• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.2 Kelemahan dalam Peningkatan Produksi Penangkaran

Adapun kelemahan dalam peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian adalah :

1. Ketersediaan Lahan yang Kurang

Lahan merupakan salah satu modal pokok dalam berusaha tani, tidak terkecuali dalam usaha tani penangkaran benih padi karena ketersediaan lahan merupakan

salah satu faktor produksi yang paling penting , di daerah penelitian ketersedian lahan menjadi suatu masalah, banyak terjadi alih fungsi lahan baik menjadi lahan perkebunan atau menjadi lahan pemukiman.

2. Kesulitan dalam Memiliki Modal Berusaha Tani

Pada usaha tani penangkaran benih padi sering mengalami kendala,salah satunya adalah modal ketika musim tanam, petani selalu kesulitan modal. Rendah nya kemampuan manajemen keuangan ketika musim panen dan tidak adanya pencatatatan biaya usaha tani yang dilakukan membuat petani selalu kesusahan dalam permodalan.

3. Sarana Produksi yang Minim

Sarana dan Prasarana di daerah penelitian sangat minim, tidak adanya irigasi membuat petani terkadang mengalami kekeringan. Adanya pompanisasi yang di bangun pemerintah kurang berjalan dengan efektif, selain terkena cost, pompanisasi juga kurang dapat diandalkan hal menyebabkan banyak petani enggan menggunakanya. Sarana pengeringan dan penjemuran gabah didaerah penelitian juga sangat minim.

5.1.3 Peluang dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi

1. Adanya Kelompok Tani yang Mendukung Usaha Tani

Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani di daerah penelitian dijadikan petani sebagai tempat berbagi tentang segala hal yang dialami dalam menjalankan usahataninya. Permasalahan yang dihadapi dimusyawarahkan dan dicari solusinya

39

melalui pertemuan antar sesama anggota kelompok yang diadakan secara berkala oleh pengurus anggota kelompok tani. Kelompok tani didaerah penelitian juga dijadikan sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dan petani dalam upaya meningkatkan hasil produksi petani. Kordinasi yang baik antara pemerintah dan petani melalui organisasi kelompok tani merupakan peluang, sehingga petani ikut serta dan berperan aktif dalam produksinya.

2. Permintaan yang Tinggi Terhadap Produksi Benih

Ketersediaan benih adalah hal mutlak dalam pembudidayaan. Permintaan pasar terhadap gabah benih sangat besar karena merupakan kebutuhan pokok petani setiap musim tanam, berdasarkan hasil wawancara dengan ketua gabungan kelompok tani di daerah penelitian, benih hasil produksi mereka cepat terjual habis di pasaran. Hal ini merupakan peluang besar bagi para petani penangkar untuk meningkatkan produksinya.

3. Adanya Dukungan Pemerintah

Pemerintah melalui penyuluh dan balai pengawasan dan sertifikasi benih memberikan dukungan penuh untuk petani penangkar. Penyuluh menjadi penghubung yang cukup baik antara pemerintah dan petani. Namun tentunya komunikasi antara penyuluh dan petani harus terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga komunikasi antara penyuluh tidak terbatas hanya mengenai program pemerintah.

5.1.4 Ancaman dalam Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi

1. Perubahan Iklim dan Cuaca yang Tidak Menentu Akibat Pemanasan Global Beberapa tahun belakangan ini dirasakan petani di daerah penelitian perubahan iklim dan cuaca yang membuat petani bingung untuk memulai pertanaman. Hal ini merupakan suatu masalah bagi petani di daerah penelitian karena sawah mereka ada lah sawat tadah hujan. Musim kemarau dan musim hujan tak dapat lagi diketahui pasti petani kapan mulainya. Akibatnya, pertanaman sering mengalami kegagalan dan pertumbuhannya terganggu. Berdasarkan pengamatan di daerah penelitian, banyak sawah yang kekeringan dan kekurangan air. Sawah yang kering menyebabkan hama rumput. Hal ini menjadi ancaman bagi petani dalam meningkatkan produksi di daerah penelitian.

2. Tidak Adanya Lembaga Keuangan Dengan Kredit Ringan yang Membantu

Modal merupakan suatu kelemahan untuk petani penangkaran benih padi. Tidak adanya lembaga pemodalan yang ringan dan membantu petani merupakan ancaman bagi usaha tani penangkaran benih padi. Petani di daerah penelitian memerlukan lembaga keuangan yang menyediakan kredit ringan untuk usaha tani meraka.

3. Pembangunan Kawasan Perkotaan

Daerah penelitian Kecamatan Batang Kuis merupakan kawasan dimana pembangunan Bandara Kuala Namu berada, terdapatnya bandara dan masuknya banyak dana investasi kedaerah tersebut mendorong pembangunan daerah tersebut menjadi wilayah perkotaan. Hal ini tentunya berdampak positif untuk akses sarana

41

prasarana, namun menjadi dampak negatif ketika pertanian tidak dipandang begitu menguntungkan. Alih fungsi lahan merupakan hal yang paling ditakutkan untuk ketersediaan lahan di daerah penelitian

5.2 Strategi Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi

Dalam usahatani kita selalu dihadapkan pada masalah, dan tantangan dalam proses produksinya, masalah dan tantangan tersebut dapat kita jadikan acuan untuk menentukan strategi dalam berusaha tani. Dalam menetapkan strategi peningkatan produksi yang tepat bagi petani sebagai pelaku usahatani, dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang memberikan dampak bagi pelaku usahatani. Melalui faktor internal dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani untuk meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan proses produksi usahatani. Sedangkan melalui faktor-faktor eksternal dapat diketahui usahatani dapat berubah setiap saat dengan cepat yang melahirkan berbagai peluang dan ancaman.

Tabel 16. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Peningkatan Produksi Penangkarang Benih Padi

Faktor-Faktor Parameter Faktor Internal

1. Kekuatan a. Kondisi fisik dan kualitas benih panen sangat bagus b. Pemanfaatan teknologi yang baik

c. Kepercayaan pedagang pengumpul

d. Ketersediaan bahan baku benih ketika musim tanam 2. Kelemahan a. Ketersediaan lahan yang kurang

b. Modal usaha yang kurang

c. Sarana prasarana produksi yang masih kurang Faktor Eksternal

1. Peluan

g

a. Adanya Kelompok tani yang mendukung b. Tingginya permintaan hasil produksi c. Dukungan pemerintah terhadap petani

2. Anca

man

a. Perubahan Iklim dan Cuaca yang tidak menentu b. Tidak adanya lembaga keuangan dengan kredit ringan c. Alih fungsi lahan

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2

Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari petani penangkaran benih padi di daerah penelitian, dapat dilihat faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi peningkatan produksi Penangkarang benih padi seperti pada tabel 16. Setelah diketahui faktor-faktor internal dan eksternal dalam peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian, tahap selanjutnya adalah tahap

43

pengumpulan data. Model yang digunakan adalah Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS).

Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matriks IFAS untuk diberi skoring (rating x bobot) seperti pada tabel berikut:

Tabel 17. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS)

Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor Strength (Kekuatan)

1. Kondisi fisik produksi 5 13,16 65,79

2. Pemanfaatanteknologi 4 10,52 41,11

3. Kepercayaan pedagang pengumpul 5 13,16 65,79 4. Ketersediaan bahan baku benih 5 13,16 65,79

Total Skor Kekuatan 19 50 238,48

Weakness (Kelemahan)

1. Ketersediaan lahan 4 15,38 61,54

2. Modal usaha tani 4 15,38 61,54

3. Sarana produksi 5 19,23 96,15

Total Skor Kelemahan 13 50 219,23

TOTAL 32 100 462,52

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2

Selanjutnya, hasil identifikasi faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dari ancaman juga dilakukan pemberian rating dan bobot.

Rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matriks EFAS untuk di beri skoring (rating x bobot) seperti pada tabel berikut :

Tabel 18. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Faktor- Faktor Strategi Eksternal Peluang Bobot Skor Oppurtunity (Peluang)

1. Kelompok Tani yang mendukung 4 15,38 61,54

2. Permintaan benih 5 19,23 96,15

3. Dukungan pemerintah 4 15,38 61,54

Total Skor Peluang 13 50 219,23

Threats (Ancaman)

1. Iklim dan Cuaca tidak menentu 5 17,86 89,29 2. Lembaga keuangan/ kredit lunak minim 4 14,29 57,14

3. Adanya alih fungsi lahan 5 17,86 89,29

Total Skor Ancaman 14 50 235,71

TOTAL 27 100 455,52

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2

Setelah dilakukan pemindahan rating dan bobot untuk tabel matrik EFAS, selanjutnya dilakukan penggabungan antara faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal. Adapun penggabungan keduanya akan ditampilkan dengan menghitung bobot dari tiap faktor dikalikan dengan rating dari tiap faktor yang kemudian menghasilkan skor seperti pada tabel 19 berikut :

45

Tabel 19. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Eksternal Peningkatan Produksi Penangkarang benih padi

Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor Strength (Kekuatan)

1. Kondisi fisik produksi 5 13,16 65,79

2. Pemanfaatan teknologi 4 10,52 41,11 3. Kepercayaan pedagang pengumpul 5 13,16 65,79 4. Ketersediaan bahan baku benih 5 13,16 65,79

Total Skor Kekuatan 19 50 238,48

Weakness (Kelemahan)

1. Ketersediaan lahan 4 15,38 61,54 2. Modal usaha tani 4 15,38 61,54

3. Sarana produksi 5 19,23 96,15

Total Skor Kelemahan 13 50 219,23

Selisih (Kekuatan-Kelemahan) 19,25

Faktor- Faktor Strategi Eksternal Peluang Bobot Skor Oppurtunity (Peluang)

1. Kelompok Tani yang mendukung 4 15,38 61,54

2. Permintaan benih 5 19,23 96,15

3. Dukungan pemerintah 4 15,38 61,54

Total Skor Peluang 13 50 219,23

Threats (Ancaman)

1. Iklim dan Cuaca tidak menentu 5 17,86 89,29 2. Lembaga keuangan/ kredit lunak minim 4 14,29 57,14

3. Adanya alih fungsi lahan 5 17,86 89,29

Total Skor Ancaman 14 50 235,71

Selisih (Peluang-Ancaman) -16,48

Tabel 19 menunjukkan bahwa selisih faktor strategis internal (kekuatan – kelemahan) adalah sebesar 19,25 yang artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan pengaruh kelemahan pada peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian. Sedangkan selisih faktor strategis eksternal (peluang – ancaman) sebesar -16,48 yang artinya pengaruh peluang lebih kecil dibandingkan pengaruh ancaman pada peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian.

Berdasarkan penggabungan matriks evaluasi faktor internal dan eksternal tersebut, maka dapat diketahui posisi strategi peningkatan produksi Penangkaran benih padi di desa tumpatan nibung kecamatan batang kuis. Posisi strategis peningkatan produksi dianalisis menggunakan matriks posisi, sehingga akan menghasilkan titik koordinat (x,y). Nilai x diperoleh dari selisih faktor internal (kekuatan – kelemahan) dan nilai y diperoleh dari selisih faktor eksternal (peluang – ancaman). Posisi titik koordinatnya dapat dilihat sebagai berikut :

Y (+)

Kuadran III Kuadran I

Strategi Turn Around Strategi Agresif

X (-) 19,25 X (+)

-16,48

Kuadran IV Y (-) Kuadaran II

Strategi Defensif Startegi Diversifikasi Gambar 2. Matriks Posisi Strategi Peningkatan Produksi Penangkaran Benih Padi.

F A K T O R I N T E R N A L FAKTOR EKSTERNAL

47

Peningkatan produksi penangkaran benih padi di desa tumpatan nibung kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Posisi usahatani tersebut berada di kuadran 2, artinya posisi ini menandakan bahwa usahatani tersebut tersebut memiliki kekuatan akan tetapi juga memiliki ancaman. sehingga dapat memanfaatkan kekuatan untuk menghindari dan mengatasi ancaman dalam meningkatkan produksi penangkaran benih padi. Untuk itu, maka strategi yang harus diterapkan dalam kondisi yang demikian adalah disversifikasi dengan strategi ST (strengths and threats)

Penentuan alternatif dapat dilakukan dengan beberapa alternatif strategi bagi peningkatan produksi penangkaran benih padi yang sesuai dengan cara membuat matriks SWOT. Matriks SWOT ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi baik internal (kekuatan-kelemahan) maupun eksternal (peluang-ancaman).

Setelah mengetahui hasil pada gambar 3 diatas, perlu dilakukan analisis dengan menyusun faktor-faktor strategis dalam matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu strategi SO (Strengths-Oppurtunities), strategi ST (Strengths-Threats), strategi WO (Weaknesses-Oppurtunities) dan strategi WT (Weaknesses-Threats).

Tabel 20. Matriks SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

KEKUATAN (S)

1. Kualitas produksi yg baik (S1)

2. Teknologi yang baik (S2) 3. Kepercayaan pembeli gabah sangat tinggi (S3) 4. Bahan baku benih

tersedia ketika musim tanam (S4)

KELEMAHAN (W)

1. Minim nya lahan produksi (W1) 2. Kekurangan modal usaha tani (W2) 3. Minim nya sarana dan prasarana produksi

(W3)

PELUANG (O)

1. Adanya kelompok tani sangat membantu petani (O1)

2. Permintaan pasar terhadap benih sangat tinggi (O2) 3. Pemerintah sangat mendukung kesejahteraan petani (O3) STRATEGI SO 1. meningatkan kualitas sumber daya manusia dan teknologi dengan mengikuti anjuran pemerintah dengan menjadi anggota kelompok tani (S2,O1) 2.Mengoptimalkan

produksi dengan teknologi, ketersediaan benih, dukungan pemerintah, kepercayaan konsumen, dan kualitas

produksi dalam

memenuhi permintaan pasar akan benih yang sangat tinggi.. (S1,S2,S3,S4,O2,O3)

STRATEGI WO

1. Mengusulkan kepada pemerintah untuk perogram peningkatan produksi, seperti program pemodalan jangka pendek untuk peningkatan produksi atau program peningkatan lahan dengan kredit ringan jangka panjang, (W1,W2,O3)

2. Memanfaatkan permintaaan dan harga jual benih padi dengan melakukan intensifikasi pertanian (W1,W2,W3,O2) 3. Menjalin kerja sama dengan anggota

kelompok tani untuk membentuk sistem manajemen usahatani yang lebih baik. (W1,W2,W3,O1)

4. Dengan dukungan pemerintah dan kelompok tani yang aktif dapat mengusulkan sarana prasarana seperti media penjemuran gabah atau sistem pengairan kepada pemerintah (W3,O1,O3)

49

ANCAMAN (T) 1. Perubahan iklim dan

cuaca yang tidak menentu (T1)

2. Tidak adanya lembaga keuangan dengan kredit ringan (T2) 3. Adanya alih fungsi

lahan (T3)

STRATEGI ST

1. Memanfaatkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu. (S2, T1)

2. Usaha-usaha meningkatkan

pendapatan dengan melakukan pencatatan usaha tani dan pelatihan pengembangan bisnis (S3,T2) 3. Mempertahankan dan melakukan disversifikasi tanaman dalam meningkatkan pendapatan petani (S1,S2,T3) STRATEGI WT

1. Melakukan pengurangan luasan lahan dan penjualan sebagian aset untuk mendapatkan modal dan melakukan disversifikasi tanaman . (W2,W3,T1,T2,T3)

2. Mencari informasi dari penyluh yang dapat memberikan harapan untuk berusahatani menjadi lebih baik.

Keempat berbagai kemungkinan strategi di atas tidak digunakan seluruhnya dalam peningkatan produksi Penangkarang benih padi di daerah penelitian melainkan disesuaikan dengan posisi yang telah diketahui dalam matriks posisi SWOT. Di daerah penelitian, posisi usahatani Penangkarang benih padi dalam meningkatkan produksinya berada di kuadran 2, sehingga strategi yang tepat digunakan dalam posisi tersebut adalah strategi disversifikasi.

Strategi disversifikasi merupakan strategi yang fokus pada strategi ST ( Strenghts-Threats) yaitu menggunakan kekuatan untuk menghadapi ancaman. Sehingga

strategi-strategi yang tepat digunakan untuk usahatani penangkaran benih padi dalam meningkatkan produksi di daerah penelitian adalah :

1. Memanfaatkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu. (S2, T1)

Dalam melaksanakan usahatani penangaran benih padi, petani selalu kewalahan dalam memperkirakan cuaca, gagal tanam dan hama rumput menjadi ancaman yang serius untuk petani. Akan tetapi program penangkaran benih padi yang dikontrol prosedurnya oleh pemerintah dengan penyuluh tambahan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih menjadi modal bagi petani, petani mendapatkkan paket teknologi yang baik dari pemerintah, meskipun sistem pengairan non irigasi, akan tetapi petani memiliki kemampuan dalam menghadapi hama dengan paket teknologi dan prosedur penangkaran benih.

2. Usaha-usaha meningkatkan pendapatan dengan melakukan pencatatan usaha tani dan pelatihan pengembangan bisnis (S3,S1,T2)

Petani mempunyai kualitas benih yang sangat baik, pempunyai permintaan yang tinggi serta teknologi yang baik, usaha-usaha peningkatan kemampuan bisnis dan efisiensi biaya dalam usahatani dapat mengatasi permasalahan modal dan memungkinkan petani dalam memperluas lahanya.

3. Mempertahankan lahan dan melakukan disversifikasi tanaman dalam meningkatkan pendapatan petani (S1,S2,T3)

Petani memiliki teknologi dan memiliki lahan, petani dianjurkan melakukan disversifikasi tanaman dengan penggunaan sistem tanam secara bergantian dan

51

penganekaragaman tananm untuk meningkatkan pendapatan dan mengoptimalkan kekuatan faktor internal yang dimiliki petani

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Faktor internal dalam peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan adalah kualitas fisik produksi yang sangat baik, pemanfaatan teknologi yang baik, kepercayaan pembeli gabah sangat tinggi, bahan baku benih tersedia ketika musim tanam. Kelemahan dalam peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian adalah ketersediaan lahan yang minim, modal usaha tani, sarana prasarana produksi yang minim.

Faktor eksternal dalam peningkatan produksi di daerah penelitian terdiri dari peluang dan ancaman. Faktor peluang adalah adanya kelompok tani yang mendukung, permintaan benih sangat tinggi, pemerintah sangat mendukung kesejahteraan petani. Ancaman dalam peningkatan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian adalah perubahan iklim dan cuaca, tidak adanya lembaga keuangan dengan kredit ringan, adanya alih fungsi lahan.

2. Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan produksi penangkaran benih padi di daerah penelitian adalah strategi diversifikasi atau strategi ST (Strengths Threats) yaitu menggunakan kekuatan untuk meminimalkan ancaman yang ada dengan kegiatan sebagai berikut :

53

4. Memanfaatkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu.

5. Usaha-usaha meningkatkan pendapatan dengan melakukan pencatatan usaha tani dan pelatihan pengembangan bisnis

6. Mempertahankan dan melakukan disversifikasi tanaman dalam meningkatkan pendapatan petani

6.2 Saran

1. Kepadapetani penangkaran benih padi

Petani dapat lebih aktif dalam keanggotaan kelompok tani agar mendapat pendidikan dan pertukaran ilmu yang lebih dalam berusahatanipenangkaran benih padi. Baik dalam teknologi, kewirausahaan atau bahkan advokasi dalam pertanian

2. Kepadapemerintah

Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan dan memberikan program-program pelatihan serta studi banding dengan petani penangkaran benih padi di sentra produksi lain agar dapat memberikan pengalaman yang lebih bagi petani.

3. Kepadapenelitiselanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut mengenai analisis perbandingan pendapatan antara petani pemakai benih sertifikasi dan benih tidak bersertifikasi

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 2006 Budidaya Tanaman Padi: Kanisius. Jogjakarta.

Agung, I.G.N., N.H.A. Pasay, Sugiharto. 2008. Teori Ekonomi Mikro, Suatu Analisis Produksi Terapan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Aak, 1990. Morfologi Tanaman Padi.

Arsanti I. 1995. Ilmu Usahatan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Adiwarman A. Karim, 2007. Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan.

Beattie, B.R., dan C.R. Taylor. 1996. Ekonomi Produksi. UGM Press. Yogyakarta. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Kotler, Philip, 2000. Manajemen Pemasaran. Erlangga : Jakarta.

Kartasapoetra. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air, PT. Rineka Cipta

Miller, R.I., dan R.E. Meiners. 1997. Teori Ekonomi Mikro Intermediate. Edisi Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soekartawi, Rusnadi, dan Damaijita. 1993. Resiko dan Ketidakpastian Dalam Agribisnis: Teori Dan Aplikasi, Raja Grafindo Persadda. Jakarta

Soekartawi, 1989. Perinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Rajawali press. Jakarta

Sukirno, Sadono 2005. Pengantar Teori Ekonomi, Edisi Revisi. PT. Grafindo Persada, Jakarta

Salsabila. 2015. Analisis Finansial Usaha Penangkaran Benih Padi Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta

Lampiran 1

KUISIONER PENELITIAN

A.Petani 1. Nama : ( Lk / Pr ) 2. Umur : tahun 3. Pendidikan terakhir : 4. Suku : 5. Agama :

6. Jumlah anggota keluarga : orang 7. Jumlah tanggungan : orang 8. Lama menjadi penangkar : tahun

B. Penentuan Faktor-faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Penangkar Benih Padi

Faktor Internal

1. Kondisi fisik dan kualitas benih panen petani sangat bagus ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Tidak Setuju

2. Penguasaan teknologi petani sangat baik ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Setuju ( ) Setuju

( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Tidak Setuju

4. Bahan baku benih sangat tersedia ketika musim tanam ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Tidak Setuju

5. Ketersediaan lahan tidak mencukupi ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Tidak Setuju

6. Petani tidak memiliki modal yang cukup ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

7. Sarana Prasarana produksi sangat kurang ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Tidak Setuju

Faktor Eksternal

8. Kelompok Tani sangat membantu usaha petani ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Tidak Setuju

9. Permintaan terhadap benih sangat tinggi ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Tidak Setuju

10.Pemerintah sangat mendukung peningkatan pendapatan petani penangkaran benih ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Setuju ( ) Setuju

( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Tidak Setuju

12.Tidak adanya lembaga keuangan dengan kredit ringan ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Tidak Setuju

13.Pengembangan kawasan daerah perkotaan dan alih fungsi lahan ( ) Sangat Setuju

( ) Setuju ( ) Biasa saja ( ) Tidak Setuju

( ) Sangat Tidak Setuju

Keterangan Angka:

Pemberian angka 5 artinya: Sangat Setuju

Pemberian angka 4 artinya: Setuju

Pemberian angka 3 artinya: Biasa saja

Pemberian angka 2 artinya: Tidak Setuju

Lampiran 2

No sampel Umur (tahun) Pengalaman bertani (tahun) Luas lahan (rantai)

1 35 5 10 2 42 7 13 3 42 11 27 4 59 16 9 5 55 17 7 6 57 18 30 7 47 13 10 8 37 3 4 9 54 18 5 10 43 15 25 11 56 15 7 12 48 9 26 13 51 20 15 14 58 20 8 15 50 19 10 16 38 7 10 17 50 14 29 18 49 5 27 19 57 16 25 20 46 12 9 21 46 14 9 22 55 15 8 23 31 3 26 24 45 5 10 25 59 19 25 26 44 12 9 27 56 8 14 28 58 16 8 29 48 17 26 30 47 5 15 Rata – rata 49 12 15,2

Faktor internal dan eksternal Faktor internal kekuatan

No sampel Kualitas fisik produksi

Penguasaan teknologi Kepercayaan pembeli gabah Ketersediaan benih 1 5 5 3 5 2 4 5 5 3 3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 3 5 5 5 6 5 4 5 5 7 5 4 5 5 8 5 4 4 5 9 4 4 5 5 10 4 4 5 5 11 3 4 4 4 12 5 5 4 5 13 4 4 4 4 14 5 5 5 5 15 5 3 5 5 16 4 5 5 4 17 5 5 5 5 18 5 5 4 5 19 4 5 4 5 20 5 4 5 5 21 5 3 5 4 22 4 5 5 5 23 5 5 5 4 24 5 5 4 5 25 5 5 4 5 26 4 3 5 3 27 4 5 3 5 28 5 5 5 4 29 5 5 5 5 30 5 4 5 4 Skor 137 134 137 138 Rating 4,56 (5) 4,46 (4) 4,56 (5) 4,6 (5)

Faktor internal kelemahan

No sampel Ketersediaan lahan Modal usahatani Sarana prasarana

1 4 4 5 2 4 4 5 3 4 4 5 4 4 5 5 5 3 5 5 6 4 5 5 7 4 3 5 8 5 3 5 9 5 5 5 10 4 5 5 11 4 5 5 12 3 3 5 13 3 5 3 14 4 5 5 15 4 5 3 16 4 4 5 17 4 5 5 18 4 5 5 19 5 5 5 20 5 5 5 21 5 5 5 22 4 5 5 23 4 5 5 24 4 5 5 25 4 4 3 26 4 4 5 27 3 3 5 28 4 5 4 29 4 4 4 30 4 4 4 Skor 121 134 141 Rating 4,03 (4) 4,46 (4) 4,7 (5)

No sampel Adanya kelompok tani aktif Permintaan benih Dukungan pemerintah 1 4 5 5 2 3 4 5 3 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 6 3 4 5 7 4 5 5 8 4 5 5 9 4 5 5 10 4 5 5 11 4 5 5 12 4 5 3 13 5 3 5 14 5 5 4 15 3 5 3 16 5 5 4 17 5 3 4 18 3 3 4 19 5 5 3 20 5 5 4 21 5 5 5 22 5 4 5 23 5 4 5 24 5 5 3 25 4 5 4 26 4 5 5 27 4 5 3 28 4 5 5 29 5 4 4 30 5 5 3 Skor 130 136 131 Rating 4,33 (4) 4,53 (5) 4,36 (4)

Faktor eksternal ancaman

No sampel Perubahan iklim dan cuaca

Tidak adanya bantuan lembaga keuangan

Adanya alih fungsi lahan

1 5 5 5 2 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 6 5 4 5 7 5 4 5 8 5 3 3 9 5 4 5 10 5 3 5 11 5 4 3 12 5 5 5 13 3 3 5 14 5 5 3 15 5 5 5 16 3 5 5 17 5 5 3 18 5 5 5 19 3 5 5 20 5 5 5 21 5 4 5 22 5 4 5 23 5 4 5 24 5 4 5 25 5 4 5 26 5 4 5 27 5 3 5 28 5 5 5 29 5 4 5 30 5 3 5 Skor 144 122 142 Rating 4,8 (5) 4,06 (4) 4,73 (5)

Dokumen terkait