• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelebihan dan Kelemahan antara Almanak Nautika dan Astronomical Algortihms Jean Meeus

Selain adanya persamaan dan perbedaan dari kedua algoritma tersebut, ada pula perbandingan dari sisi kelebihan dan kekurangannya. Perbandingan terkait kelebihan dan kekurangan suatu algoritma ditinjau dari bagaimana algoritma tersebut dibangun dengan persamaan yang tidak begitu rumit, keakuratan suatu data dan mudah tidaknya suatu data tersebut diakses. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari kedua algoritma hisab awal bulan kamariah dengan menggunakan Almanak Nautika dan Astronomical

Algortihms Jean Meeus. 1. Almanak Nautika

a. Kelebihan

Sebagaimana dengan analisis perhitungan pada butir sebelumnya, terlihat bahwa Almanak Nautika tidak membutuhkan perhitungan yang rumit, karena data-data astronomis yang diperlukan seperti Ijtimak, Sudut Waktu, Waktu Maghrib, Perata Waktu dan Deklinasi sudah dicantumkan di dalam tabel yang disusun dengan data setiap satu jam mulai dari pukul 00.00 sampai dengan 23.00 GMT.

Selain itu, rumus-rumus yang dipakai dalam algoritma sistem hisab Almanak Nautika sudah didasarkan pada rumus astronomi modern. Rumus-rumus tersebut bahkan bisa dikembangkan menjadi lebih efektif, sehingga mempermudah bagi yang ingin mempelajarinya. Adapun data-data ephemeris yang berada dalam Almanak Nautika merupakan data-data yang memiliki

194

ketelitian cukup akurat, karena data tersebut dibuat berdasarkan observasi secara berkelanjutan.

b. Kekurangan

Kekurangan algoritma ini adalah perlunya beberapa proses interpolasi, seperti pencarian data deklinasi, sudut waktu pada jam, menit dan detik tertentu dan pada lintang serta bujur pengamat tertentu. Hal ini dikarenakan, data dalam tabel Almanak Nautika hanya disajikan sampai dengan ketelitian jam. Selain itu, pada tabel Moonset, Moonrise, Sunset dan

Sunrise disajikan dalam lintang pengamat berkelipatan 5 sampai 10.

Kelemahan lainnya adalah Almanak Nautika hanya diterbitkan setahun sekali, sehingga hanya bisa menghisab awal bulan maupun fenomena yang berkaitan dengan Bulan dan Matahari seperti fase-fase Bulan, gerhana Matahari, dan gerhana Bulan dalam rentang tahun diterbitkannya data tersebut. Artinya, tidak bisa digunakan untuk perhitungan awal bulan pada tahun-tahun mendatang.

Kelemahan lainnya pada penggunaan algoritma yang harus diperbaharui dengan temuan-temuan ilmiah (astronomi) modern. Algortima yang dibentuk oleh Almanak Nautika pada tahun 1976 oleh Saadoe‟ddin Djambek dan dianggap akurat hingga sekarang (dipakai pula oleh algoritma ephemeris Kementrian Agama RI), perlu adanya perubahan. Hal ini disebabkan karena adanya penelitian terbaru yaitu Astronomical Algortihms atau teori-teori Astronomi modern. Pada penelitian terbaru ini, algoritma perhitungan yang disusun telah terbukti akurat ketika hasilnya diuji pada observasi gerhana (karena lintang eklitptika dan bujur ekliptika berada pada nilai 0).39

39 Pada revolusi sains yang digagas oleh Thomas Samuel kuhn bahwa revolusi sains muncul karena adanya anomali dalam riset ilmiah yang dirasakan semakin parah dan munculnya krisis

195

2. Astronomical Algortihms Jean Meeus a. Kelebihan

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya dalam Bab III, pada perhitungan ephemeris Matahari berakurasi tinggi dengan Algoritma Jean Meeus sebenarnya merupakan reduksi dari algoritma VSOP87 yang jauh lebih akurat dengan kesalahan terkecil 0,01 detik busur yang mana total jumlah koreksi sebanyak 2425 buah antara lain: 1080 koreksi untuk bujur ekliptika, 348 koreksi untuk lintang ekliptika dan 997 koreksi untuk jarak Matahari ke Bumi, dengan mengambil koreksi-koreksi yang penting dengan suku yang berorde rendah di mana suku yang berorde tinggi tidak begitu memengaruhi hasil perhitungan. Total koreksi pada Algoritma Jean Meeus sebanyak 159 koreksi, dengan kesalahan tidak lebih dari 1 detik untuk periode tahun -2000 sampai 6000.

Sementara, pada perhitungan ephemeris Bulan berakurasi tinggi menggunakan algoritma Meeus, melibatkan suku-suku koreksi yang lebih banyak, oleh karena itu algoritma Meeus lebih akurat. Dalam menghitung bujur ekliptika Bulan, Meeus menggunakan 62 suku koreksi dengan suku koreksi terkecil adalah berorde 1 detik busur (1 detik busur = 1/3600 derajat). Untuk menghitung lintang ekliptika Bulan, Meeus menggunakan 66 suku koreksi dengan suku koreksi terkecil adalah berorde 0,4 detik busur. Untuk menghitung jarak Bumi-Bulan, Meeus menggunakan metode langsung tanpa menghitung parallaks terlebih dahulu (karena parallaks juga sudah dirumuskan oleh Meeus dengan parameter awal yang telah dihitung sebelumnya) dengan 46 suku koreksi dengan suku koreksi Meeus terkecil untuk menghitung jarak Bumi-Bulan adalah dalam orde 1 km.

yang tidak dapat diselesaikan oleh paradigma yang dijadikan referensi riset. Selanjutnya baca

196

Algoritma Meeus dapat menghitung ephemeris Matahari, Bulan bahkan Planet-Planet anggota tata surya yang diamati dari Bumi baik dari tahun sebelum maupun setelahnya, karena parameter awal yang didefinisikan untuk kemudian dipakai dalam perhitungan bujur ekliptika, lintang ekliptika, dan jarak Bumi–benda langit tersebut selalu berubah menyesuaikan dengan

epoch waktu yang sedang dihitung. Sehingga data ephemeris yang dihasilkan

merupakan data yang terjadi pada waktu yang sedang dihitung. Tidak seperti Almanak Nautika maupun metode lain yang sejenis yang hanya memanfaatkan interpolasi untuk mencari data yang terletak di antara dua data pada tabel yang dicantumkan dengan ketelitian atau skala terkecil jam.

b. Kekurangan

Meskipun algoritma Meeus sudah cukup akurat menghasilkan data ephemeris, namun perhitungan yang dilakukan cukup rumit, menggunakan koreksi-koreksi yang melibatkan suku-suku berorde tinggi dengan jumlah suku yang banyak (untuk Matahari total 159 suku, untuk Bulan total 134 suku, dari perhitungan bujur ekliptika, lintang ekliptika dan jarak Bumi-Bulan/Matahari), sehingga jika perhitungan dilakukan secara manual dapat memakan waktu cukup lama. Namun kekurangan ini dapat ditutupi dengan mengkomputerisasi perhitungan sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan cepat tanpa harus menghitung ulang menggunakan rumus yang sama apabila kita menghitung dengan epoch tertentu.

Dokumen terkait