• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: DINAMIKA PENGGUNAAN METODE BACA TULIS

C. Kelebihan dan Kekurangan Tiga Metode Baca Tulis

1. Metode Al-Barqy

a. Kelebihan – Kelebihan Metode Al-Barqy

1) Lebih mudah dihafal oleh santri, karena menggunakan kata yang bermakna ke-Indonesiaan.

2) Unik, sehingga mudah di ingat oleh santri dan memberikan daya rangsang yang tinggi terhadap santri untuk terus belajar.

3) Metode Al-Barqy hanya terdiri dari satu buku, sehingga santri merasa mudah.147

4) Dilengkapi dengan lembar kerja, sehingga santri tidak hanya belajar membaca namun juga belajar menulis.

b. Kekurangan – Kekurangan Metode Al-Barqy

1) Belum memiliki alat evaluasi hasil belajar yang memadai.

2) Karena hanya terdiri dari satu jilid, sehingga santri kurang banyak latihan-latihan membaca.

3) Kurang banyaknya contoh-contoh untuk soal latihan.148 2. Metode Iqro’

a. Kelebihan – Kelebihan Metode Iqro’

147

Achmad Zuhdi, Wawancara, Surabaya, 12 Mei 2016.

148

70

1) Adanya petunjuk teknis pembelajaran bagi ustadh maupun ustadhahnya agar dapat menerapkan metodenya dengan baik dan benar.

2) Menerapkan sistem Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), sehingga santri mampu diajak belajar dengan sistem tadarus atau baca simak.

3) Terdapat banyak contoh – contoh soal, sehingga membantu santri untuk terus mengasah kemampuan bacaannya.

4) Susunan bacaan – bacaannya sistematis dan merata. a. Kekurangan – Kekurangan Metode Iqro’

1) Kurang memperkenalkan bacaan-bacaan tajwid secara dini.

2) Penempatan urutan bacaan tajwid yang seharusnya didahulukan malah ditempatkan diakhir.

3) Tidak menggunakan irama murottal.

4) Membutuhkan waktu yang relatif lama dan kesulitan dalam mencapai target satu periode.149

3. Metode Al-Falah

a. Kelebihan - Kelebihan Metode Al-Falah

1) Tercapainya target yang diharapkan oleh lembaga kursus, yakni empat jilid dalam empat bulan (satu periode).150

2) Karena hanya terdiri dari empat jilid, sehingga bacaan – bacaan yang disajikan di metode Al-Falah lebih padat.

149Ikhya’ Ulumuddin, Wawancara

, Surabaya, 19 Maret 2016.

150

71

3) Pada buku jilid 3 dan 4, santri sudah diperkenalkan dengan tajwid dan bacaan - bacaan musykilat dan bacaan fawatiku al-suwar. 4) Terdapat irama yang bertingkat dari tinggi, sedang dan rendah.151 a. Kekurangan – Kekurangan Metode Al-Falah

1) Metode Al-Falah ini masih terbatas untuk kalangan sendiri dan belum terbit secara umum.152

2) Belum adanya petunjuk pengajaran bagi ustadh maupun ustadhahnya.

151

Moch. Zainal Arifin, Wawancara, Surabaya, 29 April 2016.

152

72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sejarah berdiri Lembaga Kursus Al-Qur’an Al-Falah adalah berawal dari sebuah Madrasah Diniyah yang diikuti oleh beberapa anak yang berasal dari wilayah sekitar Darmokali dan tenaga pengajar pertamanya adalah Ustadhah Kusminah. Kemudian pada tahun 1981 M, Madrasah Diniyah diambil alih dan dipegang oleh Remaja Masjid Al-Falah yang pada waktu itu diketuai oleh Ustadh Hasan Syadzili. Pada tahun 1982 M, Remas Al- Falah membentuk sebuah diskusi yang dinamakan usrah yang bertujuan untuk menjalin ukhuwah dan bertambahnya materi keagamaan. Usrah

berkembang dan melahirkan beberapa tokoh senior dan agar tetap ada keterkaitan dengan Remas Al-Falah, maka dibentuklah beberapa lembaga khusus dan salah satu lembaganya adalah Lembaga Kursus Al-Qur’an Al- Falah. Kemudian pada tahun 1984 M, di koordinatori oleh Ustadh Achmad Zuhdi DH lembaga kursus al-Qur’an mulai dikelola secara serius dan profesional. Kursus dilaksanakan selama satu periode yang terdiri dari empat bulan dan dilaksanakan pada sore dan malam hari, kemudian pada tahun 1988 M, jadwal kursus bertambah yakni dilaksanakan di pagi hari. Pada saat itu kursus terdiri dari lima tingkatan, yakni baca dasar al-Qur’an, tajwid, intensif, tilawah dan tafsir al-Qur’an.

73

Pada perkembangannya sejak tahun 1984 M sampai penelitian ini berlangsung, telah terdapat 16 program kursus yang dikembangkan oleh Lembaga Kursus Al-Qur’an Al-Falah, antara lain: baca tulis al-Qur’an, tartil al-Qur’an, tilawah al-Qur’an, tafsir al-Qur’an, tahfidz al-Qur’an, tahsin al-Qur’an, tarjamah lafdziyah al-Qur’an, shalat dan hukum Islam, shalat jamaah dan perawatan jenazah, dakwah, bahasa Arab, hadis, akidah akhlak, pertepatan khatam al-Qur’an, qiro’ah sab’ah dan siroh nabawiyah. Adapun perkembangan santri yang belajar di Lembaga Kursus al-Qur’an Al-Falah, pada awalnya berjumlah 70 menjadi 3320 orang. Mayoritas santri adalah orang tua, yang kebanyakan pensiunan atau orang yang waktunya banyak terbuang di rumah. Santri-santri ini terdiri dari beragam golongan, baik dari golongan bawah sampai yang teratas. Domisili mereka hingga dari luar pulau Jawa.

2. Dinamika penggunaan metode baca tulis al-Qur’an di Lembaga Kursus Al-

Qur’an Al-Falah dari tahun 1984 – 2015 M disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: faktor sosial masyarakat, kedekatan antar lembaga dan tuntutan lembaga. Faktor – faktor tersebut mengakibatkan Lembaga Kursus Al-Qur’an Al-Falah mengalami tiga kali pergantian metode baca tulis al-Qur’an, yakni metode Al-Barqy dari tahun 1984 – 1991 M, metode

Iqro’ dari tahun 1992 – 2014 M dan metode Al-Falah dari tahun 2015 sampai penelitian ini berlangsung.

Secara umum, proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an di Lembaga Kursus Al-Qur’an Al-Falah dengan menggunakan metode Al-Barqy,

74

metode Iqro’ dan metode Al-Falah adalah sama. Hanya saja, karena beragamnya latar belakang dan kemampuan ustadh dan ustadhah dalam mengajarkan materi baca tulis al-Qur’an, sehingga mengakibatkan beragamnya materi yang di dapatkan oleh santri. Selain itu, kondisi santri, sarana dan prasarana juga turut mempengaruhi proses pembelajaran di lembaga kursus. Adapun model-model pembelajaran yang diterapkan oleh ustadh dan ustadhah dalam mengajarkan metode baca tulis al-Qur’an, di antaranya model klasikal, model privat, model tanya jawab, model asistensi, model maju berkelanjutan dan model ruangan bebas.

B. Saran

Dalam penelitian skripsi yang berjudul “Sejarah Dinamika Penggunaan

Metode Baca Tulis Al-Qur’an di Lembaga Kursus Al-Qur’an Al-Falah Surabaya (1984 – 2015 M)”, penulis telah berusaha menyelesaikan skripsi sebaik mungkin. Penulis juga menyadari bahwa masih perlunya penyempurnaan-penyempurnaan dalam skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya suatu masukan, kritikan dan tanggapan untuk penyempurnaan skripsi sebagai sebuah karya tulis ilmiah yang patut untuk dibaca oleh banyak orang.

Selain itu, penulis juga menaruh harapan besar terhadap seluruh lembaga kursus al-Qur’an yang ada di Indonesia khususnya Lembaga Kursus Al-Qur’an Al-Falah Surabaya, agar di masa mendatang dapat tetap eksis dan semakin berkembang pesat dengan berdasarkan misi, visi, motto dan ideologi keislaman al-Qur’an dan hadis sehingga mampu mengubah mindset umat

75

Islam Indonesia khususnya Surabaya untuk selalu ingin terus belajar al-

Qur’an.

Penulis mengharapkan kepada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya sebagai lembaga pendidikan Islam hendaknya terus melakukan penelitian dan pengkajian terhadap lembaga-lembaga Islam yang bertujuan untuk memajukan umat Islam. Sedangkan bagi masyarakat umum khususnya umat Islam, hendaknya terus belajar membaca al-Qur’an, karena sudah banyak disusun metode-metode baca tulis al-Qur’an yang bertujuan untuk memudahkan umat Islam dalam mempelajari al-Qur’an.

Akhirnya, dengan membaca bismi Allāh al-Rahmān al-Rahīm penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat menjadi referensi dan memberikan manfaat serta wawasan tambahan bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya penulis.

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999.

Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa. 2011.

An-Nawawi, Imam Abu Zakariya Yahya bin Sharaf. Riyadhus Saleheen Vol. II. Karachi: International Islaamic Publishers LTD. 1986.

Ash Shiddieqy, T.M. Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an. Jakarta: Bulan Bintang. 1992.

Biyanto. Teori Siklus Peradaban Perspektif Ibnu Khaldun. Surabaya: LPAM. 2004.

Boukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al. Sahih Al-Boukhari Vol. VI.

Bayrut: Dār al-Fikr. 1993.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Jakarta:UI Press. 1985.

Graha Al-Barqy. Al-Barqy Company Profile. Surabaya: Penaameen. tanpa tahun. Humam, As’ad. Buku Iqro’ Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an Iqro’ Jilid

1-6. Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “AMM”. 2000.

Kartodirdjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992.

Ketua LKF. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus LKF Tahun 2011 – 2015. Surabaya: LKF. 2015.

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. 1995.

Lembaga Kursus Al-Qur’an. Daftar Peserta Kursus. Surabaya: Lembaga Kursus Al-Qur’an. 2015.

M. Federspiel, Howard. Kajian Al-Qur’an Di Indonesia. Bandung: Mizan. 1996. M. Wiryoprawiro, Zein. Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur.

77

Naisaburi, Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al. Sahih Muslim Vol. 1. Bayrut: Dār al-Fikr. 2005.

Nawawi, Imam. Menjaga Kemuliaan Al-Qur’an Adab dan Tata-Caranya. Bandung: Al-Bayan. 1996.

Notosusanto, Nugroho. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Jakarta: Yayasan Idayu. 1998.

Perpustakaan Nasional RI. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. 2005.

Renier, G.J. Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997.

Saurah, Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah. Sunan al-Tirmidzi Vol. 4. Bayrut:

Dār al-Fikr. 2005.

Suharto, Toto. Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. 2003.

Sulthon, Muhadjir. Buku Belajar Mengaji Al-Barqy 8 Jam. Surabaya: Pena Suci. 1987.

Syarbashi, Ahmad. Dimensi-Dimensi Kesejatian al-Qur’an. Yogyakarta: Ababil.

1996.

Tim Penulis. Profil Lembaga Kursus Al Qur’an Yayasan Masjid Al Falah Surabaya Tahun 1983 – 2012. Surabaya: LKF. 2012.

Tim Penulis. Surabaya in The Book. Surabaya: Lembaga Publik Wongsongo. 2009.

Tim Penyusun. Metode Al-Falah Jilid 1-4. Surabaya: Lembaga Kursus Al Qur’an Yayasan Masjid Al Falah. 2015.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2005.

Usman, Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers. 2002.

Yayasan Masjid Al-Falah. 35 Tahun Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya: Sejarah Singkat dan Sekilas Perkembangan 1973-2008. Surabaya: YMFS. 2008.

78

Yayasan Masjid Al-Falah. Kenangan Masjid Al-Falah. Surabaya: Yayasan Masjid Al-Falah. 1977.

Yayasan Masjid Al-Falah. Kenangan Masjid Al-Falah Kedua. Surabaya: Yayasan Masjid Al-Falah. 1983.

Yayasan Masjid Al-Falah. Kenangan Masjid Al-Falah 1985 – 1995. Surabaya: Yayasan Masjid Al-Falah. 1997.

Yusuf, Ahmad Muhammad. Himpunan Dalil dalam al-Qur’an & Hadits. Jakarta: PT. Media Suara Agung. 2008.

Zulaicha, Lilik. Metodologi Sejarah I. Surabaya: Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel. 2005.

Abdur Rahmat KA, Wawancara, Surabaya, 23 Maret 2016. Achmad Syarkani, Wawancara, Surabaya, 05 Maret 2016. Achmad Zuhdi DH, Wawancara, Surabaya, 12 April 2016. Ali Muaffa, Wawancara, Surabaya, 28 Maret 2016.

A. Khudlori, Wawancara, Surabaya, 26 Maret 2016. Ikhya Ulumuddin, Wawancara, Surabaya, 10 Maret 2016. M. Ibnu Mundzir, Wawancara, Surabaya, 10 Oktober 2015. Moch. Zainal Arifin, Wawancara, Surabaya, 29 April 2016.

Mu’awanah, Wawancara, Surabaya, 07 Maret 2016. Nurul Isnaini, Wawancara, Surabaya, 24 Maret 2016. Nur Tsuroyah, Wawancara, Surabaya, 12 April 2016. Zamroni, Wawancara, Surabaya, 22 Maret 2016.

A. Jauhar Fuad, “Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur’an”, dalam

http://m.kompasiana.com/fuadjauhar/metode-pembelajaran-membaca-al-

qur-an_54f71281a33311ad0c8b48b1 (20 Juni 2015)

Desmawati Roza, “Metode Iqra’ dalam Pembelajaran Al-Qur’an”, dalam

http://desmawatiroza.blogspot.ae/2015/11/metode-iqra-dalam-pembelajaran-

Dokumen terkait