• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL

6.2 Kelebihan Penelitian

1. Hasil penelitian ini lebih bervariasi karena menggunakan pedoman yang ada

pada PUGS.

6.3 Gambaran Pola Makan Mahasiswa PSKM FKIK UIN SYAHID Jakarta Tahun 2010

Pola makan menurut Sedioetama (1999) merupakan banyak atau jumlah pangan,

secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang

yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi, psikologis dan sosiologis.

Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau

untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah

untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah

untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat. Pola makan

merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang (Harper et al,

2006). Dengan demikian diharapkan pola makan yang beraneka ragam dapat

memperbaiki mutu gizi makanan seseorang.

Pada penelitian ini gambaran pola makan di mahasiswa PSKM FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dilihat dari jenis bahan makanan yang dimakan tiap hari

mengikuti pedoman umum gizi seimbang yaitu hidangan tersusun atas makanan

pokok (3-8 porsi/hari), lauk (2-3 porsi/hari), pauk (2-3 porsi/hari), sayuran (2-3

porsi/hari), dan buah (3-5 porsi/hari). Persentasi terbesar mahasiswa belum dapat

menerapkan pola makan buah dengan persentase 57.6%, hanya 42.4% mahasiswa

yang dapat menerapkan pola makan buah sebanyak 3-5 porsi/hari. Penjelasan jenis

a. Jenis makanan pokok yang banyak dan sering di konsumsi oleh responden

sebagian besar adalah nasi yang merupakan makanan pokok bagi masyarakat

Indonesia. Selain nasi roti, singkong, dan jagung yang biasa dikonsumsi

sebagai makanan pokok mahasiswa. Pada makanan pokok 100% mahasiswa

menjawab 2-3 porsi/hari di tambah 1 porsi makanan pengganti selain nasi

seperti roti, singkong dan jagung.

b. Jenis lauk hewani yang banyak di konsumsi oleh mahasiswa adalah jenis

ikan, ayam dan telur. Pada jenis lauk ini 100% mahasiswa telah memenuhi

2-3 porsi lauk per hari.

c. Jenis lauk nabati yang banyak dikonsumsi mahasiswa adalah tahu, dan tempe.

Pada jenis pauk ini 100% mahasiswa telah memenuhi 2-3 porsi pauk per hari.

d. Jenis sayuran banyak biasa dikonsumsi mahasiswa adalah daun singkong,

bayam, sayur sop sayur asem, capcay dan kangkung. Pada jenis sayuran 100%

mahasiswa telah memenuhi 2-3 porsi sayur per hari.

e. Jenis buah-buahan banyak dikonsumsi mahasiswa adalah jeruk, pepaya, dan

pisang. 57.6 % mahasiswa kurang memenuhi 3-5 porsi buah per hari.

Mahasiswa yang mengkonsumsi 3-5 porsi per hari sebanyak 42.4%.

Dari hasil wawancara dengan menggunakan alat bantu FFQ daftar susunan

makanan ternyata seluruh mahasiswa mengkonsumsi nasi (nasi, nasi goring, nasi

uduk, bubur) sebagai makanan pokok utama 2-3 kali sehari dan selebihnya roti,

singkong, dan jagung yang dikonsumsi < 1 kali seminggu. Konsumsi singkong, ubi,

bihun, gandum dan jagung ini merupakan kebiasaan pada mahasiswa yang jarang

Pada konsumsi lauk nabati – lauk hewani rata-rata mahasiswa telah mencukupi dengan 2-3 porsi per hari, dan rata-rata mahasiswa telah mencukupi sesuai PUGS.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa sumber lauk hewani yang dikonsumsi setiap

hari adalah Konsumsi ikan air tawar segar seperti ikan mas, mujair dan lele

frekuensinya yang lebih banyak jarang yaitu < 1 kali dalam seminggu. Telur dan

ayam dikategorikan kepada frekuensi konsumsi yang sering yaitu 1 kali bahkan ada

yang mengisi 2-3 kali dalam sehari. Bahan makanan sumber lauk nabati seperti tempe

dan tahu dikonsumsi dengan frekuensi 2-3 kali per hari.

Begitupun halnya dengan sayuran rata-rata mahasiswa telah mencukupi dengan

2-3 porsi per hari, sayuran yang paling sering dikonsumsi adalah bayam, daun

singkong, sayur sop, dan capcay dimana hampir semua mahasiswa mengkonsumsinya

2-3 kali dalam sehari. Seringnya mahasiswa mengkonsumsi sayuran ini disebabkan

ketersediaanya yang banyak, dan mudah didapatkan. Sayuran mentimun, labu, kol,

sawi, dan selada air dikonsumsi < 1 kali seminggu.

Konsumsi buah hanya 1-2 kali dalam sehari. Jenis buah yang sering dikonsumsi

adalah jeruk, pepaya dan pisang. Untuk mangga, strowberi, alpukat, semangka,

pisang, pear, apel dan melon dikonsumsi kurang dari 1 kali dalam seminggu. Pada

porsi buah rata-rata mahasiswa kurang memenuhi dan yang menyebabkan ketidak

terpenuhinya pola umum gizi seimbang pada mahasiswa.

Hasil penelitian diperoleh bahwa persentasi terbesar yaitu 57.6% mahasiswa

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai pola makan tidak sesuai PUGS

proporsi tersebut terlihat bahwa mahasiswa yang mempunyai pola makan tidak sesuai

PUGS sangat tinggi. Tingginya pola makan yang tidak sesuai dengan PUGS pada

mahasiswa rata-rata dikarenakan kurangnya konsumsi buah pada mahasiswa yang

seharusnya 3-5 porsi/ hari, tetapi pada mahasiswa sebagian besar mengkonsumsi

buah 1 samapi 2 porsi per hari. Walaupun demikian 53 mahasiswa (42.4%) dapat

memenuhi konsumsi buah sesuai PUGS.

Faktor yang menyebabkan ketidak terpenuhinya pola makan PUGS kemungkinan

besar akibat budaya dan sosial dari masysrakat Indonesia. Kurangnya porsi makanan

yang seharusnya dipenuhi akan menyebabkan ketidakseimbangnya asupan zat gizi

yang dibutuhkan oleh tubuh.

Buah dan sayur mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Ada dua alasan

utama yang membuat konsumsi buah dan sayur penting untuk kesehatan. Pertama,

kebutuhan vitamin, mineral dan zat gizi lainnya dapat dipenuhi oleh buah dan sayur.

Tanpa mengonsumsi buah dan sayur, maka kebutuhan gizi harian seperti vitamin C,

vitamin A, potassium, dan folat tidak terpenuhi. Beberapa penelitian menunjukkan

orang yang mengkonsumsi tinggi buah dan sayur dapat menurunkan insiden terkena

penyakit kronis seperti kanker usus besar, divertikulosis, arterosklerosis, gangguan

jantung, diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit batu ginjal (Astawan, 2008).

Pada penelitian Aritonang (2003) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

pola makan dengan status gizi, penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola

makan dapat mempengaruhi status kesehatan masyarkat. Pola makan sangat erat

melakukan aktivitas dan mencegah dari berbagai penyakit. Tidak sesuainya pola

makan mahasiswa dapat disebabkan pola makan yang tidak teratur.

Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal

akan meyebabkan rasa lapar dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan

menurun yang disertai dengan menurunnya produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi

yang berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang dan gizi buruk. Apabila tidak

ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi, pada akhirnya tubuh

akan mudah terserang penyakit infeksi yang selanjutnya dapat menyebabkan

kematian (Hardinsyah. dkk, 2005).

Kehidupan mahasiswa menyebabkan terjadi perubahan pola makanan (Guthrie &

Picciano, 1995). Pola makan pada orang dewasa merupakan permulaan seseorang

dalam mengadopsi perilaku makan yang cenderung akan menetap (Brown, 2005).

Mahasiswa saat ini banyak menggemari makanan instan seperti mie instan, sehingga

kurang mengonsumsi makanan yang mengandung serat. Hal ini selaras dengan

pendapat Arisman (2007) yang mengatakan bahwa pola makan orang dewasa saat ini

cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur.

Pemenuhan gizi seimbang bukanlah hal yang mudah bagi mahasiswa, karena

kesibukan dengan berbagai tugas dan kegiatan. Padahal kebutuhan gizi yang

terpenuhi dengan baik akan membuat orang lebih memiliki perhatian dan kemampuan

untuk belajar lebih mudah (Gillepsie, 1996). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa

harus memperhatika pola makan dari aspek jenis makanan yang dikonsumsi

seseorang dikaitkan dengan status gizi diantaranya adalah pendapatan, pekerjaan,

pendidikan, tempat tinggal (kota/desa), agama/kepercayaan, pengetahuan kesehatan,

pengetahuan gizi (Pelto, 1981 dalam Suhardjo, 2003).

6.4 Uang Saku dan Hubungannya dengan Pola Makan Mahasiswa PSKM FKIK

Dokumen terkait