• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelembaban Udara

Dalam dokumen Laporan Praktikum Agroklimatologi Klasif Id (Halaman 15-40)

D. Pembahasan

4. Kelembaban Udara

Kelembaban udara adalah jumplah air yang dikandung oleh udara. Alat untuk mengukur kelembaban dinamakan dengan higrometer. Kelembaban dibedakan menjadi 2 yaitu kelembaban relatif dan kelembaban mutlak. Kelembaban relatif dinyatakan dengan %, sedangkan kelembaban mutlak

dingatakan dengan gram/m3 (Hendro 2008).

Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara. Macam kelembaban udara, kelembaban mutlak adalah kandungan air/satuan volume atau masa uap air/volume atau tekanan uap air/volume (g/m3). Kelembaban nisbi adalah perbandingan antara jumlah uap air yang ada di udara (aktual) dan jumlah maksimum uap air yang dikandung (keadaan jenuh) pada suhu dan

tekanan tertentu. Kelembaban spesifik adalah perbandingan antara masa uap air yang ada di udara dan satuan masa udara (Ismangil 2014).

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawal lembab (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F). Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Jika udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu.Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh. Kelembaban udara padaketinggian lebih dati 2 meter dari permukaan menunjukkan perbedaan yang nyata antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh angin terjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih cepat (Subarjo 2013).

Dalam klimatologi yang dimaksut adalah kelembaban udara adalah kelembaban nisbi udara (Relatif Humidity/RH). Kelembaban adalah banyaknya uap air yang ada diudara meskipun uap airnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari atmosfer , rata-rata kurang lebih dari 2 % masa keseluruhan. Total masa uap air per satuan volume udara disebut kelembapan absolut ( absolute humidity ) umumnya dinyatakan dalam satuan kg/m3 (Hanum 2009).

5. Curah hujan

Dalam bidang pertanian dampak yang paling besar dirasakan akibat perubahan iklim adalah perubahan curah hujan. Terjadi kecenderungan penurunan curah hujan yang signifikan pada musim hujan dan musim kemarau, serta perubahan onset awal musim yang kesemuanya dapat mengacaukan

jadwal tanam serta aktifitas pertanaman di lapangan. Fakta tersebut di atas menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim berupa perubahan pola hujan, dan meningkatnya frekuensi terjadinya iklim ekstrim akan berpengaruh langsung pada pertanian (Woro 2009).

Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air. Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal. Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awan saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju (Arifin 2010).

Hujan adalah peristiwa sampainya air ke permukaan bumi yang jatuh dari atmosfer. Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode tertentu dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal. Curah hujan di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain topografi, arah angin dan arah lereng medan (Handoko 2010).

Uap air bergerak keatas hingga membentuk awan yang dapat berpindah karena tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinyu akan menjadi jenuh. Oleh pengaruh udara dingin tersebut

mengalami sublinasi sehingga butiran-butiran uap air membesar dan akhirnya jatuh sebagai hujan (Effendi 2008).

6. Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari udara yang bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan rendah. Jenis-jenis angin yaitu angin siklon adalah angin yang terjadi akibat daerah yang bertekanan rendah dikelilingi daerah yang bertekanan tinggi. Angin antisiklon adalah kebalikan angin siklon, yaitu daerah yang tekanannya tinggi dikelilingi daerah yang tekanannya rendah. Angin passat adalah angin yang bertiup dari daerah subtropis ke daerah tropis. Angin musim adalah gerakan massa udara yang terjadi karena perbedaan tekanan udara yang mencolok antara benua dan lautan (Hendro 2008).

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut (Tjasyono 2008).

Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala

Beaufort). Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 00 – 3600 dan

arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan

menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arah mana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka (Wisnubroto 2009).

7. Evaporasi

Evapotranspirasi adalah unsur utama dalam menghitung kebutuhan air tanaman yang kemudian menjadi dasar dalam penjadualan irigasi. Evapotranspirasi dipengaruhi banyak faktor sehingga pengukurannya secara langsung tidak mudah, karena itu dikembangkan banyak model pendugaan untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu model yang direkomendasikan FAO adalah metode Penman-Monteith (P-M). Untuk mengetahui apakah metode ini tepat juga digunakan di Propinsi Lampung perlu dilakukan pengujian dengan membandingkan hasil pengamatan langsung (2006-2008) yang dilakukan di dua stasiun pengamatan di Lampung yaitu Branti dan Masgar. Hasil pengamatan di Branti rata-rata lebih rendah dari hasil metode P-M pada laju ET > 4 mm, dan lebih tinggi untuk laju ET < 4 mm; sedangkan untuk stasiun Masgar menunjukkan laju ET hasil pengamatan selalu lebih tinggi dari pada hasil perhitungan metode P-M. Hasil metode P-M secara rata-rata 1.09 kali lebih tinggi dari pengamatan Branti dan 0.89 kali lebih rendah dari pengamatan Masgar. Koefisien korelasi antara metode pendugaan dan pengamatan langsung rendah (r = 0.3 untuk Branti dan 0.5 untuk Masgar). Ketidak cocokan ini dapat disebabkan pertama karena ketidak cermatan dalam mengukur penurunan muka air pada panci evaporasi yang terlihat dari rendahnya koefisien korelasi evaporasi pengamatan dengan semua unsur iklim yang berkaitan erat dengan evaporasi (suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin dan intensitas radiasi; kedua karena CROPWAT menggunakan data lama penyinaran yang dikonversikan secara linier menjadi intansitas radiasi sedangkan dalam pengamatan langsung hubungan antara lama penyinaran dan intensitas radiasi tidak linier (Tumiar 2012).

Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara. Evaporasi merupakan penguapan yang terjadi pada permukaan tanah. Evaporimeter yang digunakan pada praktikum kali ini adalah evaporimeter yang menggunakan bejana penguapan berupa panic atau tanki yang berisi air bersih (Runtunuwu 2008).

Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer melalui proses evaporasi(penguapan) air sungai, danau dan laut; serta proses evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman. Laju evaporasi pada permukaan daun akan menyita jumlah air yang terdapat dalam tubuh tanaman (Harjanto dan Surip 2007).

8. Awan

Awan adalah akumulasi dari titik-titik uap air di atmosfer. Macam-macam awan adalah cirruc (Ci), yaitu awan halus, berstruktur serat dan berbentuk seperti bulu burung, awan ini tidak mungkin menimbulkan hujan. Cirro-stratus (Ci-St), yaitu awan yang bentuknya seperti kelambu halus dan rata, menutupi langit tinggi, sehingga tampak cerah dan kadang seperti anyaman yang tidak teratur, biasanya ada di musim kering. Cirro-culumus (Ci-Cu), yaitu awan yang terputus-putus dan penuh dengankristal es, sehingga bentuknya seperti segerombolan domba dan sering menimbulkan bayangan. Alto-stratus (A-St), yaitu awan luas dan tebal, berwarna kelabu, jika menutupi matahari/bulan maka awan yang menutupi akan tampak terang. Alto culumus (A-Cu), yaitu awan kecil-kecil tetapi banyak dan sering bergandengan. Nimbo-Stratus (Ni-St), yaitu awan yang bentuknya tidak menentu, tepinya compang-camping dan tidak beraturan, menimbulkan hujan gerimis. Strato culumus (St-Cu), yaitu awan yang bentuknya seperti bola-bola yang menutupi langit dan kelihatan seperti gelombang laut, awan ini tipis dan tidak mendatangkan hujan. Culumus (Cu), yaitu awan tebal dengan puncak-puncak yang tinggi, terbentuk pada siang hari karena udara yang baik. Jika terkena matahari akan tampak terang dan apabila mendapatkan sinar saja akan tampak bayangan. Stratus (St),

yaitu awan yang rendah dan luas pada ketinggian di bawah 1000 meter. Antara kabut dan awan stratus pada dasarnya tidak terdapat perbedaan. Cumulo-nimbus (Cu-Ni), yaitu awan yang tebal yang dapat menghasilkan hujan dan guntur yang besar (Hendro 2008).

Awan merupakan sekumpulan titik air atau es yang melayang-layang di udara, yang terbentuk dari hasil proses kondensasi. Udara selalu mengandung uap air.Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan 2012).

Awan adalah kumpulan butir butir air, kristal es atau gabungan antara keduanya yang masih melekat pada inti-inti kondensasi, yang melayang di atmosfer. Bentuk awan di bagi 4 kelompok utama yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah dan awan vertikal. Awan tinggi, dengan ketinggian 6-12 km jenis awannya sirus, sirokumulus dan sirostratus. Awan sedang dengan ketinggian 2-6 km jenis awannya altokumulus dan altostratus. Awan rendah dengan ketinggian 0.8-2 km, jenis awannya yaitu stratokumulus, stratus, nimbostratus. Awan vertikal ketinggian kurang dari 2 km yaitu awan kumulus dan kumulonimbus (Samadi 2010).

C. Hasil Pembahasan

1. Radiasi Surya

Gambar 1. Sunshine Recorder type Cambell Stokes

1. Bagian-bagian utama

a. Lensa bola pejal,

b. Busur pemegang bola kaca pejal,

c. Sekrup pengunci kedudukan lensa,

d. Sekrup pengatur kemiringan,

e. Mangkuk tempat kertas pias,

f. Kertas pias.

2. Prinsip kerja

a. Memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan.

Kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola, bola kaca disini berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat membakar kertas pias yang berada dibawahnya.

b. Menghitung presentase kertas pias yang terbakar.

c. Menggambar kertas pias yang telah digunakan.

2. Tekanan Udara

Gambar 2. Barometer

1. Bagian-bagian utama

a. Kotak logam kecil

b. Jarum penunjuk barometer

2. Prinsip kerja

a. Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca

adalah angka yang berada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah).

b. Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan merekap untuk

satu hari tersebut.

3. Suhu Udara dan Suhu Tanah

Gambar 3. Termometer Maximum dan Minimum type Six

1. Bagian-bagian utama

b. Pipa kapiler berisi raksa (suhu max)

c. Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min)

d. Indeks penunjuk suhu maksimum

e. Indeks penunjuk suhu minimum

2. Prinsip kerja

a. Suhu tertinggi pada termometer maksimum dapat diketahui

dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa.

b. Suhu terendah pada termometer minimum dapat diketahui

dengan membaca angka yang bertepatan dengan ujung kanan penunjuk.

Gambar 4. Termometer Maximum dan minimum

1. Bagian-bagian utama

a. Termometer Maksimum

b. Termometer Minimum

2. Prinsip kerja

a. Untuk mengetahui Suhu udara terendah dalam suatu periode

tertentu (Termometer Minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala bertepatan dengan ujung kanan penunjuk.

b. Untuk mengetahui Suhu udara tertinggi dalam suatu periode

tertentu (Termometer Maximum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa.

Gambar 5. Termometer Tanah Bengkok

1. Bagian-bagian utama

a. Air raksa

b. Skala penunjuk

c. Termometer dengan berbagai kedalaman (0 cm, 2 cm, 5 cm,10

cm, 50 cm dan 100 cm).

2. Prinsip kerja

a. Mengguanakan termometer tanah yang prinsipnya sama dengan

termometer hanya dengan pipa kapiler yang lebih panjang dari thermometer air raksa, sesuai dengan kedalaman tanah yang akan du ukur suhunya.

b. Jarak antara reservoir dengan skala terendah lebih panjang untuk

mempermudah pembacaan.

c. Besarnya suhu tanah tiap kedalaman sama seperti yang

4. Kelembapan Udara

Gambar 6. Termohigrograph

1. Bagian-bagian utama

a. Lempeng bimetal

b. Rambut

c. Sistem tuas higrograf

d. Sistem tuas termohigrograf

e. Pena

2. Prinsip kerja

a. Aliran udara yang masuk ke celah-celah akan menggerakkan

benang/ rambut yang kemudian akan menggerakkan pena dan tercatat di kertas grafik. Pada sensor kelembaban bila udara basah rambut memanjang.

b. Membaca skala pada termohigrograf. Skala bagian atas untuk

5. Curah Hujan

Gambar 7. Ombrometer

1. Bagian-bagian utama

a. Mulut penakar seluas 100 cm²

b. Corong sempit

c. Tabung penampung

d. Kran

e. Gelas ukur

2. Prinsip kerja

a. Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung

penampung sehingga permukaan air naik.

b. Membuka kran yang ada kemudian menggunakan gelas ukur

Gambar 8. Ombrograph

1. Bagian-bagian utama

a. Tabung penampung air

b. Corong

c. Pena

d. Kertas pias

e. Pelampung

2. Prinsip kerja

a. Air hujan yang masuk ke dalam ombrograf melalui corong

b. Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung

penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena.

c. Pena bergerak naik turun untuk menggambarkan grafik curah

hujan pada kertas pias. , bergeraknya kertas searah putaran jam dan sesuai dengan waktu yang ada.

d. Air hujan akan kembali keluar dari ombograf dengan melalui

6. Angin

Gambar 9. Anemometer

1. Bagian-bagian utama

a. Tiga buah mangkok sebagai baling-baling yang dibatasi sudut

120o

b. Poros berputar

c. Penunjuk kecepatan angin

d. Tiang

2. Prinsip kerja

a. Angin akan mendorong ketiga corong tersebut untuk berputar.

b. Dengan ketiga corong tersebut berputar dapat digunakan sebagai

acuan untuk melihat seberapa besar kecepatan angin.

Gambar 10. Wind Vane

1. Bagian-bagian utama

a. Empat arah mata angin

c. Papan

d. Panah arah mata angin

2. Prinsip kerja

a. Angin yang berhembus akan membentur penangkap angin

sehingga akan menggerakkan panah arah mata angin.

b. Ujung panah merupakan posisi asal dari angin tersebut

berhembus.

c. Mengamati posisi yang di tunjukkan oleh Wind Vane.

7. Evaporasi

Gambar 11. Panci Evaporimeter

1. Bagian-bagian utama

a. Panci bundar besar

b. Hook Gauge

c. Still Well Cylinder

d. Alas Kayu

e. Termometer mengapung

2. Prinsip kerja

a. Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang

didalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder) berbentuk silinder untuk mencegah terjadinya gelombang air pada ujung jarum yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada panci evaporimeter.

b. Batang pancing ini terletak menggantung ditabung peredam riak sebagai petunjuk tinggi permukaan air.

8. Awan

Gambar 12. Awan Cumullus

1. Bagian-bagian utama

a. Awan tebal dengan gerakan vertikal di bagian atas

b. Berbentuk seperti bulu domba

2. Prinsip kerja

a. Mengamati awan beserta ciri-cirinya kemudian memberikan

nama sesuai dengan famili awan tersebut dan ketinggiannya.

D. Pembahasan

1. Radiasi Surya

Pengamatan radiasi surya meliputi lama penyinaran dan intensitas radiasi. Lama penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di permukaan bumi dalam satu hari. Satuan lama penyinaran adalah jam/hari. Banyaknya panas dari matahari yang diterima bumi tergantung pada tinggi matahari dan sudut datang radiasi matahari, panjangnya hari dan pengaruh atmosfer. Makin tinggi matahari sinar yang diterima makin banyak sehingga semakin siang, kertas pias yang terbakar semakin panjang. Hari makin panjang maka radiasi matahari juga semakin banyak. Sinar matahari, tidak seluruhnya diserap oleh bumi tetapi sebagian akan diabsorbsi, dipantulkan, dipancarkan dan dibiaskan. Kondisi awan juga mempengaruhi sinar matahari yang sampai ke bumi.

Pada pengamatan radiasi surya alat yang digunakan adalah sunshine recorder tipe Cambell Stokes. Alat ini berupa bola kaca yang di bawahnya tepat di titik api dipasangi kertas pias yang sudah tertuliskan skala jamnya. Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lama penyinaran surya yang hanya terjadi saat matahari terang saja. Karena hanya pada saat itu sinar dapat membakar pias. Cara kerja pada Sunshine Recorder yaitu memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan (kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke boal kaca, fungsi bola kaca adalah memfokuskan sinar yang jatuh diatasnya sehingga dapat membakar kertas yang berada dibawahnya). Menghitung presentasi kertas pias yang terbakar. Menggambar kertas pias yang telah digunakan. Menentukan lama penyinaran matahari dalam satu hari pengamatan.

Intensitas cahaya matahari sangat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Lama penyinaran juga sangat mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman, terutama pada proses fotosintesis. Dengan mengamati pola penyinaran cahaya matahari pada suatu tanaman dapat dikembangkan dan digunakan dalam pengambilan

pola kebijakan budidaya tanaman, dan dapat mengetahui tindakan antisipasi apabila terjadi perubahan lama penyinaran yang tiba-tiba dan ekstrim. Sehingga, semakin kita meneliti pengaruh cahaya matahari terhadap tanaman dapat membuat kita lebih mengetahui tanaman apa yang sesuai dengan intensitas cahaya matahari yang rendah dan mana yang cocok dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi

2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama disebut dengan isobar (Hendro 2008).

Tekanan udara merupakan unsur dan pengendali iklim yang sangat penting bagi kehidupan makhluk di bumi, karena peranannya sebagai penentu dalam penyebaran curah hujan. Perubahan tekanan udara akan menyebabkan perubahan kecepatan dan arah angin, perubahan ini akan membawa pula pada perubahan suhu dan curah hujan. Dengan demikian penyebaran curah hujan di seluruh permukaan bumi berhubungan sangat erat dengan sistem tekanan udara dan angin. Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (Suri 2013).

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara, karena geraknya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuannya 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Tinggi angka yang ditunjukkan oleh barometer selain ditunjukkan oleh tekanan udara pada saat itu, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain seperti altitute (tinggi tempat), latitude (letak lintang) dan gravitasi, serta suhu udara.

Semakin tinggi tempat, tekanan udara akan berkurang, sebagai ketentuan dapat dikemukakan bahwa setiap naik 300 m maka tekanan udara turun 1/30 x. Tekanan udara mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan lebih rendah. Perubahan tekanan udara akan

Dalam dokumen Laporan Praktikum Agroklimatologi Klasif Id (Halaman 15-40)

Dokumen terkait