• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Strategis merupakan salah satu cara untuk mengendalikan organisasi secara efektif dan efisien sampai implementasi paling depan dalam mencapai visi dan misi organisasi yang bersangkutan. Secara substansi perencana strategis mencangkup konsep dan prinsip dalam hal membuat relasi antara organisasi dan kondisi lingkungan strategisnya. Tujuan utamanya

agar organisasi mampu merespon dengan baik kemungkinan terjadinya lingkungan dimasa depan yang terjadi sebagai akibat dinamika kehidupan sosial-politik, ekonomi, tuntutan masyarakat regional

serta perubahan teknologi yang terjadi secara cepat.

Berdasarkan hal tersebut Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten analisis terhadap kondisi lingkungan internal organisasi sebagai langkah yang sangat penting dalam penyusunan rencana strategis. Analisis ditujukan untuk mengidentifikasi kekuatan

weaknesses), peluang (opportunities) dan tantangan

) yang ada sehingga Dinas dapat mengantisipasi perubahan di masa depan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki untuk mencapai visi dan misi yang ingin dicapai.

1. Identifikasi Faktor Internal

lingkungan internal digunakan untuk mengetahui faktor faktor kekuatan dan faktor-faktor kelemahan. Kekuatan berupa situasi dan kemampuan internal organisasi yang bersifat positif dan yang memungkinkan organisasi memanfaatkan keuntungan strategis dalam upaya mencapai visi melalui pelaksanaan misi yang ditetapkan. Sementara itu kelemahan berupa situasi dan kemampuan internal organisasi yang bersifat negatif yang dapat menghambat organisasi dalam upaya mencapai visi organisasi dan dapat menghambat pelaksanaan misi organisasi yang telah ditetapkan.

Identifikasi faktor lingkungan internal mencakup empat pengelompokkan

human resources) Physical resources)

inancial resourches)

Technological resourches) dengan segala aspeknya.

, KELEMAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN

salah satu cara untuk mengendalikan organisasi secara efektif dan efisien sampai implementasi paling depan dalam mencapai visi dan misi organisasi yang bersangkutan. Secara substansi perencanaan strategis mencangkup konsep dan prinsip dalam hal membuat relasi antara adalah terjadinya depan yang terjadi sebagai akibat tuntutan masyarakat regional

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten organisasi langkah yang sangat penting dalam penyusunan rencana strategis. Analisis ditujukan untuk mengidentifikasi kekuatan tantangan dapat mengantisipasi perubahan di masa depan sesuai dengan kemampuan dan

yang ingin dicapai.

lingkungan internal digunakan untuk mengetahui faktor-Kekuatan berupa situasi dan kemampuan internal organisasi yang bersifat positif dan yang memungkinkan organisasi memanfaatkan keuntungan strategis dalam upaya mencapai visi melalui pelaksanaan misi yang ditetapkan. Sementara itu kelemahan berupa situasi dan kemampuan internal organisasi yang bersifat negatif yang dapat encapai visi organisasi dan dapat

Identifikasi faktor lingkungan internal mencakup empat pengelompokkan

Beberapa faktor kekuatan yang dimiliki pada sistem pengurusan, pengelolaan dan pemanfaatan hutan di Kabupaten Subang, adalah:

1. Komitmen Yang Kuat Untuk Mengelola Sektor Kehutanan

Perkebunan di Kabupaten Subang

Komitmen adalah suatu bentuk loyalitas yang lebih konkrit yang dapat dilihat dari sejauh mana organisasi mencurahkan perhatian, gagasan dan tanggung jawabnya dalam upaya mencapai tujuan.

Indikator komitmen yang kuat Pemerintah Kabupaten Subang tampak dari:

1). Adanya visi dan misi yang jelas Pemerintah Kabupaten Subang menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap pengelolaan sumberdaya kehutanan dan perkebunan. Adanya visi dan misi pembangunan sektor kehuatanan

setiap pegawai dalam bekerja.

kerjanya senantiasa bekerja berdasarkan apa yang menjadi tujuan organisasi.

Melalui adanya visi

Perkebunan Kabupaten Subang, maka secara l

mengindikasikan adanya tujuan yang sangat jelas dalam pengurusan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan dengan multi dimensi fungsinya.

2). Upaya dalam bentuk program yang jelas terkait dengan kegiatan rehabilitasi lahan kritis, pencapaian f

Kabupaten Subang, pengembangan hutan rakyat, pembinaan produksi hasil hutan (baik kayu maupun hasil hutan bukan kayu) pengembangan perkebunan rakyat

dalam rencana pembangunan daerah.

3). Adanya kepercayaan dan penerimaan yang begitu kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi.

2. Potensi Sumberdaya Hutan

Agro-Ecosystem

Kabupaten Subang memiliki ketersedian lahan yang cukup besar untuk pengembangan perkebunan dan

dan sebaran hutan, sungai/sumber air serta curah hujan yang cukup Beberapa faktor kekuatan yang dimiliki pada sistem pengurusan, pengelolaan dan pemanfaatan hutan di Kabupaten Subang, adalah:

Yang Kuat Untuk Mengelola Sektor Kehutanan Kabupaten Subang

Komitmen adalah suatu bentuk loyalitas yang lebih konkrit yang dapat dilihat dari sejauh mana organisasi mencurahkan perhatian, gagasan dan tanggung jawabnya dalam upaya mencapai tujuan.

Indikator komitmen yang kuat Pemerintah Kabupaten Subang tampak

Adanya visi dan misi yang jelas Pemerintah Kabupaten Subang

menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap pengelolaan sumberdaya kehutanan dan perkebunan. Adanya visi dan misi pembangunan sektor kehuatanan dan perkebunan yang jelas akan memudahkan setiap pegawai dalam bekerja. Pada akhirnya, dalam setiap aktivitas kerjanya senantiasa bekerja berdasarkan apa yang menjadi tujuan

Melalui adanya visi-misi yang ada di Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Subang, maka secara langsung

mengindikasikan adanya tujuan yang sangat jelas dalam pengurusan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan dengan multi dimensi fungsinya.

Upaya dalam bentuk program yang jelas terkait dengan kegiatan rehabilitasi lahan kritis, pencapaian fungsi kawasan lindung di Kabupaten Subang, pengembangan hutan rakyat, pembinaan produksi hasil hutan (baik kayu maupun hasil hutan bukan kayu) pengembangan perkebunan rakyat dan program lain yang dituangkan dalam rencana pembangunan daerah.

ercayaan dan penerimaan yang begitu kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi.

Sumberdaya Hutan Dan Lahan Serta Kesesuaian

Kabupaten Subang memiliki ketersedian lahan yang cukup besar untuk pengembangan perkebunan dan kehutanan. Selain itu, jumlah luasan dan sebaran hutan, sungai/sumber air serta curah hujan yang cukup Beberapa faktor kekuatan yang dimiliki pada sistem pengurusan, pengelolaan

Yang Kuat Untuk Mengelola Sektor Kehutanan dan

Komitmen adalah suatu bentuk loyalitas yang lebih konkrit yang dapat dilihat dari sejauh mana organisasi mencurahkan perhatian, gagasan dan

Indikator komitmen yang kuat Pemerintah Kabupaten Subang tampak

Adanya visi dan misi yang jelas Pemerintah Kabupaten Subang yang menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap pengelolaan sumberdaya kehutanan dan perkebunan. Adanya visi dan misi pembangunan memudahkan Pada akhirnya, dalam setiap aktivitas kerjanya senantiasa bekerja berdasarkan apa yang menjadi tujuan

misi yang ada di Dinas Kehutanan dan angsung mengindikasikan adanya tujuan yang sangat jelas dalam pengurusan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan dengan multi

Upaya dalam bentuk program yang jelas terkait dengan kegiatan ungsi kawasan lindung di Kabupaten Subang, pengembangan hutan rakyat, pembinaan produksi hasil hutan (baik kayu maupun hasil hutan bukan kayu), dan program lain yang dituangkan

ercayaan dan penerimaan yang begitu kuat terhadap nilai

Serta Kesesuaian

Kabupaten Subang memiliki ketersedian lahan yang cukup besar untuk jumlah luasan dan sebaran hutan, sungai/sumber air serta curah hujan yang cukup

tinggi, merupakan potensi alamiah yang dimiliki kabupaten Subang. Kondisi agro-ecosystem seperti kondisi geografis, penyinaran matahari, intensitas hujan yang hampir merata sepanjang tahun menjadi factor yang sangat mendukung dan potensial untuk pengembangan komoditas

Pontensi sumberdaya hutan yang tampak menonjol adalah potensi hutan rakyat dan jasa lingkungan termasuk upaya pemgembangan pemanfaatan sumber daya air dan wisata alam

yang mengarah para

pemanfaatan hutan tidak saja mengahasilkan komoditas/ juga meliputi jasa lingkungan

komoditas yang termasuk komoditas bernilai tinggi atau unggulan yang telah dikembangkan pada lahan

swasta berbadan hokum.

3. Kelengkapan Lembaga

Perkebunan

Dinas Kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Subang memiliki

stakeholders yang lengkap antara lain Dinas Kehutanan dan Perkebunan,

Balai Besar konservasi Sumber Daya Hutan Jawa Barat, PT Perkebunan Nusantara, Perkebunan Besar Swasta, Perkebunan Rakyat, Per Perhutani dan lain-lain. Kelengkapan berbagai

kekuatan apabila terbangun sinergi

(stakeholders), sehingga diperoleh keterpaduan untuk saling mengisi dalam pengelolaannya. Kekuatan sinergitas antar ke

modal untuk terus menjadi pemicu dan pemacu pencapaian tujuan pengelolaan kehutanan

4. Dukungan Dana APBD

Dukungan dana sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. Alokasi anggaran untuk sektor kehutanan

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menggambarkan komitmen yang tinggi untuk pembangunan sektor kehutanan. Di pihak lain, isu kehutanan dan peningkatan nilai ekonomi sumberdaya hutan telah mendorong partisipasi masyarakat untuk mem

pendanaan dalam pembangunan sektor kehutanan.

tinggi, merupakan potensi alamiah yang dimiliki kabupaten Subang. ecosystem seperti kondisi geografis, penyinaran matahari, jan yang hampir merata sepanjang tahun menjadi factor yang sangat mendukung dan potensial untuk pengembangan komoditas

Pontensi sumberdaya hutan yang tampak menonjol adalah potensi hutan rakyat dan jasa lingkungan termasuk upaya pemgembangan pemanfaatan dan wisata alam. Potensi tersebut merupakan kekuatan mengarah para transformasi sistem pengurusan, pengelolaan dan

tidak saja mengahasilkan komoditas/barang

lingkungan. Di sektor perkebunan terdapat beberapa komoditas yang termasuk komoditas bernilai tinggi atau unggulan yang telah dikembangkan pada lahan-lahan masyarakat dan perkebunan swasta berbadan hokum.

Kelengkapan Lembaga Yang Mengurusi Bidang Kehutanan

Dinas Kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Subang memiliki yang lengkap antara lain Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Balai Besar konservasi Sumber Daya Hutan Jawa Barat, PT Perkebunan Nusantara, Perkebunan Besar Swasta, Perkebunan Rakyat, Per

lain. Kelengkapan berbagai stakeholders dapat

kekuatan apabila terbangun sinergi antara pemangku kewenangan ), sehingga diperoleh keterpaduan untuk saling mengisi dalam pengelolaannya. Kekuatan sinergitas antar kewenangan menjadi modal untuk terus menjadi pemicu dan pemacu pencapaian tujuan pengelolaan kehutanan dan perkebunanj di Kabupaten Subang.

APBD Dan Sumber Dana Lainnya

Dukungan dana sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. ran untuk sektor kehutanan dan perkebunan yang tercermin dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menggambarkan komitmen yang tinggi untuk pembangunan sektor kehutanan. Di pihak lain, isu kehutanan dan peningkatan nilai ekonomi sumberdaya hutan telah mendorong partisipasi masyarakat untuk memberikan konstribusi pendanaan dalam pembangunan sektor kehutanan.

tinggi, merupakan potensi alamiah yang dimiliki kabupaten Subang. ecosystem seperti kondisi geografis, penyinaran matahari, jan yang hampir merata sepanjang tahun menjadi factor yang sangat mendukung dan potensial untuk pengembangan komoditas

Pontensi sumberdaya hutan yang tampak menonjol adalah potensi hutan rakyat dan jasa lingkungan termasuk upaya pemgembangan pemanfaatan . Potensi tersebut merupakan kekuatan transformasi sistem pengurusan, pengelolaan dan barang tetapi terdapat beberapa komoditas yang termasuk komoditas bernilai tinggi atau unggulan yang lahan masyarakat dan perkebunan

an dan

Dinas Kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Subang memiliki yang lengkap antara lain Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Balai Besar konservasi Sumber Daya Hutan Jawa Barat, PT Perkebunan Nusantara, Perkebunan Besar Swasta, Perkebunan Rakyat, Perum dapat menjadi antara pemangku kewenangan ), sehingga diperoleh keterpaduan untuk saling mengisi wenangan menjadi modal untuk terus menjadi pemicu dan pemacu pencapaian tujuan

Dukungan dana sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. yang tercermin dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menggambarkan komitmen yang tinggi untuk pembangunan sektor kehutanan. Di pihak lain, isu kehutanan dan peningkatan nilai ekonomi sumberdaya hutan telah berikan konstribusi

Sementara itu, beberapa kelemahan berupa situasi dan kemampuan internal organisasi yang bersifat negatif yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Kapasitas Kelembagaan Dinas

Kapasitas kelembagaan terkait dengan sumberdaya manusia, fungsi dan kewenangan organisasi. Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang memadai merupakan faktor internal yang berpengaruh langsung terhadap lingkungan stratejik organisasi di dalam me

menjalankan tugas pokok dan fungsi dinas.

Perkebunan Kabupaten Subang sampai saat ini memiliki sumber daya aparatur yang secara kuantitas masih belum cukup memadai dengan jumlah pegawai 60 orang dengan variasi

cukup tinggi (dari mulai golongan I b sampai dengan golongan IV c). Dimana golongan kepangkatan III merupakan golongan yang dominan. Kondisi lainnya, menurut tingkat pendidikan dari mulai SD/sederajat sampai dengan lulusan S2.

dari lulusan SD/sederajat sampai dengan SLTA/sederajat merupakan kondisi yang menuntut untuk terus dilakukan peningkatan kapasitas SDM. Minimnya jumlah pegawai menurut level jabatan struktur organisasi terutama pada bidang

melaksanakan TUPOKSI.

peningatan jenjang pendidikan dan prfesionalisme profesi perlu

ditingkatkan. Peningkatan jumlah sumberdaya pula menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dan dipertibangkan demi pencapaian tujuan pengurusan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan. Di pihak lain ditinjau dari aspek fungsi dan kewenangan organisasi akan menghadapi kendala akibat belum lengkap dan rincinya peratur perundang-undangan yang mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah

menimbulkan perbedaan interprestasi dan persepsi yang

mengakibatkan permasalahan terkait struktur kelembagaan.

kelembagaan adalah kerangka organisasi yang merupakan visualisasi dari tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Adanya perubahan struktural yang terjadi pada level nasional serta ditetapkannya UU Nomor 23 Tahun 2014 juga memiliki konsekuensi logis dalam sistem organisasi pelaksana daerah.

Sementara itu, beberapa kelemahan berupa situasi dan kemampuan internal organisasi yang bersifat negatif yang dapat diidentifikasi adalah:

elembagaan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kapasitas kelembagaan terkait dengan sumberdaya manusia, fungsi dan kewenangan organisasi. Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang memadai merupakan faktor internal yang berpengaruh langsung terhadap lingkungan stratejik organisasi di dalam mencapai keberhasilan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi dinas. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang sampai saat ini memiliki sumber daya aparatur yang secara kuantitas masih belum cukup memadai dengan jumlah pegawai 60 orang dengan variasi golongan kepangkatan yang cukup tinggi (dari mulai golongan I b sampai dengan golongan IV c). Dimana golongan kepangkatan III merupakan golongan yang dominan. Kondisi lainnya, menurut tingkat pendidikan dari mulai SD/sederajat sampai dengan lulusan S2. Adanya tingkat pendidikan yang cukup banyak dari lulusan SD/sederajat sampai dengan SLTA/sederajat merupakan kondisi yang menuntut untuk terus dilakukan peningkatan kapasitas SDM. Minimnya jumlah pegawai menurut level jabatan struktur organisasi ada bidang-bidang tertentu menjadi faktor pembatas dalam melaksanakan TUPOKSI. Dilihat dari kondisi sumberdaya manusia

peningatan jenjang pendidikan dan prfesionalisme profesi perlu

ditingkatkan. Peningkatan jumlah sumberdaya pula menjadi faktor ng harus diperhatikan dan dipertibangkan demi pencapaian tujuan pengurusan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan.

Di pihak lain ditinjau dari aspek fungsi dan kewenangan organisasi akan menghadapi kendala akibat belum lengkap dan rincinya peratur

undangan yang mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah

menimbulkan perbedaan interprestasi dan persepsi yang

mengakibatkan permasalahan terkait struktur kelembagaan. Struktur kelembagaan adalah kerangka organisasi yang merupakan visualisasi dari tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Adanya perubahan struktural yang terjadi pada level nasional serta ditetapkannya UU Nomor 23 ahun 2014 juga memiliki konsekuensi logis dalam sistem organisasi Sementara itu, beberapa kelemahan berupa situasi dan kemampuan internal

Kapasitas kelembagaan terkait dengan sumberdaya manusia, fungsi dan kewenangan organisasi. Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang memadai merupakan faktor internal yang berpengaruh langsung terhadap ncapai keberhasilan dalam Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang sampai saat ini memiliki sumber daya aparatur yang secara kuantitas masih belum cukup memadai dengan golongan kepangkatan yang cukup tinggi (dari mulai golongan I b sampai dengan golongan IV c). Dimana golongan kepangkatan III merupakan golongan yang dominan. Kondisi lainnya, menurut tingkat pendidikan dari mulai SD/sederajat

Adanya tingkat pendidikan yang cukup banyak dari lulusan SD/sederajat sampai dengan SLTA/sederajat merupakan kondisi yang menuntut untuk terus dilakukan peningkatan kapasitas SDM. Minimnya jumlah pegawai menurut level jabatan struktur organisasi bidang tertentu menjadi faktor pembatas dalam Dilihat dari kondisi sumberdaya manusia

peningatan jenjang pendidikan dan prfesionalisme profesi perlu

ditingkatkan. Peningkatan jumlah sumberdaya pula menjadi faktor ng harus diperhatikan dan dipertibangkan demi pencapaian tujuan pengurusan, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan.

Di pihak lain ditinjau dari aspek fungsi dan kewenangan organisasi akan menghadapi kendala akibat belum lengkap dan rincinya peraturan undangan yang mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah

menimbulkan perbedaan interprestasi dan persepsi yang

Struktur kelembagaan adalah kerangka organisasi yang merupakan visualisasi dari tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Adanya perubahan struktural yang terjadi pada level nasional serta ditetapkannya UU Nomor 23

Permasalahan belum mantapnya

beberapa permasalahan prinsip terjadi seperti lemahnya perumusan tujuan bersama dalam pembangunan kehutanan, lemahnya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, lemahnya koordinasi dan kerjasama antar daerah, tingkat pengawasan dan rentang manajemen.

2. Sarana Pelayanan dan Informasi Database Kehutanan

Belum Memadai

Dukungan sarana pelayanan sangat penting untuk mendukung pencapaian visi dan pelaksanaan misi Dinas Kehutanan.Demikian pula sarana informasi kehut

belum memadai baik pada tatanan sumberdaya manusianya (SDM nya) maupun fasilitasnya.

2.4.2. Identifikasi Faktor Ek

Identifikasi faktor lingkungan ekternal dilakukan dengan mencermati dan menganalisis peluang dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi yang tidak dapat dikelola oleh manajemen organisasi. Faktor lingkungan eksternal dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Lingkungan ekonomis yang analsisnya meliputi kondisi dan trend pasa hasil hutan, nilai produk hasil hutan, permintaan, penawaran, dan lain lain

2. Lingkungan teknologi berupa kemajuan teknologi yang ada

3. Lingkungan sosial, yang mengangkut nilai

budaya yang ada dan tumbuh di masyarakat

4. Lingkungan ekologi, yang terncangkup dalam masalah ini adalah terkait

dengan masalah lingkungan, degradasi hutan, reforestrasi, dan lain

5. Lingkungan politik dan kebijakan

Permasalahan belum mantapnya struktur kelembagaan mengakibatkan beberapa permasalahan prinsip terjadi seperti lemahnya perumusan tujuan bersama dalam pembangunan kehutanan, lemahnya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, lemahnya koordinasi dan kerjasama antar

awasan dan rentang manajemen.

Sarana Pelayanan dan Informasi Database Kehutanan dan Perkebunan

Dukungan sarana pelayanan sangat penting untuk mendukung pencapaian visi dan pelaksanaan misi Dinas Kehutanan.Demikian pula sarana informasi kehutanan. Saat ini kondisi dukungan tersebut belum memadai baik pada tatanan sumberdaya manusianya (SDM nya)

2. Identifikasi Faktor Eksternal

Identifikasi faktor lingkungan ekternal dilakukan dengan mencermati dan peluang dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi yang tidak dapat dikelola oleh manajemen organisasi. Faktor lingkungan eksternal dapat dikelompokan sebagai berikut:

Lingkungan ekonomis yang analsisnya meliputi kondisi dan trend pasa hasil hutan, nilai produk hasil hutan, permintaan, penawaran, dan lain

Lingkungan teknologi berupa kemajuan teknologi yang ada

Lingkungan sosial, yang mengangkut nilai-nilai sosial, perilaku, dan budaya yang ada dan tumbuh di masyarakat

gkungan ekologi, yang terncangkup dalam masalah ini adalah terkait dengan masalah lingkungan, degradasi hutan, reforestrasi, dan lain

Lingkungan politik dan kebijakan

struktur kelembagaan mengakibatkan beberapa permasalahan prinsip terjadi seperti lemahnya perumusan tujuan bersama dalam pembangunan kehutanan, lemahnya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, lemahnya koordinasi dan kerjasama antar

dan Perkebunan

Dukungan sarana pelayanan sangat penting untuk mendukung pencapaian visi dan pelaksanaan misi Dinas Kehutanan.Demikian pula anan. Saat ini kondisi dukungan tersebut belum memadai baik pada tatanan sumberdaya manusianya (SDM nya)

Identifikasi faktor lingkungan ekternal dilakukan dengan mencermati dan peluang dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi yang tidak dapat dikelola oleh manajemen organisasi. Faktor

Lingkungan ekonomis yang analsisnya meliputi kondisi dan trend pasar hasil hutan, nilai produk hasil hutan, permintaan, penawaran, dan

lain-nilai sosial, perilaku, dan

gkungan ekologi, yang terncangkup dalam masalah ini adalah terkait dengan masalah lingkungan, degradasi hutan, reforestrasi, dan lain-lain

Faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan Permintaan

Perkebunan

Komoditas kehutanan dan perkebunan memiliki peluang untuk

dimanfaatkan sebagai sumber pangan, serat, energy. Potensi ini dapat dimanfaatkan karena meningkatnya permi

terhadap hasil hutan dan perkebunan.

2. Penghargaan Terhadap

Di dalam rencana tata ruang Kabupaten Subang dan kondisi eksisting

penutupan lahan disebutkan bahwa Kabupaten Subang akan

mempertahankan kawasan lindung, akan

mengembangkan sawah teknis, dan perkembangan wilayah perikanan dan perkebunan. Dengan kebijakan tersebut pada salah satu sumberdaya yang penting adalah ketersedian air yang dapat diperoleh sebagai bagian dari jasa lingkungan. Juga den

minum akan mendorong peningkatan fungsi hutan karena kondisi status air tanah yang dikhwatirkan akan semakin menyusut.

Jasa lingkungan hutan sebagai objek wisata alam juga semakin meningkat, karena perubahan orientasi w

mengarah kepada konsep pariwisata lingkungan alam

dimana keaslian potensi kekayaan alam dan nilai masyarakat budaya setempat menjadi daya tariknya. Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki pot

tinggi.

3. Peningkatan Nilai Ekonomi Produk Kehutanan Dan Jasa Lingkungan

Menurunnya pasokan kayu dari hutan alam dan masih rendahnya produktivitas hutan produksi pada kawasan hutan menyebabkan harga kayu menjadi tinggi de

tersebut menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sektor kehutanan. Disisi lain, kebijakan produksi kayu yang berasal dari hutan rakyat telah mendorong pula untuk terus tumbuh dan berkembangnya hutan rakyat. Kapasitas industri yang cukup tinggi di

ternal yang menjadi peluang adalah sebagai berikut: Permintaan Terhadap Hasil Hutan Dan Komoditas

kehutanan dan perkebunan memiliki peluang untuk

dimanfaatkan sebagai sumber pangan, serat, energy. Potensi ini dapat dimanfaatkan karena meningkatnya permintaan domestic maupun

terhadap hasil hutan dan perkebunan.

Terhadap Jasa Lingkungan

Di dalam rencana tata ruang Kabupaten Subang dan kondisi eksisting

penutupan lahan disebutkan bahwa Kabupaten Subang akan

mempertahankan kawasan lindung, akan mempertahankan dan

mengembangkan sawah teknis, dan perkembangan wilayah perikanan dan perkebunan. Dengan kebijakan tersebut pada salah satu sumberdaya