LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN
BUDIDAYA TANAMAN KAKAO
(THEOBREMA CACAO L.)
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 7
KETUA KELOMPOK
1
Hikmatul Amni
:
C1M013076
No
Anggota Kelompok
Nim
2
Haris Munandar
:
C1M013068
3
Hasan Basri
:
C1M013069
4
Hendri Wijaya
:
C1M013070
5
Hidayatullaily Sulastri
:
C1M013074
6
Husnitalia Mayantika
:
C1M013078
7
Husnul Hakim
:
C1M013079
8
I Gede Asena Pradana
:
C1M013080
9
I Komang Tri Juniartha W.
:
C1M013081
10 Ibnu Fahmi Saif
:
C1M013083
PROGRAM STUDI AGROEOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN
BUDIDAYA TANAMAN KAKAO (THEOBREMA CACAO L.)
Laporan ini diterima sebagai salah satu syarat yang diperlukan guna menyelesaikan praktikum dan mengikuti Ujian Akhir Mata Kuliah Budidaya Tanaman Tahunan, pada tanggal
29 Mei 2015 s/d 3 Juli 2015.
C1M 013 069 HUSNUL HAKIMC1M 013 079
HENDRI WIJAYA C1M 013 070
I GEDE ASENA PRADANA C1M 013 080
HIDAYATULLAILY SULASTRI
C1M 013 074 I KOMANG TRI JUNIARTA W.C1M 013 081
HIKMATUL AMNI C1M 013 076
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan dan kelancaran sehingga laporan ini bisa selesai dengan tepat waktu. Laporan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan salah satu tanaman tahunan yakni tanaman kakao.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing praktikum sekaligus koordinator praktikum budidaya tanaman tahunan yakni Ir. I Ketut Ngawit, MP,. dan terima kasih sebesar-besarnya kepada para rekan-rekan praktikan yang membantu baik dalam proses praktikum dan penyusunan laporan ini.
Kami menyadari, dalam laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan, pengalaman, pemgetahuan yang kami miliki selaku mahasiswa. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini diwaktu yang mendatang dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
Mataram, 06 juli 2015
Daftar isi
Daftar tabel
I. PENDAHULUAN
Tanaman kakao berasal dari Amerika Selatan dan tempat tumbuhnya di hutan hujan tropis, tanaman kakao telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat selama 2000 tahun. Nama latin tanaman kakao adalah Theobroma Cacao yang berarti makanan untuk Tuhan. Masyarakat Aztec dan Mayans di Amerika Tengah telah membudidayakan tanaman kakao sejak lama, yaitu sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian Mesoamerika yang pertama kali menciptakan minuman dari serbuk coklat yang dicampur dengan air dan kemudian diberi perasa seperti: merica, vanili, dan rempah-rempah lainnya. Minuman ini merupakan minuman spesial yang biasanya dipersembahkan untuk pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara special. Masyarakat Mayan menggunakan biji kakao sebagai mata uang (sebagai alat pembayaran). Pada abad ke-16 sesuai riwayat orang Spanyol seekor kelinci seharga 10 buah kakao dan seekor anak keledai seharga 50 buah kakao. Masyarakat Spanyol belajar tentang kakao dari masyarakat Indian Aztec pada tahun 1500-an dan mereka kembali ke Eropa dengan membawa makanan baru yang menggoda ini. Pada Spanyol, kakao adalah minuman yang dipersembahkan hanya untuk raja. Mereka meminumnya selagi masih panas dengan diberi rasa gula dan madu. Secara perlahan tetapi pasti kakao berkembang ke kerajaan-kerajaan di Eropa dan pada abad ke-17 kakao menjadi persembahan khusus untuk masyarakat kelas atas.
II. ACARA PRAKTIKUM
A. Acara praktikum : pengaruh pemupukkan terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao.
B. Tujuan praktikum : untuk mengetahui pengaruh pemupukkan terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao.
C. Pelaksanaan praktikum :
1. Hari/ tanggal : Jumat, 29 Mei 2015 2. Tempat :
- Halaman Percobaaan, Fakultas Pertanian, Universitas mataram - Rumah praktikan, Pagesangan-Mataram
D. Tinjauan pustaka
Tanaman kakao merupakan komoditas perkebunanan yang memegang peranan penting dalam perekonomian indonesia karena merupakan penghasil devisa perkebunan nomor tiga setelah kelapa sawit dan karet. Indonesia merupakan negara penghasil biji kakao terbesar ketiga dunia setelah cote d’Ivoire atau Ivory Coast (Pantai Gading) dan Ghana. (http://www.icco.org). Sebanyak 40% produksi kakao berasal dari Pantai Gading, Ghana Dan Indonesia masing-masing menghasilkan 15% buah kakao, Brasil, Nigeria, Kamerun, Guatemala, Honduras, Ekuador, Kolombia, dan Venezuela memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil.
Menurut dewanto (1989), kakao dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan, karena memiliki cita rasa yang khas, bahan baku kosmetik, dan bahan baku pembuat obat. Dalam buku yang berjudul medical herb index in indonesia disebut bahwa, beberapa negara penghasil kakao seperti Ghana, Meksiko, Panama, dan Venezuela telah mengembangkan kakao sebagai bahan baku obat antideuretik, antiseptik, reumatik, antibisa ular, penambah nafsu makan, dan obat batuk (PT. Essai Indonesia, 1995 ; prmeswari, 2004).
Amerika Tengah sejak 4.600 tahun yang lalu (Smith, 2005). Minuman coklat Pada awalnya disajikan tarbatas pada kalangan tertentu saja yaitu bangsawan, prajurit dan pedagang(http://heartsmuseum.berkeley.edu).
Terdapat dua pendapat mengenai asal muasal tanaman kakao. Pendapat pertama menyatakan bahwa tanaman kakao berasal dari Meksiko Tenggara dan disebarkan ke lembah Amazon yaitu ke Lacandon di Amerika Tengah dan daratan rendah Orinoco di Amerika Selatan. Pendapat kedua berdasarkan study genetik tanaman kakao, tanaman tersebut diperkirakn berasal dari Amazon dan didistribusikan ke Amerika Tengah. Minuman coklat diyakini telah dikonsumsi sejak tahun 800-1.100 SM oleh penduduk asli Amerika yaitu suku Maya dan suku Aztec (http://heartsmuseum.berkeley.edu). Tanaman kakao masuk ke Indonesia tahun 1560 dibawa oleh bangsa Spnayol ke daerah Sulawesi tepatnya ke kepulauan Sangir dan Minahasa. Berdasarkan letak geografisnya, tanaman kakao akan tumbuh dengan baik di daerah yang terletak antara 10o LU – 10o LS, dengan ketinggian kurang dari 600 m di atas pemukaan laut dan di daerah yang beriklim tropis dengan kondisi pH tanah netral (Chatt, 1953).
- 3 bungkus pupuk NPK masing-masing 15 gram - 6 Pot plastik/ polibag
b. Pada setiap pot diberi pupuk NPK pada 3 pot plastik dan 3 pot plastik lainnya tanpa pupuk.
c. Masing-masing pot ditanami bibit coklat yang telah disiapkan sesuai masing masing perlakuan.
2. Perlakuan
Perlakuan cara tanam yang diujikan adalah : a. P1 : Pupuk NPK 15 gram/ pot
3. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman dilakukan sesuai dengan keadaan tanah. Tanah diusahakan selalu dalam keadaan lembab, kurang lebih pada kondisi tanah kapasitas lapang. Pengontrolan ini dilakukan pada umur tanaman 7 hari setelah tanam, selanjutnya dilakukan setiap minggu (pagi dan sore).
b. Penyiangan dilakukan apabila ada tumbuhan gulma di dalam pot dengan cara mengambil atau mencabut gulma yang tumbuh. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan insektisida dan fungisida sesuai dengan adanya gejala serangan hama dan infeksi penyakit.
3. Perhitungan dan analisis data
t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
Variable 1 Variable 2
Mean 22,94 21,72
Variance 1655,77 1097,35
Observations 36,00 36,00
Pooled Variance 1376,56 Hypothesized Mean Difference 0,00
df 70,00
t Stat 0,14
P(T<=t) one-tail 0,44 t Critical one-tail 1,67 P(T<=t) two-tail 0,89 t Critical two-tail 1,99
Kesimpulan tabel:
H0 :Xa=XB; Hi:Xa<Xb; T-hitung (1.99)>T-tabek (0.14) pada taraf nyata 5 % dengan uji T dua arah maka Hipotesis H0 ditolak atau Hi diterima karena T_hitung lebih besar dibandingkan T-tabel berarti kedua perlakuan cara pemupukkan yang diuji efeknya tidak sama terhadap pertumbuhan bibit beberapa jenis tanaman tahunan.
H. Pembahasan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal tersebut dapat dikarenakan pengaruh internal dan eksternal.
Pengaruh internal pertumbuhan tanaman kakao tersebut dapat berupa keadaan bibit percobaan yang digunakan memang sudah terlihat kering dan layu dan ada perbedaan tinggi dari tiap bibit pada saat awal tanam. Sedangkan, pengaruh eksternalnya yaitu seperti penyiraman, penaungan, dan kondisi cuaca. Untuk penyiraman bibit sudah rutin dan intensif disiram sehingga kemungkinannya sangat kecil bibit lambat tumbuh karena pengaruh penyiraman. Penaungan juga sudah dilakukan, namun mungkin karena tidak meratanya penaungan tempat percobaan dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bibit. Sedangkan, untuk kondisi cuaca tidak banyak mempengaruhi karena sudah sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kakao yakni daerah tanam ketinggiannya tidak lebih dari 800 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu berkisar 18-32º C, pH 5,6 – 7,2, dan daerah bercurah hujan 1100 mm/tahun – 3000 mm/tahun. Keadaan tanah; pH 6 – 7,5; dengan struktur remah, aerasi baik dan kaya bahan organik sangat cocok untuk tanaman coklat. Faktor eksternal yang banyak mempengaruhi pertumbuhan tanaman coklat, sehingga pertumbuhannya baik pada tanah tanpa dipupuk yakni karena penggunaan media tanam tanah yang digunakan kaya dengan bahan organik seperti humus dan seresah tanaman.
I. Kesimpulan
Adapun hal yang dapat disimpulkan dari praktikum yang dilaksanakan, sebagai berikut: 1. Tanaman kakao dapat tumbuh baik pada tanah tanpa dipupuk namun media tanam
harus kaya bahan organik seperti seresah maupun humus.
2. Tinggi tanaman dapat bertambah ±1 cm per minggunya yang diikuti dengan pertumbuhan tunas, daun, dan cabang.
3. Pertumbuhan kakao dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti kondisi bibit dan faktor eksternal seperti cuaca, bahan organik tanah, dan iklim.
Dirjenbun dan pusat penelitian kopi, kakao. 2004.materi pelatihan teknis budidaya kakao. Jember. Available at: http: // www bi. Go. Id/ sipuk/ id/ kakao/ produksi. asp Siregar H. S; Slamet Riadi, Aeli Laeli Nuraini. Pembudidayaan, Pengolahan, dan
Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya: Jakarta
Chat, 1993. Relatinship of Temperatur Time and Moisture Conten to The Viability Of Seeds Of Kentucky Bluegrass. Lowa acad. Sci. Proc
Smith, 2005.The role of auxin transport in plant paterning mekanisms. PloS bayologi. Institute of plant sciences, university of bern, altenbergrain
Prameswari. O.M. 2013. Uji efek ekstrak air daun terhadap penurunan gula darah serta gambaran histologi pangkreas mench (musmusculus L) diabetes.tesis. fakultas kedokteran universitas sumatra utara. Medan