BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian sistem informasi
2.1.3 Kelebihan Sistem Informasi Perpustakaan
Menurut Deks ( 2011: 1) menyatakan bahwa kelebihan sistem informasi yaitu :
1. Sistem informasi yang terintegrasi- mengurangi duplikasi dan kesalahan dalam proses pemasukan data.
2. Keleluasaaan dalam pemasangan – memungkinkan pemuliha sistem perpustakaan yang tepat guna dan penggunaannya.
3. Portabilitas tinggi – teknologi yang digunakan memungkinkan pemilihan penggunaan perangkat keras (hardware), database, dan sistem operasi yang luas.
4. Bahasa Indonesia – bahasa yang digunakan dalam sistem secara umum adalah bahasa Indonesia secara keseluruhan.
5. Standarisasi perpustakaan nasional – sturuktur database sudah sesuai acuan Standarisasi Perpustakaan Nasional
6. Open Source – code pemerograman terbuka, jadi bias dipelajari dan dikembangkan sesuai kebutuhan
7. Continue develovment – terus dilakukan pengembangan dan terus fokus dan komit dalam pembuatan software perpustakaan sampai kapanpun
8. Dukungan technical support - team programmer kami akan terus mendukung dan membantu penyelesaian masalah dilapangan.
9. Siap menuju perpustakaan digital dan perpustakaan online-software yang dibuat telah disiapkan untuk menjadi perpustakaan digital dan online baik secara intranet maupun internet.
Sedangkan menurut Annecahira (2009) juga menyatakan bahwa kelebihan sistem informasi perpustakaan yaitu antara lain :
1. Sistem informasi perpustakaan memudahkan para pengunjung untuk mencari informasi literatur yang mereka inginkan beserta lokasi dimana literatur tersebut berada.
2. Terdapatnya koleksi perpustakaan yang lebih lengkap yang terdapat didalam sistem informasi perpustakaan tersebut.
Dari beberapa kelebihan sistem informasi perpustakaan di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan sisteminformasi perpustakaan adalah merupakan suatu sistem yang dapat membantu pekerjaan pengelola maupun pengunjungnya menjadi lebih cepat dan efisien.
2.1.4 Fasilitas – Fasilitas pada Sistem Informasi Perpustakaan
Menurut Harmawan (2009) sistem informasi perpustakaan merupakan sistem automasi perpustakaan. Di dalam sistem informasi perpustakaan terdapat modul – modul yang terintegrasi dari sistem yang satu ke sistem yang lain. Adapun modul-modul yang terintegrasi yaitu :
1. Modul Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi. Modul pengadaan ini berfungsi untuk mebuat daftar pengadaan buku.
2. Modul Pengatalogan
Katalog adalah daftar barang yang berada pada suatu tempat , sedangkan katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam perpustakaan. Yang tujuannya adalah untuk memdahkan para anggota perpustakaan untuk mengetahui koleksi perpustakaan lebih cepat. Adapun fungsi modul pengatalogan adalah untuk mengelola data koleksi buku maupun koleksi berkala.
3. Modul Keanggotaan
Keanggotaan perpustakaan sangat perlu untuk mempermudah pengguna dalam meminjam koleksi perpustakaan. Untuk pengurusan keanggotaan setiap perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Modul keanggotaan berfungsi untuk mengelola data anggota seperti penambahan, pengeditan dan penghapusan data aggota.
4. Modul Sirkulasi
Adalah proses edar suatu benda jika koleksi yang dimaksud adalah buku maka arti sirkulasi adalah proses proses peredaran buku dengan berbagai jenis kegiatan transaksi antara pengguna dengan petugas perpustakaan.
5. Opac (Online Public Acess Catalog)
Otomasi perpustakaan akan memudahkan pengguna/pustakawan dalam menelusur informasi khusunya katalog melalui OPAC.
Pengguna/Pustakawan dapat menelusur judul buku secara bersamaan.
Disamping itu, mereka juga dapat menelusur buku dari berbagai pendekatan. Misalanya melalui judul, kata kunci, pengarang, kata kunci pengarang, subyek, kata kunci subyek dsb. Sedangkan apabila menggunakan katalog manual, pengguna/pustakawan hanya dapat akses melalui tiga pendekatan yaitu, judul pengarang, dan subyek.
Sedangkan menurut Sumardi, (2006) fasilitas-fasilitas yang dibangun pada sistem informasi perpustakaan yaitu antara lain :
1. Tingkat Admin mempunyai kewenanangan mengawasi dan menjalankan semua fasilitas yang terdapat pada SIP
2. Tingkat Pustaka: mempunyai hak akses untuk menjalankan aplikasi yang berhubungan dengan proses perpustakaan seperti pemasukan data buku dan anggota. Transaksi peminjaman dan pengembalian serta pencetakan label/berkode.
2.1.5 Senayan Library Managenent System (SLIMS)
Senayan Library Management System atau disingkat dengan SLIMS adalah sebuah perangkat lunak untuk manajemen perpustakaan yang bersifat gratis. SLIMS dibangun menggunakan PHP dan MySQL.Beberapa perangkat lunak bersumber terbuka lain juga dipasang di Senayan untuk memperkaya fiturnya, seperti untuk pembuatan barcode, untuk menampilkan gambar, dan untuk penyuntingan teks berbasis web. Selain terus mengupdate fitur-fitur SLIMS, Tim pengembang juga membuat program untuk memudahkan pemasangan. Program tersebut berisikan program Senayan, Apache (program untuk server), PHP, dan MySQL. Pengguna hanya mengkopi, menyimpan, dan langsung menggunakannya pada komputer masing masing. Awal pengembangan Senayan, komunitas berjumlah dilibatkan hanya dua
orang yang melakukan pengembangan. Senayan pertama kali dirilis ke publik pada tanggal 29 November dengan versi Senayan 3-rc4, saat itu Senayan masih belum diimplementasikan Library@senayan. Pengembangan Senayan masuk ke tahap berikutnya yaitu, Membentuk komunitas pengguna serta melibatkan banyak orang sebagai anggota. Pengembangan yang digunakan adalah open source. Dimana setiap orang mempunyai akses ke source kode dan didorong untuk aktif dalam pengembangan Senayan. Dengan melibatkanbanyak orang dan melalui uji coba yang dilakukan dirilislah senayan3rc-5 sampai senayan 3rc-10. Tahun 2008, SLIMS merupakan salah satu program aplikasi yang diminati oleh banyak kalangan terutama para pengelola perpustakaan. SLIMS Meranti ini mempunyai fitur baru yang berbeda dengan versi Senayan sebelumnya. Penambahan fitur baru terlihat pada tampilan OPAC yang sangat dinamis. Dengan fitur – fitur yang menarik maka pantaslah jika para pengguna merasa sangat puas dengan SLIMS-5 Meranti. Berbagai uji coba pengembang SLIMS kini merilis versi baru yakni SLIMS 7 Cendana. SLIMS versi Cendana ini dirilis akhir tahun 2014 guna menyempurnakan fitur–fitur SLIMS untuk mengelola manajemen perpustakaan.
Arie Nugroho menyatakan ada 11 Fitur-Fitur dalam Senayan Library Management System yaitu :
1. Home
Merupakan tampilan utama dari aplikasi SLIMS.
2. OPAC
OPAC (Online Public Access Catalog) yang digunakan untuk pencarian katalog buku dalam perpustakaan.
3. Bilbiografi
Bilbioragfi dimamfaatkan untuk menyimpan dan memasukkan data buku kedalam aplikasi SLIMS.
4. Sirkulasi
Sirkulasi dimamfaatkan sebagai sistem untuk peminjaman dan pengembalian buku didalam perpustakaan.
5. Keanggotaan
Menu keanggotaan dimamfaatkan sebagai sistem penyimpanan seluruh kegiatan keanggotaan.
6. Maser File
Menu Maaster File dimamfaatkan sebagai data bilbiografi.
7. Inventarisasi
Menu inventarisasi dimamfaatkan sebagai mengolah jurnal, majalah dan lain sebagainya.
8. Sistem
Menu sistem dimamfaatkan sebagai menu untuk mendesain aplikasi SLIMS yang diterapkan di perpustakaan.
9. Pelaporan
Menu pelaporan dimamfaatkan sebagai pelaporan seluruh kegiatan yang dilakukan disuatu perpustakaan dengan mengaplikasikan SLIMS.
10. Kendali Terbitan Berseri
Menu kendali terbitan berseri dimamfaatkan untuk mengecek koleksi yang terdapat di perpustakaan.
11. Modul Presensi
Menu modul presensi dimamfaatkan untuk alat hitung pengunjung perpustakaan,
2.2 Persepsi
2.2.1 Pengertian persepsi
Persepsi adalah kata benda serapan dari bahasa inggris, yaitu perception dalam Oxford advanced leaner’s dictionary of current English. Kata benda ini diberi arti sebagai “ Proses yang membuat manusia tanggap terhadap perubahan-perubahan disekelilingnya (melalui pengelihatan, pendengaran dan sebagainya)”( Homboy, 1992:631).
Berbagai defenisi diberikan untuk berbagai persepsi, akan tetapi tidak terdapat perbedaan yang mendasar antara pengertian yang satu dengan yang lainnya.
Dikatakan oleh Raven (1983:631) Persepsi adalah suatu proses dimana individu menyeleksi, menerima, mengorganisasikan dan menginterprestasikan pengalaman dari lingkungannya. Persepsi juga diartikan sebagai proses pengorganisasian dan interprestasi seseorang terhadap apa yang diterimanya untuk memerikan arti pada lingkungannya (Robbins, 1998). Sementara Sakir mendefenisikan persepsi sebagai pandangan seseorang atau banyak orang yang didapat dan diterima. Buton (1970) juga mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses dimana mahluk hidup menjadi tanggap terhadap rangsangan yang diterimanya. Selaras dengan pendapat diatas, Fielman (1991) mengatakan bahwa perception inis the sorting out, interpretation, analyisis and integration of stimuli from out sensory organism.
Dikemukakan juga oleh Spear (1988) bahwa persepsi biasanya mengacu pada pengalaman tentang peristiwa masa lalu yang kompleks. Selain itu persepsi juga mengacu pada pengaruh factor perhatian dan pengetahuan sebelumnya berdasarkan pengalaman yang berhubungan dengan pancaindra. Schermerhon (1985) sebagai proses seorang dalam menyeleksi, menerima, mengorganisasikan dan menafsirkan informasi dalam lingkungannya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi tidak berhenti pada tahap melihat, mendengar, dan mencium suatu objek tetapi mencakup juga pengorganisasian, penilaian serta reaksi terhadap objek tersebut. Persepsi dapat
mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap objek dan situasi lingungannya.
Dengan perkataan lain, tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh persepsinya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh sadli bahwa apa yang dilakukan seseorang (sebagai ucapan, ekspresi atau kegiatan) tiak terlepas dari caranya mempersepsikan situasi dan mengapresiasikannya sesuai denga pengalamannya.
2.2.2 Persepsi dan perilaku
Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap objek dan situasi lingkunganya.Persepsi akan berarti jika diperlihatkan dalam bentuk pernyataan, baik lisan maupun perbuatan. Meskipun demikian, terkadang apa yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan perilaku yang terlihat belum tentu sesuai dengan persepsi yang asli. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa perilaku seseorang dapat dibentuk dan dipelajari dengan proses belajar.
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Seseorang belum tentu mempunyai persepsi yang sama tentang suatu objek yang sama. Hal ini dikarnakan pandangan seseorang dipengaruhi oleh wawasan, pengalaman serta pengetahuannya terhadap suatu objek yang dihadapkan.Menurut Arisandy (2004: 26) menyatakan bahwa “ada beberapa faktor yangberpengaruh dalam persepsi. Faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi,situasi, individu yang mempersepsi (preceiver), persepsi diri, dan pengamatan terhadap orang lain”.
Sedangkan menurut Pareek yang dikutip oleh Arisandy (2006, 26) beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi, terdapat beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya persepsi, yaitu:
1. Perhatian
Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada disekitar kita dapat tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik kita.
2. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat. 3. Kesediaan Adalah harapan seseorang terhadap stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dahulu.
3. Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang
Berdasarkan uraian di atasdapat dipahami bahwa banyak faktor yang mempengaruhi persepsi individu yaitu meliputi objek yang dipersepsi, situasi, individu yang mempersepsi (preceiver), persepsi diri dan pengamatan terhadap orang lain.Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadidalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman,proses belajar, dan pengetahuannya.
2.3 Human Organization Technology (HOT) Fit Model
Sistem informasi perpustakaan adalah yang berfungsi untuk mempermudah perkerjaan dalam sebuah perpustakaan yaitu pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Aplikasi yang dilakukan diperpustakaan UMA adalah SLIMS Versi 7 (Cendana). Software ini merupakan pengembangan dari Versi-versi sebelumnya.
HOT Fit Model memiliki 3 komponen utama yaitu human, organization, technology. Dan bila dikaitkan maka akan dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu human-ornanization, human technology, organization-technology. Dari hasil penggabungan ke 3 komponen tersebut maka dapat diketahui apakah sistem informasi yang digunakan sesuai dan layak diterapkan dalam sebuah perpustakaan. Model HOT Fit Model dikembangkan oleh Yusof et al 2006 untuk menilai keberhasilan implementasi SLIMS yang diantaranya : human (manusia/SDM), Organization (Organisasi), technologi (technology).
2.3.1 Komponen Manusia (Human)
Komponen Manusia (Human) menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekuwensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap penerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. User satisfaction dapat
dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal.
Tabel 2.3.1 Karakteristik Informan
NO Kode Informan Informan Tingkat Pendidikan
1 I1 Pustakawan Strata 1 (S-1)
2 I2 Pustakawan Strata 1 (S-1)
3 I3 Pustakawan Strata 1 (S-1)
2.3.2 Komponen organisasi (Organization)
Komponen organisasi menilai sistem dari aspek sturuktur organisasi dan lingkungan organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki, perencanaan dan pengendalian sistem, strategi, manajemen dan komunikasi. Kepemimpinan, dukungan staf merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik kompetisi, hubungan interorganisasional dan komunikasi.
Sturuktur Organisasi Kepala Perpustakaan Staf Pustakawan Organisasi
Lingkungan Organisasi Pembiayaan
Pemerintahan
Politik Kompetisi
Hubungan Terorgnisasional
Komunikasi
2.3.3 Komponen Teknologi (Technology)
Teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (system quality) dan kualitas sistem dalam sistem informasi menyangkut keterkaitan fitur dalam sitem termasuk dalam performa sistem dan user interface. Kemudahan penggunaan (ease of use), kemudahan untuk dipelajari (ease of learning) response time, usefulness, ketersediaan fleksibilitas, dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem. Kriteria yang dapat di gunakan untuk menilai kualitaas informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi dan data entri. Sedangkan kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh servise provider sistem atau teknologi. Service quality dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, empati dan
Hubungan berkaitan dalam kerangka HOT-Fit :
Kualitas Sistem
Teknologi Pengguna Staf Pustakawan Kualitas Informasi
Mahasiswa Kualitas Layanan
Dimensi-dimensi ini akan mempengaruhi antara satu dengan yang lain.
Kualitas layanan secara sendiri dan bersama-sama mempengaruhi penggunaan sistem dan kepuasan pengguna. Pengunaan sistem bergantung pada pengetahuan dan pelatihan pengguna.
Fit ini dapat diukur dan dianaisis menggunakan jumlah defenisi yang diberikan ketiga faktor. Ketiga faktor berhubungan dengan dimensi relasi dan kesuksesan sistem informasi yaitu sistem quality, information quality, service quality, sistem use, User Satisfaction, structure, environment dan Net Benefit.
Model ini dianggap mampu menjelaskan evaluasi secara konferhenshif dengan pendekatan komponen inti sistem informasi yaitu, Human (Manusia), Organization (Organisasi), Technology (Teknologi) serta kesesuaian diantara ketiga komponen tersebut mempengaruhi mamfaat (Net Benefit) dari penerapan sistem tersebut.
Gambar 2.3.1 HOT Fit Model (Yusof ct al 2006)
1.Saling mempengaruhi baik secara sendiri maupun bersama-sama antara system quality, information quality, service quality mempengaruhi system use dan user satisfaction.
2. Syitem use, user satisfaction memiliki hubungan timbal balik dengan information quality. Sistem akan menghasilkan output informasi yang baik jika pengguna mahir dan puas dalam mengunakan sistem informasi. Kemahiran pengguna tergantung pada pengetahuan dan pelatihan pengguna terhadap penggunaan sistem informasi.
3.System use juga memiliki hubungan timbal balik dengan user satisfaction.
Pengguna akan semakin puas dalam menggunakan sistem informasi jika pengguna mahir dan memahami sistem informasi.
4. System use dan user satisfaction akan memberikan pengaruh langsung kepada net benefits. Net Benefits akan memberikan timbal balik juga kepada system use dan user satisfaction.
5.Sturucture dan Environment akan memberikan pengaruh langsung net benefits.
Net Benefits akan memberikan timbal balik juga kepada organisasi.
Tabel 4.2 Hasil Rangkuman Penelitian
NO INDIKATOR KATEGORI
1 Human -Penggunaan Sistem
Pengetahuan Penggunaan Sistem Harapan
Frekuensi
Sikap Menerima dan Menolak Sistem Penyelidikan
-Kepuasan Pengguna Manfaat Pengguna Persepsi Pengguna 2 Organization -Sturuktur Organisasi
Manajemen
Komnunikasi atau Kerjasama Sistem
Perencanaan atau Tujuan
Standart Pengendalian (Contorlling)
3 Technology -Kualitas Sistem Sekuralitas
Waktu dan respon Fleksibilitas Kegunaan
Kemudahan pengguna kualitas sistem -Kualitas Informasi
Relevansi Keakuratan data
Kelengkapan dalam kualitas informasi -Kualitas Layanan
Tindak lanjut layanan Kecepatan respon melayani
Jaminan
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian ilmiah adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam memecahkan masalah penelitian diperlukan suatu cara atau metode. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan.
Menurut Sugiyono (2008), Penelitian Kualitatif adalah “metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti objek alamiah secara mendalam dimana peneliti merupakan instrument kunci dalam penelitian tersebut”. Sedangkan menurut Moleong (2013) menyatakan bahwa : “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motifasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata –kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alami dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Universitas Medan Area yang beralamat di Jalan.
Kolam No. 1 Medan Estate.
3.3 Proses Penelitian 3.3.1 Informan
Dalam melakukan wawancara pemilihan responden atau informan harus diperhatikan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Arikunto dan Safruddin (2010, 188), “Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat dinyatakan sama dengan responden”.
3.3.2 Mengidentifikasi Informan
Dalam melakukan wawancara pemilihan responden atau informan harus diperhatikan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Arikunto dan Safruddin (2010), Informan adalah “orang yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat dinyatakan sama dengan responden”. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan pemilihan informan. Terdapat kriteria dalam menentukan informan. teknik pengambilan informan dilakukan secara Purposive Sampling. Suwarno (2006) menyatakan bahwa Purposive Sampling adalah
“teknik penentuan informan yang mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria tertentu”. Informan dalam penelitiian ini yang mengelolah perpustakaan berjumlah 3 orang.
3.4 Analisis Data
Analisis data digunakan untuk memperoleh data yang benar dan akurat, dalam analisis ini data di organisasikan dan diolah untuk menjawab permasalahan penelitian. Menurut Patton yang dikutip oleh Moleong (2002) Analisis data adalah
dan satuan uraian dasar”. Adapun alur kegiatan dalam menganalisis data dalam penelitian kualitatif antara lain : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan.
3.5 Reduksi Data
Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono (2012) menyatakan bahwa,
“Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan”.
Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan maka jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks, dan rumit. Oleh karena itu, reduksi data perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit analisis selanjutnya.
3.5.1 Penyajian Data
Pada proses ini, peneliti menyusun data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar variable, agar peneliti dan pembaca laporan penelitian mengerti yang sedang terjadi dan yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
3.5.2 Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data adalah usaha untuk mencari dan memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Sebelum melakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil verifikasi data penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi.
Penarikan kesimpulan meupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penelitian digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan:
1. Wawancara
Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada informan untuk mendapat data mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu telah disiapkan serta dibuat kerangkanya secara sistematis sebelum berada dilokasi penelitian.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkembang sesuai dengan pokok yang sedang di teliti, namun tetap mengacu pada pokok permasalahannya.
Wawancara mendalam di lakukan secara langsung dengan Pustakawan perpustakaan Universitas Medan Area. Menggunakan pedoman wawancara.
Merupakan pengamatan langsung terhadap aktivitas di lapangan. Adapun caranya adalah peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengambil data yang ada di lapangan. Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian ini berlangsung yang meliputi gambaran umum, suasana kehidupan sosial, kondisi fisik, dan kondisi sosial yang terjadi dengan menggunakan pedoman observasi.
3. Studi Dokumentasi
Data yang diperlukan dalam penelitian ini juga diperoleh dari studi dokumentasi. Sebelum penelitian lapangan, peneliti telah melakukan telaah terhadap buku literatur, majalah, jurnal, hasil seminar dan artikel, baik yang tersedia dalam media on-line (internet) maupun yang ada di perpustakaan.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari informan. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi dari koleksi perpustakaan Universitas Medan Area.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder dalam penelitian ini adalah dari buku, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3.8 Keabsahan Data
Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari 1 orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan Observasi.
2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.