• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Agroklimatologi Klasif Id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Agroklimatologi Klasif Id"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

Disusun oleh :

NAMA : YOGO LAKSONO

NIM : H0714167

KELOMPOK : 28

COASS : RIFQI SYARIF M

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Agroklimatologi yang dilakukan pada tanggal 25 s.d. 9

November 2014 di Stasiun Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono,

Kabupaten Karanganyar dan di Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Telah di pertahankan di depan penguji pada tanggal Desember 2014 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat.

Disusun Oleh:

Yogo Laksono (H0714167)

Agroteknologi

Mengetahui :

Dosen Agroklimatologi Co-Asisten

Ir.Sumani, M.Si Rifqi Syarif Muhamad

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat melakukan sebuah

praktikum dan menyelesaikan penyusunan laporan praktikum Agroklimatologi.

Laporan praktikum ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah

Agroklimatologi dan supaya tidak terkena sanksi TL.

Dalam menyelesaikan Laporan Praktikum Agroklimatologi ini penulis

mendapat bantuan pihak-pihak lain, baik bantuan moril maupun materiil. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tersebut:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunianya

sehingga acara praktikum lancar

2. Dosen Pengampu yang telah membumbing penulias dalam mata

kuliah Agroklimatologi

3. Rifqi Syarif M selaku Co-Asisten

4. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberi dukungan

dalam menyusun laporan praktikum ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini

masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat

penulis butuhkan. Dan semoga laporan praktikum ini bermanfaat, baik bagi

penulis maupun pembaca. Amin.

Surakarta, Desember 2014

(4)

iv

I. PENGENALAN ALAT DAN PENGAMATAN UNSUR CUACA SECARA MANUAL ... 1

4. Kelembaban Udara dan Kelembaban Tanah ... 6

(5)

v

II. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA OTOMATIS ... 37

A.Pendahuluan ... 37

III. PENGUKURAN SUHU TANAH ... 48

A.Pendahuluan ... 48

IV. PENGARUH ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI ... 57

A.Pendahuluan ... 57

V. MODIFIKASI IKLIM MIKRO TANAMAN ... 66

A.Pendahuluan ... 66

1. Latar Blakang ... 66

(6)

vi

VII. INTENSITAS RADIASI DI DALAM PERTANAMAN JAGUNG ... 84

A.Pendahuluan ... 84

VIII. KLASIFIKASI IKLIM ... 93

A.Pendahuluan ... 93

(7)

vii

2. Klasifikasi Iklim menurut Oldeman ... 97

D.Pembahasan ... 101

1. Menurut Schmidt-Ferguson ... 101

2. Menurut Oldeman ... 101

E.Kesimpulan Dan Saran ... 104

1. Kesimpulan ... 104

2. Saran ... 104

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengukuran Suhu Tanah Pada Berbagai Perlakuan ... 52

Tabel 4.1 Data Rekapan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Perlakuan Tanpa Pematah Angin dan Dengan Pematah Angin... 61

Tabel 5.1 Data Rekapan Unsur Iklim Mikro Pada Tiga Perlakuan Tanaman Jagung ... 71

Tabel 5.2 Data Rekapan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Pada Tiga Perlakuan Tanaman Jagung ... 71

Tabel 6.1 Data Rekapan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Perlakuan Tanpa Pematah Angin dan Dengan Pematah Angin... 79

Tabel 7.1 Data Rekapan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Pada Perlakuan Intensitas Radiasi Matahari ... 87

Tabel 8.1 Klasifikasi Iklim menurut Schmidt-Ferguson: ... 97

Tabel 8.2 Klasifikasi Iklim menurut Oldeman ... 98

Tabel 8.3 Data Curah Hujan Kabupaten Karanganayar 10 Tahun Terakhir ... 98

Tabel 8.4 Rata-rata Data Curah Hujan 10 Tahun (2003-2012) Kabupaten Karanganyar ... 99

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Sunshine Recorder type Cambell Stokes ... 13

Gambar 2. Barometer ... 14

Gambar 4. Termometer Maximum dan minimum ... 15

Gambar 5. Termometer Tanah Bengkok ... 16

Gambar 6. Termohigrograph ... 17

Gambar 7. Ombrometer ... 18

Gambar 8. Ombrograph ... 19

Gambar 9. Anemometer ... 20

Gambar 10. Wind Vane ... 20

Gambar 11. Panci Evaporimeter ... 21

Gambar 12. Awan Cumullus ... 22

Gambar 13. AWS (Automatic Weather System) ... 42

Gambar 14. Komponen AWS ... 42

Gambar 15.1 Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Pada Tiga Perlakuan Tanaman Jagung ... 72

Gambar 15.2 Grafik Jumlah Daun Pada Tiga Perlakuan Tanaman Jagung ... 72

Gambar 16.1 Grafik Tinggi Tanaman Perlakuan Tanpa Pematah Angin dan Dengan Pematah Angin ... 80

Gambar 16.2 Grafik Jumlah Daun Perlakuan Tanpa Pematah Angin dan Dengan Pematah Angin ... 80

Gambar 17.1 Grafik Tinggi Tanaman Perlakuan Intensitas Radiasi Matahari ... 88

(10)

I. PENGENALAN ALAT DAN PENGAMATAN UNSUR CUACA

SECARA MANUAL

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Agroklimatologi merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa

semester 1 Agriteknologi fakultas Pertanian. Agroklimatologi adalah ilmu

yang mempelajari tentang hubungan iklim dan cuaca dengan tanaman.

Mahasiswa pertanian harus mengetahui cuaca dan iklim yang sesuai untuk

jenis tanaman yang akan ditanam. Di setiap daerah memiliki cuaca yang

berbeda-beda. Hal tersebut menandakan bahwa tidak setiap tanaman dapat

tumbuh dengan baik di suatu daerah. Untuk menanam tanaman dengan hasil

yang maksimal maka mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca dan

tahu harus bagaimana.

Dengan mengetahui unsur yang mempengaruhi cuaca petani juga

bisa memodifikasi iklim mikro untuk tanaman holtikultura. Unsur-unsur yang

mempengaruhi cuaca tersebut antara lain adalah radiasi surya, tekanan udara,

suhu tanah, suhu udara, kelembaban tanah, kelembaban udara, curah hujan,

angin, evaporasi, dan awan. Unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi satu

sama lain dan untuk mengetahui seberapa besar unsur tersebut pada keadaan

cuaca yang mendukung pertumbuhan tanaman diperlukan alat.

Terdapat banyak alat untuk mengukur unsur-unsur cuaca dan

setiap alat memiliki fungsi serta cara kerja yang berbeda. Alat-alat tersebut

ada yang bekerja secara manual dan ada ynag bekerja secara otomatis.

Mahasiswa pertanian harus mengenal alat unsur-unsur cuaca secara

keseluruhan dan harus mengetahui prinsip kerja dari masing-masing alat

tersebut. Pada praktikum ini mahasiswa akan diperkenalkan satu per satu

tentang alat tersebut dan juga mengamati unusr-unsur secara manual. Dengan

begitu pada akhirnya nanti dapat menerapkannya dalam kehidupan

(11)

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui alat-alat

pengukur unsur-unsur cuaca dan cara pengamatan menggunakan alat-alat

manual.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Acara pengenalan alat dan pengamatan unsur cuaca secara

manual dilaksanakan pada tanggal 8 November 2014 di Stasiun Klimatologi,

(12)

B. Tinjauan Pustaka

1. Radiasi Surya

Di Indonesia selama musim hujan, pengurangan intensitas dan

kualitas radiasi surya sangat nyata, diduga pengurangan yang terbesar adalah

dari fraksi cahaya tampak yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Di dataran

tinggi lebih dari 700 m dpl faktor pembatasnya radiasi matahari dan pada

dataran rendah kurang dari 700 m dpl adalah ketersediaan air tanah. Radiasi

yang diintersepsi secara konstan meningkatkan sejumlah massa tanaman.

Radiasi intersepsi merupakan selisih antara radiasi surya datang dengan yang

diteruskan tajuk tanaman (Gusti R 2008).

Gradien dari hubungan antara radiasi yang diintersepsi dengan

penambahan biomassa merupakan efisiensi penggunaan radiasi surya. Nilai

efisiensi penggunaan radiasi surya ini menunjukkan kemampuan tanaman

untuk mengkonversi energi yang diterima menjadi biomassa tanaman. Stasiun

klimatologi pertanian biasanya hanya mengukur radiasi global yang mewakili

radiasi di atas tajuk tanaman, tetapi tidak mengukur radiasi surya yang

diintersepsi tajuk tanaman. Untuk dapat menduga radiasi yang diintersepsi

tajuk diperlukan koefisien pemadaman tajuk (k, extinction coefficient)

sedangkan prediksi pertambahan biomassa menggunakan data intersepsi radiasi

tersebut memerlukan informasi mengenai efisiensi penggunaan radiasi

(Handoko 2010).

Pengamatan radiasi surya meliputi lamanya penyinaran. Lama

penyinaran adalah matahari bersinar cerah sampai di permukaan bumi selama

satu hari, satuannya adalah jam/hari.Sebenarnya radiasi matahari merupakan

unsur yang sangat penting dalam bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan

sumber energi bagi tanaman hijau yang memalui proses fotosintesa diubah

menjadi tenaga kimia. Kedua, radiasi memegang peranan penting sebagai

sumber energi dalam proses evaporasi yang menentukan kebutuhan air

tanaman (Wisnubroto 2005).

Radiasi matahari yang diterima oleh bumi kita (energi matahari) akan

(13)

akhirnya menjadi panas. Radiasi yang terserap ini menyebabkan naiknya

temperatur gas-gas dan aerosol-aerosol. Ditangkis oleh atmosfer (oleh gas2 dan

aerosol-aerosol), dalam hal ini radiasi ditangkis dan disebarkan ke segala

penjuru. Sebagian radiasi menuju kembali ke angkasa, sebagian sampai ke

permukaan bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala

lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di mana massa atmosfir

lebih terkonsentrasi (Nurmuin 2008).

Radiasi yang tidak tertangkis maupun terserap oleh atmosfir, sampai

ke permukaan bumi. Karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan

ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfir (proses ini biasa

disebut refleksi - walaupun sebenarnya sama saja dengan tangkisan). Es dan

salju merefleksi hampir kebanyakan dari radiasi solar yang sampai ke

permukaan bumi, sedangkan laut, merefleksi sangat sedikit. Radiasi yang

sampai ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap oleh bumi. Di

lautan, penyerapan ini sampai pada puluhan meter dari permukaan laut,

sedangkan di daratan, hanya pada level yang lebih tipis. Seperti halnya yang

terjadi pada atmosfir, penyerapan radiasi di permukaan bumi menyebabkan

naiknya temperatur permukaan tersebut (Kamaludin 2010).

2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan

massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Alat untuk mengukur tekanan

udara adalah barometer. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat

yang memiliki tekanan udara yang sama disebut dengan isobar (Hendro 2008).

Tekanan udara merupakan unsur dan pengendali iklim yang sangat

penting bagi kehidupan makhluk di bumi, karena peranannya sebagai penentu

dalam penyebaran curah hujan. Perubahan tekanan udara akan menyebabkan

perubahan kecepatan dan arah angin, perubahan ini akan membawa pula pada

perubahan suhu dan curah hujan. Dengan demikian penyebaran curah hujan di

seluruh permukaan bumi berhubungan sangat erat dengan sistem tekanan udara

dan angin. Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat

(14)

Tekanan udara adalah gaya berat kolom udara dari permukaan

tanah/air sampai puncak atmosfer yang bekerja dalam satuan luas. Tek Udara

terbentuk oleh kerapatan, gravitasi bumi, dan ketebalan udara. Bila dilihat

faktor-faktornya. Tekanan udara ditentukan oleh kerapatan, volume kolom

udara, luas penampang yang dikenai gaya berat udara (Ismangil 2014).

Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat

dan waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal

yaitu makin ke atas semakin menurun. Tekanan udara secara horizontal yaitu

variasi tekanan udara dipengaruhi suhu udara, bahwa daerah yang suhu

udaranya tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang bersuhu udara rendah

tekanannya tinggi (Leon 2010).

3. Suhu Tanah dan Suhu Udara

Mulsa jerami mampu menurunkan suhu pada siang dan sore hari

karena konduktivitas termal yang rendah, sementara mulsa plastik transparan

cenderung meningkatkan suhu tanah pada pagi hari, siang dan sore hari. Pagi

hari suhu tanah di bawah mulsa plastik transparan merupakan suhu tertinggi

diikuti mulsa jerami dan tanpa mulsa, sedangkan pada siang hari dan sore hari

suhu tertinggi pada mulsa plastik transparan, diikuti tanpa mulsa dan mulsa

jerami. Suhu meningkat dengan kedalaman yang disebabkan pada malam hari

lapisan yang lebih dekat dengan permukaan melepaskan kalor ke atmosfer

lebih banyak sehingga pada pagi hari suhu tanah di lapisan yang lebih dangkal

menjadi lebih rendah (Yonny 2007).

Pada suhu penyimpanan tinggi, komponen natrium bikarbonat sebagai

bahan penghancur berada pada kondisi yang tidak stabil. Jumlah molekulnya

juga semakin berkurang karena sebagian sudah beraksi dengan asam sitrat.

Sehingga pada saat dilarutkan reaksi antara natrium bikarbonat dengan asam

sitrat berjalan lambat (Ansar 2011).

Suhu udara dipermukaan bumi adalah relative, tergantung pada

faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari.

Hal itu dapat berdampak lansung akan adanya perubahan suhu di udara. Suhu

(15)

Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan

menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam

setahun (Rocky 2009).

Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan

kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah

juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius, derajat

farenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Suhu tanah berpengaruh terhadap

penyerapan air. Makin rendah suhu, makin sedikit air yang di serap oleh akar,

karena itulah penurunan suhu tanah mendadak dapat menyebabkan kelayuan

tanaman (Lubis 2007).

Temperatur (suhu) tanah adalah suatu sifat tanah yang sangat penting,

secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan juga terhadap

kelembapan, aerasi, struktur, aktivitas mikrobial, dan enzimatik, dekomposisi

serasah/ sisa tanaman dan ketersediaan hara-hara tanaman. Suhu tanah juga

disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat

Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Suhu tanah juga merupakan salah satu

faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur

hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikrobia tanah secara

langsung dipengaruhi oleh suhu tanah. Laju reaksi kimiawi meningkat dua kali

lipat untuk setiap 10° kenaikan suhu (Hanafiah 2010).

4. Kelembaban Udara dan Kelembaban Tanah

Kelembaban udara adalah jumplah air yang dikandung oleh udara.

Alat untuk mengukur kelembaban dinamakan dengan higrometer. Kelembaban

dibedakan menjadi 2 yaitu kelembaban relatif dan kelembaban mutlak.

Kelembaban relatif dinyatakan dengan %, sedangkan kelembaban mutlak

dingatakan dengan gram/m3 (Hendro 2008).

Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara. Macam

kelembaban udara, kelembaban mutlak adalah kandungan air/satuan volume

atau masa uap air/volume atau tekanan uap air/volume (g/m3). Kelembaban

nisbi adalah perbandingan antara jumlah uap air yang ada di udara (aktual) dan

(16)

tekanan tertentu. Kelembaban spesifik adalah perbandingan antara masa uap air

yang ada di udara dan satuan masa udara (Ismangil 2014).

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini

dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau

kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer.

Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam

sebuah bangunan dengan sebuah pengawal lembab (dehumidifier). Dapat

dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara.

Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan

suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3%

pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F). Kandungan

uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam

udara dingin. Jika udara banyak mengandung uap air didinginkan maka

suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu.Uap air

berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang

dapat dikandungnya disebut udara jenuh. Kelembaban udara padaketinggian

lebih dati 2 meter dari permukaan menunjukkan perbedaan yang nyata antara

malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh

angin terjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih

cepat (Subarjo 2013).

Dalam klimatologi yang dimaksut adalah kelembaban udara adalah

kelembaban nisbi udara (Relatif Humidity/RH). Kelembaban adalah banyaknya

uap air yang ada diudara meskipun uap airnya hanya merupakan sebagian

kecil saja dari atmosfer , rata-rata kurang lebih dari 2 % masa keseluruhan.

Total masa uap air per satuan volume udara disebut kelembapan absolut (

absolute humidity ) umumnya dinyatakan dalam satuan kg/m3 (Hanum 2009).

5. Curah hujan

Dalam bidang pertanian dampak yang paling besar dirasakan akibat

perubahan iklim adalah perubahan curah hujan. Terjadi kecenderungan

penurunan curah hujan yang signifikan pada musim hujan dan musim kemarau,

(17)

jadwal tanam serta aktifitas pertanaman di lapangan. Fakta tersebut di atas

menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim berupa perubahan pola hujan,

dan meningkatnya frekuensi terjadinya iklim ekstrim akan berpengaruh

langsung pada pertanian (Woro 2009).

Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air

hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk,

air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah,

dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke

udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta

benda-benda lain yang mengandung air. Air-air tersebut umumnya mengalami

proses penguapan atau evaporasi akibat adanya bantuan panas matahari. Air

yang menguap / menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak

menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi

uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga

membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak

kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal. Akibat angin atau udara

yang bergerak pula awan-awan saling bertemu dan membesar menuju langit /

atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk

butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya

butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses

presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka es atau

salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah

maka akan turun tetap sebagai salju (Arifin 2010).

Hujan adalah peristiwa sampainya air ke permukaan bumi yang jatuh

dari atmosfer. Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan

tanah selama periode tertentu dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal.

Curah hujan di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain topografi, arah angin

dan arah lereng medan (Handoko 2010).

Uap air bergerak keatas hingga membentuk awan yang dapat

berpindah karena tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air

(18)

mengalami sublinasi sehingga butiran-butiran uap air membesar dan akhirnya

jatuh sebagai hujan (Effendi 2008).

6. Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari udara yang bertekanan tinggi

ke udara yang bertekanan rendah. Jenis-jenis angin yaitu angin siklon adalah

angin yang terjadi akibat daerah yang bertekanan rendah dikelilingi daerah

yang bertekanan tinggi. Angin antisiklon adalah kebalikan angin siklon, yaitu

daerah yang tekanannya tinggi dikelilingi daerah yang tekanannya rendah.

Angin passat adalah angin yang bertiup dari daerah subtropis ke daerah tropis.

Angin musim adalah gerakan massa udara yang terjadi karena perbedaan

tekanan udara yang mencolok antara benua dan lautan (Hendro 2008).

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi

dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak

dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin adalah

udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya

perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan

udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Angin terjadi karena adanya

perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas

lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas,

akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut (Tjasyono 2008).

Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan

kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala

Beaufort). Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 00 – 3600 dan

arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat

tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak

(19)

menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat,

kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan

anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan

bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan

menunjukkan ke arah mana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat

kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka (Wisnubroto 2009).

7. Evaporasi

Evapotranspirasi adalah unsur utama dalam menghitung kebutuhan air

tanaman yang kemudian menjadi dasar dalam penjadualan irigasi.

Evapotranspirasi dipengaruhi banyak faktor sehingga pengukurannya secara

langsung tidak mudah, karena itu dikembangkan banyak model pendugaan

untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu model yang direkomendasikan FAO

adalah metode Penman-Monteith (P-M). Untuk mengetahui apakah metode ini

tepat juga digunakan di Propinsi Lampung perlu dilakukan pengujian dengan

membandingkan hasil pengamatan langsung (2006-2008) yang dilakukan di

dua stasiun pengamatan di Lampung yaitu Branti dan Masgar. Hasil

pengamatan di Branti rata-rata lebih rendah dari hasil metode P-M pada laju

ET > 4 mm, dan lebih tinggi untuk laju ET < 4 mm; sedangkan untuk stasiun

Masgar menunjukkan laju ET hasil pengamatan selalu lebih tinggi dari pada

hasil perhitungan metode P-M. Hasil metode P-M secara rata-rata 1.09 kali

lebih tinggi dari pengamatan Branti dan 0.89 kali lebih rendah dari pengamatan

Masgar. Koefisien korelasi antara metode pendugaan dan pengamatan

langsung rendah (r = 0.3 untuk Branti dan 0.5 untuk Masgar). Ketidak cocokan

ini dapat disebabkan pertama karena ketidak cermatan dalam mengukur

penurunan muka air pada panci evaporasi yang terlihat dari rendahnya

koefisien korelasi evaporasi pengamatan dengan semua unsur iklim yang

berkaitan erat dengan evaporasi (suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin

dan intensitas radiasi; kedua karena CROPWAT menggunakan data lama

penyinaran yang dikonversikan secara linier menjadi intansitas radiasi

sedangkan dalam pengamatan langsung hubungan antara lama penyinaran dan

(20)

Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini

kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara.

Evaporasi merupakan penguapan yang terjadi pada permukaan tanah.

Evaporimeter yang digunakan pada praktikum kali ini adalah evaporimeter

yang menggunakan bejana penguapan berupa panic atau tanki yang berisi air

bersih (Runtunuwu 2008).

Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi.

Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan

atmosfer melalui proses evaporasi(penguapan) air sungai, danau dan laut; serta

proses evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman. Laju evaporasi pada

permukaan daun akan menyita jumlah air yang terdapat dalam tubuh tanaman

(Harjanto dan Surip 2007).

8. Awan

Awan adalah akumulasi dari titik-titik uap air di atmosfer.

Macam-macam awan adalah cirruc (Ci), yaitu awan halus, berstruktur serat dan

berbentuk seperti bulu burung, awan ini tidak mungkin menimbulkan hujan.

Cirro-stratus (Ci-St), yaitu awan yang bentuknya seperti kelambu halus dan

rata, menutupi langit tinggi, sehingga tampak cerah dan kadang seperti

anyaman yang tidak teratur, biasanya ada di musim kering. Cirro-culumus

(Ci-Cu), yaitu awan yang terputus-putus dan penuh dengankristal es, sehingga

bentuknya seperti segerombolan domba dan sering menimbulkan bayangan.

Alto-stratus (A-St), yaitu awan luas dan tebal, berwarna kelabu, jika menutupi

matahari/bulan maka awan yang menutupi akan tampak terang. Alto culumus

(A-Cu), yaitu awan kecil-kecil tetapi banyak dan sering bergandengan.

Nimbo-Stratus (Ni-St), yaitu awan yang bentuknya tidak menentu, tepinya

compang-camping dan tidak beraturan, menimbulkan hujan gerimis. Strato culumus

(St-Cu), yaitu awan yang bentuknya seperti bola-bola yang menutupi langit dan

kelihatan seperti gelombang laut, awan ini tipis dan tidak mendatangkan hujan.

Culumus (Cu), yaitu awan tebal dengan puncak-puncak yang tinggi, terbentuk

pada siang hari karena udara yang baik. Jika terkena matahari akan tampak

(21)

yaitu awan yang rendah dan luas pada ketinggian di bawah 1000 meter. Antara

kabut dan awan stratus pada dasarnya tidak terdapat perbedaan.

Cumulo-nimbus (Cu-Ni), yaitu awan yang tebal yang dapat menghasilkan hujan dan

guntur yang besar (Hendro 2008).

Awan merupakan sekumpulan titik air atau es yang melayang-layang

di udara, yang terbentuk dari hasil proses kondensasi. Udara selalu

mengandung uap air.Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka

terbentuklah awan. Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling

beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor

penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh

karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya)

seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria

utama (Lakitan 2012).

Awan adalah kumpulan butir butir air, kristal es atau gabungan antara

keduanya yang masih melekat pada inti-inti kondensasi, yang melayang di

atmosfer. Bentuk awan di bagi 4 kelompok utama yaitu awan tinggi, awan

sedang, awan rendah dan awan vertikal. Awan tinggi, dengan ketinggian 6-12

km jenis awannya sirus, sirokumulus dan sirostratus. Awan sedang dengan

ketinggian 2-6 km jenis awannya altokumulus dan altostratus. Awan rendah

dengan ketinggian 0.8-2 km, jenis awannya yaitu stratokumulus, stratus,

nimbostratus. Awan vertikal ketinggian kurang dari 2 km yaitu awan kumulus

(22)

C. Hasil Pembahasan

1. Radiasi Surya

Gambar 1. Sunshine Recorder type Cambell Stokes

1. Bagian-bagian utama

a. Lensa bola pejal,

b. Busur pemegang bola kaca pejal,

c. Sekrup pengunci kedudukan lensa,

d. Sekrup pengatur kemiringan,

e. Mangkuk tempat kertas pias,

f. Kertas pias.

2. Prinsip kerja

a. Memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan.

Kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke

bola, bola kaca disini berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh

di atasnya sehingga dapat membakar kertas pias yang berada

dibawahnya.

b. Menghitung presentase kertas pias yang terbakar.

c. Menggambar kertas pias yang telah digunakan.

(23)

2. Tekanan Udara

Gambar 2. Barometer

1. Bagian-bagian utama

a. Kotak logam kecil

b. Jarum penunjuk barometer

2. Prinsip kerja

a. Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca

adalah angka yang berada di baris kedua dari pinggir, yang

paling dalam (berwarna merah).

b. Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan merekap untuk

satu hari tersebut.

3. Suhu Udara dan Suhu Tanah

Gambar 3. Termometer Maximum dan Minimum type Six

1. Bagian-bagian utama

(24)

b. Pipa kapiler berisi raksa (suhu max)

c. Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min)

d. Indeks penunjuk suhu maksimum

e. Indeks penunjuk suhu minimum

2. Prinsip kerja

a. Suhu tertinggi pada termometer maksimum dapat diketahui

dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air

raksa.

b. Suhu terendah pada termometer minimum dapat diketahui

dengan membaca angka yang bertepatan dengan ujung kanan

penunjuk.

Gambar 4. Termometer Maximum dan minimum

1. Bagian-bagian utama

a. Termometer Maksimum

b. Termometer Minimum

2. Prinsip kerja

a. Untuk mengetahui Suhu udara terendah dalam suatu periode

tertentu (Termometer Minimum) dapat diketahui dengan

membaca angka pada skala bertepatan dengan ujung kanan

penunjuk.

b. Untuk mengetahui Suhu udara tertinggi dalam suatu periode

tertentu (Termometer Maximum) dapat diketahui dengan

(25)

Gambar 5. Termometer Tanah Bengkok

1. Bagian-bagian utama

a. Air raksa

b. Skala penunjuk

c. Termometer dengan berbagai kedalaman (0 cm, 2 cm, 5 cm,10

cm, 50 cm dan 100 cm).

2. Prinsip kerja

a. Mengguanakan termometer tanah yang prinsipnya sama dengan

termometer hanya dengan pipa kapiler yang lebih panjang dari

thermometer air raksa, sesuai dengan kedalaman tanah yang

akan du ukur suhunya.

b. Jarak antara reservoir dengan skala terendah lebih panjang untuk

mempermudah pembacaan.

c. Besarnya suhu tanah tiap kedalaman sama seperti yang

(26)

4. Kelembapan Udara

Gambar 6. Termohigrograph

1. Bagian-bagian utama

a. Lempeng bimetal

b. Rambut

c. Sistem tuas higrograf

d. Sistem tuas termohigrograf

e. Pena

2. Prinsip kerja

a. Aliran udara yang masuk ke celah-celah akan menggerakkan

benang/ rambut yang kemudian akan menggerakkan pena dan

tercatat di kertas grafik. Pada sensor kelembaban bila udara

basah rambut memanjang.

b. Membaca skala pada termohigrograf. Skala bagian atas untuk

(27)

5. Curah Hujan

Gambar 7. Ombrometer

1. Bagian-bagian utama

a. Mulut penakar seluas 100 cm²

b. Corong sempit

c. Tabung penampung

d. Kran

e. Gelas ukur

2. Prinsip kerja

a. Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung

penampung sehingga permukaan air naik.

b. Membuka kran yang ada kemudian menggunakan gelas ukur

(28)

Gambar 8. Ombrograph

1. Bagian-bagian utama

a. Tabung penampung air

b. Corong

c. Pena

d. Kertas pias

e. Pelampung

2. Prinsip kerja

a. Air hujan yang masuk ke dalam ombrograf melalui corong

b. Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung

penampung sehingga permukaan air naik dan mendorong

pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena.

c. Pena bergerak naik turun untuk menggambarkan grafik curah

hujan pada kertas pias. , bergeraknya kertas searah putaran jam

dan sesuai dengan waktu yang ada.

d. Air hujan akan kembali keluar dari ombograf dengan melalui

(29)

6. Angin

Gambar 9. Anemometer

1. Bagian-bagian utama

a. Tiga buah mangkok sebagai baling-baling yang dibatasi sudut

120o

b. Poros berputar

c. Penunjuk kecepatan angin

d. Tiang

2. Prinsip kerja

a. Angin akan mendorong ketiga corong tersebut untuk berputar.

b. Dengan ketiga corong tersebut berputar dapat digunakan sebagai

acuan untuk melihat seberapa besar kecepatan angin.

Gambar 10. Wind Vane

1. Bagian-bagian utama

a. Empat arah mata angin

(30)

c. Papan

d. Panah arah mata angin

2. Prinsip kerja

a. Angin yang berhembus akan membentur penangkap angin

sehingga akan menggerakkan panah arah mata angin.

b. Ujung panah merupakan posisi asal dari angin tersebut

berhembus.

c. Mengamati posisi yang di tunjukkan oleh Wind Vane.

7. Evaporasi

Gambar 11. Panci Evaporimeter

1. Bagian-bagian utama

a. Panci bundar besar

b. Hook Gauge

c. Still Well Cylinder

d. Alas Kayu

e. Termometer mengapung

2. Prinsip kerja

a. Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang

didalam tabung peredam riak (Still Well Cylinder) berbentuk

silinder untuk mencegah terjadinya gelombang air pada ujung

jarum yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada

(31)

b. Batang pancing ini terletak menggantung ditabung peredam riak

sebagai petunjuk tinggi permukaan air.

8. Awan

Gambar 12. Awan Cumullus

1. Bagian-bagian utama

a. Awan tebal dengan gerakan vertikal di bagian atas

b. Berbentuk seperti bulu domba

2. Prinsip kerja

a. Mengamati awan beserta ciri-cirinya kemudian memberikan

nama sesuai dengan famili awan tersebut dan ketinggiannya.

(32)

D. Pembahasan

1. Radiasi Surya

Pengamatan radiasi surya meliputi lama penyinaran dan intensitas

radiasi. Lama penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di

permukaan bumi dalam satu hari. Satuan lama penyinaran adalah jam/hari.

Banyaknya panas dari matahari yang diterima bumi tergantung pada tinggi

matahari dan sudut datang radiasi matahari, panjangnya hari dan pengaruh

atmosfer. Makin tinggi matahari sinar yang diterima makin banyak

sehingga semakin siang, kertas pias yang terbakar semakin panjang. Hari

makin panjang maka radiasi matahari juga semakin banyak. Sinar

matahari, tidak seluruhnya diserap oleh bumi tetapi sebagian akan

diabsorbsi, dipantulkan, dipancarkan dan dibiaskan. Kondisi awan juga

mempengaruhi sinar matahari yang sampai ke bumi.

Pada pengamatan radiasi surya alat yang digunakan adalah

sunshine recorder tipe Cambell Stokes. Alat ini berupa bola kaca yang di

bawahnya tepat di titik api dipasangi kertas pias yang sudah tertuliskan

skala jamnya. Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yang

terbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lama penyinaran surya

yang hanya terjadi saat matahari terang saja. Karena hanya pada saat itu

sinar dapat membakar pias. Cara kerja pada Sunshine Recorder yaitu

memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan (kertas pias akan

terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke boal kaca, fungsi bola kaca

adalah memfokuskan sinar yang jatuh diatasnya sehingga dapat membakar

kertas yang berada dibawahnya). Menghitung presentasi kertas pias yang

terbakar. Menggambar kertas pias yang telah digunakan. Menentukan

lama penyinaran matahari dalam satu hari pengamatan.

Intensitas cahaya matahari sangat mempengaruhi proses

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Lama penyinaran juga sangat

mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman, terutama pada proses

fotosintesis. Dengan mengamati pola penyinaran cahaya matahari pada

(33)

pola kebijakan budidaya tanaman, dan dapat mengetahui tindakan

antisipasi apabila terjadi perubahan lama penyinaran yang tiba-tiba dan

ekstrim. Sehingga, semakin kita meneliti pengaruh cahaya matahari

terhadap tanaman dapat membuat kita lebih mengetahui tanaman apa yang

sesuai dengan intensitas cahaya matahari yang rendah dan mana yang

cocok dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi

2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan

massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Alat untuk mengukur

tekanan udara adalah barometer. Garis pada peta yang menghubungkan

tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama disebut dengan

isobar (Hendro 2008).

Tekanan udara merupakan unsur dan pengendali iklim yang

sangat penting bagi kehidupan makhluk di bumi, karena peranannya

sebagai penentu dalam penyebaran curah hujan. Perubahan tekanan udara

akan menyebabkan perubahan kecepatan dan arah angin, perubahan ini

akan membawa pula pada perubahan suhu dan curah hujan. Dengan

demikian penyebaran curah hujan di seluruh permukaan bumi

berhubungan sangat erat dengan sistem tekanan udara dan angin. Tekanan

udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (Suri 2013).

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara, karena

geraknya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuannya 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg. Alat yang digunakan

untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Tinggi angka yang

ditunjukkan oleh barometer selain ditunjukkan oleh tekanan udara pada

saat itu, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain seperti altitute

(tinggi tempat), latitude (letak lintang) dan gravitasi, serta suhu udara.

Semakin tinggi tempat, tekanan udara akan berkurang, sebagai

ketentuan dapat dikemukakan bahwa setiap naik 300 m maka tekanan

udara turun 1/30 x. Tekanan udara mengalir dari tempat bertekanan tinggi

(34)

menyebabkan perubahan kecepatan dan arah angin perubahan ini akan

membawa pula pada perubahan suhu dan curah hujan yang pada umumnya

sangat menentukan sifat-sifat iklim dan cuaca suatu arah.

3. Suhu Udara dan Suhu Tanah

Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang

merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam

tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan

derajat celcius, derajat farenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Suhu tanah

berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin rendah suhu, makin sedikit

air yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan suhu tanah mendadak

dapat menyebabkan kelayuan tanaman (Lubis 2007).

Temperatur (suhu) tanah adalah suatu sifat tanah yang sangat

penting, secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan juga

terhadap kelembapan, aerasi, struktur, aktivitas mikrobial, dan enzimatik,

dekomposisi serasah/ sisa tanaman dan ketersediaan hara-hara tanaman.

Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan

derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Suhu

tanah juga merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting

sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian,

akar tanaman dan mikrobia tanah secara langsung dipengaruhi oleh suhu

tanah. Laju reaksi kimiawi meningkat dua kali lipat untuk setiap 10°

kenaikan suhu (Hanafiah 2010).

Suhu tanah merupakan derajad panas atau dingin pada tanah baik

pada permukaan tanah maupun pada berbagai macam kedalaman tanah

yang berbeda. Suhu tanah berkaitan dengan pertumbuhan tanaman karena

dapat mempengaruhi keaadan perakaran dari tanaman. Suhu tanah diukur

dengan termometer biasa hanya saja dibenamkan ke dalam tanah dengan

beragam kedalaman. Pada tiap kedalaman didapatkan nilai temperatur

yang berbeda-beda. Semakin dangkal (dekat permukaan tanah) maka

suhunya makin tinggi, sebaliknya makin dalam (jauh dari permukaan

(35)

dimungkinkan karena adanya pengaruh cahaya matahari. Semakin dangkal

maka mendapat radiasi lebih besar dan semakin dalam radiasi surya makin

kecil yang ikut mempengaruhi temperatur tanah. Tanah lapisan atas yang

lebih gelap juga lebih mampu menyerap sinar matahari lebih banyak dari

pada lapisan bawah sehingga juga lebih panas.

4. Kelembaban Udara

Kelembaban udara adalah jumplah air yang dikandung oleh udara.

Alat untuk mengukur kelembaban dinamakan dengan higrometer.

Kelembaban dibedakan menjadi 2 yaitu kelembaban relatif dan

kelembaban mutlak. Kelembaban relatif dinyatakan dengan %, sedangkan

kelembaban mutlak dingatakan dengan gram/m3 (Hendro 2008).

Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara. Macam

kelembaban udara, kelembaban mutlak adalah kandungan air/satuan

volume atau masa uap air/volume atau tekanan uap air/volume (g/m3).

Kelembaban nisbi adalah perbandingan antara jumlah uap air yang ada di

udara (aktual) dan jumlah maksimum uap air yang dikandung (keadaan

jenuh) pada suhu dan tekanan tertentu. Kelembaban spesifik adalah

perbandingan antara masa uap air yang ada di udara dan satuan masa udara

(Ismangil 2014).

Untuk menggambarkan keadaan kelembaban di suatu daerah pada

suatu waktu dipakai istilah kelembaban relatif yang merupakan

perbandingan antara banyaknya uap air saat itu dan uap air maksimum

yang dapat dikandung oleh udara saat itu pula. Banyaknya uap air yang

dikandung udara tergantung temperatur. Makin banyak uap air yang

dikandung udara menunjukkan temperaturnya makin tinggi. Alat untuk

menghitung kelembaban udara adalah termohigrograph.

Kelembapan udara menggambarkan kandungan uap air di udara

yang dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif)

maupun defisit tekanan uap air. Salah satu fungsi dari kelembapan udara

adalah sebagai pelindung permukaan bumi. Kelembapan tanah merupakan

(36)

dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Penentu utamanya adalah kandungan

air dan suhu. Kelembaban udara, bersama dengan temperatur paling

banyak memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit

tanaman.

5. Curah Hujan

Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya

air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air

waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air

kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air

yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang,

tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air. Air-air

tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat

adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap

melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi

bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut

mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan.

Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari

baik vertikal, horizontal dan diagonal. Akibat angin atau udara yang

bergerak pula awan-awan saling bertemu dan membesar menuju langit /

atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk

butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya

butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses

presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka es

atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat

rendah maka akan turun tetap sebagai salju (Arifin 2010).

Untuk mengukur curah hujan dapat dilakukan dengan alat

ombrometer atau ombrograf. Pada ombrometer pengukuran dilakukan

secara manual dengan cara, meletakkan gelas ukur dalam ruang yang telah

tersedia dalam ombrometer, kemudian mengamati berapa mili liter air

yang tertampung dalam gelas ukur. Sedangkan pada ombrograf secara

(37)

tabung penampung, sehingga permukaan air naik dan mendorong

pelampung untuk menggerakkan pena naik turun.

6. Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari udara yang bertekanan

tinggi ke udara yang bertekanan rendah. Jenis-jenis angin yaitu angin

siklon adalah angin yang terjadi akibat daerah yang bertekanan rendah

dikelilingi daerah yang bertekanan tinggi. Angin antisiklon adalah

kebalikan angin siklon, yaitu daerah yang tekanannya tinggi dikelilingi

daerah yang tekanannya rendah. Angin passat adalah angin yang bertiup

dari daerah subtropis ke daerah tropis. Angin musim adalah gerakan massa

udara yang terjadi karena perbedaan tekanan udara yang mencolok antara

benua dan lautan (Hendro 2008).

Alat untuk mengukur kecepatan dan arah angin dinamakan

Anemometer dan Wind Vane. Anemometer digunakan untuk mengukur

kecepatan angin. Untuk menghitung kecepatan angin diperoleh dengan

mengamati skala awal dan skala akhir kemudian menghitung selisihnya.

Sedangkan, Wind Vane digunakan untuk menunjukkan arah angin bertiup.

Prinsip kerja anemometer, yaitu alat anemometer, memiliki sensor

berupa tiga buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada

suatu rotor. Kecepatan rotor tergantung kecepatan angin. Pada poros

putaran dipasang alat pengukur kecepatan yang dapat menunjukkan angka.

Selisih angka pengamatan pertama dengan pengamatan kedua dibagi

jangka waktu pengamatan-pengamatan, itu merupakan angka rata-rata

kecepatan angin dalam waktu itu. Sedangkan wind vane yang

menunjukkan arah angin mempunyai cara dan prinsip kerja posisi dari

vane yang menunjukkan arah angin, dapat dilihat dengan mudah dan

sekaligus dapat dicatat arah angin pada waktu itu.

7. Evaporasi

Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini

kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara.

(38)

Evaporimeter yang digunakan pada praktikum kali ini adalah evaporimeter

yang menggunakan bejana penguapan berupa panic atau tanki yang berisi

air bersih (Runtunuwu 2008).

Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan

presipitasi. Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air

di lapisan atmosfer melalui proses evaporasi(penguapan) air sungai, danau

dan laut; serta proses evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman.

Laju evaporasi pada permukaan daun akan menyita jumlah air yang

terdapat dalam tubuh tanaman (Harjanto dan Surip 2007).

Alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi adalah

evaporimeter. Evaporimeter yang digunakan pada praktikum kali ini

adalah evaporimeter yang menggunakan bejana pemguapan berupa panci

atau tangki yang berisi air bersih. Dinding bejana berwarna putih atau

putih metalik, hal ini ditunjukkan untuk mengurangi pengaruh radiasi.

Bantalan kayu yang di gunakan sebagai alas panci evaporimeter di

gunakan untuk menghilangkan pengaruh suhu tanah terhadap panci

evaporimeter karena balok kayu bersifat isolator sehingga tidak dapat

menghantarkan panas.

8. Awan

Awan adalah kumpulan butir butir air, kristal es atau gabungan

antara keduanya yang masih melekat pada inti-inti kondensasi, yang

melayang di atmosfer. Bentuk awan di bagi 4 kelompok utama yaitu awan

tinggi, awan sedang, awan rendah dan awan vertikal. Awan tinggi, dengan

ketinggian 6-12 km jenis awannya sirus, sirokumulus dan sirostratus.

Awan sedang dengan ketinggian 2-6 km jenis awannya altokumulus dan

altostratus. Awan rendah dengan ketinggian 0.8-2 km, jenis awannya yaitu

stratokumulus, stratus, nimbostratus. Awan vertikal ketinggian kurang dari

2 km yaitu awan kumulus dan kumulonimbus (Samadi 2010).

Awan yang terlalu tebal menyebabkan sinar matahari terhalang

untuk sampai ke bumi yang diperlukan tanaman hijau untuk melakukan

(39)

pertumbuhannya. Awan juga menjadi indikasi akan turunnya hujan, jika

terjadi hujan yang sangat lebat maka awan yang terbentuk adalah tebal dan

berwarna gelap. Awan ini menyebabkan udara di bawahnya bersifat

(40)

E. Komprehensif

Unsur-unsur pembentuk cuaca dan iklim meliputi intensitas radiasi

surya, tekanan udara, suhu, kelembaban, curah hujan, angin, evapotranspirasi,

dan awan. Unsur unsur tersebut sebagai salah satu pengendali iklim yang

saling memiliki keterkaiatan satu sama lain. Dapat dikatakan pula bahwa

suatu elemen pembentuk cuaca dapat menjadi unsur pembentuk bagi elemen

lainnya.

Unsur iklim dan cuaca yang paling berpengaruh adalah radiasi surya,

meskipun sangat berperan dalam pembentukan iklim dan cuaca, tetapi

besarnya radiasi surya juga dipengaruhi oleh komponen iklim yang lain

seperti awan. Luas dan ketebalan awan yang bervariasi dapat menyebabkan

perbedaan penerimaan radiasi surya ke bumi. Adanya radiasi surya juga akan

mempengaruhi suhu udara disuatu daerah. Semakin besar penerimaan radiasi

surya suatu daerah, maka suhunya akan semakin tinggi. Kemudian suhu yang

tinggi akan menyebabkan tekanan udara, sehingga udara akan mengalir dari

daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah sebagai

angin. Perubahan kecepatan angin akibat perubahan tekanan udara akan

menyebabkan perubahan suhu dan curah hujan. Sedangkan perubahan

tekanan udara sendiri dapat dipengaruhi oleh suhu, curah hujan, dan

evapotranspirasi. Perubahan suhu akan mempengaruhi keragaman

kelembaban dengan perbandingan yang berbanding terbalik. Apabila suhu

rendah maka kelembaban akan tinggi sebaliknya jika suhu tinggi maka

kelembaban akan rendah. Selain suhu, kelembaban udara juga dipengaruhi

oleh tekanan udara. Di daerah yang bertekanan rendah kelembaban udaranya

akan tinggi dan daerah yang bertekanan tinggi, kelembaban udaranya akan

rendah .

Selain proses metabolisme, proses pembungaan, pengisian biji dan

pematangan biji atau buah tanaman padi juga sangat dipengaruhi oleh radiasi

surya (intensitas dan lama penyinaran), suhu udara dan kelembaban nisbi

serta angin. Oleh sebab itu, produkstivitas dan mutu hasil tanaman yang

(41)

dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim dan cuaca, terutama radiasi surya dan

suhu udara

Komponen-komponen cuaca tersebut juga berperan penting dalam

kehidupan, terutama di bidang pertanian. Disamping komponen tersebut

berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman, komponen

tersebut juga berperan dalam proses kehidupan manusia. Meskipun

pengendalian yang dilakukan manusia hanya dalam skala mikro, namun hal

(42)

F. Simpulan Dan Saran

1. Simpulan

Unsur cuaca dan iklim meliputi radiasi surya, tekanan udara,

suhu, kelembaban, curah hujan, angin, evaporasi, dan awan. Unsur-unsur

cuaca ini berhubungan satu dengan lainnya. Tekanan udara dipengaruhi

oleh radiasi matahari. Daerah yang banyak menerima panas matahari

akan memiliki kerapatan massa udara yang lebih renggang sehingga

tekanan udaranya akan lebih baik. Pengukuran suhu meliputi suhu tanah

dan suhu udara. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu udara adalah

thermometer maksimum-minimun dan thermometer bola basah-bola

kering, sedangkan alat untuk mengukur suhu tanah adalah thermometer

tanah bengkok.

Kelembaban udara dipengaruhi oleh penyinaran matahari, suhu,

dan ketinggian tempat. Alat untuk mengukur kelembaban dinamakan

higrograph. Pengukuran kecepatan angin menggunakan alat yang disebut

anemometer dan pengamatan arah angin menggunakan alat yang disebut

wind vane. Angin berpengaruh pada proses transpirasi, fotosintesis, dan

dapat menimbulkan kerusakan tanaman pada batas tertentu. Pengamatan

evapotranspirasi menggunakan alat yang disebut evaporimeter yang

terdiri dari panci evaporasi.

2. Saran

Akan lebih bagus jika alat-alat di kebun Fakultas Pertanian

berfungsi dengan baik, sehingga praktikan dapat mengerti dengan benar

prinsip kerja alat-alat unsur cuaca. Untuk praktikum selanjutnya supaya

alat yang tidak berfungsi diganti dengan alat baru yang berfungsi dengan

(43)

Daftar Pustaka

Ansar. 2011. Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara terhadap Perubahan Mutu

Tablet Effervescen Sari Buah Selama Penyimpanan. Jurnal Teknologi dan

Industri Pangan Vol.22 No.1. Diakses tanggal 7 November 2014 pukul

20:16

Effendi. 2008. Model Matematis Radiasi Matahari Langit Bening dan Langit

Sembarang. Teknik Industri – Tak Teknik, Universitas ARS Internasional, Bandung, November.

Estiningyas Woro et al. 2009. Analisis Hubungan Curah Hujan Dengan Kejadian

Banjir Dan Kekeringan Pada Wilayah Dengan Sistim Usahatani Berbasis

Padi Di Propinsi Jawa Barat. Jurnal Agromet IPB Vol.23 No.1. Diakses

tanggal 9 November 2014 pukul 13:54

Hanafiah, K.A. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah : Penerbit PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Handoko I, et al. 2010. Koefisien Pemadaman Tajuk Dan Efisiensi Penggunaan

Radiasi Surya Pada Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Varietas

Granola Di Galudra, Cianjur, Jawa Barat. Jurnal Agromet IPB Vol.24 No.2.

Diakses tanggal 9 November 2014 pukul 13:46

Hanum, C. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi : Program Studi

Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Harjanto, H dan Surip, P. 2007. Pot Scaping, Membuat Taman Pot. Penebar

Swadaya : Depok

Ismangil. 2014. Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara dan Pengaruhnya terhadap

Tanaman. Tim dosen pengampu mata kuliah Agroklimatologi : Universitas

UNSOED.

(44)

Kamaludin. 2010. Peranan Radiasi Matahari Terhadap Tanaman.

http://kamaluddin86.blogspot.com/2010/01/peranan-radiasi-matahari-terhadap.html. Diakses tanggal 11 November pukul 14:20

Koesmaryono Yonny. 2007. Modifikasi Suhu Tanah Untuk Kesesuaian Tumbuh

Tanaman Soba di Daerah Iklim Tropika Basah. Jurnal Agromet IPB Vol.18

No.1. Diakses tanggal 8 November 2014 pukul 12:14

Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar-Dasar Klimatologi. Cetakan Ke-dua. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Leon. 2010. Tekanan Udara.

http://leonheart94.blogspot.com/2010/04/tekanan-udara.html. Diakses tanggal 11 November pukul 20:10

Manik T K, Rosadi R B, Karyanto A. 2012. Evaluasi Metode Penman-Monteith

dalam Menduga Laju Evapotranspirasi Standar (ET0) di Dataran Rendah

Propinsi Lampung, Indonesia. Jurnal Keteknikan Pertanian Vol.26 No.2.

Diakses tanggal 9 November 2014 pukul 14:21

Mutrtianto Hendro.2008. Modul Belajar Geografi. Program Sarjana Fakultas Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurmuin, S. 2008. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium

Agroklimatologi. UNIB. Bengkul

Pradipta N S et al. 2013. Analisis Pengaruh Curah Hujan di Kota Medan. Jurnal

Saintika Matematika Vol.1 No.5. Diakses tanggal 7 November 2014 pukul

20:20

Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri, MS, 2010. Modul klimatologi. Faklutas pertanian :

Universitas Brawijaya

Rocky. 2010. Suhu Udara Tanah.

http://rocky16amelungi.wordpress.com/2009/09/14/suhu-udara-tanah/.

(45)

Runtunuwu 2008. Validasi Model Pendugaan Evapotranspirasi : Upaya

Melengkapi Sistem Database Iklim Nasional. Jurnal Tanah dan Iklim No. 3

Vol. 27: 8 – 9.

Rusmayadi Gusti, et al. 2008. Efisiensi Penggunaan Radiasi Surya Dan Sebagai

Dasar Dalam Model Jarak Pagar. Jurnal Agromet IPB Vol.22 No.2. Diakses

tanggal 9 November 2014 pukul 13:58

Samadi. 2010. Geography For Senior High School Year X. Semarang: Yudhistira.

Subarjo M. 2013. Buku Ajar Meteorologi Dan Klimatologi : Universitas

Lampung: Bandar Lampung.

Tjasyono, Bayon. 2008. Klimatologi. Bandung : ITB.

Wisnubroto, S, 2009. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya,

(46)

II. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA OTOMATIS

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Cuaca sangat penting dalam kegiatan pertanian, cuaca

mempengaruhi pertumbuhan pertanian dan kegiatan usaha tani. Hasil

pertanian dipengaruhi cuaca, jika cuaca mendukung dan tanaman dirawat

dengan baik maka hasil pertanian akan maksimal. Namun jika cuaca tidak

mendukung walaupun tanaman dirawat dengan benar hasil pertanian tidak

akan maksimal. Dalam melakukan kegiatan pertanian petani harus

mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca, dengan begitu petani

dapat memodifikasinya dalam skala mikro. Untuk mengetahuai unsur-unsur

cuaca selain secara manual dapat pula dilakukan secara otomatis.

Alat untuk mengukur unsur cuaca secara otomatis menggunakan

alat yang merupakan gabungan dari beberapa pengukur alat secara manual

yang disebut dengan stasiun iklim. Alat ini memerlukan energi listrik dan

server yang berfungsi membaca data yang ditransfer dari stasiun. Alat ini

juga memerlukan perawatan dan pemeriksaan yang rutin. Dengan alat ini

petani mampu mengetahui beberapa unsur cuaca sekaligus.

Dengan adanya praktikum ini diharapkan mahasiswa pertanian

bisa mengenal lebih dalam alat pengukur unsur cuaca otomatis dan dapat

melakukan pengamatan dengan benar. Dengan begitu setelah nantinya

terjun di masyarakat mahasiswa dapat membagikan ilmunya kepada para

masyarakat petani. Setelah mengetahui tanaman apa yang cocok untuk

ditanam maka masyarakat akan memperoleh hasil pertanian yang maksimal

begitu juga pertanian di Indonesia.

2. Tujuan

Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui

pengamatan unsur cuaca dan iklim menggunakan alat pengamat cuaca

(47)

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Acara pengamatan unsur cuaca secara otomatis dilaksanakan pada

tanggal 8 November 2014 di Stasiun Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan

(48)

B. Tinjauan Pustaka

Pengamatan unsur cuaca secara terus menerus merupakan hal yang

sangat penting, untuk mengetahui kondisi cuaca sesaat, data pengamatan cuaca

sesaat dan yang lampau dapat digunakan untuk memperediksi kondisi cuaca yang

akan datang, informasi keadaan cuaca sangat diperlukan mendukung aktifitas

umat manusia. Pengamatan unsur cuaca berupa Temperatur, Tekanan udara,

Kelembaban Udara, Arah dan kecepatan angin, Energi Surya, serta jumlah curah

hujan hingga saat ini masih banyak dilakukan secara manual dimana kesalahan

akibat faktor manusia (human error) sering terjadi, sementara bila dilakukan

secara otomatis akan mempermudah kerja manusia, serta menghindari kesalahan

yang diakibatkan faktor manusia. Pemanfaatan mikrokontroler serta beberapa

sensor dapat berfungsi sebagai alat akuisisi data, dengan menambahkan beberapa

alat pedukung seperti sarana penyimpanan data serta alat komunikasi maka

terbentuklah suatu sistem pengamatan cuaca otomatis atau yang sering disebut

Automatic Weather Station (AWS) dengan ukuran yang kecil (portable) serta

konsumsi daya yang rendah. Hasil penelitian ini telah berhasil membuat suatu

prototype AWS yang selanjutnya dapat dikembangkan untuk keperluan

meteorologi dalam mendukung tugas pokok Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika (BMKG) sebagai pengamat unsur cuaca (Kanton 2009).

Sebuah AWS menyediakan pengukuran data cuaca otomatis seperti

dioperasikan secara manual stasiun cuaca tradisional dan memiliki keunggulan

seperti konsistensi dalam pengukuran data, frekuensi yang lebih besar dari

akuisisi data, beroperasi di segala cuaca sepanjang tahun, dan dapat diinstal di

lokasi terpencil. Aplikasi ini dapat ditemukan di berbagai bidang seperti pertanian

dan pemantauan lingkungan, perubahan iklim dan prakiraan cuaca [5], dan

lain-lain. Sebuah AWS biasanya didukung menggunakan energi surya dan atau angin

karena biasanya terletak jauh. Data cuaca pada pengukuran AWS tergantung pada

aplikasi tetapi dapat memiliki sensor yang dilengkapi untuk mengukur suhu udara,

kelembaban, curah hujan, kecepatan angin, arah angin, tekanan atmosfer, radiasi

(49)

awan, badai, tanah suhu pada ketinggian yang berbeda, dan suhu bumi. Sebuah

AWS menawarkan fitur seperti pengumpulan data, penyimpanan data, dan

komunikasi data nirkabel dengan modul GSM atau GPRS lebih disukai saat ini

karena dapat memberikan data yang tinggi jangkauan komunikasi [6, 7].

AWS dikembangkan dalam dua unit: stasiun cuaca terpencil dan stasiun

cuaca utama. Stasiun cuaca terpencil mengukur data cuaca dan nirkabel

mentransmisikan data cuaca ke stasiun cuaca utama untuk tampilan dan

pemasukan. Ini telah dirancang untuk mengukur beberapa data cuaca umum yaitu

suhu udara, kelembaban relatif, titik embun, kecepatan angin, dan curah hujan.

Karena unit pengukuran harus terletak jauh, maka didukung dengan menggunakan

energi matahari. PIC16F877, mikrokontroler digunakan untuk prinsip ini, adalah

pengendali utama pada stasiun jarak jauh yang interface dengan semua sensor. Ini

menangani akuisisi data dan transmisi data menggunakan unit pemancar. Hal ini

juga digunakan untuk menerima data menggunakan unit penerima di stasiun cuaca

utama sebelum berkomunikasi data ke PC melalui port serial RS232 di mana

perangkat lunak Matlab membaca data untuk masukan dan menampilkan melalui

antarmuka pengguna grafis (GUI) (Runeel 2014 ).

Automatic Weather Station (AWS) didefinisikan sebagai statiun

meteorologi yang melakukan pengamatan dan pengiriman secara otomatis.

Menurut penyajian data AWS dapat dikelompokkan menjadi dua, real-time AWS

yaitu suatu statiun cuaca yang menyajikan data secara real time kepada pengguna,

pada umumnya AWS ini dilengkapi dengan sistem komunikasi serta alarm untuk

memberikan memberikan peringatan kepada pengguna jasa bila terjadi kondisi

cuaca ekstrim seperti badai, hujan lebat, suhu tinggi dan sebagainya. Off-time

AWS yaitu stasiun cuaca yang hanya merekam data serta menyimpan pada media

penyimpanan dan menampilkan data aktual, data yang tersimpan dapat

didownload sewaktu-waktu sesuai keperluan (Kanton 2009).

Stasiun cuaca otomatis Telemetri disebut juga automatic weather

station (AWS) adalah stasiun yang dikembangkan oleh Balai Penelitian

Agroklimat dan Hidrologi (BALITKLIMAT) Bogor - Indonesia yang memiliki

(50)

jam-jaman. Data cuaca dari masing-masing sensor dicatat dalam memori data logger

dan selanjutnya dikirim secara periodik melalui SMS ke pusat pengolahan data.

Alat ini dilengkapi dengan accu kering yang tenaganya dapat dipertahankan

dengan memanfaatkan energi matahari melalui panel solar. Stasiun AWS

telemetri dapat merekam 6 jenis parameter cuaca melalui sensor-sensornya yaitu :

curah hujan, suhu udara (Minimum, Maksimum, Rata-rata), kelembaban udara

(Minimum,Maksimum, Rata-rata), radiasi matahari, kecepatan angin, dan arah

angin. Manfaat informasi iklim di sector pertanian dan perkebunan yaitu

mengetahui karateristik dan pola iklim setempat, Mendapatkan gambaran

kebutuhan dan ketersediaan air bagi tanaman, mendapatkan gambaran pola dan

kalender tanam, mendapatkan gambaran wilayah potensi bencana (kekeringan,

banjir OPT) dan penanganannya, membantu dalam pemilihan varietas yang sesuai

dan kebutuhan benihnya, Membantu memilih teknologi pengeloalaan air yang

tepat, Membantu dalam teknologi pemupukan, dll. Alat pengukur cuaca otomatis

(Automatic Weather Station /AWS )merupakan alat yang terdiri dari beberapa

sensor terintegrasi yang digunakanuntuk melakukan pengukuran tekanan udara,

suhu, kelembaban, arah dankecepatan angin, radiasi matahari, serta curah hujan

yang di rekam secaraotomatis. Tipe AWS yang digunakan oleh BPPT adalah tipe

Vaisala MAWS-201 dengan komponen sensor yang terpasang adalah sensor suhu

dankelembaban (QMH101), tekanan (PMT16A), angin (QMW101),

radiasimatahari (QMS101), dan hujan (34-T). Gambar 1 adalah gambar AWS

lengkapdengan sensor-sensornya (LIPI 2007).

AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau

sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta

di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi

dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan

bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur,

arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer,

(51)

C. Hasil Pengamatan

Gambar 13. AWS (Automatic Weather System)

Gambar 14. Komponen AWS

1. Bagian-bagian utama

a. Remote Terminal Unit

b. Anemometer

c. Wind Vane

Gambar

Gambar 1. Sunshine Recorder type Cambell Stokes
Gambar 3. Termometer Maximum dan Minimum type Six
Gambar 4. Termometer Maximum dan minimum
Gambar 5. Termometer Tanah Bengkok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain dari komposisi hal ini juga dapat terjadi akibat faktor kekuatan dan kecepatan pada proses churning, dimana jika lebih kuat dan lebih cepat maka mentega akan lebih

Sehingga dengan adanya hal tersebut, maka dilakukannya pengujian tentang struktur atom dan molekul, ikatan kimia dan konsep mol, agar kita mampu menghitung jumlah atom

dalam keadaan gelap konsentrasi hormone auksin pada batang lebih tinggi sehingga sel akan memanjang lebih cepat dibandingkan kecepatan pemanjangan sel di daerah terang karena

Berdasarkan uraian di atas maka di peroleh harapan rancangan tanaman cabai merah yang di tanam pada tanah+pupuk air cucian beras cepat dan kuat pertumbuhan, di tanah + pupuk kulit

Hal ini disebabkan oleh kecepatan angin pada blower kecepatan maksimum lebih tinggi dibandingkan blower dengan kecepatan medium dan minimum, sehingga jumlah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk Mikoriza meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai Paprika yaitu meningkatnya tinggi tanaman, jumlah daun pertanaman dan

diatur dosis pemberian pupuk organik sehingga lahan pantai menjadi sesuai untuk..

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan jumlah akar pada tanaman Piper betle dengan perlakuan direndam dalam larutan IAA 0,1 ppm, tanaman di tempat