• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kelelahan Emosional

1. Pengertian Kelelahan Emosional

Kelelahan atau Exhaustion adalah perasaan yang berlebihan terhadap sumber daya fisik dan emosional yang terkuras. Kelelahan emosional adalah seseorang merasakan penurunan emosional secara berlebihan dan merasa emosinya terkuras setelah adanya kontak dengan orang lain (Siu, Cooper, &

Phillips, 2014).

Definisi yang sama dikemukakan oleh Maslach dan Leither (2016) yang mengatakan kelelahan emosional adalah perasaan melelahkan, menjemukan, kehilangan energi, penipisan energi, kekurangan tenaga, dan kelelahan (Maslach

& Leither, 2016).

Kelelahan emosional terjadi akibat perubahan kondisi psikologis pekerja sebagai akibat reaksi terhadap situasi kerja yang tidak menguntungkan berupa umpan balik yang negatif yang diterima seorang pekerja (Talahatu, 2018).

Kelelahan emosional juga mengacu pada perasaan emosional yang berlebihan dan sumber daya emosional seseorang yang telah habis yang di alirkan oleh kontak seseorang dengan orang lain (Sudirno & Nurvianti, 2015).

Menurut Donahue et.al (2012) kelelahan emosional mengacu pada perasaan terkuras secara emosional dan perasaan kelelahan ekstrem akibat tuntutan berlebih yang dilakukan pada seseorang.

Sedangkan, menurut Wright dan Cropanzano (dalam Mujiatun et. al, 2019) kelelahan emosional adalah sebuah kondisi kronis dari penipisan sumber daya fisik dan emosional yang dihasilkan dari kerja berlebihan, tuntutan pribadi dan stres yang berkelanjutan.

Kemudian, Pines dan Aronson (dalam Churiyah, 2011) menyatakan kelelahan emosional yaitu kelelahan pada individu yang berhubungan dengan perasaan pribadi yang ditandai dengan rasa tidak berdaya dan depresi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelelahan emosional adalah sebuah perubahan kondisi psikologis yang ditandai

dengan gangguan pada komponen pikiran, perasaan, dan fisiologis yang menurun akibat aktivitas yang menguras energi berlebihan. Hal ini menyebabkan perasaan lelah, bosan, jenuh, tidak bersemangat, kelelahan fisik akibat stress dan ketegangan emosional.

2. Aspek Kelelahan Emosional

Menurut Maslach dkk. (2001) (dalam Miranda, 2013) terdapat tiga aspek dalam kelelahan emosional, yaitu:

a. Fisik

Kelelahan emosional dapat menyebabkan gangguan fisik pada seseorang ditandai dengan meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, gangguan pencernaan, mudah lelah secara fisik, kepala pusing, ketegangan otot, serta gangguan tidur.

b. Emosi

Emosi merupakan komponen afektif manusia. Kelelahan emosional dapat menyebabkan gangguan pada area afeksi manusia seperti mengalami kebosanan, mudah cemas, gelisah, sulit beradaptasi, dan mudah marah.

c. Mental

Kelelahan emosional dapat menyebabkan gangguan pada area mental atau dimensi kognitif berupa kecemasan, bingung, sensitif, memendam perasaan, ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya

fungsi intelektual, menurunnya semangat hidup, dan menurunnya rasa percaya diri.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan aspek-aspek dalam kelelahan emosional terdiri dari aspek fisik, emosi dan mental.

3. Dampak Kelelahan Emosional

Terdapat beberapa dampak akibat kelelahan emosional, yaitu:

a. Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah dorongan atau kemauan yang dimiliki seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya. Kelelahan emosional dapat menyebabkan penurunan motivasi kerja karyawan. Motivasi kerja yang rendah akibat kelelahan emosional berupa menghindari melaksanakan pekerjaan dan adanya intensi untuk tidak masuk bekerja (Kowey, 2016).

b. Kepuasan Kerja

Gabungan dari konflik, pengalaman kerja dan kejadian lainnya akan menyebabkan efek emosi positif dan negatif yang akan berdampak pada sikap kerja seperti kepuasan kerja. Kelelahan emosional adalah emosi negatif yang di dapat dari adanya konflik kerja yang terjadi. Kelelahan emosional menyebabkan karyawan tidak suka dengan pekerjaannya.

Sehingga kelelahan emosional memiliki dampak dalam penurunan kepuasan kerja karyawan (Mujiatun, Jufrizen & Ritonga, 2019).

c. Performa Kerja

Performa atau kinerja adalah prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang diraih oleh individu dan dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Putra

& Wikansari, 2017). Kelelahan emosional berkepanjangan yang terjadi dapat cenderung membuat karyawan mengalami penurunan kinerja.

Karyawan akan sulit dalam menunjukan prestasi kerja yang baik jika mengalami kelelahan emosional (Wright & Cropanzano,1998).

d. Work Life Balance

Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau dikenal dengan istilah work life balance yang merupakan kepuasan yang dirasakan atas keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kelelahan emosional menyebabkan individu merasa tidak puas terhadap keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya (Nujjiya, 2015).

e. Intensitas Turnover

Kelelahan emosional berpengaruh terhadap kecenderungan karyawan untuk keluar dari pekerjaan. Intensitas karyawan untuk tetap tinggal dan bekerja menjadi turun karena kelelahan emosional yang dirasakan yang dinamakan intensitas turnover (Kusriyani, Magdalena &

Paramita, 2016).

f. Komitmen Organisasional

Komitmen organisasional adalah dorongan dalam diri karyawan untuk lebih mengutamakan peningkatan keberhasilam organisasi berdasarkan tujuan organisasi. Kelelahan emosional dapat menurunkan tingkat komitmen organisasional karyawan. Semakin tinggi kelelahan emosional yang dihadapi pekerja, maka akan rendah komitmen pegawai pada organisasi akibat kelelahan emosional yang dialaminya (Santika &

Sudibia, 2017).

4.Gejala Kelelahan Emosional

Menurut Freudenberger dan Richelson (dalam Talahatu, 2018) Terdapat beberapa tanda dan gejala terjadinya kelelahan emosional, yaitu :

a. Kelelahan Berat

Individu menyalahkan kelelahan yang dirasakannya dan beban kerja mereka yang meningkat. Individu mulai tidak menyukai pekerjaannya, lingkungan kerja, dan orang yang terhubung dengan pekerjaan mereka

b. Penarikan diri

Ketika pekerja merasa sedih oleh orang dan situasi di pekerjaan, individu menjadi tidak peduli dan menjauh dari hal-hal yang melibatkan mereka, menjauhkan diri dan melepaskan diri.

c.Kebosanan dan sinisme

Individu sulit untuk tetap tertarik pada apa yang terjadi. Individu mulai mempertanyakan yang dilakukan mereka di kehidupannya. Mereka menjadi skeptis pada motivasi dan orang lain.

d. Ketidaksabaran dan mudah tersingung

Individu biasanya selalu dapat melakukan pekerjaan mereka dengan cepat dan melanjutkan ke hal lain. Ketika kelelahan meningkat dan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan sesuatu berkurang.

Mereka menjadi tidak sabaran dan mudah tersingung.

e.Anggapan tidak dihargai

Usaha yang dilakukan semakin besar tidak diimbangi energi individu dalam melakukan pekerjaan mereka. Individu merasa hasil yang didapat tidak sesuai harapan mereka dan individu merasa sedih dengan kurangnya penghargaan yang ditunjukkanorang kepadanya.

f. Keluhan psikosomatis

Individu mengalami keluhan psikosomatik yang disebabkan oleh stres dan ketegangan emosional. Mereka memiliki keluhan penyakit seperti sakit kepala, pilek, sakit punggung, dan lain lain.

g. Penyangkalan perasaan

Individu menyangkal perasaan mereka terhadap kegagalan juga masalah yang mereka alami dan menghindari ketakutan yang mereka alami.

Dokumen terkait