• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelembagaan dan Peraturan

Dalam dokumen BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI (Halaman 69-77)

DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI

2. Kelembagaan dan Peraturan

Sanitasi merupakan sektor yang menjadi tanggung jawab dari berbagai dinas dan instansi. Identifikasi dinas dan instansi terkait dalam pengelolaan sanitasi menjadi sangat penting dalam pelaksanaan tata kelola sanitasi secara menyeluruh.

Berdasarkan pemahaman akan Peraturan Bupati, Kabupaten Wonogiri tentang tugas pokok dan fungsi detail setiap Lembaga Teknis, dan Dinas di Pemerintah Kabupaten / Kota dan kondisi aktual pengelolaan air limbah di kabupaten / kota ini, maka SKPD pengelola air limbah domestik adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonogiri. Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonogiri ( berdasarkan Perda No 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Daerah Kabupaten Wonogiri ) adalah :

Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari : a. Kepala;

b. Sekretariat, membawahi :

1. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan; 2. Subbagian Keuangan;

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Bina Marga, membawahi :

1. Seksi Bina Teknis;

2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan / Jembatan; 3. Seksi Pemeliharaan Jalan / Jembatan.

d. Bidang Cipta Karya, membawahi : 1. Seksi Bina Teknis;

2. Seksi Sarana Perkotaan;

3. Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan.

e. Bidang Permukiman dan Tata Ruang, membawahi : 1. Seksi Bina Teknis;

2. Seksi Permukiman; 3. Seksi Tata Ruang.

f. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, membawahi : 1. Seksi Kebersihan;

g. Unit Pelaksana Teknis Pemadam Kebakaran; h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bentuk unit pengelola sub sektor air limbah domestik tersebut adalah Bidang Permukiman dan Tata Ruang, membawahi Seksi Bina Teknis, Seksi Permukiman dan Seksi Tata Ruang. Adapun untuk daftar pemangku kepentingan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada tabel 2.10.

Tabel 2.10

Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik

FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN

Pem.Kab. Swasta Masy

PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan air limbah skala kab / kota DPU Menyusun rancana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian total DPU

Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka

pencapaian target DPU

PENGADAAN SARANA

Menyediakan sarana pembangunan awal air limbah domestik DPU

Membangun sarana pembuangan awal air limbah domestik (Tangki Septik) DPU Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja)

Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa

kolektor) DPU

Membangun sarana IPLT dan atau IPAL DPU

PENGELOLAAN

Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Fungsi Tidak

Mengelola IPLT dan atau IPAL Belum ada

Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja

Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air

limbah domestik KPPT

Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan

saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB DPU

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan,

personil, peralatan, dll) -

Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air

limbah domestik -

Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik

MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air

limbah domestik skala kab / kota -

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana

pengelolaan air limbah domestik -

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik

LH / DKK / DPU Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik LH / DKK / DPU

Dari tabel 2.10 di atas, dapat terlihat Sub fungsi pengelolaan air limbah domestik yang belum ditangani oleh stakeholder manapun di kabupaten Wonogiri, yaitu terkait dengan fungsi pembinaan dan pengaturan dengan sub fungsi Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) dan Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan Pemerintah Kabupaten Wonogiri untuk mengakomodasi fungsi tersebut di masa mendatang.

Selain itu, terlihat pula sub fungsi pengelolaan air limbah domestik dimana pihak swasta sudah mulai terlibat untuk mengelola yaitu terkait fungsi pengadaan prasarana dengan sub fungsi berupa Menyediakan sarana pembangunan awal air limbah domestik dan Membangun sarana pembuangan awal air limbah domestik (Tangki Septik). Adanya keterlibatan swasta tentunya cukup membantu Pemerintah yang notabene memiliki keterbatasan anggaran. Dengan demikian, pada masa mendatang perlu digalakkan adanya pola kemitraan Pemerintah dan swasta yang djuga didukung masyarakat untuk penanganan sanitasi.

Disamping itu diperlukan perangkat kebijakan dalam pengelolaan sanitasi, sehingga dapat digunakan sebagai kerangka acuan dalam pelaksanaan oleh SKPD atau pemangku kepentingan, dalam kaitannya dengan hal tersebut di Kabupaten Wonogiri masih dirasa kurang dalam hal kebijakan yang terkait dengan sanitasi utamanya air limbah, oleh karena itu kedepan masih diperlukan kebijakan yang mengatur tentang air limbah dengan secara terinci dan jelas. Kerangka kebijakan/peraturan terkait sanitasi air limbah di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat dalam tabel 2.11 dibawah ini.

Tabel 2.11

Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Wonogiri

Peraturan

Ketersediaan PEMANGKU KEPENTINGAN

Ketera ngan Ada

(sebutkan) Tidak ada

Efektif Dilaksan akan Belum Efektif Dilaksan akan Tidak Efektif Dilaksan akan

Target capaian pelayanan pengelolaan air

limbah domestik di di Kabupaten ini Ada (RPJMD) V Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah

Kabupaten dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik

Tidak Ada

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah

Peraturan

Ketersediaan PEMANGKU KEPENTINGAN

Ketera ngan Ada

(sebutkan) Tidak ada

Efektif Dilaksan akan Belum Efektif Dilaksan akan Tidak Efektif Dilaksan akan

masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Ada (Perda Bang. Gedung) V Perda

Kewajiban dan sanksi bagi industi rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha

Ada (Perda

Lingkungan) V

Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga dan kantor pemilik tangki septik

Tidak Ada

Retribusi penyedotan air limbah domestik Ada (SK Bupati

Wonogiri) V

Tata cara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan pemukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran

Ada

(IMB) V

Sumber: survei lapangan dan analisis, 2016

Berdasarkan tabel 2.11 di atas, ditemukan hanya ada 2 (dua) isian tabel yang menyatakan bahwa Peraturan terkait air limbah domestik yang sudah ada dan dilaksanakan secara efektif. Sebagian besar peraturan terkait limbah domestik yang sudah ada, namun belum berlaku atau tidak berlaku secara efektif. Contohnya Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik, Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah, Kewajiban dan sanksi bagi industi rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha. Hal tersebut sudah di atur, namun belum menyentuh pada aspek penegakan peraturan ini. Semuanya masih dibiarkan. Tentunya ini juga menjadi tantangan Pemerintah dengan dukungan swasta dan masyarakat dalam upaya penegakan peraturan dan pencapaian target peraturan yang ada., Lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

A. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomer 1 tahun 2012 retribusi jasa umum di Kabupaten Wonogiri Jenis retribusi Pada Bab II menurut pasal 2, retribusi jasa umum dalam peraturan daerah ini terdiri atas :

b. Retribusi pelayanan persampahan / kebersihan;

c. Retribusi penggantian biaya cetak KTP dan akta catatan sipil; d. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum;

e. Retribusi pelayanan pasar;

f. Retribusi pengujian kendaraan bermotor;

g. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran; h. Retribusi penggantian biaya cetak peta ;

i. Retribusi pengolahan limbah cair; j. Retribusi pelayanan tera / tera ulang

Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomer 1 tahun 2012 pada Bab XI menyangkut Retribusi Pengolahan Limbah Cair Bagian Kesatu Nama, Objek, Subjek, dan Wajib Retribusi dinyatakan Pasal 63 Dengan nama Retribusi Pengolahan Limbah Cair dipungut retribusi atas pelayanan pengolahan limbah cair rumah tangga, perkantoran dan industri. Kemudian pada Pasal 64 menyatakan : Objek Retribusi Pengolahan Limbah Cair adalah pelayanan pengolahan limbah cair rumah tangga, perkantoran dan industri yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola secara khusus oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk instalasi pengolahan limbah cair. Pasal 65 isinyan adalah diikecualikan dari obyek Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 adalah pelayanan pengolahan limbah cair yang disediakan, dimiliki dan / atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, pihak swasta dan pembuangan limbah cair secara langsung ke sungai, drainase dan / atau sarana pembuangan lainnya.

Kemudian pada Pasal 66, berisi :

1) Subjek Retribusi Pengolahan Limbah Cair adalah adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh pelayanan pengolahan limbah.

2) Wajib Retribusi Pengolahan Limbah Cair adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang - undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi pengolahan limbah cair.

Dilanjutkan pada Pasal 67 isinya adalah menyangkut Retribusi Pengolahan Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 adalah golongan Retribusi Jasa Umum.

B. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu Di Kabupaten Wonogiri

Pasal 2 mengenai jenis Retribusi Perizinan Tertentu terdiri atas : 1) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

2) Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; 3) Retribusi Izin Gangguan;

4) Retribusi Izin Trayek; dan

5) Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Besarnya Tarif Retribusi Pasal 70 Besarnya tarif Pelayanan Pengolahan Limbah Cair adalah sebesar Rp.10.000,00 ( sepuluh ribu rupiah ) / tahun. Peraturan terkait air limbah domestik yang belum ada di kabupaten ini: 1. Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan

layanan pengelolaan air limbah domestik

2. Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam

memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik

3. Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik

Hal itu dapat dijadikan bahan evaluasi, bahwa selama ini peraturan yang dibuat selain Perda tata ruang, hanya memuat ketentuan sanksi bagi pelanggar dari unsur masyarakat, belum melibatkan unsur pemerintah sebagai pelayan masyarakat untuk dikenai sanksi pula jika tidak memenuhi kewajibannya. Berbeda halnya dengan Peraturan terkait tata ruang yang sudah mengamanatkan adanya ketentuan sanksi yang dapat menjerat dua sisi baik itu pelanggar tata ruang dari unsur masyarakat / swasta maupun dari pejabat pemerintah yang memberikan izin yang tidak sesuai dengan tata ruang. Kedepannya, jika model peraturan yang ada mengakomodasi hal tersebut, tentunya dapat meningkatkan supremasi hukum peraturan yang ada.

B. Persampahan

Berdasarkan hasil studi EHRA Tahun 2013, pengelolaan sampah rumah tangga di Kabupaten Wonogiri secara berurutan adalah 81% dibakar, dikumpulkan dan dibuang ke TPS 7%, dibuang dalam lubang tapi tidak ditutup dengan tanah 4%, dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang 3%, dibuang dalam lubang dan ditutup dengan tanah 2%, dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk 2% dan dibuang ke sungai 1%.

Gambar 2.8

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Berdasarkan hasil studi EHRA Tahun 2013, upaya pemilahan sampah rumah tangga Kabupaten Wonogiri adalah 38% telah dipilah dan 62% masih tidak dipilah. Dari hasil studi diatas diperlukan upaya sosialisasi dan perubahan perilaku masyarakat agar memilah sampah dari rumah tangga.

Gambar 2.9

Pemilahan Sampah Rumah Tangga 3%

7%

81% 2%

4%

1% 0% 2% 0% Dikumpulkan oleh kolektor informal yang

mendaur ulang

Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar

Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah

Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah

Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk

Lain-lain

Dipilah Tidak

38%

Hasil studi EHRA Tahun 2013 menyebutkan bahwa pengangkutan sampah rumah tangga yang dilakukan tiap hari sebesar 29%, beberapa kali dalam seminggu 17% dan 37% tidak pernah diangkut.

Gambar 2.10

Pengangkutan Sampah Rumah Tangga

Pengangkutan sampah rumah tangga yang ada 44% dilakukan tepat waktu dan 2% sering terlambat serta 54% menyatakan tidak tahu.

Gambar 2.11

Ketepatan Waktu Pengangkutan Sampah Rumah Tangga

1. Sistem dan Infrastruktur

Sistem persampahan eksisting yang ada di Kabupaten Wonogiri serta jenis dan jumlah infrastruktur yang telah dibangun disajikan dalam diagram sistem sanitasi (DSS) pada Tabel 2.31

29%

17%

2% 37%

15% Tiap hari

Beberapa kali dalam seminggu

Beberapa kali dalam sebulan

Tidak pernah Tidak tahu 44% 2% 54% Tepat waktu Sering terlambat Tidak tahu

T a b e l 2 . 1 2

D i a g r a m S i s t e m S a n i t a s i P e n g e l o l a a n P e r s a m p a h a n

Dalam dokumen BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI (Halaman 69-77)

Dokumen terkait