat cepat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh para anggotanya
serta cenderung akan meningkatkan dan mendukung komitmen pada
organisasi. Sebaliknya, iklim komunikasi yang negatif akan menyebabkan
terciptanya lingkungan kerja organisasi yang tidak sehat, sehingga tujuan
organisasi tidak dapat tercapai. Iklim komunikasi yang negatif juga dapat
mengakibatkan para anggotanya menjadi tidak memiliki komitmen pada
organisasi dan tidak memiliki sense of belonging terhadap organisasi tempat
mereka bekerja. Hal tersebut berlaku untuk organisasi atau lembaga atau
perusahaan manapun, begitu pula PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
PT. Irhamna Progres Mandiri adalah perusahaan yang bergerak
dibidang Suplier Oli dan Perawatan Mesin yang cukup berhasil, namun
sekalipun perusahaan ini berhasil di bidangnya, juga tidak menjadikan
Masalah atau ancaman yang muncul dari dalam organisasi jauh lebih
berbahaya bila dibandingkan masalah atau ancaman yang berasal dari luar
perusahaan. Sebesar apapun permasalahan yang dihadapi, akan dapat teratasi
apabila anggota organisasi atau perusahaan tersebut bersatu dan bersama-sama
mengatasinya, tetapi apabila suatu organisasi atau perusahaan tersebut sudah
tidak memiliki anggota yang tidak dapat diandalkan dan sudah tidak solid lagi,
maka dapat dikatakan nasib organisasi atau perusahaan tersebut sedang berada
di ujung tanduk. Oleh karena itu, untuk membangun suatu organisasi yang
baik harus diupayakan dan diciptakan suatu hubungan yang harmonis antara
karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja.
Keharmonisan hubungan dalam suatu organisasi merupakan hal yang
penting bagi kelancaran pelaksanaan tugas. Hubungan yang harmonis dalam
suatu organisasi dapat dicapai apabila terjalin komunikasi yang baik antara
karyawan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja. Komunikasi
yang terjalin baik akan mempererat hubungan antara karyawan dengan atasan
atau dengan sesama rekan kerja.
Namun hal itu berbeda dengan yang terjadi di PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabaya. Kesenjangan hubungan antara atasan dengan bawahan atau
karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya kurang terjalin dengan
baik. Hal ini diindikasikan dengan adanya gap antara atasan dengan karyawan
atau bawahan.
Gap ini terjadi karena atasan berusaha untuk mendoktrin pada
berbicara dengan karyawan yang memiliki jabatan lebih rendah. Dan hal
tersebut bisa saja memperlemah interaksi antar karyawan dengan pimpinan
perusahaan yang pada gilirannya dapat menghambat perkembangan
organisasi.
Hal tersebut juga diasumsikan adanya keterkaitan karena PT. Irhamna
Progres Mandiri Surabaya juga kurang memiliki media komunikasi formal
yang berguna untuk merekatkan hubungan antar karyawan dan sebagai sarana
komunikasi baik dari pimpinan kepada bawahan, ataupun sebaliknya.
Kurangnya media komunikasi di PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya membuat iklim kerja kurang berjalan dengan baik. Media hanya
berlaku dari atas kebawah, tidak ada media penyampai pesan dari bawah ke
atas. Hal tersebut membuat para karyawan hanya bisa saling menggunjing
dengan karyawan yang lain terhadap atasan atau pimpinan perusahaan,
sehingga menyebabkan kurang adanya keharmonisan antara pimpinan
perusahaan dengan karyawan di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa komunikasi dalam
perusahaan belum berjalan dengan baik. Komunikasi organisasi yang mestinya
dapat menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau
selalu berubah-ubah belum optimal di PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya. Baik itu komunikasi vertikal antara atasan dengan bawahan maupun
sebaliknya. Dan hal tersebut diasumsikan adanya keterkaitan dengan iklim
Oleh karena itu, penulis berusaha menggambarkan bagaimana Iklim
Komunikasi Organisasi di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimana iklim komunikasi organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah yang
telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim
komunikasi organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan sebagai berikut :
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pada ilmu
komunikasi dalam hal iklim komunikasi organisasi.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara riil
tentang kondisi perusahaan sehingga dapat menjadi acuan bagi
pimpinan perusahaan dalam membuat kebijakan-kebijakan baru dalam
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teor i
2.1.1 Penger tian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata latin yaitu communication, dan
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maksud dari kata sama
adalah persamaan makna.
Menurut Hovland, komunikasi adalah “the process to modify the
behavior of other individuals”, dengan kata lain komunikasi adalah proses
mengubah perilaku orang lain. Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang
komunikatif (Effendy, 1999:9-10).
Lasswell berpendapat bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who says What In Which
Channel To Whom With What Effect?. Hal tersebut menunjukan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang
diajukan itu, yakni :
1. Komunikator (source sender)
2. Pesan (message)
3. Media (channel)
Berdasarkan paradigma Lasswel tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
Pada hakekatnya, proses komunikasi adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan). Pikiran itu bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain
sebagainya yang muncul dari benaknya (Effendy, 1999:10-11).
2.1.2 Penger tian Organisasi
Organisasi adalah suatu lembaga yang secara sadar di koordinasikan
dan dengan sengaja disusun yang terdiri dari sekumpulan orang dengan
berbagai pola interaksi yang ditetapkan mempunyai batasan-batasan yang
secara relatif dapat diidentifikasikan dan keberadaannya mempunyai basis
yang relatif permanen dan dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu.
Menurut Kazt dan Roseinzweig, organisasi adalah adanya orang-orang
yang usahannya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah sub-sistem
yang saling berhubungan dan saling tergantung serta bekerja sama atas dasar
pembagian kerja, peran dan wewenang, dan juga mempunyai tujuan tertentu
yang hendak dicapai (Hani Handoko, 1992:7).
Stephen P. Robbins (1990) mendefinisikan organisasi sebagai social
entity, unit-unit organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang yang saling
berinteraksi. Interaksi tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola
2.1.3 Karakter istik dan Fungsi Or ganisasi
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang
untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja dan fungsi
melalui pembagian kerja dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung
jawab (Muhammad, 2001:23). Tiap organisasi mempunyai karakteristik umun,
antara lain :
1. Dinamis
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus menerus mengalami
perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan
perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah
tersebut.
2. Memerlukan Informasi
Mendapatkan informasi melalui proses komunikasi merupakan
suatu peranan yang sangat penting dalam organisasi untuk mendapatkan suatu
informasi yang dibutuhkan organisasi.
3. Mempunyai Tujuan
Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap organisasi mempunyai tujuan
masing-masing yang bervariasi. Tujuan itu hendaknya dihayati oleh seluruh anggota
organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian
4. Terstruktur
Organisasi membuat aturan, undang-undang dan hirarki hubungan
dalam organisasi. Struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja
dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan produksi (Muhammad,
2001:29-31).
Organisasi mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah :
1. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi
Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam
rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Jika organisasi lebih kompleks
maka kebutuhan organisasi yang diperoleh lebih banyak. Semua ini
merupakan tanggung jawab anggota organisasi untuk memenuhinya.
2. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab
Organisasi harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh
organisasi maupun masyarakat dimana organisasi itu berada. Standart ini
memberikan organisasi tanggung jawab yang harus dilakukan anggotannya.
3. Memproduksi Barang atau Orang
Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang
membimbing, mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan
organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru dan arah yang
baru. Orang sebagai anggota organisasi manapun sebagai pemakai jasa
organisasi dipengaruhi oleh organisasi. Dalam kondisi yang normal orang
akan cenderung mengambil karakteristik tertentu dari organisasi dimana ia
2.1.4 Komunikasi Or ganisasi
Komunikasi organisasi adalah perilaku yang terjadi dan bagaimana
mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas
apa yang sedang terjadi (Pace dan Faules, 1993:33).
Menurut Goldhaber (1986) definisi komunikasi
organisasi adalah “ the process of creating and exchanging messages within a
network of interdependent relationship to cope with environmental
uncertainty”. Dengan kata lain, komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungannya yang tidak
pasti atau yang selalu berubah-ubah (Muhammad, 2001:67). Definisi ini
mengandung tujuh konsep kunci yaitu:
1. Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang
menciptakan dan salin menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala
menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada
henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi
orang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran
tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh sipengirim.
Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran
pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat
menurut beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa, penerima
yang dimaksud, metode diffusi dan arus tujuan dari pesan.
Pengklasifikasian pesan menurut bahasa dapat pula dibedakan atas pesan
verbal dan nonverbal. Klasifikasi pesan menurut penerima yang diharapkan
dapat pula dibedakan atas pesan internal dan eksternal. Pesan internal khusus
dipakai karyawan dalam organisasi. Sedangkan pesan eksternal adalah untuk
memenuhi kebutuhan organisasi sebagai sistem terbuka yang berkaitan dengan
lingkungan dan masyarakat umum.
Pesan dapat pula diklafikasikan menurut bagaimana pesan itu
disebarluaskan atau metode diffusi. Kebanyakan komunikasi organisasi
disebarluaskan dengan menggunakan metode “hardware” untuk dapat
berfungsi tergantung kepada alat-alat elektronik dan “power”. Sedangkan
pesan yang menggunakan metode “software” tergantung kepada kemampuan
dan skil dari individu terutama dalam berpikir menulis, berbicara dan
mendengar agar dapat berkomunikasi satu sama lain.
Klasifikasi pesan yang terakhir adalah berdasarkan tujuan dari pada
pengiriman dan penerimaan pesan. Redding (Goldhaber, 1986) menyarankan
dengan tugas-tugas dalam organisasi, pemeliharaaan organisasi, dan
kemanusiaan.
Thayer mengemukakan empat fungsi khusus dari arus pesan dalam
organisasi yaitu: untuk memberi informasi, untuk mengatur, untuk membujuk
dan untuk mengintegrasikan. Goldhaber (1986) menggunakan tiga klasifikasi
Redding ditambah dengan klasifikasi baru yaitu inovasi ini misalnya rencana
baru organisasi, kegiatan baru organisasi, kegiatan baru, program baru atau
pengarahan yang membangkitkan pemecahan masalah.
3. Jaringan
Organisasi terdiri darisatu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi
atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari
orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang
dinamakan jaringan komunikasi. Peran tingkah laku dalam suatu organisasi
menentukan siapa yang menduduki posisi atau pekerjaan tertentu baik
dinyatakan seacar formal maupun tidak formal.
Faktor kedua yang mempengaruhi hakekat dan luas jaringan komunikasi
adalah arah dari jaringan. Secara tradisional ada tiga klasifikasi arah jaringan
komunikasi ini yaiu: komunikasi kepada bawahan, kounikasi kepada atasan
dan komunikasi horizontal. Faktor terakhir yang mempengaruhi jaringan
komunikasi adalah proses serial dari pesan. Proses serial ini adalah suatu
istilah komunikasi yang maksudnya selangkah demi selangkah atau dari orang
Keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal
ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem
terbuka. Bila suatu bagian dan organisasi mengalami gangguan maka akan
berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem
organisasi. Begitu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu
organisasi saling melengkapi.
5. Hubungan
Karena organisasi merupakaan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan
sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan
manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi dihubungkan
oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang
memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam
suatu hubungan perlu dipelajari. Hubunganmanusia dalam organisasi berkisar
mulai dari yang sederhana yaitu: hubungan diantara dua orang atau dyadic
sampai kepada hubungan yang komplek, yaitu hubungan dalam
kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.
Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan yang bersifat
individual, kelompok dan hubungan organisasi. Lain halnya dengan Pace dan
Boren mereka menggunakan istilah hubungan interpesonal terhadap
komunikasi yang terjadi dalam hubungan tatap muka. Dia membedakan empat
macam komunikasi yaitu komunikasi dyadic (antara 2 orang), komunikasi
kelompok kecil yaitu komunikasi antara 3-12 orang dan komunikasi
“audiance” atau komunikasi kelompok besar yang terdiri dari 13 orang lebih.
6. Lingkungan
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu
sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan eksternal.
Komunikasi organisasi terutama berkenaan dengan transaksi yang terjadi
dalam lingkungan internal organisasi yang terdiri dari organisasi dan
kulturnya, dan antara organisasi itu dengan lingkungan eksternalnya. Yang
dimaksud dengan kultur organisasi adalah pola kepercayaan dan harapan dari
anggota organisasi yang menghasilkan norma-norma yang membentuk
tingkah-laku individu dan kelompok dalam organisasi.
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka harus berinteraksi dengan
lingkungan eksternal. Karena lingkungan berubah-ubah, mka organisasi
memerlukan informasi baru. Informasi baru ini harus dapat mengatasi
perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan pertukaran pesan baik
secara internal dalam unit-unit yang relevan maupun terhadap kepentingan
umum secara eksternal.
7. Ketidak pastian
Ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan
informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidak pastian ini
penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang
komplek dengan integrasi yang tinggi.
Ketidak pastian dalam suatu organisasi juga disebabkan oleh terlalu
banyaknya infomasi yang diterima dari pada sesungguhnya diperlukan untuk
menghadapi lingkungan mereka. Salah satu urusan utama dari komunikasi
organisasi adalah menentukan dengan tepat beberapa banyaknya informasi
yang diperkukan untuk mengurangi ketidak pastian tanpa informasi yang
berlebi lebihan. Jadi ketidak pastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit
informasi yang diperlukan dan juga karena terlalu banyak yang diterima.
Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu
organisasi dan mendorong orang-orang untuk bertindak. Dalam suatu
organisasi kerja komunikasi menjalankan beberapa fungsi, yaitu :
1. Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari
orang yang satu kepada orang yang lain sehingga terjadi tindakan kerja
sama.
2. Komunikasi berfungsi membantu mendorong dan mengarahkan
orang-orang untuk melakukan sesuatu.
3. Komunikasi berfungsi membantu membentuk sikap dan menanamkan
kepercayaan untuk mengajak, meyakinkan, dan mempengaruhi
perilaku seseorang.
4. Komunikasi berfungsi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai
Disamping keempat fungsi tersebut, komunikasi juga
menjalankan fungsi-fungsi tambahan seperti pemeliharaan hubungan sosial
diantara manusia-manusia (Moekijat, 1993:7).
Menurut Dale Yoder (dalam Moekijat, 1993:14-17), tujuan
utama komunikasi dalam pekerjaan adalah untuk memudahkan pelaksanaan
dan memperlancar jalannya organisasi. Tujuan komunikasi dalam pekerjaan
antara lain sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kesetiaan, kerjasama dan pengertian pegawai.
2. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang
kebutuhan dan tujuan pegawai.
3. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang reaksi
pegawai terhadap tujuan, kebijaksanaan dan praktek perusahaan.
4. Untuk memberikan informasi, menjelaskan dan menafsirkan
program perusahaan dan keefektifan dari
program-program.
5. Untuk meningkatkan hubungan pribadi dan peran serta pegawai.
6. Untuk memberikan alat ekspresi dan penjelasan.
7. Untuk memberikan kebutuhan pribadi dan kebutuhan jabatan
pegawai.
8. Untuk memotivasi pegawai
9. Untuk memberikan propaganda kepada pegawai dan merintangi
Dalam arti yang luas, tujuan komunikasi dalam suatu
perusahaan adalah untuk mengadakan perubahan-perubahan dan untuk
mempengaruhi tindakan kearah kesejahteraan perusahaan. Komunikasi adalah
penting untuk berfungsinya intern perusahaan karena komunikasi menyatukan
fungsi-fungsi manajerial dimana menurut Harold Koonts komunikasi
diperlukan untuk :
1. Menentukan dan menyebarkan tujuan perusahaan.
2. Mengembangkan rencana guna pencapaiannya.
3. Mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya
dengan cara yang se-efektif dan se-efisien mungkin.
4. Memilih, mengembangkan, dan menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan suasana
dimana orang-orang mau memberikan sumbangan dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
Komunikasi dalam manajemen adalah salah satu dari sekian
banyak bidang komunikasi dalam lingkup komunikasi manusia. Pentingnya
komunikasi dalam manajemen dinyatakan oleh Lawrence D. Brennen bahwa
manajemen adalah komunikasi dan George R. Terry mengibaratkan
komunikasi sebagai minyak pelumas agar proses manajemen berjalan lancar
(Effendy, 1999:10).
Komunikasi antar manusia merupakan komunikasi langsung
(tatap muka) dan dengan sikap dialogis serta umpan balik yang terjadi secara
pada saat itu juga sehingga sering digunakan untuk melakukan persuasif.
Komunikasi persuasif dapat berlangsung dalam situasi komunikasi yang
melibatkan upaya seseorang yang dengan sadar berubah tingkah lakunya
melalui penyampaian pesan (Effendy, 1999:25-26)
Dalam suatu organisasi (baik profit maupun non profit), tindak
komunikasi dalam organisasi akan melibatkan :
1. Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
dimana seluruh anggota berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik, dan tepat waktu.
2. Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi.
3. Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan, dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, maka banyak
pimpinan yang lebih suka mempersuasikan bawahan daripada memberi
perintah, sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela akan menghasilkan
kepedulian yang besar.
4. Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi (Sendjaja, 1992:136).
2.1.5 Komunikasi Organisasi Dalam Suatu Per usahaan
Menurut Pace dan Faules (1993:32), komunikasi organisasi dapat
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu
dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi
organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki
jabatan dalam organisasi menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan
ditelaah adalah anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi
menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.
Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi
yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Makna pesan
dinegosiasikan antara peserta komunikasi. Makna pesan muncul dan
berkembang dalam interaksi yang berlangsung. Hubungan antara para peserta,
juga konteksnya akan menentukan apa makna kata-kata yang bersangkutan.
Fokus perhatiannya adalah pada transaksi verbal dan non verbal yang sedang
terjadi (Pace dan Faules, 1993:33).
Komunikasi organisasi sering juga diartikan sebagai perilaku
pengorganisasian (organizing behavior), yakni bagaimana para karyawan
terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang
sekedar sekumpulan orang yang berintaraksi maka komunikasi hanya
berfungsi sebagai organisasi. Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi,
ia adalah organisasi itu sendiri. Jadi komunikasi organisasi akan berpusat pada
simbol-simbol yang memungkinkan kehidupan organisasi, apakah kata-kata,
gagasan-gagasan dan konstruk yang mendorong, mengesahkan,
mengkoordinasikan, dan mewujudkan aktifitas yang terorganisir dalam
situasi-situasi spesifik (Liliweri, 2004:60).
Menurut Mulyana (2001:75), komunikasi organisasi (Organizational
Communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga
informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada
komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan
komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan adakalanya juga komunikasi
publik.
2.1.6 Ik lim Komunikasi Or ganisasi
Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi
perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut sedikit
banyaknya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan. Untuk dapat
menciptakan iklim komunikasi dan organisasi yang baik perlu memahami
kedua hal tersebut serta keadaan karyawan.
Ada hubungan yang sirkuler antara iklim komunikasi dengan iklim
organisasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim
persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara rileks
dan ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim komunikasi yang
negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan
penuh rasa persaudaraan.
Iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas
hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan
keterlibatan. Redding (Goldhaber, 1986) mengemukakan 5 dimensi penting
dari iklim komunikasi tersebut, yaitu :
1. Partisipasi membuat keputusan.
2. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia.
3. Keterbukaan dan keterusterangan.
4. Tujuan berkinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.
5. “Supportiveness”, atau bawahan mengakui dan mengamati bahwa
hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka
membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting
(Muhammad, 2001:82-85).
2.1.7 Ik lim Komunikasi Or ganisasi Suatu Per usahaan
Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara
anggota-anggota organisasi. Interaksi-interaksi dan proses-proses yang membentuk,
menciptakan kembali, mengubah, dan memelihara iklim adalah hal-hal yang
seharusnya menjadi pusat perhatian. Interaksi adalah hal yang penting untuk
individu, tetapi sifat yang dibentuk, dimiliki bersama dan dipelihara oleh para
anggota organisasi (Pace dan Faules, 1993:165-166).
Menurut Pace dan Faules (1993:149), iklim komunikasi organisasi
terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur organisasi dan pengaruh
unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati,
dikembangkan, dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi
dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi
keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi
pesan-pesan mengenai organisasi.
Perusahaan yang memiliki iklim komunikasi organisasi yang sehat
dapat digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra
yang baik dalam kompetisi antar perusahaan. Iklim ini dibentuk dari pola
interaksi yang intens antar anggota organisasi (semua karyawan) dengan
lingkungan yang penuh persahabatan, saling menghargai, dan kepercayaan
yang tinggi akan menuju ke arah iklim komunikasi yang positif.
Menurut Pace dan Faules (1993:157), proses pengukuran iklim
komunikasi organisasi meliputi penelitian atas persepsi anggota organisasi
mengenai pengaruh komunikasi. Sebagai suatu konsep yang berkaitan dengan
persepsi, iklim komunikasi diukur dengan meneliti reaksi-reaksi perseptual
anggota organisasi atas sifat-sifat makro organisasi yang relevan dengan
komunikasi dan berguna bagi anggota organisasi (Dennis, 1974). Meskipun
suatu deskripsi yang bermanfaat mengenai iklim komunikasi bila yang diukur
adalah sifat-sifat makro organisasi.
Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota
organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi organisasi
yang positif yaitu yang penuh persaudaraan mendorong para anggota
organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota
lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani
berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa keterbukaan (Muhammad,
2001:85)
Menurut Pace dan Faules (1993: 159-160), ada 6 faktor besar yang
mempengaruhi iklim komunikasi organisasi, antara lain :
1. Kepercayaan
Personel di semua tingkat berusaha keras untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan yang di dalamnya ada kepercayaan, keyakinan,
dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.
2. Pembuatan Keputusan Partisipatif
Para pegawai di semua tingkat dalam organisasi harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua
wilayah kebijakan organisasi, yang relevan terhadap kedudukan mereka. Para
pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan
berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam
3. Kejujuran
Suasana umum yang meliputi kejujuran dan keterusterangan harus
mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi dan para pegawai mampu
mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa mengindahkan apakah
mereka berbicara pada teman sejawat, bawahan, atau atasan.
4. Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah
Kecuali untuk informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif lebih
mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas
mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian
lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, para pemimpin, dan
rencana-rencana.
5. Mendengarkan Dalam Komunikasi ke Atas
Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan
saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap
tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan
pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk
dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.
6. Perhatian Pada Tujuan-tujuan Berkinerja Tinggi
Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukan suatu
komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktifitas tinggi, biaya
2.1.8 Pr oses Komunikasi di Per usahaan
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam
proses komunikasi. Jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita
berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan untuk memilih
suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain (Mulyana, 2001:167-168).
Informasi yang merujuk kepada kata-kata (dalam pesan tertulis) dan
bunyi (dalam pesan terucap) dalam pertunjukan. Informasi akan dirujuk,
seperti dalam konteks “arus informasi” dan “pemrosesan informasi”. Informasi
adalah suatu istilah untuk merujuk kepada apa yang kita sebut pertunjukan
pesan dan sering digunakan untuk merujuk kepada nilai keuntungan dan
kerugian, evaluasi kinerja, dan pendapat pribadi yang dinyatakan dalam surat
dan memo, laporan teknis, dan data (Pace dan Faules, 1993:29).
Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu perusahaan harus memiliki
komunikasi yang efektif di semua karyawan. Persepsi mengenai informasi
yang diterima maupun yang disampaikan antara pimpinan kepada bawahan
atau sebaliknya harus benar-benar akurat. Pola komunikasi yang di dalamnya
terjadi proses saling tukar menukar informasi menjadikan efektifitas pesan
dapat diterima dengan baik antara kedua belah pihak.
Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi sangat penting
karena dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah
komunikasinya ini berhasil atau malah gagal. Dengan kata lain, apakah umpan
2.1.9 Komunikasi Sebagai Hubungan Yang Ber inter aksi Dalam
Per usahaan
Menurut Dedy Mulyana (2001 :65-66), komunikasi sebagai interaksi
dipandang sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu
arah. Namun, pandangan kedua ini masih membedakan para peserta sebagai
pengirim pesan dan penerima pesan, karena masih tetap berorientasi sumber,
meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Jadi pada dasarnya
proses interaksi yang berlangsung juga masih bersifat mekanis dan statis.
Salah satu unsur yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi kedua
ini adalah umpan balik, yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada
sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk
mengenai efektifitas pesan yang disampaikan sebelumnya, apakah dapat
dimengerti, diterima, dan sebagainya, sehingga berdasarkan umpan balik
tersebut sumber dapat mengubah pesan selanjutnya jika diperlukan agar sesuai
dengan tujuannya. Tidak semua respon penerima adalah umpan balik. Suatu
pesan disebut umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap pesan
pengirim dan bila mempengaruhi perilaku selanjutnya pengirim.
Konseptualisasi ini sering diterapkan pada komunikasi adalah
interaksi. Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses
sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan
pesan, baik verbal atau nonverbal. Komunikasi sebagai suatu hubungan yang
harmonis apabila masing-masing anggota bekerja mengarahkan pandangannya
untuk berorientasi pada kepentingan bersama.
Hubungan yang berdasarkan aksi-reaksi bahwa semua karyawan
mempunyai kesadaran dan berperilaku sesuai dengan aturan kebudayaan dan
kebijakan yang ada dalam perusahaan tersebut. Menjadikan komunikasi dapat
berjalan efektif dikarenakan pesan yang disampaikan dapat diterima dan
mendapat umpan balik yang positif dari semua karyawan dalam perusahaan
tersebut.
2.2 Ker angka Ber pikir
Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain di dalam
kehidupan sehari-hari. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat
diabaikan, begitu juga halnya dalam kehidupan berorganisasi. Perkembangan
aktifitas organisasi terpusat pada iklim komunikasi organisasi. Ini menjadi
perhatian bagi pemimpin guna meningkatkan kinerja perusahaan.
Iklim komunikasi dalam suatu organisasi mempengaruhi kelangsungan
hidup organisasi tersebut. Iklim komunikasi yang positif akan menyebabkan
tujuan organisasi akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh para
anggotanya serta cenderung akan meningkatkan dan mendukung komitmen
pada organisasi. Sebaliknya, iklim komunikasi yang negatif akan
menyebabkan terciptanya lingkungan kerja organisasi yang tidak sehat,
sehingga tujuan organisasi tidak dapat tercapai. Ada enam faktor yang
keputusan partisipatif, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah,
mendengarkan dalam komunikasi ke atasdan perhatian pada tujuan berkinerja
tinggi.
Iklim komunikasi yang positif harus tercipta di setiap organisasi,
terutama untuk organisasi di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya. Tetapi
meskipun tergolong perusahaan yang berhasil dibidangnya, PT. Irhamna
Progres Mandiri Surabaya tidak terlepas dari permasalahan, khususnya yang
menyangkut keorganisasian dan masalah yang dihadapi oleh PT. Irhamna
Progres Mandiri Cabang Surabaya. Hal ini diasumsikan karena iklim
komunikasi yang dimiliki tidak sehat. Maka untuk memperjelas permasalahan,
penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan menggambarkan dan
mendeskripsikan bagaimana sebenarnya iklim komunikasi organisasi yang
terdapat di PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya.
Iklim Komunikasi Positif - Keper cayaan
- Pengambilan k eputusan par tisipatif - Kejujuran - Keter bukaan dalam komunikasi ke bawah -Mendengar kan dalam komunikasi ke atas
- Per hatian PT. Ir hamna Pr ogr es
Mandir i Sur abaya
Umpan balik dari komunikasi yang terjalin di PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabaya antara pimpinan dan karyawan dalam penelitian ini
dikategorikan positif dan negatif. Pertanyaan yang dijawab responden dengan
jawaban “Ya” mengarah pada iklim komunikasi yang positif dan pertanyaan
yang dijawab responden dengan jawaban “Tidak” mengarah pada iklim
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Va r iabel
Penelitian ini difokuskan pada iklim komunikasi organisasi pada PT.
Irhamna Progres Mandiri Surabaya.. Penelitian ini menggunakan metode
survey dan termasuk penelitian kuantitatif deskriptif.
3.1.1 Ik lim Komunikasi Or ganisasi
Iklim komunikasi organisasi organisasi merupakan variabel untuk
mengetahui situasi dalam lingkungan kerja di suatu organisasi secara
keseluruhan. Perusahaan yang memiliki iklim organisasi yang baik dapat
digunakan sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra yang
baik. Iklim ini dibentuk dari pola interaksi yang intens antar anggota
organisasi (semua karyawan) dengan lingkungan yang penuh persahabatan,
saling menghargai dan kepercayaan yang tinggi akan menuju ke arah iklim
yang baik atau positif. Sebaliknya, jika antar anggota organisasi (semua
karyawan) tidak memiliki kepercayaan dan kejujuran yang tinggi dan hanya
saling menggunjing antar satu karyawan dengan yang lain terhadap atasan
ataupun sebaliknya akan menuju ke arah iklim yang buruk atau negatif.
Iklim komunikasi organisasi dibentuk dari interaksi karyawan dalam
mempersepsi aturan, kebijakan dan nilai yang ada dalam organisasi tersebut.
komunikasi ke bawah dan mendengarkan dalam komunikasi ke atas serta
perhatian pada tujuan berkinerja tinggi.
3.1.2. Ik lim Komunikasi Or ganisasi Positif.
Iklim komunikasi organisasi positif adalah iklim komunikasi organisasi
yang baik, yaitu terdapat kepercayaan antara atasan dan bawahan. Karyawan
dapat berkonsultasi dan berkomunikasi serta diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan dan penetapan tujuan perusahaan yang berhubungan
dengan posisi para karyawan. Terdapat keterusterangan dan kejujuran diantara
sesama karyawan. Karyawan mudah menerima segala informasi yang
berhubungan dengan kemampuan mereka dalam pekerjaan dan pendapat serta
pemikiran karyawan dianggap penting oleh manajemen. Karyawan
menunjukan komitmen terhadap tujuan berkinerja tinggi dan manajemen
menganggap kesejahteraan karyawan sama pentingnya dengan tujuan
perusahaan yang berkinerja tinggi.
Bila kondisi untuk hubungan antar pesona yang baik hadir, kita juga
cenderung menemukan respons-respons positif terhadap penyelia, sikap
tanggap atas kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organisasi, kepekaan terhadap
perasaan pegawai, dan kesediaan untuk berbagi informasi. Semua ini adalah
prasyarat untuk komunikasi ke atas dan ke bawah yang efektif (Pace dan
Faules, 2005:203).
3.1.3. Ik lim Komunikasi Or ganisasi Negatif
Iklim komunikasi organisasi negatif adalah iklim komunikasi yang
Karyawan tidak dapat berkomunikasi dan berkonsultasi serta tidak
diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan perusahaan
yang berhubungan dengan posisi karyawan. Tidak adanya keterusterangan dan
kejujuran sepenuhnya diantara sesama karyawan. Karyawan tidak sepenuhnya
mudah menerima segala informasi yang berhubungan dengan kemampuan
mereka dalam pekerjaan dan pendapat serta pemikiran karyawan tidak
sepenuhnya dianggap penting oleh manajemen. Karyawan tidak sepenuhnya
menunjukan komitmen terhadap tujuan berkinerja tinggi dan manajemen tidak
sepenuhnya menganggap kesejahteraan karyawan sama pentingnya dengan
tujuan perusahaan yang berkinerja tinggi.
3.1.4. Pengukuran Var iabel
1. Keper cayaan
Untuk mengukur nilai kepercayaan, penulis menentukan bahwa
indikator dari nilai kepercayaan, yaitu :
1. Atasan memiliki kepercayaan untuk menjalin kerjasama antar
karyawan
2. Karyawan dipercaya dalam penyelesaian tugas
2. Pengambilan Keputusan Par tisipatif
Untuk mengukur nilai pembuatan keputusan partisipatif, penulis
menentukan bahwa indikator dari nilai pembuatan keputusan partisipatif, yaitu
2. Karyawan bertanggung jawab pada setiap keputusan yang telah
disepakati bersama
3. Kejujuran
Untuk mengukur nilai kejujuran, penulis menentukan bahwa indikator
dari nilai kejujuran, yaitu :
1. Karyawan dapat menuangkan seluruh isi pikiran tanpa mencari alasan
2. Keterusterangan antar personal diseluruh tingkat organisasi
4. Keter bukaan Dalam Komunikasi ke Bawah
Untuk mengukur nilai keterbukaan dalam komunikasi ke bawah,
penulis menentukan bahwa indikator dari nilai keterbukaan dalam komunikasi
ke bawah, yaitu :
1. Semua karyawan dapat berkonsultasi dengan atasannya mengenai
kebijakan perusahaan
2. Karyawan mendapatkan informasi mengenai pekerjaannya
5. Mendengarkan Dalam Komunikasi ke Atas
Untuk mengukur nilai mendengarkan dalam komunikasi ke atas,
penulis menentukan bahwa indikator dari nilai mendengarkan dalam
komunikasi ke atas, yaitu :
1. Atasan mendengarkan laporan masalah dari karyawan secara terbuka
dan berkesinambungan
2. Atasan menganggap informasi dari karyawan patut dipertimbangkan
Untuk mengukur nilai perhatian pada tujuan berkinerja tinggi, penulis
menentukan bahwa indicator dari nilai perhatian pada tujuan berkinerja tinggi,
yaitu :
1. Komitmen karyawan dalam mencapai tujuan
2. Perhatian yang serius terhadap kesejahteraan karyawan
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal. Skala ini hanya
mengelompokkan peristiwa dalam kategori tertentu. Angka yang tidunjukan
tidak menunjukan kedudukan suatu kategori terhadap kategori lain melainkan
hanya sekedar kode saja. Dalam penelitian ini, pertanyaan dengan jawaban
“Ya” diberi angka 1 dan pertanyaan dengan jawaban “Tidak” diberi angka 0.
3.2. Populasi, Teknik Penar ikan Sampel, dan Sampel.
3.2.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya.. Populasi ini merupakan jumlah karyawan yang bekerja di
organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya. yaitu 37 orang. Para
karyawan tersebut terkait langsung dengan setiap kebijakan, sistem dan
budaya organisasi yang ada.
3.2.2 Tek nik Penar ikan Sampel dan Sampel
Perusahaan PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya memiliki
karyawan dalam organisasi tersebut yang akan dijadikan populasi dalam
penelitian ini. Karyawan dalam organisasi ini terdiri dari manajer, penyelia
Untuk penentuan sample, penulis menggunakan simple random
sampling, yaitu sampel yang diambil sedemikian rupa yakni karyawan yang
berada di bagian gudang, pengiriman dan marketing PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabaya. Jumlah keseluruhan karyawan yang bekerja di bagian
tersebut totalnya berjumlah 30 orang. Penulis melakukan perhitungan ukuran
sampel ini didasarkan atas populasi yang ada dalam organisasi di PT. Irhamna
Progres Mandiri Surabaya khususnya pada bagian gudang, pengiriman dan
pada bagian marketing.
3.3 Tek nik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden. Dalam hal
ini, responden memberikan jawaban atas pernyataan-pernyataan dalam
kuisioner yang telah disediakan peneliti. Data sekunder adalah data yang
dikumpulkan secara tidak langsung melalui lembaga yang terkait atau
perusahaan yang bersangkutan.
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini tidak menguji hipotesa, namun hanya menjelaskan
bagaimana keadaan iklim komunikasi organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya.. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
kuisioner dan akan disebarkan kepada seluruh sample penelitian atau
responden dan nanti hasilnya akan dianalisa secara deskriptif.
Dalam penelitian ini metode analisis data dilakukan dengan
ditampilkan dalam prosentase, yaitu prosentase dari masing-masing data yang
ada. Terakhir, data diinterpretasikan agar memberikan suatu kesimpulan dari
data yang sudah diperoleh.
Rumus :
P = ( F/N) X 100 %
Keterangan :
P = Prosentase responden
F = Frekuensi
N = Jumlah populasi
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka akan diperoleh prosentase
yang diinginkan dengan katagori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya akan
disajikan dalam tabel agar mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Untuk mengukur nilai indikator-indikator iklim komunikasi kerja dalam
organisasi, penulis menggunakan rumus milik R. Wayne Pace.
11. Untuk mengukur Nilai Iklim Komposit (NIK) digunakan rumus :
NIK = Σ Jawaban Individu
Σ Pernyataan
12. Untuk mengukur Nilai Iklim Kepercayaan (NIT) digunakan rumus
:
NIT = Σ N1
13. Untuk mengukur Nilai Pengambilan Keputusan Partisipatif (NIP)
digunakan rumus :
NIP = Σ N2
2
N2 : Pernyataan mengenai pengambilan keputusan partisipatif
14. Untuk mengukur Nilai Kejujuran (NIJ) digunakan rumus :
NIJ = Σ N3
2
N3 : Pernyataan mengenai kejujuran
15. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah
(NIB) digunakan rumus :
NIB = Σ N4
2
N4 : Pernyataan mengenai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah
16. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Atas
(NIA) digunakan rumus :
NIA = Σ N5
2
N5 : Pernyataan mengenai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Atas
17. Untuk mengukur Nilai Perhatian Pada Tujuan Berkinerja Tinggi
(NIPBT) digunakan rumus :
NIPBT = Σ N6
N6 : Pernyataan mengenai Perhatian Pada tujuan Berkinerja Tinggi
Untuk mengukur indikator-indikator yang mempengaruhi iklim komunikasi
organisasi, pertanyaan-pertanyaan mengenai iklim komunikasi organisasi akan
digabungkan serta dianalisa secara deskriptif.
Peterson dan Pace (1976) mengembangkan Inventaris Iklim Komunikasi (IIK)
yang dirancang untuk mengukur enam “pengaruh komunikasi”, yang berasal
dari analisis “iklim ideal yang berhubungan dengan pengelolaan” yang
dilengkapi oleh Redding (1972). Dalam pengujian Inventaris Iklim
Komunikasi (IIK) dalam suatu organisasi, hasil perhitungan masing-masing
nilai gabungan indikator iklim komunikasi yang koefisiennya berkisar antara
0,8 – 0,97 dapat dikatakan baik, sedangkan yang berkisar 0,79 kebawah dapat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar an Umum Objek Penelitian
4.1.1 Latar Belakang Per usahaan
PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya berdiri pada 7 Januari 1999.
Perusahaan ini berada di kota Surabaya tepatnya di semolowaru PT. Irhamna
Progres Mandiri Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang Suplier
Oli dan Perawatan Mesin.
Dari tahun ke tahun PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya terus
mengalami peningkatan penjualan. Respon yang positif dari industri-industri
yang menggunakan Oli maupun jasa dari PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya membuat PT. Irhamna Progres Mandiri Surabaya dapat bersaing
dengan produk sejenis dari perusahaan kompetitor.
Untuk mewujudkan misi sebagai Suplier Oli dan Perawatan Mesin.
yang terdepan, dalam menjalankan usahanya, PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabaya didukung oleh tenaga ahli yang profesional serta mempunyai
karyawan berpengalaman yang berjumlah 30 orang.
4.1.2 Str uktur Or ganisasi
Untuk mempermudah pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung
jawab masing-masing bagian pada perusahaan, maka perlu ditetapkan struktur
organisasinya. Disamping itu struktur organisasi perusahaan juga bermanfaat
sehingga apa yang diharapkan oleh perusahaan untuk dapat melaksanakan
kegiatan dengan baik dan benar serta lancer dan dapat tercapai.
Struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Irhamna Progres Mandiri
Surabayaini garis komando berasal dari atas, sehingga semua kebijaksanaan
yang diterapkan berasal dari pihak pimpinan. Kemampuan perusahaan dalam
rangka menyusun organisasi akan mencerminkan kemampuan seorang
pimpinan di dalam memimpin, Demikian juga dalam hal pembagian tugas dan
wewenang yang dilimpahkannya kepada bawahannya.
Struktur organisasi PT. Irhamna Progres Mandiri Surabayadipimpin
oleh seorang Branch Manager di bawah pimpinan seorang Direktur Utama
pimpinan pusat Jakarta. Branch Manager ini dibantu oleh Accounting Finance,
selanjutnya dalam tugas Branch Manager juga dibantu oleh beberapa Kepala
bagian dan karyawan. Dan selanjutnya struktur organisasi PT. Irhamna
Progres Mandiri Surabaya dapat dilihat pada lampiran.
4.2 Pen yajian Data dan Analisis Data
Peneliti menyebarkan kuisioner kepada 30 responden. Data yang yang
telah diperoleh kemudian diolah dan disederhanakan ke dalam bentuk tabel
frekuensi agar mudah untuk dianalisa.
4.2.1 Identitas Responden
Identitas responden yaitu identitas karyawan PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabaya yang meliputi : jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan
1. J enis Kelamin Responden
Jenis kelamin dari responden dapat dijelaskan seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
No. J enis Kelamin Fr ekuensi Pr osentase
(% )
1 Laki-laki 22 73 %
2 Perempuan 8 27 %
J umlah 30 100 %
Sumber : Data Kuisioner
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa responden yang
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 22 responden dan responden yang
berjenis kelamin perempuan berjumlah 8 responden. Hal ini memperlihatkan
bahwa karyawan PT. Irhamna Progres Mandiri Surabayayang menjadi
responden penelitian di dominasi oleh laki-laki, yaitu dengan prosentase 73%,
sedangkan responden perempuan menempati urutan kedua dengan prosentase
27 %.
2. Pendidikan Ter akhir Responden
Pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini meliputi jenjang
SMA, D3 dan Sarjana (S1). Pendidikan terakhir responden dalam penelitian
Tabel 4.2
Pendidikan Terakhir Responden
No. Pend. Ter akhir Fr ek uensi Prosentase
(% )
1 SMA 14 47 %
2 D3 6 20 %
3 Sarjana (S1) 10 33 %
J umlah 30 100 %
Sumber : Data Kuisioner
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden
yang berpendidikan terakhir SMA berjumlah 14 orang (47%), sedangkan
responden yang berpendidikan terakhir D3 berjumlah 6 orang (20%), dan
3. Umur Responden
Umur responden dari penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel
di bawah ini :
Tabel 4.3
Umur Responden
No. Umur Fr ekuensi Pr osentase
(% )
1 25-30 tahun 6 20 %
2 31-35 tahun 6 20 %
3 36-40 tahun 8 27 %
4 41-45 tahun 2 7 %
5 46-50 tahun 4 13 %
6 51-60 tahun 4 13 %
J umlah 30 100 %
Sumber : Data Kuisioner
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa jumlah responden yang
berumur antara 25-30 tahun berjumlah 6 orang ( 20%), yang berumur antara
31-35 tahun berjumlah 6 orang (20%), sedangkan yang berumur antara 36-40
tahun berjumlah 8 orang (27%), dan yang berumur antara 41-45 tahun
berjumlah 2 orang (7%), responden yang berumur 46-50 tahun berjumlah 4
orang (13%), dan yang berumur 51-60 tahun juga berjumlah 4 orang ( 13%).
4.2.2 Keper cayaan
Kepercayaan tidak hanya didukung oleh pernyataan, namun juga
berkomunikasi dan menjalin hubungan antar sesama karyawan. Kepercayaan
dapat meminimalisasi salah penafsiran antar karyawan. Pada tabel berikut ini
akan disajikan pernyataan responden tentang kepercayaan.
Tabel 4.4
Kepercayaan
No Per nyataan Ya Tidak
1 Pimpinan PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabaya terlihat
memiliki kepercayaan yang tinggi pada bawahan atau karyawannya
14
(47 %)
16
(53 %)
2 Karyawan PT. Irhamna Progres
Mandiri Surabayaterlihat
memiliki kepercayaan yang tinggi pada atasan atau pimpinan mereka
13
(43 %)
17
(57 %)
Sumber : Kuisioner no 4 dan 5
Berdasarkan tanggapan responden tentang kepercayaan, pada
pernyataan pertama diperoleh 14 responden atau 47 % yang menjawab “ya”,
dan sebanyak 16 responden atau 53 % yang menjawab “tidak”. Berdasarkan
pernya