• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh: Anastasia Yuniarty

NIM : 049114069

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh: Anastasia Yuniarty

NIM : 049114069

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP ANJING PELIHARAAN DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PEMILIKNYA

Oleh: Anastasia Yuniarty

NIM : 049114069

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Tanggal ...

Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS.

Dipersiapkan dan ditulis oleh Anastasia Yuniarty

NIM : 049114069

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji

Pada tanggal ...

Dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS. ...

Penguji I : A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si. ...

Penguji II : Kristina Dewayani, S.Psi., M.Si. ...

Yogyakarta, ... Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Dekan,

iii

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada mereka yang selalu percaya

dan tidak pernah menyerah sedetik pun terhadapku, yaitu:

Jesus Christ

Bapa dan Mama

Papie (†) dan Mamie

Cece Lanny dan Koko Alex

Serta sahabat-sahabatku

Semoga kepercayaan itu selalu ada dan aku bisa terus menjaganya

Keberhasilan bukan berarti final

Kegagalan bukan berarti fatal

Hanya kerendahan hatilah yang menentukan segalanya

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, ...

vi

Penulis

penelitian ini adalah 51 orang berusia minimal 17 tahun dan maksimal 50 tahun, dan telah memiliki anjing minimal 1 tahun. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan dua skala dengan tipe Likert, yaitu skala kelekatan terhadap anjing peliharaan yang disusun berdasarkan kriteria kelekatan terhadap anjing peliharaan yang dinyatakan Kurdek (2008) dan skala kompetensi interpersonal yang disusun berdasarkan aspek-aspek kompetensi interpersonal menurut Buhrmester (1988).

Reliabilitas kedua skala diuji menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, dengan koefisien reliabilitas untuk skala kelekatan terhadap anjing peliharaan sebesar 0,906 dan untuk skala kompetensi interpersonal sebesar 0,915. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik korelasi Pearson-Product Moment. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua variabel terdistribusi secara normal (p>0,05) dan memiliki hubungan yang linear (p<0,05).

Koefisien korelasi antar variabel (rxy) didapat sebesar 0,529 pada taraf signifikasi p<0,05 menunjukkan adanya hubungan yang positif antara variabel kelekatan terhadap anjing peliharaan dan variabel kompetensi interpersonal. Kata kunci: kelekatan terhadap anjing peliharaan, kompetensi interpersonal.

ABSTRACT

This study was aimed to found the correlation between the attachment of a pet dog and the owner’s interpersonal competence. The subject of the study was 51 individuals aged at least 17 years up to 50 years old and has owned a dog for a period of at least a year. This study was using two Likert type scales as the instrument, which were attached to a pet dog scale that was arranged based on Kurdek’s attachment to pet dog criteria (2008) and interpersonal competences scale that was arranged based on interpersonal competences aspects by Buhrmester (1988).

Both scales’ reliability were tested using the Alpha Cronbach reliability coefficient, the reliability coefficient for attachment to a pet dog scale was 0,906 and for interpersonal competence scale was 0,915. Data was analyzed using Pearson-Product Moment correlation technique. The analysis of the result showed that both variables were normally distributed (p > 0,05) and had a linear relation (p < 0,05).

The inter-variables correlation coefficient (rxy) result was 0,529 with significant level p<0,05 showed a positive relation between the attachment to a pet dog variable and interpersonal competence variable.

Key words: attachment to pet dog, interpersonal competence.

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Anastasia Yuniarty

NIM : 049114069

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Hubungan Antara Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan Dengan Kompetensi Interpersonal Pemiliknya”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media cetak lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 13 November 2008 Yang menyatakan,

ix (Anastasia Yuniarty)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Kasih, karena atas kehendakNya sajalah semua terjadi dan hanya dengan rahmatNya sajalah skripsi dengan judul “Hubungan Antara Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan Dan Kompetensi Interpersonal Pemiliknya” ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi, Program Studi Psikologi.

Selama pengerjaan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan dari banyak pihak, oleh karena itu ijinkanlah penulis pada saat ini mengucapkan terima kasih kepada:

1. Jesus Christ, Tuhan-ku, Tete Manis-ku, Penyelamat-ku, Sumber segala sumber hidupku.

2. P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi.

3. Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS., selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas bimbingan, bantuan dan dukungan, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

4. A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Penguji I. Terima kasih atas ilmu, bimbingan, saran dan senyum yang selalu ibu berikan untuk saya. 5. Kristina Dewayani, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Penguji II. Terima kasih atas

ilmu, bimbingan, pengalaman berharga yang telah ibu berikan kepada saya. 6. Mba’ Etta, selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas

perhatian, bantuan, masukkan dari awal kuliah hingga sekarang.

9. Mr. Lawrence A. Kurdek, Professor at Department of Psychology, Wright State University, Dayton, USA; the U.S National Library of Medicine (NLM); and Michelle Cobey, the Resource Support for Delta Society. Thank you for your helps (free journals, e-mail addresses, websites, etc).

10. Pak Siswo, selaku ketua Jogja Dog Show 2008. Terima kasih atas ijin dan bantuannya selama peneliti mengambil data. Serta semua responden yang telah memberikan waktu dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

11. Bapa Petrus Sarsito Sia dan Mama Margareth Hanny Liliana Lie. Terima kasih telah melahirkan, membesarkan, mendidik, mencintai dan memenuhi semua kebutuhan Ny. Terima kasih atas doa dan dukungan yang selalu ada untuk Ny. Semoga karya sederhana ini bisa membuat Bapa dan Mama bangga.

12. Papie Johannes Samuel Dimalouw (†) dan Mamie Shearry Dimalouw. Ny tahu, walau Papie sudah di surga, tapi Papie pasti tetap bangga sama Ny. 13. Ce Lanny, trims sudah jadi cece yang selalu sayang dan memanjakan ade. 14. Alexander Sarsito Sia, my dearest brother. Thanks for every single thing.

Eventhough we’re separated by countries for years, you still the one who really understand me.

15. Teman, Sahabat, Saudara-saudariku tersayang, Woel, Pikha, Cik Yen, Betty, Adip, Yoyo’ dan Wawan. Terima kasih buat kasih sayang, doa, bantuan, kritik, saran, air mata, dan tawa yang aku dapatkan bersama kalian. Maap aku sering banget nyusahin kalian. Thank you for being my angels.

16. Mbeng.... Makasih udah mau kujadikan ojek, tempat “sampah”, tempat reparasi, lahan jajahan dll. Makasih juga buat perhatian dan dukungannya. You’ve been such a wonderful brother and friend to me.

17. Metta, Erol, Agnes, Mas Dian “Brotie”, Mita-cilik dan Sronggot, yang udah banyak banget mbantu aku dalam belajar dan berkembang menuju yang lebih baik. Makasih banyak buat semuanya ya, teman.

18. Teman-teman kost 99999, especially Iin, Ciko, Vivi, Welly n Dewi. Kalian membuat hari-hariku di kost terasa lebih menyenangkan.

19. Semua pihak, teman, kenalan yang telah banyak membantu namun tidak dapat aku sebutkan satu per satu. Yes, it’s you.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukkan yang membangun baik bagi penelitian ini maupun bagi penulis pribadi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, November 2008 Penulis

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR SKEMA ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan ... 7

1. Pengertian Umum Kelekatan ... 7

2. Pengertian Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan ... 8

3. Kriteria Penilaian Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan... 10

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelekatan Pada Anjing Peliharaan ... 12

B. Kompetensi Interpersonal ... 14

1. Pengertian Kompetensi Interpersonal ... 14

2. Aspek-aspek Kompetensi Interpersonal ... 14

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Interpersonal ... 18

C. Kompetensi Interpersonal Pemilik Dilihat Dari Kelekatannya Terhadap Anjing Peliharaan ... 20

D. Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Variabel Penelitian ... 27

C. Definisi Operasional ... 27

1. Kompetensi Interpersonal ... 27

2. Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan ... 29

D. Subjek Penelitian ... 30

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Skala Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan ... 30

2. Seleksi Item ... 34

3. Reliabilitas ... 36

G. Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Pelaksanaan Penelitian ... 38 B. Hasil penelitian ... 39 1. Deskripsi Subjek ... 39 2. Uji Normalitas ... 39 3. Uji Linearitas ... 39 4. Deskripsi Data ... 40

5. One Sample t-Test ... 41

6. Uji Hipotesis ... 41

C. Pembahasan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 50

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator perilaku kompetensi interpersonal ... 28

Tabel 2. Indikator perilaku kelekatan terhadap anjing peliharaan ... 30

Tabel 3. Blue print skala kelekatan terhadap anjing peliharaan ... 32

Tabel 4. Distribusi item skala kelekatan terhadap anjing peliharaan ... 32

Tabel 5. Blue print skala kompetensi interpersonal ... 33

Tabel 6. Distribusi item skala kompetensi interpersonal ... 33

Tabel 7. Koefisien reliabilitas SKTAP dan SKI ... 36

Tabel 8. Deskripsi subjek ... 39

Tabel 9. Nilai mean dan standart deviasi ... 41

kompetensi interpersonal ... 26

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala kelekatan terhadap anjing peliharaan dan skala

kompetensi interpersonal ... 50 Lampiran 2. Skoring skala kelekatan terhadap anjing peliharaan sebelum

seleksi ... 55 Lampiran 3. Skoring skala kompetensi interpersonal sebelum seleksi ... 57 Lampiran 4. Skoring skala kelekatan terhadap anjing peliharaan sesudah

seleksi ... 59 Lampiran 5. Skoring skala kompetensi interpersonal sesudah seleksi ... 61 Lampiran 6. Alpha Cronbach skala kelekatan terhadap anjing peliharaan

sebelum seleksi ... 63 Lampiran 7. Alpha Cronbach skala kompetensi interpersonal sebelum

seleksi ... 64 Lampiran 8. Alpha Cronbach skala kelekatan terhadap anjing peliharaan

setelah seleksi ... 65 Lampiran 9. Alpha Cronbach skala kompetensi interpersonal sesudah

seleksi ... 66 Lampiran 10. Reliabilitas skala kelekatan terhadap anjing peliharaan ... 67 Lampiran 11. Reliabilitas skala kompetensi interpersonal ... 67 Lampiran 12. Uji normalitas skala kelekatan terhadap anjing peliharaan ... 67 Lampiran 13. Uji normalitas skala kompetensi interpersonal ... 68 Lampiran 14. Uji linearitas ... 68

Lampiran 17. Uji korelasi Pearson Product Moment ... 69 Lampiran 18. Deskriptif statistik ... 69 Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian ... 70

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini informasi tentang hewan peliharaan dan berbagai

kebutuhannya mudah ditemukan di berbagai media cetak maupun elektronik

di Indonesia. Hal ini seperti menjadi bukti tak langsung bahwa hewan

peliharaan bukan merupakan hal yang asing lagi. Hewan peliharaan menjadi

suatu bagian dari kehidupan manusia.

Hewan telah menjadi sahabat manusia sejak beribu-ribu tahun yang

lalu. Manusia menggunakan hewan untuk mempermudah dan membantunya

menjalankan aktifitas sehari-hari. Mulai dari hewan yang bertubuh kecil

seperti burung, hingga hewan yang bertubuh besar seperti gajah.

Dari antara banyak hewan peliharaan, anjing merupakan salah satu

binatang peliharaan favorit manusia. Anjing menjadi teman bermain, penjaga

rumah, teman yang selalu menemani manusia dan lain sebagainya. Oleh

karena itu, tidaklah salah jika anjing dijuluki sebagai sahabat manusia yang

paling setia.

Sejarah hubungan yang terjalin antara manusia dan anjing sudah

berlangsung lebih dari 14.000 tahun (Coren, 1994). Selama itu pula anjing

peliharaan merasuk ke dalam setiap aspek kebudayaan manusia dan memiliki

beragam tugas layaknya manusia itu sendiri, mulai dari berburu hingga

mengasuh bayi pemiliknya (J. Topal, 1997).

Manusia menjadi begitu dekat dengan anjing. Penelitian yang

dilakukan oleh Pet Food Institute pada tahun 2002 mencatat bahwa sekitar 80% responden, melihat dan memperlakukan anjing peliharaan mereka seperti

layaknya manusia. Para pemilik anjing peliharaan tersebut rela mengeluarkan

uang yang banyak bukan hanya untuk membeli makanan yang berkualitas bagi

peliharaannya, namun juga baju, asuransi kesehatan, pemakaman yang layak

bahkan pesta perkawinan yang meriah. Hal ini menjadikan kehilangan dan

kematian anjing peliharaan dapat menjadi sebuah life-changing event bagi pemiliknya (Clements et al., 2003). Life-changing event merupakan peristiwa yang dialami individu dalam hidupnya, yang dapat menyebabkan perubahan

pada individu tersebut baik secara fisik maupun mental. Perubahan secara fisik

dapat dicontohkan dengan bekas luka atau cacat tubuh akibat suatu peristiwa,

sedangkan perubahan secara mental dapat dicontohkan dengan depresi.

Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa hubungan yang

terbentuk antara manusia dan anjing peliharaan memberi dampak yang cukup

besar pada kesehatan fisik maupun mental pemiliknya (Jaroleman, 1998;

Kellehear, 1997; Quackenbush, 1985; Stallones, 1994; Stephens & Hill,

1993). Hal serupa juga diungkapkan oleh Headley B (Westgarth et al., 2007)

bahwa hewan peliharaan, terutama anjing, selain menawarkan persahabatan

juga dapat memberikan keuntungan dalam hal kesehatan fisik maupun

3

Para pemilik anjing cenderung memiliki kondisi fisik yang lebih fit

dan lebih sehat, sebagai efek dari olah raga bersama anjing mereka setiap hari.

Anjing memiliki energi yang lebih besar dibanding manusia. Energi yang

tidak tersalurkan dengan baik akan menumpuk dan membuat anjing stres, sakit

atau tiba-tiba mengamuk dan menyerang tanpa sebab. Oleh karena itu, anjing

memerlukan aktivitas di luar rumah untuk menyalurkan energi tersebut.

Aktivitas yang dilakukan bisa berupa jogging atau bermain lempar tangkap, yang secara tidak langsung membuat pemiliknya juga ikut melakukan aktivitas

yang sama. Pernyataan serupa diungkapkan Westgarth (2007), yaitu bahwa

orang yang memiliki anjing lebih jarang menemui dokter dan lebih mampu

bertahan setelah mengalami serangan jantung, jika dibandingkan dengan

mereka yang tidak memiliki anjing.

Secara psikologis, memiliki anjing menurunkan tingkat kecemasan

dan stress pemiliknya dengan memberikan hubungan yang nyaman, fokus

perhatian yang menenangkan serta perasaan aman bagi pemiliknya

(Friedmann, 1988). Beberapa negara terkemuka, seperti Inggris dan Amerika,

menggunakan anjing sebagai alat terapi untuk membantu orang yang kesulitan

berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya (Friedmann, 1988). Sebagai

makhluk social, manusia membutuhkan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang,

pangan, papan), kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan)

dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan

religiusitas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Banyak orang

mereka berada dalam masa opname, hukuman atau saat-saat dimana mereka

terpaksa harus meninggalkan rumah serta anjing peliharaannya. Pada saat-saat

seperti inilah anjing menjadi sarana bagi pemiliknya untuk berinteraksi dengan

orang lain.

Keberhasilan manusia dalam menjalin hubungan dengan manusia

lain ditentukan oleh suatu kompetensi interpersonal. Kompetensi interpersonal

menurut Chickering dan Reisser (1993) merupakan sebuah kumpulan yang

kompleks dari berbagai sub-kemampuan. Kompetensi interpersonal mencakup

kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, dan bekerja efektif dengan orang

lain.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Katcher (1997),

kelekatan terhadap hewan peliharaan berhubungan dengan tingkat disosiasi

yang tinggi. Para pemilik mungkin menjadi lekat terhadap hewan

peliharaannya sebagai pengganti dari kelekatan terhadap manusia. Penelitian

Stallones (Brown dan Kathcer, 1997) menunjukkan beberapa bukti bahwa

orang dengan tingkat kelekatan terhadap hewan peliharaan yang tinggi

memiliki relasi sosial yang lebih rendah dan umumnya memiliki pengalaman

hidup yang kurang menyenangkan, sebagai dampak dari masalah pada

kelekatan awal atau masalah kepercayaan terhadap sesama manusia. Akan

tetapi, penelitian Brown dan Katcher (1997) juga menemukan fakta bahwa

orang yang memiliki kelekatan terhadap hewan peliharaan cenderung

memiliki hubungan yang baik dengan sesama pemilik hewan peliharaan

5

hewan peliharaan, yang kemudian berkembang menjadi bermacam-macam

hal, seperti informasi tentang lowongan pekerjaan hingga hal-hal lainnya.

Memiliki anjing peliharaan dapat memunculkan suatu konteks

percakapan baru yang nyaman dalam interaksi antar manusia. Anjing memiliki

peranan yang penting dalam menarik perhatian orang lain dan menjadi

stimulus suatu percakapan (Hart dalam Kale, 1992). Agar individu dapat

membangun relasi yang lebih efektif dan saling menguntungkan dibutuhkan

kompetensi interpersonal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti terdorong untuk

mengetahui hubungan antara kelekatan terhadap anjing peliharaan dengan

kompetensi interpersonal pemiliknya.

B. Rumusan Masalah

“ Apakah ada hubungan antara kelekatan terhadap anjing peliharaan dengan

kompetensi interpersonal pemiliknya? ”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelekatan

terhadap anjing peliharaan dan kompetensi interpersonal pemiliknya.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan

kompetensi interpersonal, serta Psikologi Perkembangan dalam

memahami masalah kelekatan terhadap hewan peliharaan, terutama anjing.

2. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pemahaman

mendalam mengenai kelekatan antara pemilik terhadap anjing

peliharaannya, serta pengaruh kelekatan tersebut terhadap kompetensi

interpersonal pemiliknya. Sehingga para pemilik anjing peliharaan dapat

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan 1. Pengertian Umum Kelekatan

Kelekatan adalah ikatan afeksi yang terjadi antara individu

dengan figur lekatnya. Ikatan yang terjadi mengikat mereka dalam jarak

dan waktu yang lama (Bowlby, 1980).

Kelekatan yang terjadi antar individu dapat dilihat dari perilaku

menangis dan mencari, ketika individu terpisah dari figur lekatnya. Figur

lekat disini dilihat sebagai individu yang menyediakan perlindungan,

perhatian dan dukungan (Bowlby dalam Fraley, 2004).

Terdapat empat ciri kelekatan yang dikemukakan oleh Ainsworth

(Kurdek, 2008), yaitu: a.) secure base, mengindikasikan bahwa figur lekat dipandang sebagai sumber kenyamanan andal yang dapat mengurangi atau

menyembuhkan luka yang diakibatkan dunia luar; b.) safe haven, mengindikasikan bahwa figur lekat dicari sebagai penolong, asuransi atau

keselamatan dalam keadaan susah; c.) proximity maintenance, mengindikasikan bahwa berdekatan atau mengetahui bahwa figur lekat

dapat dengan mudah ditemui merupakan sesuatu yang menggembirakan;

d.) separation distress, mengindikasikan bahwa berada jauh dari figur lekat menimbulkan efek negatif, seperti perasaan rindu atau kehilangan.

Kelekatan yang terjadi pada manusia dewasa terbentuk dari

kelekatan yang diterima dan dikembangkannya sewaktu kecil (Bowlby,

1980). Hubungan kelekatan pada masa dewasa dan masa kanak-kanak

memiliki unsur yang sama, seperti, mencari kedekatan fisik, keamanan

dasar, dan kegelisahan ketika berpisah (Weiss, 1982, 1991).

2. Pengertian Kelekatan Terhadap Anjing Peliharaan

Sable (Sugita, 2005) mengatakan bahwa anjing peliharaan dapat

memenuhi kebutuhan manusia akan kelekatan, kesempatan untuk

berkembang, intergrasi sosial, dan kebutuhan emosional lainnya. Anjing

sebagai hewan peliharaan tidak hanya berperan sebagai pengganti figur

lekat bagi manusia, tetapi anjing telah menjadi figur lekat itu sendiri. Hal

ini terbukti dari perilaku cemas, sedih, dan berkabung ketika pemilik

berpisah atau kehilangan anjing peliharaannya.

Perilaku lekat yang ditunjukkan oleh anjing peliharaan sama

seperti perilaku lekat yang ditunjukkan oleh bayi manusia. Perilaku

tersebut menyebabkan manusia menjadi lekat pada anjing peliharaan dan

menganggapnya sebagai anak. Perasaan lekat manusia terhadap anjing

meningkat dengan ketidaksediaan perasaan lekat terhadap manusia lainnya

(Voith dalam Sugita, 2005). Penelitian yang dilakukan Albert dan Bulcroft

(1988), Beck dan Katcher (1996), dan Cain (1983) menunjukkan hasil

yang serupa yaitu bahwa manusia menghargai peliharaan mereka sebagai

9

untuk memahami hubungannya dengan hewan peliharaan. Untuk dapat

berinteraksi dengan hewan, manusia meminjam perangkat psikologis yang

digunakan dalam berinteraksi dengan sesama manusia (Collis dan

McNicholas dalam Sugita, 2005).

Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa pasangan

yang menikah namun tidak memiliki anak (Albert dan Bulcroft, 1988) dan

pasangan gay atau lesbian cenderung memiliki kelekatan yang kuat

terhadap anjing peliharaan. Ketidakberadaan anak dalam keluarga

membuat mereka memperlakukan dan membesarkan anjing peliharaan

sebagai anak (Beck dan Katcher, 1996; Cain, 1983). Hal serupa ditemukan

dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sugita pada tahun 2005

terhadap sekitar 2.000 responden di Jepang. Penelitian ini menemukan hal

baru yang menarik dari kepemilikan anjing peliharaan, yaitu kelekatan

tidak hanya terjadi pada pasangan yang menikah tetapi tidak memiliki

anak namun, terjadi pula pada lajang, terutama wanita, dan orang tua,

terutama ibu, yang anaknya sudah dewasa dan tinggal jauh dari rumah,

serta keluarga dengan anggota yang sedikit. Menurut Smith (dalam Sugita,

2005), mereka yang menikah namun tidak memiliki anak, pasangan gay

atau lesbian, dan lajang lebih mudah dan lebih sering berinteraksi dengan

anjing peliharaan. Interaksi yang terjalin pun lebih kompleks jika

dibandingkan dengan pasangan yang memiliki anak.

Anjing peliharaan tidak selalu dilihat sebagai anak. Hal ini

2005). Survey yang dilakukan oleh Cabinet Office pada tahun 2003 menunjukkan bahwa dimata para lajang, anjing peliharaan dilihat sebagai

objek untuk diperhatikan layaknya seorang anak kecil atau adik. Menurut

mereka, memiliki dan membesarkan anjing dirumah merupakan hal yang

menyenangkan.

Katcher dkk (1983) dalam penelitiannya menyatakan ada tujuh

Dokumen terkait