• Tidak ada hasil yang ditemukan

White-breasted Woodswallow

BIOEKOLOGI

Sayapnya besar dan kuat sehingga sangat gesit meluncur di udara untuk berburu serangga-serangga yang sedang terbang. M ereka sering hinggap berdesak-desakan dalam kelompok kecil atau besar di kabel atau cabang pohon.

KEBERADAAN DI TW A KERAN DAN GAN

Jenis ini tergolong penghuni tetap namun biasanya mudah ditemukan pada daerah pinggiran atau perbatasan kawasan TW A Kerandangan terutama di punggung perbukitan.

KARAKTER M ORFOLOGI

P ertama kali dideskripsikan oleh Linnaeus tahun 1771, yang berasal dari Yunani leucos

‘putih’ dan rhynchos ‘paruh’. W arna bulu hitam mengkilap di bagian punggung dan sayap atas, sementara bawah sayap dan perut berwarna putih.

C oates, B .J. & K.D. B ishop. 2000.Panduan Lapangan Burung-burung di Kaw asan Wallacea. B irdLife International-Indonesia P rogramme & Dove P ubl. P ty. Ltd. B ogor.

Ferguson-Lees, J., D.A . C hristie, K. Franklin, P. B urton & D. M ead. 2001.Raptors of t he

W orld: A n Identification Guide to the B irds of P rey of the W orld. H M C o Field Guides.

H olmes, D. & K. P hillips. 1999.Burung-burung di Sulaw esi. Terjemahan: Y.A . M ulyani P uslitbang B iologi-LIP I. B ogor.

H olmes, D. & S. Nash. 1999.Burung-burung di Jaw a dan Bali. Terjemahan: S. A disoemarto & D. P rawiradilaga. P uslitbang B iologi-LIP I. B ogor.

Koon, L.C . & C ranbrook, E. 2002. Swift lets of B orneo: B uilders of Edible Nests. Natural H istory P ublications (B orneo). Kinabalu.

M acKinnon, J. & K. P hillipps. 1993.A Field Guide to t he Birds of Borneo, Sumat ra, Java and Bali. Oxford U niversity P ress. Oxford.

M acKinnon, J. 1988.Panduan Lapangan Burung-burung di Kaw asan Sumatera Kalimantan Jaw a Bali. Gajah M ada U niversity P r. Yogyakarta.

M acKinnon, J. 1993.Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jaw a dan Bali.

Gadjah M ada U niversity P ress. Yogyakarta.

M acKinnon, J., K. P hillipps & B . van B alen. 2000.Burung-burung di Sumatera, Jaw a, Bali dan Kalimantan. LIP I dan B irdLife IP. B ogor.

Raharjaningtrah, W ., P.F Nurwatha & M .S. Yusuf. 2007.Burung-burung di Bat u Hijau. P T. Newmont Nusa Tenggara. Sumbawa.

Rasmussen, P.C . & J.C . A nderton. 2005.Birds of Sout h Asia: The Ripley Guide. V olume 2. Smithsonian Institution and Lynx Edicions.

Robson, C . & R. A llen. 2005. New H olland fi eld guide to the birds of South-East A sia. New H olland P ublishers.

Strange, M . 2001.A Photographic Guide to t he Birds of Indonesia. P eriplus. Singapore.

Sukmantoro W ., M . Irham, W . Novarino, F. H asudungan, N. Kemp & M . M uchtar. 2007. Daft ar B urung Indonesia no. 2. Indonesian Ornithologists’ U nion, B ogor.

W inasis, S., Sutadi., A . Toha, & R. Noske. B irds of B aluran National P ark. B alai Taman Nasional B aluran. B aluran.

Adaptasi: cara mahluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana mereka tinggal.

Angin muson: angin yang berhembus setiap enam bulan sekali yang disebabkan oleh perbedaan temperatur di belahan bumi utara dan selatan.

Bioekologi: kajian hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya.

Birdwatching: sebuah kegiatan pengamatan burung baik dengan mata telanjang maupun dengan alat bantuan berupa teropong binokular atau monokular.

Burung predator: kelompok burung yang makanan utamanya berupa daging seperti tikus, ikan, kadal, ayam, burung lain, dan sebagainya.

Karnivora: hewan pemakan daging.

Daya dukung lingkungan: kemampuan lingkungan dan sumber daya alam dalam mendukung kehidupan manusia yang berkaitan dengan kapasitas penyediaan dan kapasitas menampung limbah.

Dekomposisi: proses pengubahan menjadi bentuk yang lebih sederhana atau disebut juga penguraian.

Dimorfi sme: suatu karakteristik mahluk hidup dimana terdapat perbedaan fi sik dan tingkah laku yang berhubungan dengan jenis kelamin, umumnya merujuk pada perbedaan sistematik pada ukuran, bentuk, warna dan lain-lain.

Diurnal: Sifat mahluk hidup yang aktif pada siang hari sedangkan malam hari digunakan untuk tidur.

Domestikasi: proses penjinakan hewan liar atau hewan buas dan sebagaianya.

Ekowisata: kegiatan pariwisata yang dilakukan pada tempat-tempat yang masih alami, untuk menikmati keindahan alam, fl ora, fauna, serta adat istiadat masyarakat setempat.

Endemik: organisme yang hanya ditemukan pada satu daerah saja dan tidak ditemukan pada tempat lainnya.

Hampir Terancam (Near Threatened): status konservasi yang diberikan kepada spesies yang kemungkinan berada dekat dengan keadaan terancam kepunahan.

Hutan hujan tropis: tipe hutan di kawasan tropis yang selalu diguyur hujan sepanjang tahun.

Hutan musim: hutan yang sifat-sifatnya dipengaruhi oleh perubahan musim, biasanya ditandai dengan adanya tumbuhan yang menggugurkan daunnya ketika musim kemarau.

Iris: bagian berwarna dari mata yang dapat meluas atau menyempit untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata

Kawasan konservasi: kawasan hutan yang ditunjuk pemerintah untuk dimanfaatkan secara lestari sebagai langkah untuk melestarikan segala aspek yang ada dalam kawasan tersebut.

Koloni: kawanan organisme yang tinggal di suatu daerah, hidup sangat berdekatan dan saling berhubungan satu dengan lainnya.

Kritis (C ritically Endangered): status yang diberikan kepada suatu spesies yang terbukti menghadapi risiko kepunahan dalam waktu dekat.

M igrasi: perpindahan yang dilakukan oleh burung dari satu tempat ke tempat lain yang disebabkan oleh pergantian musim.

M orfologi: ilmu pengetahuan tentang bentuk luar dan susunan mahluk hidup.

Nokturnal: burung yang aktifitasnya dilakukan pada malam hari, seperti Kowak M alam, C abak dan C elepuk Rinjani.

Obyek Daya Tarik W isata (ODTW ): tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.

Omnivora: mahluk pemakan tumbuhan dan pemakan daging atau disebut juga hewan pemakan segala

Subspesies: bagian dari spesies yang terdiri atas mahluk hidup yang berbeda dari spesies, tapi masih memiliki hubungan dekat dengan spesies tersebut.

Taman W isata Alam: kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.

Territorial: hewan yang memiliki sifat sebagai penguasa terhadap daerah tertentu yang ditandai dengan adanya satu individu yang mendominasi di daerah tersebut.

Tipe iklim D: tipe iklim yang memiliki ciri rata-rata bulan terpanas lebih dari 10 derajat celcius, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari -3 derajat celsius.

Tungkai: bagian kaki yang memanjang dari bagian atas paha hingga telapak kaki.

A nis H utan, 47 A yamhutan, H ijau, 16 M erah, 15 B entet Kelabu, 45 B ondol P eking, 63 B ubut A lang-alang, 26 B urungmadu, Kelapa, 58 Sriganti, 59 C abai Lombok, 57 C aladi Tilik, 38 C ekakak, Kalung-coklat, 33 Sungai, 34 Tunggir-putih, 35 C elepuk Rinjani, 27 C icakopi M elayu, 48 C ici M erah, 49 C ikrak Kutub, 51 C ikukua Tanduk, 62 C inenen Jawa, 50 C incoang C oklat, 46 Delimukan Zamrud, 23 Elang, B ondol, 11 Flores, 13 Elangalap C ina, 12 Gelatikbatu Kelabu, 56 Gemak Loreng, 17 Gosong Kaki-merah, 14 Isapmadu Topi-sisik, 61 Kacamata Laut, 60

Kancilan B akau, 55 Kangkok Ranting, 24 Kapasan Sayap-putih, 42 Kapinis Rumah, 31 Kareo P adi, 18 Kedasi Emas, 25 Kehicap Ranting, 54 Kekep B abi, 67

Kepudang Kuduk-hitam, 64 Kirikkirik Laut, 36 Kokokan Laut, 9 Layanglayang Loreng, 41 M erbah C erukcuk, 44 M erpatihutan M etalik, 21 P aok Laus, 39 P ergam H ijau, 20 Sepah H utan, 43 Sikatan, B odoh, 52 Dada-merah, 53 Sikepmadu A sia, 10 Srigunting, Kelabu, 65 W allacea, 66 Tionglampu B iasa, 37 U dang P unggung-merah, 32 U ncal B uau, 22

W alet, Sapi, 30

Sarang-putih, 29 W alik Kembang, 19

Dokumen terkait