• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelebihan dan Kekurangan Mobille Unti X-ray 1 Kelebihan

Dalam dokumen [Type the document title] (Halaman 74-81)

MATERI KEGIATAN

6. Tidak munculnya efek samping dari radiasi pada pasien setelah proses paparan

5.9. Kelebihan dan Kekurangan Mobille Unti X-ray 1 Kelebihan

1. Mudah dibawa kemana saja sehingga memungkinkan untuk pemeriksaan di ruang pasien yang jauh sekalipun.

2. Menggunakan remote kontrol dalam proses exspsosure sehingga jarak paetuga radiographer bisa lebih jauh.

3. Handling yang dilengkapi motor pengerak lebih memudah kan petugas radiographer untuk mendorong mobile unit ke ruang pasien.

4. Daya yang disimpan dalam generator tegangan tinggi mampu digunakan untuk untuk melakukan 200 exspose dalam 1 jam.

5. Desain mobile unit x ray yang menyerupai jerapah mengurangi rasa khawatir dan cemas mengenai bahaya radiasi pada pasien.

5.9.2 Kekurang mobile unit x ray

1. Daya tembus sinar x yang dikeluarkan oleh mobile unit x ray tidak bisa sefokus pada pemerikasaan dengan menggunakan general x ray.

2. Dosis hamburan radiasi yang dikeluarkan oleh mobile unit x ray rentan menganai pasien lain yang berada disekitar pasien yang sedang di foto rontgen.

3. Massa dari mobile unit x ray yang mecapai 206 kg membuat lantai rumah sakit mudah rusak. Meskipun handling mudah akan tetapi pada saat masuk ke dalam lift, mobile unit mengeluarkan suara yang keras. Hal ini disebabkan karena roda dari mobile unit tidak di lengakpi dengan sistem shock breaker.

4. Dibutuhkan teknik khusus dalam pengexsposan, untuk mengurangi dosis hambur disekitar kamar pasien.

5.10 Memaksimalkan Hasil Pemaparan

Untuk bisa mendapatkan hasil foto rontgen yang baik dibutuhkan ketelitain serta keprofesionalitasan para petugas radiographer. Dengan cara mentaati aturan penggunaan alat dan melaksanakan prosedur kerja secara runtut akan menghasilkan kualitas gambar hasil pemaparan berkualitas dan tidak ditemuknnya artefak yang bisa menyebabkan pengulangan proses pemaparan. Apabila proses pemaparan harus diulang maka akan merugikan bagi pasien karena akan terpapa 2 kali radiasi dalam rentang waktu yang relative singkat.

Pertama yang harus dilakukan sebelum alat digunakan pada pasien yaitu terlebih dahulu petugas radiographer melaksanakan check up alat agar tingkat keakurasian menjadi normal. Check up mobille unit x ray dilakukan dengan cara menghidupkan alat dan membiarkannya selam 15 menit sebelum digunakan. Hal ini dilakukan agar mesin dan generator didalam mobile unit x ray melakukan warm up.

Untuk menggurangi tingkat kegagalan dalam proses pemaparan maka langkah-langkah dibawah ini harus dilakukan secara urut dan benar. Urutan proses pemaparan yang benar yaitu sebagai berikut :

1. Hubungkan injector mobile unit x-ray dengan sumber arus listrik apabila sumber tegangan dalam alat habis atau kuranag dari 10%.

2. Tekan tombol ON.

3. Atur kv dan mAs, dengan menekan tombol panah up dan down.

4. Atur posisi kolimator tepat berada ditengah bagian tubuh yang akan dipapar.

5. Letakkan kaset dibawah tubuh pasien dengan posisi tepat dengan daerah kolimasi.

6. Jalankan SOP proteksi radiasi dengan menghindarkan pengunjung rumah sakit dan pasien lain dari paparan radiasi sejauh mungkin.

7. Gunakan apron sebagai alat pelindung untuk pekerja radiasi dari paparan radiasi.

8. Untuk meningkatkan keselamatan terhadap paparan radiasi, pekerja radiasi disarankan untuk menjauh dari kolimator minimal 3 meter.

9. Tekan tombol exsposi (handwitch) dalam posisi ½, dan lihat lampu indikator sampai menyala.

10. Pemaparan siap dilakukan dan sampai terdengar bunyi indicator.

11. Turunkan besar Kv dan mAs pada alat.

12. Tekan tombol OFF untuk mematikan mobile unit x-ray.

13. Kembalikan posisi kolimator seperti semula dan letakkan kaset yang telah di gunakan untuk pemaparan ditempat yang telah tersedia.

Urutan penggunaan alat mobile unit x-ray ini sesuai dengan peraturan pemerintah no 33 tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif. Pada PP No. 33 tahun 2007 ini juga sudah di tetapkan seluruh sistem kerja dan keselamatan kerja dari semua alat yang memanfaatkan sumber radiasi.

Dalam pelaksanaan proses pemapran ada beberapa teknik yang sering dilakukan ketika melakukan citobed didalam kamar pasien. Teknik yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pasien dalam memposisikan tubuhnya ketika dilakukan pemapran. Teknik yang digunakan yaitu dengan mengubah posisi tempat tidur pasien atau mengubah posisi kolimator. Pada beberapa kasus pengambilan foto thorak ada 2 teknik yang digunakan yaitu yang pertama dengan memposisikan kolimator dengan tubuh pasien secara tegak lurus. Dengan cara ini posisi tempat tidur tetap dan lengan kolimator yang diposisikan sedemikian rupa sehingga tepat berada tegak lurus diatas tubuh pasien. Teknik yagn kedua dengan memposisikan meja pasien memebentuk sudut 450 dari posisi kolimator sehingga posisi mobile unit menghadap tubuh pasien yang setengah duduk.

Apabila semua prosedur diatas dilakukan denga runtut bisa dipastikan hasil pencitraan dengan mobile unit x ray akan berhasil.

5.11. Pelaksanaan Quality control dan Kalibrasi Alat.

Quality control merupakan serangkaian kegiatan yang dialakukan oleh seorang tenaga ahli untuk menjamin kualitas dan keamanan pada suatu mesin. Pada mobile unit x ray pelaksanaan quality control dilakukan oleh instalasi pemeliharaan dan penyedia alat kesehatan. Pelaksanaan quality control dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan sekali.

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan tingkat kepekaan dan akurasi alat. Kalibrasi pada mobile unit x ray dikerjakan oleh BAPETEN ( Badan Pengawas Tenaga Nuklir ) setiap 1 tahun sekali. Tujuan utama dari

pelaksanaan QC dan kalibrasi alat yaitu untuk menghindari kecelakaan pemeriksaan menggunakan mobile unit x ray. Penggunaan mobile unit x ray yang intensif membuat alat ini harus melalu proses kalibrasi tiap tahunnya. Selain pelaksanaan proses QC dan kalibrasi, pesawat radiodiagnosis yang mobile ini harus dirawat setiap harinya, dengan cara membersihkan bagian - bagian penting dari debu serta kotoran yang dapat menghalangi radiasi sinar x. Pembersihan secara berkala sebelum alat digunakan mampu mengurangi resiko terjadinya penumpukan debu pada kolimator yang menyebabkan tidak maksimalnya sinar x yang terpancar. Selain pembersihan secara berkala check up alat juga perlu di lakukan, berikut daftar check up alat dan rentang waktu nya :

No Kegiatan Pemeliharaan Periode

1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat 1 bulan

2. Cek keseimbangan 1 bulan

4. Cek fungsi tombol KV, mAs, expose 3 bulan

5. Cek fungsi colimator 3 bulan

6. Cek muatan dan kondisi ACCU atau Baterai 3 bulan 7. Cek fungsi tombol charge dan discharge 3 bulan

8. Cek system catu daya 3 bulan

9. Uji kinerja alat 3 bulan

10. Cek gerakan dan pengunci tabung X-Ray tube 3 bulan 11. Cek tombol pengendali dan pengereman 3 bulan

12. Cek fungsi indikator 1 tahun

13. Lakukan pengukuran arus bocor dan tahanan ground 1 tahun

14. Cek kondisi HT cable 1 tahun

15. Lakukan kalibrasi alat 1 tahun

Tabel 5. Periode pelaksanaan check up alat

BAB 6 PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Paktik Kerja Lapangan selama 4 minggu di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, dapat disimpulkan bahwa Mobille Unit X ray merupakan seperangkat unit x-ray di atas roda yang mampu dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain dengan relatif mudah, yang memiliki ukuran lebih besar dari sebuah portabel karena memiliki output yang lebih tinggi dan lebih canggih, berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada organ tubuh bagian dalam dengan bantuan sinar x dengan pembangkit tegangan tinggi yang merupakan pengisian muatan pada kondensator, sehingga mobille unit x ray ini dioperasikan oleh baterai. Digunakan untuk tindakan radiography dari satu ruangan ke ruangan lainnya di dalam rumah sakit.

Secara khusus pemeriksaan menggunakan mobille unit x ray hanya di peruntukan pada pasien yang kritis dan tidak dimungkinkan untuk dibawa ke ruanag general x ray.

Pemeriksaan bagian tubuh dengan menggunakan mobille unit x ray juga terbatas yaitu Thorak AP, Cerbral, dan Tulang.

Struktu komponen penyusun mobille unit x ray yaitu meliputi : 5. Tabung sinar-x 5. Panel kontrol

6. Kolimator 6. Pegangan kemudi 7. Lengan penopang 7. Bok kaset

8. Handswitch 8. Generator tegangan tinggi

Prinsip kerja mobille unit x ray yaitu dengan memanfaatkan radiasi sinar x yang di hasilkan dari tabung sinar x. Generator tinggi akan mengalirkan arus dengan sumber tegangan yang telah diset pada panel kontrol. Arus yang mengalir akan berkumpul pada katoda membentuk awan- awan elektron, ketika energi elektron dalam katoda melebihi energi ikat atom, maka eletron dari katoda akan terlepas dan menumbuk anoda. Tumbukan antara anoda dan eletron ini yang menyebabkan timbulnya sinar x. Sinar x yang telah berhasil di produksi akan keluar melalui celah yang disebut sebagai kolimator.

Hasil pencitraan yang baik oleh mobille unit x ray yaitu dengan tidak ditemukannya artefak pada film, dan memenuhi prosedur kerja dari alat.

Prinsip proteksi radiasi yang merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja. Ada beberpa faktor yang perlu diperhatikan dalam menjalankan proteksi radiasi yatiu faktor pelindung tubuh, faktor jarak, faktor waktu, faktor dosis, dan faktor keamanan alat. Semua faktor tersebut harus benar benar diperhtaikan, terutama faktor jarak dan pelindung tubuh dari bahaya radiasi. Untuk faktor jarak telah diketahui bahwa pada jaarak > 5 meter dari kolimator, dosis radiasi hambur dari mobille unit x ray dianggap sudah tidak membahayakan. Sedangkan pada faktor pelindung tubuh, penggunaan apron untuk melindungi tubuh tidak boleh dilupakan. Apron yang digunakan harus sesuai standart dan menutupi 2 bagian vital tubuh yaitu gonad dan kelenjar tiroid pada leher.

Salah satu kelebihan yang dimiliki mobille unit x ray yaitu mampu berpindah pindah tempat dengan mudah sehingga proses pemeriksaan bisa dilaksnakan dimana saja. Sedangkan salah satu kekurangnnya yaitu daya tembus sinar x yang dikeluarkan oleh mobile unit x ray tidak bisa sefokus pada pemerikasaan dengan menggunakan general x ray. Dosis hamburan radiasi yang dikeluarkan oleh mobile unit x ray rentan mengenai pasien lain yang berada disekitar pasien yang sedang di foto rontgen.

6.2. Saran

Adapun saran saya kepada pihak Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya yaitu :

1. Penggunaan mobille unit x ray harus sesuai dengan prosedur kerja yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi pengulangan pengexsposan.

2. Pelayanan pemeriksaan dengan menggunakan mobille unit x ray harus benar – benar pasien dalam kondisi kritis dan tidak dimungkinkan untuk dipindahkan ke ruang general x ray.

3. Disarankan menggunakan shilding ketika pemeriksaaan pada kamar pasien di ruang IGD dan ICU.

4. Disarankan radiographer yang bertugas menggunakan TLD ( Thermo luminenscent Dose) sebagai monitor radiasi hambur selama bertugas.

5. Disarankan pekerja medis, pengunjung, dan pasien lain menjauh 5 meter dari kolimator ketika pemeriksaan berlangsung.

6. Disarankan petugas radiographer memberikan tanda khusus kepada seluruh pihak yang sedang berada di sekitar ruang pasien bahwa akan ada pemeriksaan menggunakan radiasi.

7. Disarankan petugas radiographer tidak menekuk apron yang telah selesai di pakai.

8. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut menggunakan alat pendeteksi radiasi seperti survey meter untuk hasil yang lebih terperinci.

9. Perlu adanya perbaikan desain pada bagian roda mobille unit x ray, dengan menambahkan sistem pegas atau shock breaker.

Dalam dokumen [Type the document title] (Halaman 74-81)

Dokumen terkait