• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PUSTAKAWAN TERHADAP SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEDAN AREA (UMA) MENGGUNAKAN HOT FIT MODEL. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSEPSI PUSTAKAWAN TERHADAP SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEDAN AREA (UMA) MENGGUNAKAN HOT FIT MODEL. Skripsi"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PUSTAKAWAN TERHADAP SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MEDAN AREA (UMA) MENGGUNAKAN HOT FIT MODEL

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Informasi (S.Si) dalam bidang Studi

Perpustakaan dan Sains Informasi Oleh :

ANGRAINI HUTASUHUT 130709012

DEPARTEMEN PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI FAKULATAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Angraini. 2019. Persepsi Pusatakawan Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan UMA Menggunakan HOT Fit Model.Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Imu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di perpustakaan Universitas Medan Area (UMA), yang bertujuan untuk mengevaluasi sistem informasi perpustakaan Universitas Medan Area (UMA), dengan menggunakan 3 faktor yaitu, Manusia, Organisasi dan Teknologi. Metode ini menggunakan kualitatif deskriptif. Pengumplan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan mewawancarai secara mendalam terhadap informan. Penentuan informasi dilakukan dengan cara total sampling, dimana jumlah sampel sama dengan populasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem yang digunakan pada perpustakaan Universitas Medan Area (UMA) layak digunakan. Informan menyatakan bahwa sistem informasi perpustakaan bisa digunakan sampai sekarang.

Kata Kunci : HOT Fit Model

(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Mamfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

2.1Pengertian sistem informasi ... 5

2.1.1 Sistem Informsi Perpustakaan ... 7

2.1.2 Manfaat Sistem Informasi Bagi Perpustakaan ... 9

2.1.3 Kelebihan Sistem Informasi Perpustakaan... 10

2.1.4 Fasilitas-Fasilitas Sistem Informasi Perpustakaan ... 11

2.1.5 Senayan Library Management Syistem(SLIMS) ... 12

2.2 Persepsi ... 18

2.2.1 Pengertian Persepsi ... 18

2.2.2 Persepsi dan Perilaku ... 20

2.2.3 Faktor - Faktor yang Mempengarhi Persepsi ... 20

2.3Human Organization Technology (HOT) Fit Model ... 21

2.3.1 Komponen Manusia (Human) ... 22

2.3.2 Komponen Organisasi (Organization) ... 23

2.3.3 Komponen Teknologi (Technology) ... 23

BAB II1 METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Metode Penelitian... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 28

(6)

3.3 Proses Penelitian ... 29

3.3.1 Informan ... 29

3.3.2 Mengidentifikasi Informan... 29

3.4 Analisis Data ... 29

3.5 Reduksi Data ... 30

3.5.1 Penyajian Data ... 30

3.5.2 Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan ... 30

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.8 Keabsahan Data ... 33

BAB IV ... 34

4.1 Karakteristik Informan ... 34

4.2 Kategori Penelitian ... 35

4.2.1 Penggunaan Sistem ... 35

4.2.2 Kepuasan Pengguna ... 39

4.2.3 Stuktu Organisasi ... 41

4.2.4 Kualitas Sistem... 44

4.2.5 Kualitas Informasi ... 47

4.2.6 Kualitas Sistem... 49

BAB V ... 52

5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Saran ... 53

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring berkembang teknologi informasi saat ini, menimbulkan kemudahan untuk menciptakan dan memperoleh segala jenis informasi yang dibutuhkan, Teknologi saat ini teah berkembang menjangkau hampir seluruh bidang kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan terjadinya ledakan informasi dalam berbagai sektor atau organisasi baik itu lembaga atau organisasi baik itu lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan atau lembaga pendidikan. Teknologi sangat berpengaruh untuk sebagian masyarakat maupun organisasi, hal ini bisa dilihat dengan pengembangan sistem pada perpustakaan. Sistem yang dikembangkan adalah otomasi perpustakaan dengan salah satu misalnya adalah OPAC (online public access catalogue), Dengan adanya sistem ini pengguna akan lebih mudah mengakses informasi yang disediakan oleh perpustakaan. Produk teknologi yang muncul diperpustakaan antara lain adalah e-journal, e-resourcess dan digital library, Dengan ketersediaan sistem informasi tersebut pengguna akan lebih mudah dalam memperoleh dan mengakses informasi di perpustakaan. Semua hal tersebut merupakan suasana yang kondusif bagi berkembangnya kegiatan dalam perpustakaan.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya pengaruh ketiga komponen tersebut dalam persepsi pustakawan terhadap sistem informasi perpustakaan. Human Organization Tecnology Fit Model ini dapat digunakan dalam penelitian perpustakaan atau dalam lingkup sistem informasi perpustakaan. Metode ini

(8)

digunakan karena komponen dalam sebuah sistem informasi meliputi sumber daya manusia (Human) yaitu yang melakukan penilaian terhadap sistem informasi adalah pengguna sistem use, Dimana pengguna yang dimaksud dalam penelitian ini berfokus pada sumber daya manusia dalam perpustakaan. Komponen penting selanjutnya adalah organisasi (Organization). Dalam hal ini persepsi pustakawan dilakukan untuk menilai sturuktur organisasi yang erat kaitannya dengan perencanaan manajemen, Pengendalian sistem dan pembiayaan. Komponen ketiga adalah teknologi (Technolgy), Dimana persepsi pustakawan berjalan untuk mengukur apakah memang sistem informasi yang sudah berjalan tidak memiliki kualitas sistem yang bagus atau kualitas informasi yang kurang sehingga sistem informasi tidak berjalan dengan maksimal.

Perpustakaan UMA merupakan unit pendukung kegiatan akademik, yang memiliki koleksi judul 13.288 dan eksemplar 33.220 yang terdiri dari buku, skripsi, jurnal dan majalah. Total jumlah pengujung pada tahun 2017 berjumlah 840 orang dengan jumlah peminjaman 460. Perpustakaan UMA memiliki luas bangunan 823 m.

Aplikasi SLIMS yang digunakan pada perpustakaan UMA yaitu senayan library manajement system versi 7 (cendana).

Berdasarkan indikasi dan latar belakang diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan membahas tentang bagaimana pemamfaatan OPAC dengan menggunakan HOT fit Model. Dengan judul penelitian “Pesrsepsi Pengguna Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan UMA Menggunakan HOT fit Model”.

(9)

Setiap perpustakaan perlu mengetahui bagaimana perpsepsi pustakawannya terhadap sistem informasinya, seperti perpustakaan UMA yang beralamat di Jalan kolam No 1 Medan Estate.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kesesuaian sistem informasi perpustakaan Universitas Medan Area dengan HOT Fit Model.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pustakawan apakah kesesuaian sistem informasi perpustakaan Universitas Medan Area dengan HOT Fit Model.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

1. Meningkatkan penampilan perpustakaan dan citra perpustakaan yang lebih baik.

2. Peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai rujukan atau referensi dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan sistem informasi perpustakaan Universitan Medan Area.

3. Peneliti, untuk menambah wawasan, Ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang sistem informasi perpustakaan Universitas Medan Area.

(10)

1.5 Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah, Penelitian ini membahas tentang persepsi pustakawan terhadap sistem informasi perpustakaan UMA dengan menggunakan HOT fit Model. Maka ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Human – Organization (manusia/SDM), Human-Technology (teknologi) dan Organization Technologi

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi sering kita jumpai baik dalam media cetak sepeti surat kabar, majalah, maupun media elektronik seperti radio, televise dan e-journal.

Oetomo (2000) mendefenisikan sistem informasi adalah yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain,mendistribusikan informasi. Dari pengertian ini menggambarkan adanya suatu interaksi diantara elemen yang sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang mendukung pembuatan keputusan melakukan kontrol terhadap berjalannya suatu perusahaan. Sedangkan indrajit (2000) menyatakan sistem informasi sebagai suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.

Istilah informasi, Zwass (1997) adalah “an increment in knowledge. May be obtained by processing data into meaningful and useful content and from” sedangkan menurut (Davis, 1998,) adalah “data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermamfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang”. Dengan perbedaan defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

(12)

sebuah informasi adalah data yang makna, yang artinya ketika suatu hal (data) tidak mempunyai makna belum dapat dikatakan sebagai sebuah informasi.

Barry E. Cusing (983), mendefenisikan sistem informasi sebagai “An organized means of collecting, entering and processing data, and of storing managing controlling and reporting information so that an organization can achieve its objectives and goal”. Sementara Gelinas, Oram dan Wiggins (1990) dalam Riasetiawan (2007) mendefenisikan sistem informasi sebagai,”A man made system that generally consist of computer based and manual component establisth to collet, store, and manage data, and to provide output information to users”.

Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah suatu cara yang terorganisir mengumpulkan, memasukkan dan memperoses data, mengendalikan, dan menghasilkan informasi dengan berbasis proses manual atau komputer untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Cook (1977) menyatakan

“Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatannya, Bergantung pada tiga faktor utama yaitu Keserasian mutu data, Pengorganisasian data dan Tata cara penggunaannya”. Sistem informasi dapat dikatakan sebagai sistem informasi manajemen. Davis (1998) mendefenisikan “sistem informasi manajemen sendiri belum ada kesepakatan, beberapa penulis bahkan memilih istilah sistem pengolahan informasi, sistem informasi/keputusan atau sekedar sistem informasi sehubungan dengan sistem pengolahan informasi

(13)

dan keputusaan sebuah organisasi”. Davis memilih memakai istilah sistem informasi manajemen dengan mendefenisikan sebagai sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu atau (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Kadir (2003) sistem informasi manajemen adalah “sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi”.

Berdasarkan defenisi di atas dapat diuraikan sistem informasi dapat melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengorganisir, mengumpulkan, memasukkan, memproses data dan menghasilkan informasi dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi.

2.1.1 Sistem Informasi Perpustakaan

Menurut Belling (2007) Menyatakan Bahwa :

Sistem informasi perpustakaan adalah suatu sistem didalam suatu organisasi pelayanan publik yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi peminjam, pengembalian dan perpanjangan buku dan pembuatan laporan harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan guna mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Menurut Lutfian (2009) sistem informasi perpustakaan merupakan perangkat lunak yang didesain khusus untuk mempermudah pendataan koleksi perpustakaan, katalog, data anggota/peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan.

Keseluruhannya bekerja secara sistematis sehingga dapat menghasilkan bentuk- bentuk laporan yang efektif dan berguna bagi perpustakaan.

(14)

Menurut Harmawan (2009) sistem informasi perpustakaan merupakan sistem automasi perpustakaan. Di dalam sistem perpustakaan terdapat modul-modul yang terintegrasi dari sistem yang satu ke sistem yang lain.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi perpustakaan adalah sebuah sistem yang didalamnya terdapat pemerosesan transaksi yang mana sistem ini akan membantu pekerjaan pengelola perpustakaan menjadi lebih mudah dan efektif.

Dalam sistem informasi perpustakaan terdapat jaringan (Network) merupakan kumpulan dua atau lebih sistem komputer yang saling terhubung. Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi (surel, pesan instan), dan dapat mengakses informasi (peramban web). Tujuan dari jaringan komputer adalah agar dapat mencapai tujuannya, Setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan (service). Jaringan komputer dapat dikreteriakan menjadi tiga bagian yaitu LAN, MAN, dan WAN. Local Area Network (LAN) adalah Jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasispada teknologi IEEE 802.3 Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000 Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, Saat ini teknologi 802.11b

(15)

komputer juga dapat mengakses sumber daya yang ada di LAN sesuai dengan hak akses yang telah diatur.

2.1.2 Manfaat Sistem Informasi bagi Perpustakaan

Adapun penerapan dari sistem informasi pada perpustakaan menurut Ishak ( 2012) adalah :

1. Mengefesiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan.

2. Meningkatkan citra perpustakaan.

3. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna peerpustakaan 4. Pengembangan infrasturuktur nasional, regional dan global.

Dalam sebuah perpustakaan juga diperlukan penerapan teknologi informasi karena dapat memberikan manfaat yang baik bagi perpustakaan , maka dari itu Sumardi, (2006) menyatakan bahwa :

1. Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai sistem informasi perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat di integrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengolahan anggota, statistik dan lain sebagainya. Manfaat ini sering diistilahkan sebagai automasi perpustakaan.

2. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana yang menyimpan mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital.

Bentuk penerapan ini sering dikenal dengan perpustakaan digital.

Dari beberapa manfaat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat penerapan sistem informasi adalah membantu pengelola dan pemakai jasa perpustakaan dalam

(16)

hal yang berkaitan dengan perpustakaan dan membuat pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah.

2.1.3 Kelebihan Sistem Informasi Perpustakaan

Menurut Deks ( 2011: 1) menyatakan bahwa kelebihan sistem informasi yaitu :

1. Sistem informasi yang terintegrasi- mengurangi duplikasi dan kesalahan dalam proses pemasukan data.

2. Keleluasaaan dalam pemasangan – memungkinkan pemuliha sistem perpustakaan yang tepat guna dan penggunaannya.

3. Portabilitas tinggi – teknologi yang digunakan memungkinkan pemilihan penggunaan perangkat keras (hardware), database, dan sistem operasi yang luas.

4. Bahasa Indonesia – bahasa yang digunakan dalam sistem secara umum adalah bahasa Indonesia secara keseluruhan.

5. Standarisasi perpustakaan nasional – sturuktur database sudah sesuai acuan Standarisasi Perpustakaan Nasional

6. Open Source – code pemerograman terbuka, jadi bias dipelajari dan dikembangkan sesuai kebutuhan

7. Continue develovment – terus dilakukan pengembangan dan terus fokus dan komit dalam pembuatan software perpustakaan sampai kapanpun

8. Dukungan technical support - team programmer kami akan terus mendukung dan membantu penyelesaian masalah dilapangan.

9. Siap menuju perpustakaan digital dan perpustakaan online-software yang dibuat telah disiapkan untuk menjadi perpustakaan digital dan online baik secara intranet maupun internet.

Sedangkan menurut Annecahira (2009) juga menyatakan bahwa kelebihan sistem informasi perpustakaan yaitu antara lain :

1. Sistem informasi perpustakaan memudahkan para pengunjung untuk mencari informasi literatur yang mereka inginkan beserta lokasi dimana literatur tersebut berada.

2. Terdapatnya koleksi perpustakaan yang lebih lengkap yang terdapat didalam sistem informasi perpustakaan tersebut.

(17)

Dari beberapa kelebihan sistem informasi perpustakaan di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan sisteminformasi perpustakaan adalah merupakan suatu sistem yang dapat membantu pekerjaan pengelola maupun pengunjungnya menjadi lebih cepat dan efisien.

2.1.4 Fasilitas – Fasilitas pada Sistem Informasi Perpustakaan

Menurut Harmawan (2009) sistem informasi perpustakaan merupakan sistem automasi perpustakaan. Di dalam sistem informasi perpustakaan terdapat modul – modul yang terintegrasi dari sistem yang satu ke sistem yang lain. Adapun modul- modul yang terintegrasi yaitu :

1. Modul Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi. Modul pengadaan ini berfungsi untuk mebuat daftar pengadaan buku.

2. Modul Pengatalogan

Katalog adalah daftar barang yang berada pada suatu tempat , sedangkan katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam perpustakaan. Yang tujuannya adalah untuk memdahkan para anggota perpustakaan untuk mengetahui koleksi perpustakaan lebih cepat. Adapun fungsi modul pengatalogan adalah untuk mengelola data koleksi buku maupun koleksi berkala.

3. Modul Keanggotaan

Keanggotaan perpustakaan sangat perlu untuk mempermudah pengguna dalam meminjam koleksi perpustakaan. Untuk pengurusan keanggotaan setiap perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Modul keanggotaan berfungsi untuk mengelola data anggota seperti penambahan, pengeditan dan penghapusan data aggota.

4. Modul Sirkulasi

Adalah proses edar suatu benda jika koleksi yang dimaksud adalah buku maka arti sirkulasi adalah proses proses peredaran buku dengan berbagai jenis kegiatan transaksi antara pengguna dengan petugas perpustakaan.

5. Opac (Online Public Acess Catalog)

(18)

Otomasi perpustakaan akan memudahkan pengguna/pustakawan dalam menelusur informasi khusunya katalog melalui OPAC.

Pengguna/Pustakawan dapat menelusur judul buku secara bersamaan.

Disamping itu, mereka juga dapat menelusur buku dari berbagai pendekatan. Misalanya melalui judul, kata kunci, pengarang, kata kunci pengarang, subyek, kata kunci subyek dsb. Sedangkan apabila menggunakan katalog manual, pengguna/pustakawan hanya dapat akses melalui tiga pendekatan yaitu, judul pengarang, dan subyek.

Sedangkan menurut Sumardi, (2006) fasilitas-fasilitas yang dibangun pada sistem informasi perpustakaan yaitu antara lain :

1. Tingkat Admin mempunyai kewenanangan mengawasi dan menjalankan semua fasilitas yang terdapat pada SIP

2. Tingkat Pustaka: mempunyai hak akses untuk menjalankan aplikasi yang berhubungan dengan proses perpustakaan seperti pemasukan data buku dan anggota. Transaksi peminjaman dan pengembalian serta pencetakan label/berkode.

2.1.5 Senayan Library Managenent System (SLIMS)

Senayan Library Management System atau disingkat dengan SLIMS adalah sebuah perangkat lunak untuk manajemen perpustakaan yang bersifat gratis. SLIMS dibangun menggunakan PHP dan MySQL.Beberapa perangkat lunak bersumber terbuka lain juga dipasang di Senayan untuk memperkaya fiturnya, seperti untuk pembuatan barcode, untuk menampilkan gambar, dan untuk penyuntingan teks berbasis web. Selain terus mengupdate fitur-fitur SLIMS, Tim pengembang juga membuat program untuk memudahkan pemasangan. Program tersebut berisikan program Senayan, Apache (program untuk server), PHP, dan MySQL. Pengguna hanya mengkopi, menyimpan, dan langsung menggunakannya pada komputer masing masing. Awal pengembangan Senayan, komunitas berjumlah dilibatkan hanya dua

(19)

orang yang melakukan pengembangan. Senayan pertama kali dirilis ke publik pada tanggal 29 November dengan versi Senayan 3-rc4, saat itu Senayan masih belum diimplementasikan Library@senayan. Pengembangan Senayan masuk ke tahap berikutnya yaitu, Membentuk komunitas pengguna serta melibatkan banyak orang sebagai anggota. Pengembangan yang digunakan adalah open source. Dimana setiap orang mempunyai akses ke source kode dan didorong untuk aktif dalam pengembangan Senayan. Dengan melibatkanbanyak orang dan melalui uji coba yang dilakukan dirilislah senayan3rc-5 sampai senayan 3rc-10. Tahun 2008, SLIMS merupakan salah satu program aplikasi yang diminati oleh banyak kalangan terutama para pengelola perpustakaan. SLIMS Meranti ini mempunyai fitur baru yang berbeda dengan versi Senayan sebelumnya. Penambahan fitur baru terlihat pada tampilan OPAC yang sangat dinamis. Dengan fitur – fitur yang menarik maka pantaslah jika para pengguna merasa sangat puas dengan SLIMS-5 Meranti. Berbagai uji coba pengembang SLIMS kini merilis versi baru yakni SLIMS 7 Cendana. SLIMS versi Cendana ini dirilis akhir tahun 2014 guna menyempurnakan fitur–fitur SLIMS untuk mengelola manajemen perpustakaan.

Arie Nugroho menyatakan ada 11 Fitur-Fitur dalam Senayan Library Management System yaitu :

1. Home

Merupakan tampilan utama dari aplikasi SLIMS.

2. OPAC

OPAC (Online Public Access Catalog) yang digunakan untuk pencarian katalog buku dalam perpustakaan.

3. Bilbiografi

(20)

Bilbioragfi dimamfaatkan untuk menyimpan dan memasukkan data buku kedalam aplikasi SLIMS.

4. Sirkulasi

Sirkulasi dimamfaatkan sebagai sistem untuk peminjaman dan pengembalian buku didalam perpustakaan.

5. Keanggotaan

Menu keanggotaan dimamfaatkan sebagai sistem penyimpanan seluruh kegiatan keanggotaan.

6. Maser File

Menu Maaster File dimamfaatkan sebagai data bilbiografi.

7. Inventarisasi

Menu inventarisasi dimamfaatkan sebagai mengolah jurnal, majalah dan lain sebagainya.

8. Sistem

Menu sistem dimamfaatkan sebagai menu untuk mendesain aplikasi SLIMS yang diterapkan di perpustakaan.

9. Pelaporan

Menu pelaporan dimamfaatkan sebagai pelaporan seluruh kegiatan yang dilakukan disuatu perpustakaan dengan mengaplikasikan SLIMS.

10. Kendali Terbitan Berseri

Menu kendali terbitan berseri dimamfaatkan untuk mengecek koleksi yang terdapat di perpustakaan.

11. Modul Presensi

Menu modul presensi dimamfaatkan untuk alat hitung pengunjung perpustakaan,

2.2 Persepsi

2.2.1 Pengertian persepsi

Persepsi adalah kata benda serapan dari bahasa inggris, yaitu perception dalam Oxford advanced leaner’s dictionary of current English. Kata benda ini diberi arti sebagai “ Proses yang membuat manusia tanggap terhadap perubahan-perubahan disekelilingnya (melalui pengelihatan, pendengaran dan sebagainya)”( Homboy, 1992:631).

(21)

Berbagai defenisi diberikan untuk berbagai persepsi, akan tetapi tidak terdapat perbedaan yang mendasar antara pengertian yang satu dengan yang lainnya.

Dikatakan oleh Raven (1983:631) Persepsi adalah suatu proses dimana individu menyeleksi, menerima, mengorganisasikan dan menginterprestasikan pengalaman dari lingkungannya. Persepsi juga diartikan sebagai proses pengorganisasian dan interprestasi seseorang terhadap apa yang diterimanya untuk memerikan arti pada lingkungannya (Robbins, 1998). Sementara Sakir mendefenisikan persepsi sebagai pandangan seseorang atau banyak orang yang didapat dan diterima. Buton (1970) juga mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses dimana mahluk hidup menjadi tanggap terhadap rangsangan yang diterimanya. Selaras dengan pendapat diatas, Fielman (1991) mengatakan bahwa perception inis the sorting out, interpretation, analyisis and integration of stimuli from out sensory organism.

Dikemukakan juga oleh Spear (1988) bahwa persepsi biasanya mengacu pada pengalaman tentang peristiwa masa lalu yang kompleks. Selain itu persepsi juga mengacu pada pengaruh factor perhatian dan pengetahuan sebelumnya berdasarkan pengalaman yang berhubungan dengan pancaindra. Schermerhon (1985) sebagai proses seorang dalam menyeleksi, menerima, mengorganisasikan dan menafsirkan informasi dalam lingkungannya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi tidak berhenti pada tahap melihat, mendengar, dan mencium suatu objek tetapi mencakup juga pengorganisasian, penilaian serta reaksi terhadap objek tersebut. Persepsi dapat

(22)

mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap objek dan situasi lingungannya.

Dengan perkataan lain, tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh persepsinya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh sadli bahwa apa yang dilakukan seseorang (sebagai ucapan, ekspresi atau kegiatan) tiak terlepas dari caranya mempersepsikan situasi dan mengapresiasikannya sesuai denga pengalamannya.

2.2.2 Persepsi dan perilaku

Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap objek dan situasi lingkunganya.Persepsi akan berarti jika diperlihatkan dalam bentuk pernyataan, baik lisan maupun perbuatan. Meskipun demikian, terkadang apa yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan perilaku yang terlihat belum tentu sesuai dengan persepsi yang asli. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa perilaku seseorang dapat dibentuk dan dipelajari dengan proses belajar.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Seseorang belum tentu mempunyai persepsi yang sama tentang suatu objek yang sama. Hal ini dikarnakan pandangan seseorang dipengaruhi oleh wawasan, pengalaman serta pengetahuannya terhadap suatu objek yang dihadapkan.Menurut Arisandy (2004: 26) menyatakan bahwa “ada beberapa faktor yangberpengaruh dalam persepsi. Faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi,situasi, individu yang mempersepsi (preceiver), persepsi diri, dan pengamatan terhadap orang lain”.

(23)

Sedangkan menurut Pareek yang dikutip oleh Arisandy (2006, 26) beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi, terdapat beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya persepsi, yaitu:

1. Perhatian

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada disekitar kita dapat tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik kita.

2. Kebutuhan

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat. 3. Kesediaan Adalah harapan seseorang terhadap stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dahulu.

3. Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang

Berdasarkan uraian di atasdapat dipahami bahwa banyak faktor yang mempengaruhi persepsi individu yaitu meliputi objek yang dipersepsi, situasi, individu yang mempersepsi (preceiver), persepsi diri dan pengamatan terhadap orang lain.Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadidalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman,proses belajar, dan pengetahuannya.

(24)

2.3 Human Organization Technology (HOT) Fit Model

Sistem informasi perpustakaan adalah yang berfungsi untuk mempermudah perkerjaan dalam sebuah perpustakaan yaitu pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Aplikasi yang dilakukan diperpustakaan UMA adalah SLIMS Versi 7 (Cendana). Software ini merupakan pengembangan dari Versi-versi sebelumnya.

HOT Fit Model memiliki 3 komponen utama yaitu human, organization, technology. Dan bila dikaitkan maka akan dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu human-ornanization, human technology, organization-technology. Dari hasil penggabungan ke 3 komponen tersebut maka dapat diketahui apakah sistem informasi yang digunakan sesuai dan layak diterapkan dalam sebuah perpustakaan. Model HOT Fit Model dikembangkan oleh Yusof et al 2006 untuk menilai keberhasilan implementasi SLIMS yang diantaranya : human (manusia/SDM), Organization (Organisasi), technologi (technology).

2.3.1 Komponen Manusia (Human)

Komponen Manusia (Human) menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekuwensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap penerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. User satisfaction dapat

(25)

dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal.

Tabel 2.3.1 Karakteristik Informan

NO Kode Informan Informan Tingkat Pendidikan

1 I1 Pustakawan Strata 1 (S-1)

2 I2 Pustakawan Strata 1 (S-1)

3 I3 Pustakawan Strata 1 (S-1)

2.3.2 Komponen organisasi (Organization)

Komponen organisasi menilai sistem dari aspek sturuktur organisasi dan lingkungan organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki, perencanaan dan pengendalian sistem, strategi, manajemen dan komunikasi. Kepemimpinan, dukungan staf merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik kompetisi, hubungan interorganisasional dan komunikasi.

(26)

Sturuktur Organisasi Kepala Perpustakaan Staf Pustakawan Organisasi

Lingkungan Organisasi Pembiayaan

Pemerintahan

Politik Kompetisi

Hubungan Terorgnisasional

Komunikasi

2.3.3 Komponen Teknologi (Technology)

Teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (system quality) dan kualitas sistem dalam sistem informasi menyangkut keterkaitan fitur dalam sitem termasuk dalam performa sistem dan user interface. Kemudahan penggunaan (ease of use), kemudahan untuk dipelajari (ease of learning) response time, usefulness, ketersediaan fleksibilitas, dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem. Kriteria yang dapat di gunakan untuk menilai kualitaas informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi dan data entri. Sedangkan kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh servise provider sistem atau teknologi. Service quality dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, empati dan

(27)

Hubungan berkaitan dalam kerangka HOT-Fit :

Kualitas Sistem

Teknologi Pengguna Staf Pustakawan Kualitas Informasi

Mahasiswa Kualitas Layanan

Dimensi-dimensi ini akan mempengaruhi antara satu dengan yang lain.

Kualitas layanan secara sendiri dan bersama-sama mempengaruhi penggunaan sistem dan kepuasan pengguna. Pengunaan sistem bergantung pada pengetahuan dan pelatihan pengguna.

Fit ini dapat diukur dan dianaisis menggunakan jumlah defenisi yang diberikan ketiga faktor. Ketiga faktor berhubungan dengan dimensi relasi dan kesuksesan sistem informasi yaitu sistem quality, information quality, service quality, sistem use, User Satisfaction, structure, environment dan Net Benefit.

Model ini dianggap mampu menjelaskan evaluasi secara konferhenshif dengan pendekatan komponen inti sistem informasi yaitu, Human (Manusia), Organization (Organisasi), Technology (Teknologi) serta kesesuaian diantara ketiga komponen tersebut mempengaruhi mamfaat (Net Benefit) dari penerapan sistem tersebut.

(28)

Gambar 2.3.1 HOT Fit Model (Yusof ct al 2006)

1.Saling mempengaruhi baik secara sendiri maupun bersama-sama antara system quality, information quality, service quality mempengaruhi system use dan user satisfaction.

2. Syitem use, user satisfaction memiliki hubungan timbal balik dengan information quality. Sistem akan menghasilkan output informasi yang baik jika pengguna mahir dan puas dalam mengunakan sistem informasi. Kemahiran pengguna tergantung pada pengetahuan dan pelatihan pengguna terhadap penggunaan sistem informasi.

3.System use juga memiliki hubungan timbal balik dengan user satisfaction.

Pengguna akan semakin puas dalam menggunakan sistem informasi jika pengguna mahir dan memahami sistem informasi.

(29)

4. System use dan user satisfaction akan memberikan pengaruh langsung kepada net benefits. Net Benefits akan memberikan timbal balik juga kepada system use dan user satisfaction.

5.Sturucture dan Environment akan memberikan pengaruh langsung net benefits.

Net Benefits akan memberikan timbal balik juga kepada organisasi.

Tabel 4.2 Hasil Rangkuman Penelitian

NO INDIKATOR KATEGORI

1 Human -Penggunaan Sistem

Pengetahuan Penggunaan Sistem Harapan

Frekuensi

Sikap Menerima dan Menolak Sistem Penyelidikan

-Kepuasan Pengguna Manfaat Pengguna Persepsi Pengguna 2 Organization -Sturuktur Organisasi

Manajemen

Komnunikasi atau Kerjasama Sistem

(30)

Perencanaan atau Tujuan

Standart Pengendalian (Contorlling)

3 Technology -Kualitas Sistem Sekuralitas

Waktu dan respon Fleksibilitas Kegunaan

Kemudahan pengguna kualitas sistem -Kualitas Informasi

Relevansi Keakuratan data

Kelengkapan dalam kualitas informasi -Kualitas Layanan

Tindak lanjut layanan Kecepatan respon melayani

Jaminan

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian ilmiah adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam memecahkan masalah penelitian diperlukan suatu cara atau metode. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan.

Menurut Sugiyono (2008), Penelitian Kualitatif adalah “metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti objek alamiah secara mendalam dimana peneliti merupakan instrument kunci dalam penelitian tersebut”. Sedangkan menurut Moleong (2013) menyatakan bahwa : “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motifasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata –kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alami dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Universitas Medan Area yang beralamat di Jalan.

Kolam No. 1 Medan Estate.

(32)

3.3 Proses Penelitian 3.3.1 Informan

Dalam melakukan wawancara pemilihan responden atau informan harus diperhatikan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Arikunto dan Safruddin (2010, 188), “Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat dinyatakan sama dengan responden”.

3.3.2 Mengidentifikasi Informan

Dalam melakukan wawancara pemilihan responden atau informan harus diperhatikan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Arikunto dan Safruddin (2010), Informan adalah “orang yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat dinyatakan sama dengan responden”. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan pemilihan informan. Terdapat kriteria dalam menentukan informan. teknik pengambilan informan dilakukan secara Purposive Sampling. Suwarno (2006) menyatakan bahwa Purposive Sampling adalah

“teknik penentuan informan yang mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria tertentu”. Informan dalam penelitiian ini yang mengelolah perpustakaan berjumlah 3 orang.

3.4 Analisis Data

Analisis data digunakan untuk memperoleh data yang benar dan akurat, dalam analisis ini data di organisasikan dan diolah untuk menjawab permasalahan penelitian. Menurut Patton yang dikutip oleh Moleong (2002) Analisis data adalah

(33)

dan satuan uraian dasar”. Adapun alur kegiatan dalam menganalisis data dalam penelitian kualitatif antara lain : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan.

3.5 Reduksi Data

Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono (2012) menyatakan bahwa,

“Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan”.

Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan maka jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks, dan rumit. Oleh karena itu, reduksi data perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit analisis selanjutnya.

3.5.1 Penyajian Data

Pada proses ini, peneliti menyusun data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar variable, agar peneliti dan pembaca laporan penelitian mengerti yang sedang terjadi dan yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

(34)

3.5.2 Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data adalah usaha untuk mencari dan memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Sebelum melakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil verifikasi data penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi.

Penarikan kesimpulan meupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penelitian digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan:

1. Wawancara

Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada informan untuk mendapat data mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu telah disiapkan serta dibuat kerangkanya secara sistematis sebelum berada dilokasi penelitian.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkembang sesuai dengan pokok yang sedang di teliti, namun tetap mengacu pada pokok permasalahannya.

Wawancara mendalam di lakukan secara langsung dengan Pustakawan perpustakaan Universitas Medan Area. Menggunakan pedoman wawancara.

(35)

Merupakan pengamatan langsung terhadap aktivitas di lapangan. Adapun caranya adalah peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengambil data yang ada di lapangan. Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian ini berlangsung yang meliputi gambaran umum, suasana kehidupan sosial, kondisi fisik, dan kondisi sosial yang terjadi dengan menggunakan pedoman observasi.

3. Studi Dokumentasi

Data yang diperlukan dalam penelitian ini juga diperoleh dari studi dokumentasi. Sebelum penelitian lapangan, peneliti telah melakukan telaah terhadap buku literatur, majalah, jurnal, hasil seminar dan artikel, baik yang tersedia dalam media on-line (internet) maupun yang ada di perpustakaan.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari informan. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi dari koleksi perpustakaan Universitas Medan Area.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

(36)

Data sekunder dalam penelitian ini adalah dari buku, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.8 Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari 1 orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan Observasi.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

3. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

(37)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah pengelola perpustakaan, yaitu Kepala Perpustakaa dan Pegawai Perpustakaan.

Tabel 4.1 Karakteristik Informan

NO Kode Informan Informan Tingkat Pendidikan

1 I1 Pustakawan Strata 1 (S-1)

2 I2 Pustakawan Strata 1 (S-1)

3 I3 Pustakawan Strata 1 (S-1)

Informan Pertama (I1) adalah informan yang berhasil diwawancarai yaitu kepala perpustakaan dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, Begitu juga dengan dua (I2) dan tiga (I3). Peneliti meminta waktu informan untuk bersedia melakukan dan menjelaskan maksud dan tujuan peneliti dalam melakukan wawancara tersebut. I1 diwawancarai diruangan kantor perpustakaan Universitas Medan Area pada pukul 10:45 wib. I2 diwawancarai pada pukul 11:30 Wib dan I3 pada pukul 14:30 Wib. Suasana dan kondisi wawancara bersifat alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa adanya, yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.

Adapun bahasa yang digunakan selama wawancara adalah bahasa informal.

Meskipun peneliti terkadang menggunakan istilah dalam bidang ilmu perpustakaan.

(38)

Wawancara dilakukan berulang jika peneliti merasa masih perlu penambahan informasi atau kurang jelas dengan wawancara sebelumnya.

4.2 Kategori Penelitian

Berdasarkan wawancara dan pedoman wawancara, penulis menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan koding. Penulis kembali membaca transkip wawancara dan melakukan koding. Melakukan pemilihan data yang relavan dengan pokok pembicaraan dan menunjukkan hubungan antara bagian-bagian yang diteliti sehingga menghasilkan beberapa kategori yang berkaitan dengan HOT, yaitu sebagai berikut.

4.2.1 Penggunaan Sistem

Penggunaan sistem disini dimaksudkan adalah bagaimana pengguna/user khususnya pustakawan dan staf pustakawan menggunakan sistem informasi perpustakaan UMA. Jumlah pustakawan yang menggunakan 3 orang. Dari pernyataan ke tiga pustakawan dan staf pustakawan dalam penggunaan sistem, ada juga hal-hal yang bisa dinilai dari penggunaan sistem tersebut antara lain :

1. Pengetahuan Pengugunaan Sistem

Pengetahuan penggunaan sistem disini yaitu menilai sistem dari segi pustakawan dalam menggunakan sistem perpustakaan yang sedang berjalan. Apakah memperlancar dalam memenuhi kebutuhan informasi. Dari hasil ke tiga wawancara maka hasil sebagai berikut:

I1 : Memperlancar antara pustakawan dan pengguna dalam kebutuhan

(39)

I2 : Memperlancar karena dapat mempercepat cara kinerja pustakawan.

I3 : Memperlancar dan sangat membantu.

Dengan adanya penjelasan informan kita jadi mengetahui , apakah sistem informasi diperpustakaan memperlancar dalam memenuhi kebutuhan informasi, dan hasil dari jawabannya adalah sangat memperlancar dan sangat membantu dalam sistem informasi.

2. Harapan

Harapan disini yaitu menilai penggunaan sistem yang ada, menilai dari harapan pustakawan tentang perpustakan tersebut. Dari hasil wawancara ke tiga informan hasilnya sebagai berikut:

I1 : Harus ditingkatkan dan dikembangkan lagi untuk menjadi perpustakaan yang lebih baik lagi kedepannya

I2 : Harapannya, semakin bagus, agar pengguna lebih sering dating keperpustakaan.

I3 : Harapannya semoga kedepannya menjadi perpustakaan digital yang bisa melayani pengguna dengan baik dan memberikan kepuasan untuk pengguna atau pun pihak pustakawan.

Dari penjelasan para informan diatas maka dapat diketahui bahwa, harapan dari pustakawan tentang perpustakaan semakin bagus, berkembang dan lebih ditingkatkan lagi dalam penggunaan sistemnya agar dapat memperlancar kinerja yang dilakukan setiap hari.

(40)

3. Frekuensi

Frekuensi disini adalah suatu ukuran yang dapat dilihat atau dinilai dalam penggunaan sistem. Dari pernyataan ke tiga pustakawan didapat hasil sebagai berikut:

I1: Sangat memudahkan dalam penelusuran, sangat membantu dalam pengembalian buku dan peminjaman, artinya sudah ter automasi

I2 :Bagus, karena mahasiswa yang saya lihat mereka sudah mengerti menjalankan sistem. Misalnya mereka ingin mencari buku, mereka menggunakan OPAC. Semacam itulah yang saya lihat dari mahasiswa.

I3 : Senanyannya kan menggunakan SLIMS Cendana, jadi sangat mempermudah bagi pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa penggunaan sistem dari frekuensinya dilakukan sangat bagus dan memperlancar pada kinerja pustakawan.

Artinya sistem informasi diperpustakaan UMA sangat membantu dan memperlancar pustakawan dalam kinerjanya, dan pengguna merasa lebih puas dalam menelusuri informasi.

4. Penyelidikan

Penyelidikan disini yaitu menyelidiki atau menemukan suatu program dalam penggunaan sistem yang digunakan oleh pustakawan. Dalam ketiga wawancara yaitu pustakawan maka hasilnya sebagai berikut:

(41)

I1 : iya, karena pustakawan sendiri yang merancang pengolahan sistemnya, jadi pustakawannya membuat aplikasi yang mudah dimengerti dan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.

I2 : iya, karena yang merancang sistem pustakawan perpustakaan sendiri I3:iya, karena yang menjalankan sistemnya pustakawan yang sudah mengerti

tentang teknologi.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, penyelidikan dari suatu program penggunaan sistem yang dirancang sendiri, pihak pustakawan merasa sangat puas karena memenuhi kebutuhan perpustakaan.

5. Sikap Menerima dan Menolak Sistem

Sikap menerima dan menolak sistem disini yaitu pendapat user khusunya pustakawan dan staf pustaka dalam menggunakan sistem tersebut. Apakah mudah dan dapat dimengerti. Dari hasil wawanacara dari ketiga informan di dapat hasil sebagai berikut:

I1 : Mudah dalam melakukan penelusuran dan dimengerti

I2 : Ada juga yang bingung dengan sistem tersebut, tapi pustakawan membantu dan menjelaskan secara detail kepada pengguna.

I3 : Sangat mudah dan tidak sulit untuk dimengerti

Dari penjelasan informan diatas maka dapat diketahui bahwa, Apakah mudah dan dapat dimengerti dalam menggunkan sistem bagi pustakawan, hasilnya adalah sangat mudah sekali dalam menggunakan sistem informasi di perpustakaan, dan dapat dimengerti bagi user.

(42)

6. Pelatihan

Pelatihan yang dimaksud disini yaitu menilai dari penggunaan sistem yang digunakan oleh pustakawan dalam pengoperasian sistem. Dari hasil wawancara didapat hasil sebagai berikut:

I1 : Dalam pelatihan pustakawan mengadakan workshop, atau seminar- seminar.

I2 : Pustakawan berbagi informasi kepada pengguna tentang sistem yang ada diperpustakaan.

I3 : Pustakawan melakukan rotasi kerja agar pustakawan menguasai disetian bidang pekerjaan yang ada diperpustakaan.

Dari pejelasan para informan diatas maka dapat diketahui bahwa dalam penggunaan sistem informasi pustakawan tidak ada yang mengalami kendala terhadap sistem informasi, karena perpustakaan menggelar suatu pelatihan dan rotasi kerja untuk menambah wawasan tentang perpustakaan. Jadi pustakwan bisa menguasai setiap bidang pekerjaan diperpustakaan.

4.2.2 Kepuasan Pengguna

Kepuasan pengguna disini menilai tanggapan yang dimiliki pustakawan dalam penggunaan sistem yang berjalan saat ini. Yang akan dibahas dalam kepuasan pengguna yaitu bagaimana pengalaman pengguna menggunakan sistem yang telah ada apakah user (pustakawan) adalah merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut. Dalam menilai sistem dari segi kepuasan pengguna ada hal-hal yang harus

(43)

1. Manfaat Pengguna

Manfaat pengguna disini yaitu hasil yang didapat dari penggunaan sistem yang digunakan saat ini. Hal di dapat dari pernyataan ke tiga informan sebagai berikut:

I1 : Sangat bermanfaat bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

I2 : Sangat bermanfaat bagi pengguna, karena membuat pengguna lebih cepat dalam menelusur informasi.

I3 : Sangat bermanfaat bagi pengguna, karena dapat memenuhi kebutuhan informasi yang lebih akurat.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa manfaat dari pengguna perpustakaan yaitu sangat membantu pustakawan dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Maka, yang akan di bahas adalah sistem yang dipakai para user (pustakawan) sangat membantu dalam kinerjanya, dan juga sangat berguna bagi pustakawan dalam menggunakan sistem yang ada saat ini.

2. Persepsi Pengguna

Persepsi pengguna disini yaitu tanggapan dari pengguna mengenai penggunaan terhadap sistem informasi yang selama ini digunakan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:

I1 : Sangat bagus, karena membantu pengguna dalam mencari suatu kebutuhan informasinya.

(44)

I2 : Sangat memudahkan dalam penelusuran, sangat membantu dalam pengembalian dan peminjaman buku, karena sudah terautomasi.

I3 : Sangat bagus dan mudah dipahami oleh pengguna, dan mempercepat kinerja pustakawan.

Dari penjelasan para informan diatas maka dapat diketahui bahwa dalam penggunaan sistem informasi sangat bagus, karena sangat membantu dalam kinerja pustakawan.

4.2.3 Sturuktur Organisasi

Sturuktur organisasi disini yaitu, menilai sistem dari segi manajemen yang terdapat didalam suatu organisasi yang berjalan di perpustakaan.

Ada hal-hal yang perlu kita ketahui untuk menilai sistem dari sturuktur organisasinya yaitu sebagai berikut:

1. Manajemen

Manajemen disini yaitu yang berhubungan dengan sistem informasi yang ada diperpustakaan. Hal tersebut dapat dilihat dati pernyataan ke tiga informan sebagai berikut:

I1 : Manajemen mempunyai perbagian dan mempunyai uraian tugas masing- masing dalam unit bagian di perpustakaan.

I2 : Kalau mengenai manajemen nya lebih jelas, ditanya kepala perpustakaannya. Karena manajemen nya sesuai dengan fitur yang tersedia di sistem informasinya.

(45)

I3 : Di lihat dari manajemen nya sistem informasi memiliki fitur-fitur di prpustakaan.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui yaitu manajemen yang terdapat dalam sebuah sistem yaitu fitur-fitur yang berhubungan dengan perpustakaan. Dari pernyataan diatas dalam sebuah sistem terdapat fitur-fitur yang berhubungan dengan perpustakaan seperti OPAC, judul buku, peminjaman, pengembalian. Seperti kita ketahui bahwa fitur tersebut tidak cukup, pustakawan ingin menambah fitur lagi sesuai dengan fitur yang berlaku sekarang seperti sistem senayan yang memiliki fitur yang menandai.

2. Komunikasi atau Kerja Sama Sistem

Komunikasi disini maksudnya adalah apakah ada kendala dari segi komunikasi dari sistem informasi dari sistem informasi di perpustakaan. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan ke tiga informan sebagai berikut:

I1 : Tidak ada kendala, Sistem informasi berjalan dengan baik

I2 : Saat ini tidak mengalami kendali, sistem nya berjalan dengan baik.

I3 : Tidak ada kendala.

Dari penjelasan di atas maka, belum ada kendala dalam komunikasi sistem yang ada diperpustakaa. Maka dapat kita lihat bahwa komunikasi merupakan suatu penyampaian atau penerimaan informasi antara anggota organisasi untuk mencapai kesamaan pengertian mengenai tugas dan wewenang untuk mencapai tujuan.

3. Perncanaan atau Tujuan.

(46)

Perencanaan atau tujuan disini adalah rencana (Planning) dari user dari penggunaan sistem informasi perpustakaan kedepannya. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan ke tiga informan sebagai berikut:

I1 : Tujuan dan perencanaan informasi yaitu memperlancar, membantu dalam ketersediaan informasi, buku dan lebih akurat.

I2 : Tujuannya untuk mempermudah kinerja, efesien, menghidari pengulangan dan mudah mencari data.

I3 : Tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas perpustakaan.

Dari penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa dalam perpustakaan terdapat yaitu suatu tujuan yang akan dicapai selama periode tertentu dan apa yang harus dilakukan untuk mencapainya. Maka tujuannya adalah dikembangkan lagi dan terus ditingkatkan dari sistem informasinya.

4. Standar Pengendalian (Controlling)

Standar pengendalian maksudnya disini, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh user. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan ke tiga informan sebagai berikut:

I1 : Tidak ada standart, karena sistem informasinya sudah memenuhi syarat I2 : Standart dalam sistem informasi tidak ada, karena sudah memenuhi syarat dalam sistem informasi

I3 : Tidak ada menggunakan standart, karena sudah memenuhi syarat dalam sistem informasi.

(47)

Dari penjelasan diatas maka dapat diketahuiy yaitu standar yang berlaku diperpustakaan sudah layak digunakan atau dipakai. Karena standar nya sudah memenuhi syarat dalam sistem informasi diperpustakaan.

2.4.2 Kualitas Sistem

Kualitas sistem dimaksud disini adalah bagaimana kualitas suatu sistem informasi perpustakaan yang berjalan saat ini. Pada hakikatnya seperti yang kita ketahui bahwa dalam menggunakan suatu sistem hendaklah pertama sekali kita melihat kualitas dari suatu sistem tersebut. Ada beberapa hal yang dapat dilihat untuk dapat menilai kualitas sistem tersebut yaitu

1. Sekuralitas

Maksudnya disini adalah pengamanan yang dilakukan terhadap sistem yang ada. Hal ini dapat dlihat dari pernyataan ke tiga informan sebagai berikut:

I1 : Pengamanan nya tidak ada, tetapi yang menyangkut dengan privasi perpustakaan hanya yang mengetahuinya pihak yang bernaung saja.

I2 : Kalau di bilang pengaman tidak ada, tetapi yang mengetahui data, maupun password diperpustakaan hanya pihak pegawai saja yang mengetahuinya.

I3 : Iya, memiliki pengaman, tetapi hanya pustakawan yang mengetahui password dari sistem informasi.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa demi menjaga keamanan maka sebaiknya sistem tersebut diberi password untuk bisa login untuk pustakawan. Disini

(48)

akan dibahas mengenai penggunaan password yang digunakan oleh pustakawan dalam menggunakan sistem tersebut.

2. Kegunaan

Disini maksudnya kegunaan dari suatu sistem informasi yang telah diterapkan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan melalui wawancara sebagai berikut:

I1 : Sangat mempermudah dalam kinerja perpustakaan I2 : Sangat mempermudah dalam kebutuhan informasi

I3 : Mempermudah dalam suatu tugas atau kebutuhan informasinya

Dari penjelasan diatas maka dapat diketahui yaitu kegunaan sistem untuk kualitas mempermudah kinerja perpustakaan dalam melayani. Dalam pernyataan diatas dapat kita ketahui bahwa sistem informasi perpustakaan UMA dapat mempermudah ke tiga user (pustakawan) dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Maka yang akan dibahas disini adalah kegunaan sistem. Sistem yang akan dipakai adalah sistem yang sedang berjalan saat ini dan mampu digunakan oleh pustakawan dan sangat berguna demi memenuhi kebutuhan informasi.

3. Fleksebilitas

Sistem sesuai dengan kebutuhan yang digunakan oleh pengguna. Hal tersebut dapat dilihat dari fleksibilitas dari kualitas sistem. Pernyataan ke tiga informan sebagai berikut:

I1: Menghemat waktu dan cepat

I2 : Mudah da cepat dalam menggunakan waktu

(49)

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem sudah fleksibel dan menghemat waktu dengan kebutuhan pengguna. Bahwa dalam pemenuhan informasinya ke tiga pustakawan sangat mempermudah dalam kebutuhan informasi.

4. Waktu dan Respon

Maksudnya disini adalah menilai kualitas sistem dari segi waktu dan respon dalam penggunaannya. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan informan dari hasil wawancara sebagai berikut:

I1 : Respon bagus dan mengenai waktu cepat dalam memenuhi kebutuhan informasi

I2 : Respon pengguna sangat baik dalam sistem diperpustakaan, kalau mengenai waktu, bisa dikatakan cepat.

I3 : Respon pengguna sangat baik dan masalah waktu, sistem informasi cepat dan tidak lama menunggu lama dalam mengakses informasi

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa sistem yang digunakan masih memiliki respon time (respon waktu) yang cukup bagus dan cepat. Maka yang akan dibahas adalah sistem informasi perpustakaan sudah cukup bagus oleh karena itu dalam penggunaan sistemnya sudah pasti tidak ada kendala. Sistem yang digunakan sudah cukup bagus hanya saja dalam prosesnya belum begitu sempurna sehingga user (pustakawan) sedikit kewalahan.

5. Kemudahan Pengguna Kualitas Sistem

Yaitu pengguna menilai kualitas sistem yang sedang berjalan saat ini. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan informan sebagai tersebut:

(50)

I1 : Sangat mudah, karena pustakawan nya juga ikut serta dalam membimbing pengguna yang bingung terhadap sistem informasi.

I2 : Sangat mudah, karena ketika pengguna tidak mengerti pustakawan membantu pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

I3 : Kalau masalah mudah menggunakan sistem, pengguna sangat mudah dan tidak ada kendala bagi pengguna terhadap sistem informasi.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kualitas dari suatu sistem tersebut sangat mudah dan membantu dalam penggunaannya. Dapat kita ketahui bahwa dalam menggunakan suatu sistem pengguna hendaknya memperhatikan apakah sistem tersebut memudahkan atau menyulitkan. Maka yang akan dibahas disini adalah sistem yang sedang berjalan saat ini membantu pustakawan dalam mengolah data.

Sistem yang digunakan juga sangat memudahkan untuk user (pustakawan).

4.2.4 Kualitas Informasi

Kualitas informasi disini maksudnya adalah hasil dari sistem yang digunakan selama ini, Hendaklah sebuah sistem informasi yang digunakan menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Hal tersebut dapat dikaji dengan hal-hal berikut:

1. Relevansi

Kesesuaian dari kualitas sistem dengan pengguna. Kesesuaian disini adalah pengguna pada dasarnya sudah mengenal suatu sistem yang digunakan tersebut dan bisa digunakan. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan informan sebagai berikut:

(51)

I2 : Iya, sangat relavan dalam sistem informasinya.

I3 : Iya, relavan, karena dapat menghemat waktu.\

Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang dihasilkan sudah relavan dan berbobot, dapat kita ketahui bahwa kesesuaian sistem dengan pengguna sudah relavan. Maka, yang akan dibahas adalah sistem dengan pengguna sudah relavan, oleh sebab itu pengguna sudah dapat mengetahui bahwa dalam penggunaan sistem tersebut sudah dimengerti dan dapat digunakan.

2. Keakuratan Data

Yaitu hasil informasi yang dapat dinilai oleh pengguna dalam penggunaan sistem tersebut. Sesuatu yang dapat dinilai dari sini adalah data yang akurat dapat membantu kinerja dalam proses kegiatan perpustakaan serta menghasilkan informasi yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan informan sebagai berikut:

I1 : Hasil informasi sangat akurat I2 : Sangat akurat dari hasil informasi I3 : Sangat akurat sekali

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa informasi yang dihasilkan sudah cukup cepat dan akurat dalam menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan oleh pustakawan. Dari pernyataan diatas dapat kita lihat bahwa dalam sebuah sistem terdapat sebuah data yang dapat menghasilkan informasi. Maka yang akan dibahas disini adalah ke tiga pustakawan menyatakan data yang diterima sudah cukup cepat dan akurat dalam menerima informasi.

(52)

3. Kelengkapan dalam Kualitas Informasi

Makanya disini adalah informasi yang dihasilkan sudah memenuhi keinginan pengguna atau tidak. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan ke tiga informan berikut ini:

I1 : Sudah lengkap dan sistem sudah menghasilkan hasil yang baik bagi pustakawan.

I2 : Lengkap, masih memiliki kekurangan tapi dengan adanya sistem informasi di perpustakaan sangat membantu dalam kinerja.

I3 : Lengkap, kalau di bilang sangat membantu dari kualitas sistem informasi, sangat memantu sekali.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kelengkapan kualitasnya sudah lengkap dan memerikan hasil yang baik. Dapat kita ketahui bahwa dalam sebuah sistem hendaklah memiliki sistem yang menghasilkan kualitas informasi yang baik.

Maka yang akan dibahas disini adalah ke tiga informan menyatakan sudah lengkap dalam menilai kualitas sistem tersebut. Informasi yang dihasilkan dapat berupa hal- hal yang berhubungan dengan perpustakaan.

4.2.5 Kualitas Layanan

Kualitas layanan disini yaitu suatu sistem yang berjalan dalam hal penggunaannya setiap hari dalam melayani pengguna. Pada bagian ini menjelaskan bahwa kemampuan suatu sistem dalam melayani pengguna sudah cukup baik atau

(53)

tidak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menilai sistem dari segi layanan yaitu sebagai berikut:

1. Tindak Lanjut Layanan

Kelanjutan dari pelayanan penggunaan sistem yang digunakan untuk kemajuan atau usaha suatu perpustakaan dalam hal melayani penggunaannya.

I1 : Secara pribadi memajukan sistem agar menjadi lebih baik dilihat dari sarana dan prasarana. Jaringannya ditambah lagi, supaya leluasa dalam mencari suatu kebutuhan informasi.

I2 : Usahanya yaitu terus mengembangkan dan memperbaiki letak kekurangannya, agar lebih maju dan lebih diminati oleh pengguna

I3 : dengan cara mempelajari sistem-sistem terbaru dan mengevaluasi sistem lama, dan mencari tau dimana kekurangan sistem yang lama.

Dari pejelasan ke tiga informan diatas dapat diketahui bahwa tindak lanjut sistem dalam melayani sudah lebih baik. Dari pernyataan ke tiga informan yang menyatakan bahwa kualitas dari tindak lanjut layanan mempunyai mutu yang baik dan mampu melayani pengguna dengan cepat.

2. Jaminan

Jaminan dari suatu sistem dalam penggunaannya. Seperti kita ketahui bahwa setiap sistem yang di gunakan memiliki jaminan apakah sistem tersebut sudah pernah

Gambar

Tabel 2.3.1 Karakteristik Informan
Gambar 2.3.1 HOT Fit Model (Yusof ct al 2006)
Tabel 4.2 Hasil Rangkuman Penelitian
Tabel 4.1 Karakteristik Informan

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi profesional dapat dihubungkan dengan pengetahuan pustakawan khusus di dalam area sumber-sumber informasi, akses informasi, teknologi, manajemen dan penelitian,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme pustakawan dalam menguasai teknologi informasi dalam hal ini tentang operasional sistem, integrasi sistem dengan

Dari informasi di atas, peneliti dapat menjelaskan bahwa peranan pustakawan dalam sistem temu balik informasi di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme pustakawan dalam menguasai teknologi informasi dalam hal ini tentang operasional sistem, integrasi sistem dengan

Berdasarkan hasil wawancara diatas, terhadap lima informan dari kalangan pustakawan Perpustakaan Universitas Hasanuddin Makassar maka dapat disimpulkan bahwa dari semua

Berdasarkan hasil dari aspek intensitas interaksi yang rata-rata pemustaka menyebutkan jarang berkomunikasi dengan pustakawan telah menunjukkan bahwa penggunaan literasi

Evaluasi terhadap penggunaan dan penerapan teknologi informasi pada suatu organisasi atau institusi perlu dilakukan agar pengguna yakin terhadap aplikasi atau sistem

Dari rata-rata keseluruhan analisis data literasi informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa literasi informasi pustakawan di Perpustakaan Fakultas Teknik UGM berdasarkan