• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Biaya Variabel

3.6 Kelayakan Usaha Tani di Lokasi Penelitian

Berdasarkan data yang telah terlampir dalam lampiran analisis kelayakan usaha tani diperoleh data sebagai berikut:

49 a) Analisa Biaya Usahatani Plot 1 Komoditi Jagung

Diketahui : TVC = Rp 7.295.000 TFC = Rp 5.032.025  Total Cost (TC)

= Total Biaya Tetap (TFC) + Total Biaya Variabel (TVC) = Rp5.032.025 + Rp 7.295.000

= Rp 12.327.025  Total Revenue (TR)

Diketahui Produktivitas Jagung adalah 6 ton/Ha

Harga Jagung per November 2015 adalah Rp 4.500.000/ton Total Revenue (TR)

= Kuantitas (Q) x Harga (P) = 6 ton x Rp 4.500.000 = Rp 28.000.000  Keuntungan (π)

= Total Revenue (TR) – Total Cost (TC) = Rp 28.000.000 - Rp 12.327.025 = Rp 15.672.975,-

 Analisis Kelayakan Usahatani Jagung di Plot 1 RC Rasio

= =

= 2,27 %

Berdasarkan hasil analisis RC Rasio diatas diketahui nilai RC sebesar 2,27. Nilai ini > 1 % sehingga dapat dinyatakan bahwa usahatani jagung di daerah Plot 1 Bumiaji tersebut Layak.

50  Analisa BEP  BEP Penerimaan_Jagung

Berdasarkan hasil perhitungan BEP penerimaan didapatkan nilai impas harga jual (tudak untung atau rugi) sawi sebesar , apabila petani dapat menjual diatas nilai tersebut maka akan mendapatkan keuntungan, apabila petani menjual di bawah niali tersebut maka petani akan rugi.  BEP Unit jagung

=

Berdasarkan hasil perhitungan BEP unit komoditas sawi didapatkan nilai impas jumlah prouksi (tidak untung atau rugi) komoditas sawi sebesar atau setara dengan 5,4 ton apabila petani dapat memproduksi diatas nilai tersebut maka akanmendapatkan keuntungan, apabila petani memperoleh produksi di bawah niali tersebut maka akan rugi.

b). Analisa Biaya Usahatani Plot 2 Komoditi Sawi Diketahui : TVC = Rp 15.400.000

51 TFC = Rp 3.350.950

 Total Cost (TC)

= Total Biaya Tetap (TFC) + Total Biaya Variabel (TVC) = Rp3.350.950 + Rp15.400.000

= Rp 18.750.950  Total Reveneu (TR)

Diketahui Produktivitas Sawi 7 ton/Ha

Harga Jagung per November 2015 adalah Rp 3.500.000/ton Total Revenue (TR)

= Kuantitas (Q) x Harga (P) = 7 ton x Rp 3.500.000 = Rp 24.500.000

 Keuntungan (π)

= Total Revenue (TR) – Total Cost (TC) = Rp 24.500.000 - Rp 18.750.950 = Rp 5.749.050

 Analisis Kelayakan Usahatani Sawi di Plot 2 RC Rasio

= = = 1,3 %

Berdasarkan hasil analisis RC Rasio diatas diketahui nilai RC sebesar 1,3 %. Nilai ini > 1 % sehingga dapat dinyatakan bahwa usahatani jagung di daerah Plot 2 Bumiaji untuk budidaya Sawi Layak.

 Analisa BEP

52 /ha

Berdasarkan hasil perhitungan BEP penerimaan didapatkan nilai impas harga jual (tudak untung atau rugi) sawi sebesar , apabila petani dapat menjual diatas nilai tersebut maka akan mendapatkan keuntungan, apabila petani menjual di bawah niali tersebut maka petani akan rugi.  BEP Unit sawi

=

Berdasarkan hasil perhitungan BEP unit komoditas sawi didapatkan nilai impas jumlah prouksi (tidak untung atau rugi) komoditas sawi sebesar atau setara dengan 5,4 ton apabila petani dapat memproduksi diatas nilai tersebut maka akan mendapatkan keuntungan, apabila petani memperoleh produksi di bawah niali tersebut maka akan rugi.

53 IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Morfologi tanah dan symbol horizon, pada titik pertama atau plot satu terletak di bumiaji terdapat tiga horizon dan empat kali pengeboran. Horizon pertama memiiki kedalaman 32,33 cm. kedalaman di dapat dari hasil rata – rata tiga sisi minipit yaitu tepi kiri, tengah dan tepi kanan. Perakaran yang ada pada horizon ini banyak dengan ukuran sedang. Pori yang ada kasar dan banyak. Warna pada horizon ini coklat cerah dan memiliki struktur butir >10mm serta kuat. Untuk konsistensi lembab sangat gembur dan konsistensi basah tidak lekat. Konsistensi basah di dapat dengan penambahan sedikit air untuk mengetahuinya. Sementara plastisitasnya tidak plastis dengan horizon penciri epipedon okrik.

Horizon kedua, symbol horizon nya A2 memiliki kedalaman 41,33 cm. Jumlah perakarannya biasa (Bi) dengan ukuran halus. Pori horizon kedua memiliki pori sedang dan banyak. Warna yang tidak beda jauh dari horizon pertama namun sedikit gelap. Sementara untuk strukturnya memiliki tipe remah, ukuran 5-10 mm dan tingkat kekuatan cukup. Tekstur tanah yang ada di horizon adalah lempung liat berdebu. Konsistensi lembab tanpa penambahan air adalah lepas dan setelah penambahan air atau konsistensi basahnya adalah agak lekat karena masih tertinggal di ujung jari. Plastisitasnya tidak plastis, di dapat dengan menggulung tanah yang sudah di beri air dan dirasakan dengan ibu jari dan telunjuk. Sementara horizon pencirinya epipedon okrik yang berada pada bagian atas. Yang terakhir pada minipit ini yaitu horizon ke tiga. Dengan symbol A3, memiliki kedalaman horizon 52 cm. jumlah perakarannya adalah sedang dan memiliki serabut yang halus. Pori yang terdapat di horizon ini halus dan banyak/besar(Ba). Warna mulai agag gelap dan strukturnya remah dengan ukuran 1-2 mm dan kekuatan lemah. Sementara teksturnya lempung berdebu dan

54 konsistensi lembab nya lepas. Untuk konsistensi basahnya agag lekat. Sementara plastisitasnya dan horizon pencirinya adalah sangat plastis dan endopedon kambik.

Klasifikasi tanah pada plot 1 termasuk ordo andisol dengan epipedon okrik dan endopedon kambik dengan permeabilitas tinggi sedangkan pada plot 2 ordo andisol dengan epipedon okrik dan endopedon argilik dengan permeabilitas sedang. Pada kelas kemampuan lahan pada plot 1 kelas kemampuannya III dengan faktor pembatas tekstur erosi dan batuan, sedangkan pada plot 2 kelas kemampuan III dengan faktor pembatas kedalaman efektif dan erosi.

Berdasarkan hasil pengkelasan data-data pengukuran lapangan di tiap satuan lahan menunjukkan bahwa pada lokasi titik pertama mempunyai kelas kemampuan lahan III, sedangkan plot 2 juga mempunyai kelas kemampuan lahan III. Pada Plot 1 memiliki pembatas tekstur, erosi, batuan, sedangkan pada plot 2 mempunyai factor pembatas kedalam efektif dan erosi. Lahan tersebut merupakan kelas lahan yang masih dapat digunakan sebagai lahan pertanian karena masih memungkinkan untuk berproduksi dengan sifat-sifat yang dimiliki. Namun untuk kedua lahan tersebut masih membutuhkan adanya pengolahan untuk digunakan sebagai lahan pertanian

Pada kesesuaian lahan aktual pada plot 1 kelas s3 dengan faktor pembatas temperature dan curah hujan, sedangkan pada plot 2 termasuk kelas s3 dengan faktor pembatas kedalaman efektif dan curah hujan. Pada kesesuaian potensial plot 1 cukup sesuai untuk penanaman jagung sedangkan pada plot 2 sesuai untuk penanaman sawi.

Petani yang berada dalam kawasan Bumi aja akan mendapatkan keuntungan dari usaha tani nya sawi dan jagung.

55 4.2 Saran

Evaluasi lahan harus di lakukan sebelum lahan tersebut di gunakan, evaluasi lahan harus di terapkan supaya mampu mendapatkan lahan dengan kemampuannya.

56 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T.S.1996. Survai Tanah dan Evaluasi Lahan. Jakarta. PT Penebar Swadaya.

Andrian, Suriadi, Marpaung P. 2014. Pengaruh Ketinggian Tempat Dan Kemiringan Lereng Terhadap Produksi Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Di Kebun Hapesong Ptpn Iii Tapanuli Selatan. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol. 2, No. 3, Hal. 981-989, ISSN No. 2337-6597. Fakultas

Pertanian. USU, Medan. (Online)

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=164122& val=4122. Diakses pada tanggal 19 November 2015. Pukul 14:38 WIB.

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah Dan Air. Penerbit IPB. Bogor. Hakim, N.M.Y. Nyakpa, A.M.Lubis, S.Ghani, Nugroho, M.R.Soul,

M.A.Diha, G.B.Hong, N.H.Balley., 1986. Dasar-Dasar Ilmu

Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 360 halaman.

Hardjowigeno, S., 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 233 halaman.

Hardjowigeno, S dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan

dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Gadjah

57 Jenny, H., 1941. Factor of Soil Formation. McGraw-Hill Book

Company, Inc. New York And London.

Kardiman. 2006. Prinsip-prinsip Akuntansi 1. Jakarta: Yudistira. Luthfi, Rayes.2007. Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan.

Yogyakarta : Andi..

Marsono DJ. 1997. Peningkatan Produktivitas dalam Pembangunan

Hutan Alam Berkelanjutan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru

Besar dalam Ekologi Hutan pada Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Purwowidodo. 1983. Teknologi Mulsa. Jakarta : Dewaruci Press. Rayes, M., Luthfy. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.

Andi Offset. Yogyakarta

Santosa et.al., 2005. Penentuan tingkat kesesuaian lahan tanaman

apel, alpokad dan kopi arabika di Sumberjo Batu. Jurusan

Tanah. Fakultas Pertanian. UB

Sarief. (1985). Konservasi Tanah dan Air. Bandung: PT. Pustaka Buana

Sitorus, Santun RP. (1998). Evaluasi Sumber Daya lahan.Bandung: Tarsito

Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Ui-Press. Jakarta

Soetriono, Salyo, 2003. Pengantar Ilmu Pertanian Umum. Universitas Brawijaya. Malang.

Strahler, A.N.,&Strahler, A.H., 1983. Modern Physical Geography. John Willey&Sons. 532p

Suhendra. 2009. Peta Mangroves Indonesia. Pusat Survei Sumber Daya Alam Laut, Bakosurtanal, Cibinong. 329 pp.

58 LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Deskripsi Morfologi dan Klasifikasi Tanah (2Titik)

Plot 1

No Hasil Survei Tanah Titik N2 (Minipit)

1 Jumlah/Nomor Horison 1 2 3

2 Simbol Horison A1 A2 A3

3 Kedalaman Horison 32,33 cm 41,33 cm 52 cm 4 Perakaran Jumlah Sd Bi Ba Sd BiBa Sd Bi Ba

Ukuran HaSd Ha Ha Sd Ka Ha Sd Ka 5 Pori Halus Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sd Bi Ba

Sedang Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sd Bi Ba Kasar Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sd Bi Ba

6 Warna 10YR 6/2 10YR 5/6 10YR 3/3

7 Karatan Tidak

ditemukan

Tidak ditemukan Tidak ditemukan 8 Gejala Redoksi Morfik Tidak

ditemukan

Tidak ditemukan Tidak ditemukan 9 Gejala Non Redoksi Marfik Tidak

ditemukan

Tidak ditemukan Tidak ditemukan

10 Struktur Tipe Butir Remah Remah

Ukuran >10 mm 5-10 mm 1-2 mm

Tingkat kuat cukup Lemah

11 Tekstur Lempung liat

berdebu

Lempung liat berdebu

Lempung berdebu 12 Konsistensi Lembab Sangat

gembur

Lepas Lepas

Basah Tidak lekat Agak lekat Agak lekat 13 Plastisitas Tidak Plastis Tidak Plastis Sangat Plastis

59 14 Horison Penciri Epipedon

Okrik

Epipedon Okrik Endopedon Kambik

Tabel Hasil Pemboran Tanah Minipit (4x pemboran)

No Pemboran 1 2 3 4

1 Warna 10YR 4/4 10YR 4/6 10YR 6/6 10YR 5/8

2 PH 7,5 7,3 7,1 6,4

3 Tekstur Lempung berdebu

PLOT 2

No Hasil Survei Tanah Titik N2 (Minipit) 1 Jumlah/Nomor Horison 1 2 3 4 2 Simbol Horison A1 A2 A3 A4 3 Kedalaman Horison 9,67 cm 27 cm 51,67 cm 80 cm 4 Perakara n Jumlah Sd Bi Ba SdBiBa Sd Bi Ba Sd Bi Ba Ukuran HaSd Ka Ha Sd Ka Ha Sd Ka Ha Sd Ka 5 Pori Halus Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sedang Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sd Bi Ba Kasar Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sd Bi Ba 6 Warna 10YR 7/6 10YR 5/6 10YR 5/4 10 YR 5/6

7 Karatan Tidak ditemukan Tidak ditemukan Tidak ditemukan Tidak ditemukan 8 Gejala Redoksi Morfik Tidak ditemukan Tidak ditemukan Tidak ditemukan Tidak ditemukan

60 Tabel Hasil Pemboran Tanah Minipit (3x pemboran)

No Pemboran 1 2 3

1 Warna 10YR 3/6 10YR 3/3 10 YR 3/6

2 PH 6,3 6,3 6,2

3 Tekstur Liat berdebu Liat berdebu Liat berdebu

Table… klasifikasi tanah

Parameter Titik I Titik II

Ordo Andisol andisol

Endopedon Kambik argilik

Epipedon Okrik okrik

Permeabilitas Cepat sedang

9 Gejala Non Redoksi Marfik Tidak ditemukan Tidak ditemukan Tidak ditemukan Tidak ditemukan 10 Struktur Tipe Remah halus sudut Sudut Sudut

Ukuran >10 mm 5-10 mm 10-20 mm 5-10

Tingkat cukup kuat kuat Kuat

11 Tekstur Debu Liat berdebu Liat berdebu Liat berdebu 12 Konsistens

i

Lembab Lepas Lepas Gembur Teguh Basah Tidak lekat Agak lekat Lekat Lekat

13 Plastisitas Tidak Plastis Agag plastis Agag Plastis Sangat plastis 14 Horison Penciri Epipedon

Okrik Epipedon Okrik Endopedon Kambik Endopedon Kambik

61 Lampiran 2. Hasil Pengkelasan Kemampuan Lahan

Pengkelasan Kemampuan Lahan Pada Plot 1

No Faktor Pembatas Hasil Pengamatan Kode Kelas 1 Tekstur

Tekstur Atas Lempung Liat berdebu T2 I

Tekstur Bawah Lempung Liat berdebu T2 I

2 Lereng 10 % l2 III

3 Drainase Baik d0 I

4 Kedalaman Efektif 1 m K0 I

5 Tingkat Erosi Ringan E1 I

6 Batuan/Kerikil 0 b0 III

7 Bahaya banjir Tidak pernah o0 I

Kelas Kemampuan Lahan III

Faktor Pembatas Tektur,erosi,batuan

Sub Kelas Kemampuan Lahan III L2, E1, BO

Pengkelasan Kemampuan Lahan Pada Plot 2

No Faktor Pembatas Hasil Pengamatan Kode Kelas 1 Tekstur

Tekstur Atas Debu T3 I

Tekstur Bawah Liat berdebu t1 III

2 Lereng 10 % i2 III

3 Drainase Baik d0 I

4 Kedalaman Efektif 30 cm k2 IV

5 Tingkat Erosi Sedang E2 IV

6 Batuan/Kerikil 0 b0 b0

7 Bahaya banjir Tidak pernah o0 I

62

Faktor Pembatas Kedalaman efektif

,Erosi

Sub Kelas Kemampuan Lahan IV, k2. E2

Lampiran 3. Hasil Pengkelasan Kesesuaian Lahan (Aktual dan Potensial)

Lokasi 1 komoditas jagung

Dokumen terkait