• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekar lembaran (sheet joint), yaitu bidang kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah dan terbentuk akibat penghilangan beban batuan karena erosi

Dalam dokumen Geologi Struktur (Halaman 38-45)

Analisis Kekar

2. Kekar lembaran (sheet joint), yaitu bidang kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah dan terbentuk akibat penghilangan beban batuan karena erosi

(Gambar VI.1b).

Gambar VI.1. a. Kekar tiang; b. kekar lembaran [Hamblin & Christiansen, 1998].

3. Kekar tektonik (tectonic joint), terbentuk karena gaya tektonik, umumnya berupa bidang yang relatif lurus. Apabila gaya tektonik yang bekerja bersifat kompresif, akan terbentuk beberapa jenis kekar sebagaimana yang pernah diujikan di laboratorium oleh para peneliti, yaitu (Gambar VI.2):

a. Kekar gerus (shear joint): terbentuk relatif menyudut lancip terhadap arah gaya tekan, memiliki kecenderungan untuk bergerak menjadi sesar (Gambar VI.2a). b. Kekar ekstensi (extension joint): terbentuk sejajar terhadap arah gaya tekan

(Gambar VI.2b).

akibat penghilangan gaya tekan yaitu ketika sesaat setelah gaya tekan berhenti bekerja (Gambar VI.2c).

Gambar VI.2. Jenis dan pola kekar akibat gaya kompresi [Billings, 1972]. a. kekar gerus; b. kekar

ekstensi; c. kekar rilis. Tanda panah menunjukkan arah gaya tekan.

Secara geometris dan hubungannya terhadap perlapisan batuan, kekar tektonik dapat dibedakan menjadi (Gambar VI.3):

Gambar VI.3. Klasifikasi geometris kekar [Billings, 1972]. Garis hitam tebal adalah perlapisan batuan. ABCD dan GHI adalah dip joint; BDEF dan MNO adalah strike joint; JKL adalah bedding joint; PQR

dan STU adalah diagonal joint.

b. Strike joint: kekar yang jurusnya sejajar dengan arah jurus lapisan batuan. c. Bedding joint: kekar yang bidangnya sejajar dengan bidang perlapisan batuan. d. Diagonal joint: kekar yang jurusnya memotong miring terhadap jurus perlapisan

batuan.

VI.2. Analisis Kekar

Tujuan dari analisis kekar ini sebenarnya adalah untuk menafsirkan arah gaya tektonik yang bekerja, sehingga diharapkan dapat membantu interpretasi struktur sesar dan lipatan yang ada pada daerah penelitian. Analisis kekar dapat dikerjakan dengan tiga metoda, yaitu:

1. Histogram 2. Diagram kipas 3. Stereografis.

Dalam analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis hanyalah jurus dari kekar dengan mengabaikan besar dan arah kemiringan, sehingga analisis ini akan mendekati kebenaran apabila kekar-kekar yang dianalisis mempunyai

dip cukup besar atau mendekati 900. Gaya yang bekerja di anggap lateral. Karena arah

kemiringan kekar diabaikan, maka dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah

N1800E dihitung sama dengan N00E, N2200E dihitung sama dengan N400E, N1150E

sama dengan N650W. Jadi semua pengukuran dihitung ke dalam interval N00E - N900E

dan N00W - N900W.

Prosedur Analisis:

Untuk analisis statistik, data yang diperkenankan umumnya 50 data, tetapi 30 data masih di perkenankan. Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan, karena gaya yang bekerja untuk kedua jenis kekar tersebut berbeda.

1. Buat tabulasi dari data pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke dalam tabel (gambar VI.4). Buat interval 5 derajat. Hitung frekuensi dan prosentase masing-masing interval. Prosentase dihitung masing-masing-masing-masing interval terhadap seluruh pengukuran.

2. Membuat histogram (gambar VI.5).

b. Sumbu datar terdiri dari N 900 W - N 00 E - N 900 E. Buat skala sesuai interval (5 derajat).

c. Buat balok masing interval sesuai dengan besar prosentase masing-masing interval.

3. Membuat diagram kipas (gambar VI.6).

a. Buat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari menunjukkan besar prosentase terbesar dari interval yang ada (misal 24%).

b. Pada sumbu datar plot prosentase. Dari pusat 0%, jari-jari terluar = prosentase terbesar (24%).

c. Busur lingkaran dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka dibagi

menjadi 18 segmen). Plot jurus kekar sesuai interval (N 900 W, 85, …, 5, 0, 5,

…, 85, N 900 E).

d. Buat busur lingkaran dengan jari-jari = prosentase masing-masing interval mulai

dari batas bawah interval hingga batas atas interval. Misal interval N 00 E - N 50

W prosentase = 20%, maka buat busur lingkaran dari sumbu tegak (N 00 E)

hingga N 50 W dengan jari-jari skala 20%.

4. Interpretasi.

Arah gaya pembentuk kekar membagi dua sudut lancip yang dibentuk oleh kedua kekar.

a. Pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut (jurus kekar) yang terbaca pada busur lingkaran, yang diperoleh dengan membagi dua dari dua maksima (interval dengan prosentase terbesar) yang berjarak kurang dari 90 derajat.

b. Pada histogram, arah gaya = sudut yang terbaca pada sumbu datar yang merupakan titik tengah antara dua maksima yang berjarak kurang dari 90 derajat.

c. Bila ingin mencari arah sumbu lipatan, tambahkan 90 derajat dari arah gaya, searah atau berlawanan jarum jam.

Gambar VI.4. Bentuk tabel perhitungan kekar.

Gambar VI.5. Histogram. Maksima N2,50W dan N62,50E. Gaya utama N300E.

Gambar VI.7. Pola kekar yang berkembang pada suatu lipatan (McClay, 1987).

Bab VII 

Sesar 

VII.1. Pengertian

Dalam analisis sesar dapat dikerjakan dengan metode grafis maupun metode stereografis. Dengan metode grafis dapat dianalisis kedudukan suatu titik, garis dan bidang serta arah dan besar pergeserannya. Dengan stereografis jarak tidak bisa ditentukan.

Beberapa istilah yang dipakai dalam analisis sesar cara grafis antara lain:

• Sesar (fault): adalah bidang rekahan atau zona rekahan pada batuan yang sudah mengalami pergeseran.

• Jurus sesar (strike of fault): arah garis perpotongan bidang sesar dengan bidang horisontal, biasanya diukur dari arah utara.

• Kemiringan sesar (dip of fault): adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar dengan bidang horisontal, diukur tegak lurus strike.

• Net slip : pergeseran relatif suatu titik yang semula berimpit pada bidang sesar akibat adanya sesar.

• Rake : sudut yang dibentuk oleh net slip dengan strike slip (pergeseran horisontal searah jurus) pada bidang sesar.

Beberapa istilah lain silahkan baca textbook. Keterangan bagian-bagian sesar lihat gambar VII.1 dan VII.2.

Gambar VII.1. Bagian-bagian sesar.

Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain:

b. Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan.

c. Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores-garis, dll.

d. Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar, horses atau

slices, milonit, dll.

e. Silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar. f. Perbedaan fasies sedimen.

g. Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp), triangular

facet, terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan struktural.

Gambar VII.2. Terminologi pada daerah sesar.

Dalam dokumen Geologi Struktur (Halaman 38-45)

Dokumen terkait