• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL SANITASI SAAT INI

TINJAUAN BAB II :

 Kemajuan pelaksanaan SSK . Data dasar Drainase kosong  PETA AREA BERISIKO BELUM ADA

 Permasalahan mendesak persampahan dan drainase masih kosong  Narasi Tabel – Tabel belum lengkap

2.1 Gambaran Wilayah

2.1.1 Kondisi Administratif

Kabupaten Wonogiri memiliki luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5.59% dari

luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan secara geografis terletak antara 7032’ dan

8015’ Lintang Selatan (LS) dan 110041’ dan 111018’ Bujur Timur (BT) Kabupaten

ini berada 32 km di sebelah selatan Kota Solo, 17 km Kabupaten Sukoharjo, 67 km Kabupaten Klaten dan berjarak 133 km Kota Semarang serta berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur di sebelah timur dan Samudera Indonesia di sebelah barat dengan batas sebagai berikut :

- Sebalah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar.

- Sebalah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Kabupaten

Ponorogo Provinsi Jawa Timur.

- Sebalah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur dan Samudra Indonesia.

- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Gunung kidul Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta .

Kabupaten Wonogiri terbagi menjadi 25 kecamatan dengan jumlah desa / kelurahan 294 desa / kel, terdiri dari 51 desa dan 43 kelurahan serta 2.306 dusun / lingkungan. Kecamatan dengan desa / kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Pracimantoro sebanyak 18 desa / kel sedangkan yang paling sedikit adalah Kecamatan Karangtengah dengan 5 desa / kel. Ada 3 kecamatan yang tidak memiliki kelurahan yaitu Kecamatan Baturetno, Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan Paranggupito.

(2)

Untuk peta menyangkut administrasi dari Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada peta 2.1 di bawah ini:

(3)

Peta 2.1

(4)

Topografi Kabupaten Wonogiri sebagian tanahnya berupa perbukitan, dengan ± 20% bagian wilayah merupakan perbukitan kapur, terutama yang berada di wilayah selatan Wonogiri. Sebagian besar topografi tidak rata dengan kemiringan rata-rata

300, sehingga terdapat perbedaan antara kawasan yang satu dengan kawasan

lainnya yang membuat kondisi sumberdaya alam yang saling berbeda. Hanya sebagian kecil wilayah yang memiliki kesuburan dan potensial untuk pertanian. Dengan topografi daerah yang tidak rata, perbedaan antara satu kawasan dengan kawasan lain membuat kondisi sumber daya alam juga saling berbeda. Di Kabupaten Wonogiri hampir sebagian besar tanahnya tidak terlalu subur untuk pertanian, berbatuan dan kering membuat penduduknya lebih banyak merantau (boro). Kabupaten Wonogiri mempunyai Waduk buatan yaitu Gajah Mungkur yang selain menjadi sumber mata pencaharian petani nelayan dan sumber irigasi persawahan juga merupakan aset wisata yang telah banyak dikunjungi oleh para wisatawan domestik.Disamping itu Kabupaten Wonogiri juga mempunyai 2 (dua) pantai yaitu Pantai Sembukan dan Pantai Nampu yang mempunyai pasir putih yang sangat tebal dan cocok untuk berwisata.

Secara Klimatologi, Kabupaten Wonogiri beriklim tropis, mampunyai 2 musim

yaitu penghujan dan kemarau dengan suhu rata-rata antara 240 - 320 dengan curah

hujan rata-rata 1,845 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 100 hari/tahun.

Besarnya hujan potensial pertahun rata-rata 3.631.708.820 m3 dengan tingkat

evaporasi sebesar 10% maka jumlah air hujan efektif di Kabupaten Wonogiri

pertahun rata - rata sebesar 3.268.537.937 m3 dengan penyebaran daerah hujan

yang tidak merata.

Tabel 2.1.

Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Wonogiri

No Nama DAS Wilayah Luas (Ha)

1. Keduang Kec. Slogohimo, Kec. Jatipurno, Kec. Jatisrono, Kec. Jatiroto, Kec. Girimarto, Kec. Sidoharjo, Kec. Ngadirojo, Kec. Nguntoronadi, Kec. Wonogiri,

40,116.0735

2. Tirtomoyo Kec. Tirtomoyo. Kec. Nguntoronadi, Kec. Batuwarno,

Kec.Baturetno, Kec. Jatiroto 15,953.6715

3. Temon Kec. Batuwarno, Kec. Baturetno 6,170.4085

4. Solo Hulu Kec. Karangtengah, Kec. Giriwoyo, Kec. Baturetno, Kec.

Giritontro, Kec. Batuwarno 19,149.9390

5. Alang Ngunggahan Kec. Pracimantoro, Kec. Eromoko, Kec. Giritontro, Kec.

Giriwoyo 26,564.0266

6. Wuryantoro Kec. Wuryantoro, Kec. Manyaran 5,267.8815

(5)

8. Sub DAS Prov. DIY

Laut Selatan Kec. Giritontro, Kec. Pracimantoro, Kec. Manyaran, Kec. Paranggupito 18,628.4260

Sumber : Bappeda Peta Kolaborasi Tahun 2011

Untuk peta pembagian Daerah aliran sungai di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada peta 2.2 di bawah ini :

(6)

Peta 2.2

(7)

Tabel 2.2

Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan Dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Wonogiri

No Kecamatan Nama Kelurahan Jumlah / Desa Luas Wilayah Administrasi Terbangun (Ha) (%) thd total administra si

(Ha) administrasi (%) thd luas

1 Pracimantoro 18 14,214.30 7.81 1,848.91 4.18 2 Paranggupito 8 6,475.42 3.56 974.68 2.21 3 Giritontro 7 6,163.16 3.39 892.30 2.02 4 Giriwoyo 16 10,060.13 5.53 2,399.70 5.43 5 Batuwarno 8 5,164.00 2.84 956.00 2.16 6 Karangtengah 5 8,596.00 4.72 1,542.25 3.49 7 Tirtomoyo 14 9,301.21 5.11 2,401.94 5.44 8 Nguntoronadi 11 8,040.51 4.42 1,107.02 2.51 9 Baturetno 13 8,910.38 4.90 1,724.18 3.90 10 Eromoko 15 12,035.87 6.61 1,784.85 4.04 11 Wuryantoro 8 7,260.76 3.99 1,262.04 2.86 12 Manyaran 7 8,166.07 4.49 2,303.00 5.21 13 Selogiri 11 5,017.89 2.76 1,351.10 3.06 14 Wonogiri 15 8,292.35 4.56 2,270.61 5.14 15 Ngadirojo 11 9,325.56 5.12 1,868.42 4.23 16 Sidoharjo 12 5,719.70 3.14 2,100.32 4.75 17 Jatiroto 15 6,267.36 3.44 2,313.71 5.24 18 Kismantoro 10 6,986.09 3.84 2,263.77 5.12 19 Purwantoro 15 5,952.78 3.27 3,319.32 7.51 20 Bulukerto 10 4,125.32 2.27 1,603.37 3.63 21 Puhpelem 6 3,161.55 1.74 1,515.32 3.43 22 Slogohimo 17 6,257.99 3.44 2,598.46 5.88 23 Jatisrono 17 5,002.74 2.75 628.02 1.42 24 Jatipurno 11 5,246.07 2.88 1,634.09 3.70 25 Girimarto 14 6,236.68 3.43 1,516.60 3.43 Jumlah 294 181,979.89 100 44,179.98 100

Sumber : Bappeda Kab. Wonogiri, BPS Kab. Wonogiri Tahun 2014

2.1.2 Wilayah Kajian SSK

Wilayah kajian SSK adalah seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Daerah (RTRW) dan / atau berdasarkan kebijakan daerah lain (Perda, Kesepakatan Pokja dll). Penyusunan dokumen strategis sanitasi sebagai Wilayah Kajian dalam Strategi Sanitasi Kabupaten

(8)

Wonogiri ini adalah seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 25 kecamatan, 251 desa dan 43 kelurahan serta 2.306 dusun / lingkungan. Penetapan wilayah studi ini didasarkan skala prioritas dan potensi resiko santasi yang berpotensi di Kabupaten Wonogiri pada tingkatan yang didasarkan oleh peningkatan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, banyaknya jaringan sungai yang masih digunakan BABS, ketersediaan sarana sanitasi yang belum memadai dan potensi daerah genangan air di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Di samping itu landasan penetapan wilayah ini juga mengacu pada pedoman petunjuk praktis program PPSP yang telah dirilis oleh kementerian pekerjaan umum. Untuk wilayah Studi EHRA setelah dipilih dengan menggunakan teknik random sampling serta dengan melihat dokumen RTRW Kabupaten Wonogiri, diperoleh 10 Kecamatan dari 25 Kecamatan.

2.1.3 Kependudukan

Dari data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri jumlah penduduk Tahun 2015 menurut regristrasi sebanyak 976,219 jiwa dengan rincian sebagai berikut laki-laki 480.440 jiwa dan perempuan 502.405 jiwa dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Per-Kecamatan

No Kecamatan Nama Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Penduduk Jumlah (Jiwa) 1 Pracimantoro 28,369 31,347 59,716 2 Paranggupito 7,919 8,845 16,764 3 Giritontro 9,121 10,435 19,556 4 Giriwoyo 17,262 19,122 36,384 5 Batuwarno 8,241 8,902 17,143 6 Karangtengah 11,069 11,402 22,471 7 Tirtomoyo 24,064 25,266 49,330 8 Nguntoronadi 11,248 11,716 22,964 9 Baturetno 21,762 23,176 44,938 10 Eromoko 24,033 23,704 41,111 11 Wuryantoro 12,370 13,462 25,832 12 Manyaran 16,562 17,659 34,221 13 Selogiri 29,749 29,236 58,985

(9)

14 Wonogiri 38,532 39,860 78,392 15 Ngadirojo 26,262 27,305 53,567 16 Sidoharjo 19,601 20,623 40,224 17 Jatiroto 17,333 18,787 36,120 18 Kismantoro 17,661 18,338 35,999 19 Purwantoro 23,882 24,835 48,717 20 Bulukerto 14,459 14,796 29,255 21 Puhpelem 9,261 9,950 19,211 22 Slogohimo 22,281 23,455 45,736 23 Jatisrono 35,248 34,999 70,247 24 Jatipurno 15,369 15,757 31,126 25 Girimarto 18,782 19,428 38,210 Jumlah 480,440 502,405 976,219

(10)

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

No Kecamatan Nama

Jumlah Penduduk

Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total

Tahun Tahun Tahun

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020

Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK 1 Pracimantoro 7,453 2150 7,481 2,158 7,509 2,166 7,538 2,174 7,566 2,183 52,943 19,195 53,143 19,268 53,343 19,340 53,545 19,413 53,747 19,487 60,395 21,345 60,624 21,426 60,853 21,507 61,082 21,588 61,313 21,669 2 Paranggupito 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16,938 6,234 16,997 6,256 17,055 6,277 17,114 6,299 17,173 6,320 16,938 6,234 16,997 6,256 17,055 6,277 17,114 6,299 17,173 6,320 3 Giritontro 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19,787 7,218 19,864 7,246 19,942 7,275 20,020 7,303 20,098 7,332 19,787 7,218 19,864 7,246 19,942 7,275 20,020 7,303 20,098 7,332 4 Giriwoyo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36,763 12,801 36,890 12,845 37,017 12,890 37,145 12,934 37,273 12,979 36,763 12,801 36,890 12,845 37,017 12,890 37,145 12,934 37,273 12,979 5 Batuwarno 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17,341 6,051 17,408 6,074 17,474 6,098 17,542 6,121 17,609 6,144 17,341 6,051 17,408 6,074 17,474 6,098 17,542 6,121 17,609 6,144 6 Karangtengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22,840 6,819 22,964 6,856 23,089 6,893 23,215 6,931 23,341 6,969 22,840 6,819 22,964 6,856 23,089 6,893 23,215 6,931 23,341 6,969 7 Tirtomoyo 4,917 2243 4,932 2,250 4,947 2,257 4,963 2,264 4,978 2,271 44,875 17,564 45,014 17,619 45,154 17,673 45,294 17,728 45,435 17,783 49,791 19,807 49,946 19,869 50,101 19,930 50,257 19,992 50,413 20,054 8 Nguntoronadi 2,394 868 2,403 871 2,412 874 2,420 877 2,429 880 20,816 8,300 20,890 8,330 20,965 8,359 21,039 8,389 21,114 8,419 23,210 9,168 23,293 9,201 23,376 9,233 23,459 9,266 23,543 9,299 9 Baturetno 16,334 4795 16,388 4,811 16,443 4,827 16,498 4,843 16,553 4,859 29,056 9,784 29,153 9,817 29,250 9,849 29,348 9,882 29,446 9,915 45,390 14,579 45,541 14,628 45,693 14,677 45,846 14,726 45,999 14,775 10 Eromoko 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41,580 14,343 41,737 14,397 41,895 14,452 42,054 14,507 42,213 14,561 41,580 14,343 41,737 14,397 41,895 14,452 42,054 14,507 42,213 14,561 11 Wuryantoro 3,358 1092 3,368 1,095 3,379 1,099 3,389 1,102 3,400 1,106 22,714 7,704 22,784 7,728 22,855 7,752 22,925 7,776 22,996 7,800 26,072 8,796 26,153 8,823 26,233 8,850 26,314 8,878 26,395 8,905 12 Manyaran 14,669 4868 14,731 4,889 14,794 4,909 14,857 4,930 14,920 4,951 19,989 6,964 20,074 6,994 20,159 7,023 20,245 7,053 20,331 7,083 34,658 11,832 34,805 11,882 34,953 11,933 35,101 11,983 35,250 12,034 13 Selogiri 42,046 11389 41,423 11,220 40,810 11,054 40,206 10,891 39,611 10,730 14,359 3,649 14,147 3,595 13,937 3,542 13,731 3,489 13,528 3,438 56,405 15,038 55,570 14,815 54,747 14,596 53,937 14,380 53,139 14,167 14 Wonogiri 47,543 15149 47,707 15,201 47,871 15,253 48,036 15,306 48,201 15,359 31,661 11,035 31,769 11,073 31,879 11,111 31,988 11,149 32,098 11,188 79,204 26,184 79,476 26,274 79,750 26,364 80,024 26,455 80,299 26,546 15 Ngadirojo 9,050 3396 9,085 3,409 9,120 3,422 9,154 3,435 9,189 3,448 45,134 19,635 45,307 19,710 45,480 19,786 45,654 19,861 45,829 19,937 54,184 23,031 54,392 23,119 54,600 23,208 54,809 23,296 55,019 23,386 16 Sidoharjo 19,684 6315 19,807 6,355 19,931 6,394 20,056 6,434 20,181 6,475 21,300 6,732 21,433 6,774 21,567 6,817 21,702 6,859 21,838 6,902 40,984 13,047 41,240 13,129 41,499 13,211 41,758 13,293 42,020 13,377 17 Jatiroto 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36,535 14,158 36,674 14,212 36,814 14,266 36,954 14,321 37,095 14,375 36,535 14,158 36,674 14,212 36,814 14,266 36,954 14,321 37,095 14,375 18 Kismantoro 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36,410 10,974 36,548 11,016 36,686 11,057 36,825 11,099 36,965 11,141 36,410 10,974 36,548 11,016 36,686 11,057 36,825 11,099 36,965 11,141 19 Purwantoro 14,423 7106 14,472 7,130 14,522 7,155 14,572 7,179 14,622 7,204 34,798 16,078 34,917 16,133 35,037 16,189 35,158 16,244 35,278 16,300 49,221 23,184 49,390 23,264 49,559 23,343 49,729 23,424 49,900 23,504 20 Bulukerto 3,466 1368 3,478 1,373 3,490 1,378 3,502 1,382 3,514 1,387 26,095 8,741 26,185 8,771 26,276 8,802 26,367 8,832 26,459 8,863 29,561 10,109 29,663 10,144 29,766 10,179 29,869 10,215 29,973 10,250 21 Puhpelem 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19,407 7,422 19,472 7,447 19,538 7,472 19,604 7,498 19,671 7,523 19,407 7,422 19,472 7,447 19,538 7,472 19,604 7,498 19,671 7,523 22 Slogohimo 15,715 5011 15,756 5,024 15,797 5,037 15,838 5,050 15,880 5,064 30,381 10,509 30,461 10,537 30,541 10,564 30,621 10,592 30,701 10,619 46,096 15,520 46,217 15,561 46,338 15,601 46,459 15,642 46,581 15,683 23 Jatisrono 83,714 10531 105,325 13,250 132,516 16,670 166,726 20,974 209,768 26,388 56,192 7,542 70,698 9,489 88,949 11,939 111,912 15,021 140,803 18,899 139,905 18,073 176,023 22,739 221,465 28,609 278,638 35,995 350,571 45,287 24 Jatipurno 2,721 958 2,730 961 2,740 965 2,750 968 2,759 972 28,737 12,236 28,838 12,279 28,940 12,323 29,043 12,366 29,145 12,410 31,457 13,194 31,569 13,241 31,680 13,287 31,792 13,334 31,905 13,382 25 Girimarto 8,794 3323 8,824 3,334 8,854 3,345 8,884 3,357 8,914 3,368 29,803 11,674 29,904 11,713 30,005 11,753 30,106 11,792 30,207 11,832 38,598 14,997 38,728 15,048 38,858 15,098 38,989 15,149 39,121 15,200 Jumlah 296,279 80,562 317,911 83,332 345,133 86,807 379,387 91,168 422,484 96,644 756,451 263,362 773,272 266,178 793,849 269,501 819,152 273,460 850,395 278,220 1,052,731 343,924 1,091,182 349,510 1,138,983 356,308 1,198,539 364,629 1,272,879 374,864

Sumber : Analisa & Perhitungan Pokja Sanitasi Kab. Wonogiri

Metode proyeksi penduduk yang digunakan adalah Metode Geometrik ( bunga berganda) , dengan formula sebagai berikut :

Pn = Po ( 1 + r )n

Pn = jumlah penduduk tahun tertentu / akhir Po = jumlah penduduk tahun awal

R = rata - rata pertumbuhan penduduk n = selisih tahun

(11)

T a b e l 2 . 5 T i n g k a t P e r t u m b u h a n P e n d u d u k d a n K e p a d a t a n S a a t I n i d a n P r o y e k s i n y a u n t u k 5 T a h u n N o K e c a m a t a n T i n g k a t P e r t u m b u h a n ( % ) K e p a d a t a n P e n d u d u k ( o r a n g / H a ) T a h u n T a h u n 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0 1 P r a c i m a n t o r o 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 4 . 2 5 4 . 2 6 4 . 2 8 4 . 3 0 4 . 3 1 2 P a r a n g g u p it o 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 2 . 6 2 2 . 6 2 2 . 6 3 2 . 6 4 2 . 6 5 3 G i r it o n tr o 0 . 3 9 0 . 3 9 0 . 3 9 0 . 3 9 0 . 3 9 3 . 2 1 3 . 2 2 3 . 2 4 3 . 2 5 3 . 2 6 4 G i r i w o y o 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 3 . 6 5 3 . 6 7 3 . 6 8 3 . 6 9 3 . 7 1 5 B a t u w a r n o 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 3 . 3 6 3 . 3 7 3 . 3 8 3 . 4 0 3 . 4 1 6 K a r a n g t e n g a h 0 . 5 4 0 . 5 4 0 . 5 4 0 . 5 4 0 . 5 4 2 . 6 6 2 . 6 7 2 . 6 9 2 . 7 0 2 . 7 2 7 T ir t o m o y o 0 . 3 1 0 . 3 1 0 . 3 1 0 . 3 1 0 . 3 1 5 . 3 5 5 . 3 7 5 . 3 9 5 . 4 0 5 . 4 2 8 N g u n t o r o n a d i 0 . 3 6 0 . 3 6 0 . 3 6 0 . 3 6 0 . 3 6 2 . 8 9 2 . 9 0 2 . 9 1 2 . 9 2 2 . 9 3 9 B a t u r e t n o 0 . 3 3 0 . 3 3 0 . 3 3 0 . 3 3 0 . 3 3 5 . 0 9 5 . 1 1 5 . 1 3 5 . 1 5 5 . 1 6 1 0 E r o m o k o 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 3 . 4 5 3 . 4 7 3 . 4 8 3 . 4 9 3 . 5 1 1 1 W u r y a n t o r o 0 . 3 1 0 . 3 1 0 . 3 1 0 . 3 1 0 . 3 1 3 . 5 9 3 . 6 0 3 . 6 1 3 . 6 2 3 . 6 4 1 2 M a n y a r a n 0 . 4 2 0 . 4 2 0 . 4 2 0 . 4 2 0 . 4 2 4 . 2 4 4 . 2 6 4 . 2 8 4 . 3 0 4 . 3 2 1 3 S e l o g ir i - 1 . 4 8 - 1 . 4 8 - 1 . 4 8 - 1 . 4 8 - 1 . 4 8 1 1 . 2 4 1 1 . 0 7 1 0 . 9 1 1 0 . 7 5 1 0 . 5 9 1 4 W o n o g ir i 0 . 3 4 0 . 3 4 0 . 3 4 0 . 3 4 0 . 3 4 9 . 5 5 9 . 5 8 9 . 6 2 9 . 6 5 9 . 6 8 1 5 N g a d ir o j o 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 5 . 8 1 5 . 8 3 5 . 8 5 5 . 8 8 5 . 9 0 1 6 S i d o h a r j o 0 . 6 3 0 . 6 3 0 . 6 3 0 . 6 3 0 . 6 3 7 . 1 7 7 . 2 1 7 . 2 6 7 . 3 0 7 . 3 5 1 7 J a tir o t o 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 5 . 8 3 5 . 8 5 5 . 8 7 5 . 9 0 5 . 9 2 1 8 K i s m a n t o r o 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 0 . 3 8 5 . 2 1 5 . 2 3 5 . 2 5 5 . 2 7 5 . 2 9 1 9 P u r w a n t o r o 0 . 3 4 0 . 3 4 0 . 3 4 0 . 3 4 0 . 3 4 8 . 2 7 8 . 3 0 8 . 3 3 8 . 3 5 8 . 3 8 2 0 B u l u k e r t o 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 7 . 1 7 7 . 1 9 7 . 2 2 7 . 2 4 7 . 2 7 2 1 P u h p e l e m 0 . 3 4 0 . 3 4 0 . 3 4 0 . 3 4 0 . 3 4 6 . 1 4 6 . 1 6 6 . 1 8 6 . 2 0 6 . 2 2 2 2 S l o g o h i m o 0 . 2 6 0 . 2 6 0 . 2 6 0 . 2 6 0 . 2 6 7 . 3 7 7 . 3 9 7 . 4 0 7 . 4 2 7 . 4 4 2 3 J a ti s r o n o 2 5 . 8 2 2 5 . 8 2 2 5 . 8 2 2 5 . 8 2 2 5 . 8 2 2 7 . 9 7 3 5 . 1 9 4 4 . 2 7 5 5 . 7 0 7 0 . 0 8 2 4 J a ti p u r n o 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 0 . 3 5 6 . 0 0 6 . 0 2 6 . 0 4 6 . 0 6 6 . 0 8

(12)

2.1.4 Penduduk Miskin

Tabel 2.6

Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan

No Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

1 Pracimantoro 6,856 2 Paranggupito 2,412 3 Giritontro 2,860 4 Giriwoyo 4,164 5 Batuwarno 1,781 6 Karangtengah 1,420 7 Tirtomoyo 4,708 8 Nguntoronadi 2,690 9 Baturetno 3,830 10 Eromoko 3,645 11 Wuryantoro 2,363 12 Manyaran 4,386 13 Selogiri 2,952 14 Wonogiri 3,420 15 Ngadirojo 3,514 16 Sidoharjo 2,855 17 Jatiroto 2,697 18 Kismantoro 5,031 19 Purwantoro 4,969 20 Bulukerto 1,900 21 Puhpelem 2,026 22 Slogohimo 3,929 23 Jatisrono 2,701 24 Jatipurno 1,901 25 Girimarto 2,794 Jumlah 81,804

Sumber : Bappeda Kab. Wonogiri, BPS Kab. Wonogiri Tahun 2014

2.1.5 Kebijakan Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri yang selanjutnya disingkat RTRW adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah daerah yang

(13)

menjadi pedoman bagi penataan ruang wilayah daerah yang merupakan dasar dalam penyusunan program pembangunan.

Sruktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

Pada dasarnya Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Dalam struktur ruang dibahas mengenai Sistem prasarana wilayah, yang mengatur tentang sistem prasarana pengelolaan lingkungan. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud RTRW (Perda No 9 Th 2011) meliputi:

 Prasarana Pengelolaan Limbah

Meliputi pengelolaan limbah rumah tangga; dan pengelolaan limbah industri Instalasi Pengolahan Air Limbah yang selanjutnya disebut IPAL, adalah sarana atau unit pengolahan air limbah yang berfungsi untuk menurunkan kadar pencemar yang terkandung dalam air limbah hingga batas tertentu sesuai perundang-undangan.

Sistem jaringan air limbah dan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B 3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

1. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah individu dan komunal meliputi: a. Pengelolaan air limbah individu meliputi:

1) Kecamatan Pracimantoro; 2) Kecamatan Tirtomoyo; 3) Kecamatan Manyaran; 4) Kecamatan Selogiri; 5) Kecamatan Wonogiri; 6) Kecamatan Ngadirojo; 7) Kecamatan Jatisrono; 8) Kecamatan Girimarto; 9) Kecamatan Purwantoro; 10) Kecamatan Eromoko; 11) Kecamatan Giritontro; dan 12) Kecamatan Jatiroto.

b. Pengelolaan air limbah komunal meliputi: 1) Kecamatan Wonogiri;

(14)

2) Kecamatan Purwantoro; 3) Kecamatan Pracimantoro; 4) Kecamatan Baturetno; 5) Kecamatan Slogohimo; 6) Kecamatan Jatisrono; 7) Kecamatan Selogiri;

8) Kecamatan Wuryantoro; dan 9) Kecamatan Sidoharjo.

2. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah kawasan peruntukan industri menggunakan IPAL

Dalam Dokumen RTRW Kabupaten Wonogiri Instalasi Pengolahan Air Limbah yang selanjutnya disebut IPAL, adalah sarana atau unit pengolahan air limbah yang berfungsi untuk menurunkan kadar pencemar yang terkandung dalam air limbah hingga batas tertentu sesuai perundang-undangan.

3. Pengembangan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada kawasan permukiman dan industri yang menghasilkan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Dalam Dokumen RTRW Kabupaten Wonogiri Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya di sebut B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan / atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan / atau merusak lingkungan hidup, dan / atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Sistem Jaringan Persampahan

Berdasarkan RTRW Kabupaten Wonogiri, meliputi

a. Pengembangan sistem pengangkutan sampah kawasan permukiman perkotaan dan pusat kegiatan masyarakat;

b. Pengembangan sistem komposing kawasan perdesaan dan permukiman kepadatan rendah;

c. Penetapan Lokasi TPS berada di seluruh kecamatan;

Dalam Dokumen RTRW Kabupaten Wonogiri Tempat Penampungan Sementara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke

(15)

tempat pendauran ulang, pengolahan, dan / atau tempat pengolahan sampah terpadu.

d. Pembangunan TPST

Dalam Dokumen RTRW Kabupaten Wonogiri Tempat Pengolahan Sampah Terpadu yang selanjutnya disebut TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah, meliputi :

1) Kecamatan Wonogiri; 2) Kecamatan Jatisrono; 3) Kecamatan Purwantoro; 4) Kecamatan Baturetno; 5) Kecamatan Pracimantoro; 6) Kecamatan Ngadirojo; 7) Kecamatan Wuryantoro; dan 8) Kecamatan Slogohimo.

e. Pembangunan dan perluasan TPA

Dalam Dokumen RTRW Kabupaten Wonogiri Tempat Pemrosesan Akhir yang selanjutnya disebut TPA adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan, meliputi:

1) Kecamatan Ngadirojo; 2) Kecamatan Wuryantoro; 3) Kecamatan Pracimantoro; 4) Kecamatan Baturetno; 5) Kecamatan Purwantoro; dan 6) Kecamatan Slogohimo.

f. Peningkatan sistem pengelolaan sampah dengan sanitary landfill dan sistem 3 R meliputi:

1) pengurangan (reduce);

2) penggunaan kembali (reuse); dan 3) daur ulang (recycle).

Sistem Jaringan Drainase

(16)

1. pengembangan jaringan drainase primer meliputi seluruh kecamatan; 2. pengembangan jaringan drainase skunder meliputi seluruh kecamatan; dan 3. pengembangan jaringan drainase tersier meliputi seluruh kecamatan.

Penataan ruang Daerah Kabupaten Wonogiri bertujuan mewujudkan Kabupaten pusat pertumbuhan pertanian didukung DAS berkelanjutan dan pusat pertumbuhan industri berwawasan lingkungan menuju masyarakat mandiri, berdaya saing,dan sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan dimaksud ditetapkan kebijakan perencanaan ruang wilayah, Kebijakan yang dimaksud meliputi:

1. Pemantapan fungsi dan kedudukan Kabupaten dalam kawasan andalan; 2. Pengembangan dan optimalisasi kawasan peruntukan pertanian;

3. Pengembangan industri berwawasan lingkungan dan berbasis pemberdayaan masyarakat;

4. Peningkatan pengelolaan DAS berkelanjutan;

5. Pengembangan dan pemantapan pusat kegiatan terpadu;

6. Pemantapan fungsi kawasan lindung dan peningkatan kelestarian fungsi lingkungan hidup;

7. Pengoptimalan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam; 8. Pengembangan dan optimalisasi kawasan strategis; dan

9. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

2.1.5.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri terdiri atas : A. Sistem Pusat Kegiatan;

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian minimal 1 : 50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

1. Sistem Perkotaan;

1) Pusat Kegiatan Perkotaan;

Pusat kegiatan perkotaan terdiri atas: a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten. PKL mempunyai fungsi utama

(17)

pengembangan kawasan pusat pemerintahan; pusat perdagangan dan jasa; pusat pendidikan; dan pusat kesehatan berupa Perkotaan Wonogiri.

b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) adalah pusat pelayanan kawasan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

meliputi: 1. Perkotaan Purwantoro; 2. Perkotaan Pracimantoro; dan 3. Perkotaan Baturetno.

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. PPK mempunyai fungsi utama pengembangan kawasan : pemerintahan kecamatan; pertanian; pendidikan; peternakan; pariwisata; perkebunan; dan jasa dan pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan atau beberapa desa meliputi: 1. Perkotaan Eromoko; 2. Perkotaan Manyaran; 3. Perkotaan Ngadirojo; 4. Perkotaan Tirtomoyo; 5. Perkotaan Kismantoro; 6. Perkotaan Paranggupito; 7. Perkotaan Giritontro; 8. Perkotaan Batuwarno; 9. Perkotaan Karangtengah; 10. Perkotaan Nguntoronadi; 11. Perkotaan Jatiroto; 12. Perkotaan Bulukerto; 13. Perkotaan Puhpelem; 14. Perkotaan Giriwoyo; 15. Perkotaan Jatipurno; 16. Perkotaan Girimarto; 17. Perkotaan Slogohimo; 18. Perkotaan Jatisrono; 19. Perkotaan Selogiri; 20. Perkotaan Wuryantoro; dan 21. Perkotaan Sidoharjo.

2) Fungsi Pelayanan;

a. PKL Wonogiri berfungsi sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, permukiman, transportasi, dan industri berada di seluruh kecamatan;

b. PKLp Purwantoro berfungsi sebagai kawasan perdagangan,

permukiman, pendidikan, dan pertanian

meliputi: 1. Kecamatan Purwantoro; 2. Kecamatan Bulukerto; 3. Kecamatan Kismantoro; dan 4. Kecamatan Puhpelem.

c. PKLp Pracimantoro berfungsi sebagai kawasan perdagangan, permukiman, pendidikan, dan pariwisata

(18)

meliputi: 1. Kecamatan Pracimantoro; 2. Kecamatan Eromoko; 3. Kecamatan Giritontro; dan 4. Kecamatan Paranggupito.

d. PKLp Baturetno berfungsi sebagai kawasan perdagangan, pendidikan, permukiman, pertanian, dan pariwisata

meliputi: 1. Kecamatan Baturetno; 2. Kecamatan Nguntoronadi; 3. Kecamatan Tirtomoyo; 4. Kecamatan Karangtengah; 5. Kecamatan Batuwarno; dan 6. Kecamatan Giriwoyo.

e. PPK Eromoko berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

f. PPK Manyaran berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

g. PPK Ngadirojo berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

h. PPK Tirtomoyo berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

i. PPK Kismantoro berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

j. PPK Paranggupito berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

k. PPK Giritontro berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

l. PPK Batuwarno berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

(19)

m. PPK Karangtengah berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

n. PPK Nguntoronadi berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

o. PPK Jatiroto berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

p. PPK Bulukerto berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

q. PPK Puhpelem berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

r. PPK Giriwoyo berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

s. PPK Jatipurno berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

t. PPK Girimarto berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

u. PPK Slogohimo berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

v. PPK Jatisrono berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

w. PPK Selogiri berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

(20)

x. PPK Wuryantoro berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan

y. PPK Sidoharjo berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

2. Sistem Perdesaan

1) Pusat Kegiatan Perdesaan;

Pusat kegiatan perdesaan terdiri atas:

a. Kecamatan Selogiri meliputi: 1. Kelurahan Kaliancar; 2. Desa Singodutan; dan 3. Desa Pule.

b. Kecamatan Wonogiri meliputi: 1. Kelurahan Wonokarto; 2. Kelurahan Wonoboyo; 3.Desa Bulusulur; dan 4. Desa Manjung.

c. Kecamatan Ngadirojo meliputi: 1. Kelurahan Kasihan; 2. Desa Ngadirojo Kidul; dan 3. Kelurahan Mlokomanis Kulon.

d. Kecamatan Sidoharjo meliputi: 1. Kelurahan Kayuloko; dan 2. Desa Tempursari.

e. Kecamatan Jatisrono meliputi: 1. Desa Pandeyan; 2. Desa Tanggulangin; dan 3. Desa Jatisrono.

f. Kecamatan Girimarto meliputi: 1. Desa Tambakmerang; dan 2. Desa Jendi.

g. Kecamatan Jatipurno meliputi: 1. Kelurahan Jatipurno; dan 2. Desa Tawangrejo.

h. Kecamatan Slogohimo meliputi: 1. Kelurahan Bulusari; dan 2. Desa Randusari.

i. Kecamatan Jatiroto meliputi: 1. Desa Cangkring; dan 2. Kelurahan Jatiroto.

j. Kecamatan Purwantoro meliputi: 1. Kelurahan Tegalrejo; 2. Kelurahan Purwantoro; dan 3. Desa Miricinde.

k. Kecamatan Bulukerto meliputi: 1. Desa Nadi; dan 2. Desa Krandegan. l. Kecamatan Puhpelem meliputi: 1. Kelurahan Giriharjo; dan 2. Desa

(21)

m. Kecamatan Kismantoro meliputi: 1. Kelurahan Kismantoro; dan 2. Desa Miri.

n. Kecamatan Nguntoronadi meliputi: 1. Kelurahan Kedungrejo; 2. Desa Ngadirejo; dan 3. Desa Ngadiroyo.

o. Kecamatan Tirtomoyo meliputi: 1. Desa Hargantoro; 2. Desa Ngarjosari; dan 3. Desa Wiroko.

p. Kecamatan Baturetno meliputi: 1. Desa Kedungombo; 2. Desa Talunombo; 3. Desa Baturetno; dan 4. Desa Watuagung. q. Kecamatan Batuwarno berada di Desa Batuwarno;

r. Kecamatan Karangtengah berada di Desa Karangtengah;

s. Kecamatan Giriwoyo meliputi: 1. Kelurahan Giriwoyo; dan 2. Desa Sirnoboyo.

t. Kecamatan Wuryantoro meliputi: 1. Kelurahan Wuryantoro; dan 2. Desa Pulutan Wetan.

u. Kecamatan Manyaran berada di Desa Karanglor;

v. Kecamatan Eromoko meliputi: 1. Kelurahan Puloharjo; dan 2. Desa Eromoko.

w. Kecamatan Pracimantoro meliputi: 1. Desa Pracimantoro; 2. Desa Tubokarto; dan 3. Desa Suci.

x. Kecamatan Giritontro meliputi: 1. Kelurahan Giritontro; dan 2. Kelurahan Bayemharjo.

y. Kecamatan Paranggupito meliputi: 1. Desa Paranggupito; dan 2. Desa Ketos.

2) Fungsi Pelayanan

Fungsi pelayanan sebagaimana adalah sebagai pusat pelayanan sosial, perekonomian, perumahan, pariwisata, pertanian, perikanan, dan industri untuk melayani kegiatan skala antar lingkungan dan antar kelurahan atau desa.

B. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah 1. Sistem prasarana utama :

1) Jaringan Transportasi Darat;

(22)

b. Jaringan sungai, danau, dan penyeberangan. 2) Jaringan Perkeretaapian.

a. Prasarana kereta api komuter; b. Sarana kereta api komuter; dan c. Pelayanan kereta api.

2. Sistem Prasarana Lainnya :

a. Sistem Jaringan Energi; 1. Prasarana jaringan energi bahan bakar minyak dan gas; 2. tenaga listrik; dan 3. jaringan transmisi

b. Sistem Jaringan Telekomunikasi; 1. jaringan teresterial; 2. jaringan nirkabel; dan 3. jaringan satelit.

c. Sistem Jaringan Sumberdaya Air; a. sistem wilayah sungai; b. sistem jaringan irigasi; c. jaringan air baku untuk air bersih; d. jaringan air bersih ke kelompok pengguna, dan e. sistem pengendalian banjir. d. Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan

i. Sistem Jaringan Persampahan;

 pengembangan sistem pengangkutan sampah kawasan

permukiman perkotaan dan pusat kegiatan masyarakat;

 pengembangan sistem komposing kawasan perdesaan dan

permukiman kepadatan rendah;

 penetapan lokasi TPS berada di seluruh kecamatan;

 pembangunan TPST meliputi: 1. Kecamatan Wonogiri; 2.

Kecamatan Jatisrono; 3. Kecamatan Purwantoro; 4. Kecamatan Baturetno; 5. Kecamatan Pracimantoro; 6. Kecamatan Ngadirojo; 7. Kecamatan Wuryantoro; dan 8. Kecamatan Slogohimo.

 pembangunan dan perluasan TPA meliputi: 1. Kecamatan

Ngadirojo; 2. Kecamatan Wuryantoro; 3. Kecamatan

Pracimantoro; 4. Kecamatan Baturetno; 5. Kecamatan

Purwantoro; dan 6. Kecamatan Slogohimo.

peningkatan sistem pengelolaan sampah dengan sanitary landfill

dan

sistem 3 R meliputi: 1. pengurangan (reduce); 2. penggunaan

kembali (reuse); dan 3. daur ulang (recycle). ii. Sistem Jaringan Air Minum;

(23)

o pengembangaan sistem distribusi air minum meliputi seluruh kecamatan;

o pengembangan jaringan perpipaan air minum meliputi seluruh kecamatan;

o pengembangan jaringan non perpipaan air minum meliputi seluruh kecamatan; dan

o pemberdayaan kelompok pengelola air minum mandiri berada di seluruh kecamatan.

iii. Sistem Jaringan Air Limbah Dan Pengelolaan Limbah B 3;

1. pengembangan sistem pengelolaan air limbah individu dan komunal meliputi:

o pengelolaan air limbah individu meliputi: a) Kecamatan Pracimantoro; b) Kecamatan Tirtomoyo; c) Kecamatan Manyaran; d) Kecamatan Selogiri; e) Kecamatan Wonogiri; f) Kecamatan Ngadirojo; g) Kecamatan Jatisrono; h) Kecamatan Girimarto; i) Kecamatan Purwantoro; j) Kecamatan Eromoko; k) Kecamatan Giritontro; dan l) Kecamatan Jatiroto.

o pengelolaan air limbah komunal meliputi: a) Kecamatan Wonogiri; b) Kecamatan Purwantoro; c) Kecamatan Pracimantoro; d) Kecamatan Baturetno; e) Kecamatan Slogohimo; f) Kecamatan Jatisrono; g) Kecamatan Selogiri; h) Kecamatan Wuryantoro; dan i) Kecamatan Sidoharjo.

2. pengembangan sistem pengelolaan air limbah kawasan peruntukan industri menggunakan IPAL.

3. pengembangan pengelolaan limbah B 3 pada kawasan permukiman dan industri yang menghasilkan limbah B 3.

iv. Sistem Jaringan Drainase;

o pengembangan jaringan drainase primer meliputi seluruh kecamatan;

o pengembangan jaringan drainase skunder meliputi seluruh kecamatan; dan

o pengembangan jaringan drainase tersier meliputi seluruh kecamatan.

(24)

v. Jalur Dan Ruang Evakuasi Bencana Alam Dan Geologi.

 Jalur evakuasi bencana alam dan geologi disesuaikan kondisi

wilayah dan diarahkan pada jaringan jalan terdekat menuju ruang evakuasi meliputi:

1. Jaringan jalan arteri 2. Jaringan jalan kolektor 3. Jaringan jalan lokal

4. Jaringan jalan lingkungan meliputi seluruh kecamatan.

 Ruang evakuasi bencana alam dan geologi berada di ruang

terbuka atau bangunan gedung berada di seluruh kecamatan;

 Penyediaan kelengkapan ruang evakuasi bencana alam dan

geologi

 Ketentuan lebih lanjut rencana penyediaan dan pemanfaatan

prasarana dan sarana ruang evakuasi bencana alam dan geologi diatur dengan Peraturan Bupati.

2.1.5.2 Struktur Ruang

Dalam RTRW Kabupaten, selain direncanakan struktur ruang, juga direncakan mengenai pola ruangnya, sebagai ketentuan alokasi untuk pemanfaatan ruang. Untuk pola ruangnya dibagi menjadi 2 kawasan :

A. Kawasan Lindung;

terdiri dari:

1. Kawasan Hutan Lindung

1.Kecamatan Manyaran; 2.Kecamatan Selogiri; 3.Kecamatan Wonogiri; 4.Kecamatan Wuryantoro; 4.Kecamatan Sidoharjo; 5.Kecamatan Ngadirojo; 6.Kecamatan Tirtomoyo; 7.Kecamatan Jatiroto; 8.Kecamatan Slogohimo; 9.Kecamatan Kismantoro; 10.Kecamatan Purwantoro; 11.Kecamatan Girimarto; 12.Kecamatan Jatipurno; 13.Kecamatan Bulukerto; 14.Kecamatan

Puhpelem; 15.Kecamatan Batuwarno; 16.Kecamatan Karangtengah;

17.Kecamatan Giriwoyo; 18.Kecamatan Baturetno; 19.Kecamatan

Pracimantoro; dan 20.Kecamatan Eromoko.

(25)

Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya seluas kurang lebih 90.273 (sembilan puluh ribu dua ratus tujuh puluh tiga) hektar berupa kawasan resapan air : a. Daerah tangkapan air waduk; b.Embung; dan c. Telaga.

3. Kawasan Perlindungan Setempat; 1) Kawasan sempadan pantai;

kawasan sem Kawasan sempadan pantai seluas kurang lebih 110 (seratus sepuluh) hektar berada di Kecamatan Paranggupito.;

2) Kawasan Sempadan sungai dan saluran irigasi;

Kawasan sempadan sungai dan saluran irigasi seluas kurang lebih 6.011 (enam ribu sebelas) hektar berada di seluruh kecamatan meliputi:

a. Sungai; b. Anak sungai; dan c. Saluran irigasi.

3) Kawasan sekitar waduk, embung, dan telaga; Kawasan sekitar waduk, embung, dan telaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c seluas kurang lebih 901 (sembilan ratus satu) hektar meliputi:

a. Kawasan waduk besar berupa Waduk Serba Guna Wonogiri berada di Kecamatan Wonogiri;

b. Kawasan waduk kecil meliputi ; Kecamatan Eromoko; 2. Kecamatan Batuwarno; 3. Kecamatan Selogiri; 4. Kecamatan Giriwoyo; dan 5. Kecamatan Giritontro

c. Kawasan embung dan telaga meliputi: 1. Kecamatan Batuwarno; 2. Kecamatan Pracimantoro; 3. Kecamatan Giritontro; 4. Kecamatan Paranggupito; 5. Kecamatan Giriwoyo; dan 6. Kecamatan Eromoko 4) Kawasan sekitar mata air; dan Kawasan sekitar mata air berupa kawasan

sempadan sumber mata air berada di seluruh kecamatan

5) Kawasan ruang terbuka hijau seluas kurang lebih 14.429 empat belas ribu empatratus dua puluh sembilan) hektar atau 30 (tiga puluh) persen dari luas kawasan perkotaan terdiri atas kawasan ruang terbuka hijau Kawasan ruang terbuka hijau seluas kurang lebih 14.429 (empat belas ribu empat ratus dua puluh sembilan) hektar atau 30 (tiga puluh) persen dari luas kawasan perkotaan terdiri atas:

 Ruang terbuka hijau publik seluas kurang lebih 9.619 (sembilan ribu

(26)

kawasan perkotaan meliputi: 1. taman kota; 2. taman pemakaman umum; dan 3. jalur hijau sepanjang jalan, dan sungai.

 Ruang terbuka hijau privat seluas kurang lebih 4.810 (empat ribu

delapan ratus sepuluh) hektar atau 10 (sepuluh) persen dari luas kawasan perkotaan meliputi: 1. kebun atau halaman rumah; dan 2. gedung milik masyarakat dan swasta ditanami tumbuhan

4. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya

 Kawasan cagar alam; Kawasan cagar alam seluas kurang lebih 8 (delapan)

hektar berupa Cagar Alam Donoloyo berada di Desa Watusomo Kecamatan Slogohimo

 Kawasan wisata alam dan wisata alam laut; a. Wisata Alam Girimanik seluas

kurang lebih 1.131 (seribu seratus tiga puluh satu) hektar berada di Kecamatan Slogohimo; dan b.Wisata Alam Pantai Selatan seluas kurang lebih 110 (seratus sepuluh) hektar berada di Kecamatan Paranggupito.

 Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

i. Cagar Budaya Candi berupa Candi Bendho berada di Kecamatan

Nguntoronadi;

ii. Situs Cagar Budaya meliputi:

- Kecamatan Wonogiri meliputi: a) Petilasan Gunung Giri; b) Sendang Kaliwerak; dan c) Makam Hastana Giri.

- Kecamatan Selogiri meliputi: a) Makam Keblokan; b) Makam Gunung Wijil; c) Petilasan Watugilang Nglaroh; d) Tugu Pusaka; e) Sendang Siwani; f) Sendang Sinongko; g) Makam Mantenan; dan h) Makam Kasan Nur Iman. e) Sendang Siwani; f) Sendang Sinongko; g) Makam Mantenan; dan h) Makam Kasan Nur Iman.

- Kecamatan Tirtomoyo berupa Petilasan Kahyangan;

- Kecamatan Nguntoronadi berupa Makam Bupati Wonogiri I; - Kecamatan Girimarto berupa Rumah Tiban; dan

- Kecamatan Karangtengah berupa Makam Karangtengah.

iii. Cagar Budaya Masjid meliputi: 1. Masjid Kuno berada di Kecamatan

Purwantoro; dan 2. Masjid Tiban berada di Kecamatan Baturetno. 5. Kawasan rawan bencana alam terdiri atas

(27)

a. Kecamatan Manyaran; b. Kecamatan Giriwoyo; c. Kecamatan Karangtengah; d. Kecamatan Batuwarno; e. Kecamatan Slogohimo; f. Kecamatan Kismantoro; g. Kecamatan Jatiroto; h. Kecamatan Jatipurno; i. Kecamatan Girimarto; j. Kecamatan Bulukerto; k. Kecamatan Puhpelem; l. Kecamatan Jatisrono; m. Kecamatan Paranggupito; n. Kecamatan Nguntoronadi; dan o. Kecamatan Purwantoro

b. Kawasan rawan banjir;

a. Kecamatan Manyaran; b. Kecamatan Giriwoyo; c. Kecamatan Slogohimo; d. Kecamatan Jatipurno; e. Kecamatan Girimarto; f. Kecamatan Jatisrono; g. Kecamatan Nguntoronadi; h. Kecamatan Sidoharjo; i. Kecamatan Pracimantoro; dan j. Kecamatan Baturetno c. Kawasan rawan kekeringan; dan

a.Wilayah yang memiliki lahan pertanian tetapi kekurangan air meliputi:1. Kecamatan Pracimantoro; 2. Kecamatan Giritontro; 3. Kecamatan Giriwoyo; 4. Kecamatan Batuwarno; 5. Kecamatan Nguntoronadi; 6. Kecamatan Eromoko; 7. Kecamatan Wuryantoro; 8. Kecamatan Manyaran; 9. Kecamatan Selogiri; 10. Kecamatan Wonogiri; 11. Kecamatan Ngadirojo; 12. Kecamatan Sidoharjo; dan 13. Kecamatan Kismantoro. b. Wilayah kekurangan pemenuhan kebutuhan air minum meliputi: 1. Kecamatan Pracimantoro; 2. Kecamatan Giritontro; 3. Kecamatan Paranggupito; 4. Kecamatan Giriwoyo; 5. Kecamatan Eromoko; 6. Kecamatan Wuryantoro; 7. Kecamatan Manyaran; 8. Kecamatan Nguntoronadi; dan 9. Kecamatan Batuwarno.

d. Kawasan rawan angin puting beliung.

Kawasan rawan angin puting beliung berada di seluruh kecamatan. 6. Kawasan Lindung Geologi

a. Kawasan cagar alam geologi;

Kawasan cagar alam geologi seluas kurang lebih 23.977 (dua puluh tiga ribu sembilan ratus tujuh puluh tujuh) hektar berupa kawasan bentang alam karst Pracimantoro meliputi:

a. Kecamatan Eromoko; b. Kecamatan Pracimantoro; c. Kecamatan Giritontro; d. Kecamatan Paranggupito; dan e. Kecamatan Giriwoyo. b. Kawasan rawan gempa bumi;

(28)

Kawasan rawan gempa bumi berada di seluruh kecamatan. c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

(Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah meliputi: a. cekungan air tanah Wonosari; b. cekungan air tanah Eromoko; c. cekungan air tanah Karanganyar – Boyolali; dan d. cekungan air tanah Ngawi – Ponorogo.

B. Kawasan Budidaya

1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi; a. kawasan hutan produksi tetap; dan

Kawasan hutan produksi tetap seluas kurang lebih 1.158 (seribu seratus lima puluh delapan) hektar meliputi: a. Kecamatan Wonogiri; b. Kecamatan Selogiri; c. Kecamatan Wuryantoro; d. Kecamatan Sidoharjo; e. Kecamatan Jatiroto; f. Kecamatan Slogohimo; g. Kecamatan Kismantoro; h. Kecamatan Pracimantoro; dan i. Kecamatan Eromoko.

b. kawasan hutan produksi terbatas.

Kawasan hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 7.367 (tujuh ribu tiga ratus enam puluh tujuh) hektar meliputi: a. Kecamatan Wonogiri; b. Kecamatan Nguntoronadi; c. Kecamatan Sidoharjo; d. Kecamatan Tirtomoyo; e. Kecamatan Jatiroto; f. Kecamatan Slogohimo; g. Kecamatan Kismantoro; h. Kecamatan Purwantoro; i. Kecamatan Batuwarno; j. Kecamatan Karangtengah; k. Kecamatan Giriwoyo; l. Kecamatan Baturetno; m. Kecamatan Giritontro; n. Kecamatan Pracimantoro; o. Kecamatan Eromoko; dan p. Kecamatan Wuryantoro.

2. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat;

Kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf b seluas kurang lebih 13.270 (tiga belas ribu dua ratus tujuh puluh) hektar berada di seluruh kecamatan.

3. Kawasan Peruntukan Pertanian;

Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf c terdiri atas:

a. Kawasan tanaman pangan;  pertanian lahan basah;

(29)

Pertanian lahan basah seluas kurang lebih 21.661 (dua puluh satu ribu enam ratus enam puluh satu) hektar meliputi: a. Kecamatan Pracimantoro; b. Kecamatan Giritontro; c. Kecamatan Giriwoyo; d. Kecamatan Karangtengah; e. Kecamatan Batuwarno; f. Kecamatan Tirtomoyo; g. Kecamatan Baturetno; h. Kecamatan Nguntoronadi; i. Kecamatan Eromoko; j. Kecamatan Wuryantoro; k. Kecamatan Manyaran; l. Kecamatan Selogiri;

 pertanian lahan kering. b. Kawasan pertanian hortikultura; c. Kawasan perkebunan; dan d. Kawasan peternakan.

4. Kawasan Peruntukan Perikanan; a. perikanan tangkap;

b. budidaya perikanan;

c. penyediaan prasarana perikanan; d. pengolahan ikan

5. Kawasan Peruntukan Pertambangan;

Kawasan peruntukan pertambangan berupa kawasan pertambangan mineral dan batuan.

a. Emas meliputi: 1. Kecamatan Selogiri; 2. Kecamatan Wonogiri; 3. Kecamatan Wuryantoro; 4. Kecamatan Jatiroto; 5. Kecamatan Tirtomoyo; 6. Kecamatan Karangtengah; 7. Kecamatan Purwantoro; dan 8. Kecamatan Kismantoro.

b. Tembaga meliputi: 1. Kecamatan Selogiri; 2. Kecamatan Wonogiri; 3. Kecamatan Eromoko; 4. Kecamatan Jatiroto; 5. Kecamatan Tirtomoyo; 6. Kecamatan Karangtengah; 7. Kecamatan Purwantoro; dan 8. Kecamatan Kismantoro.

c. Galena meliputi: 1. Kecamatan Tirtomoyo; 2. Kecamatan Karangtengah; 3. Kecamatan Purwantoro; dan 4. Kecamatan Kismantoro.

d. Seng meliputi: 1. Kecamatan Tirtomoyo; 2. Kecamatan Karangtengah; 3. Kecamatan Purwantoro; dan 4. Kecamatan Kismantoro.

e. Hematit meliputi: 1. Kecamatan Tirtomoyo; dan 2. Kecamatan Karangtengah.

(30)

f. mangaan meliputi: 1. Kecamatan Baturetno; 2. Kecamatan Batuwarno; dan 3. Kecamatan Eromoko.

g. Pasir Kuarsa meliputi: 1. Kecamatan Batuwarno; 2. Kecamatan Karangtengah; dan 3. Kecamatan Purwantoro.

h. Lempung meliputi: 1. Kecamatan Puhpelem; 2. Kecamatan Tirtomoyo; 3. Kecamatan Karangtengah; 4. Kecamatan Giriwoyo; 5. Kecamatan Kismantoro; 6. Kecamatan Bulukerto; 7. Kecamatan Girimarto; 8. Kecamatan Eromoko; dan 9. Kecamatan Pracimantoro.

i. Bentonit berada di Kecamatan Giriwoyo

j. Fosfat meliputi: 1. Kecamatan Giriwoyo; 2. Kecamatan Giritontro; 3. Kecamatan Pracimantoro; 4. Kecamatan Paranggupito; 5. Kecamatan Eromoko; dan 6. Kecamatan Manyaran.

k. Kaolin meliputi: 1. Kecamatan Tirtomoyo; dan 2. Kecamatan Karangtengah. l. Kalsit meliputi: 1. Kecamatan Eromoko; 2. Kecamatan Manyaran; 3. Kecamatan Pracimantoro; 4. Kecamatan Paranggupito; 5. Kecamatan Giritontro; 6. Kecamatan Giriwoyo; 7. Kecamatan Baturetno; dan 8. Kecamatan Batuwarno.

m. Oker meliputi: 1. Kecamatan Tirtomoyo; dan 2. Kecamatan Karangtengah. n. Damar berada di Kecamatan Kismantoro;

o. Batu gamping industri meliputi: 1. Kecamatan Manyaran; 2. Kecamatan Wuryantoro; 3. Kecamatan Eromoko; 4. Kecamatan Pracimantoro; 5. Kecamatan Paranggupito; 6. Kecamatan Giritontro; 7. Kecamatan Giriwoyo; 8. Kecamatan Batuwarno; 9. Kecamatan Baturetno; 10. Kecamatan Bulukerto; dan 11. Kecamatan Puhpelem.

p. Batu gamping meliputi: 1. Kecamatan Manyaran; 2. Kecamatan Wuryantoro; 3. Kecamatan Eromoko; 4. Kecamatan Pracimantoro; 5. Kecamatan Paranggupito; 6. Kecamatan Giritontro; 7. Kecamatan Giriwoyo; 8. Kecamatan Batuwarno; 9. Kecamatan Baturetno; 10. Kecamatan Bulukerto; dan 11. Kecamatan Puhpelem.

q. Andesit meliputi: 1. Kecamatan Selogiri; 2. Kecamatan Wonogiri; 3. Kecamatan Ngadirojo; 4. Kecamatan Jatiroto; 5. Kecamatan Jatisrono; 6. Kecamatan Manyaran; 7. Kecamatan Giriwoyo; 8. Kecamatan Tirtomoyo; 9. Kecamatan Eromoko; 10. Kecamatan Karangtengah; 11. Kecamatan

(31)

Kismantoro; 12. Kecamatan Slogohimo; 13. Kecamatan Baturetno; 14. Kecamatan Batuwarno; 15. Kecamatan Girimarto; dan 16. Kecamatan Jatipurno.

r. Dasit meliputi: 1. Kecamatan Purwantoro; dan 2. Kecamatan Kismantoro. s. Tras meliputi: 1. Kecamatan Puhpelem; 2. Kecamatan Bulukerto; 3.

Kecamatan Slogohimo; 4. Kecamatan Girimarto; 5. Kecamatan Wonogiri; dan 6. Kecamatan Ngadirojo.

t. Batu pasir meliputi: 1. Kecamatan Wonogiri; 2. Kecamatan Giritontro; 3. Kecamatan Wuryantoro; dan 4. Kecamatan Manyaran.

u. Sirtu meliputi: 1. Kecamatan Nguntoronadi; 2. Kecamatan Bulukerto; 3. Kecamatan Eromoko; 4. Kecamatan Tirtomoyo; 5. Kecamatan Sidoharjo; dan 6. Kecamatan Jatisrono.

v. Batu setengah permata meliputi: 1. Kecamatan Batuwarno; 2. Kecamatan Karangtengah; 3. Kecamatan Giriwoyo; dan 4. Kecamatan Pracimantoro. w. Tanah Urug meliputi: 1. Kecamatan Selogiri; 2. Kecamatan Wonogiri; 3.

Kecamatan Ngadirojo; 4. Kecamatan Sidoharjo; 5. Kecamatan Jatisrono; 6. Kecamatan Jatiroto; 7. Kecamatan Girimarto; 8. Kecamatan Jatipurno; 9. Kecamatan Slogohimo; 10. Kecamatan Purwantoro; 11. Kecamatan Bulukerto; 12. Kecamatan Puhpelem; 13. Kecamatan Kismantoro; 14. Kecamatan Tirtomoyo; 15. Kecamatan Batuwarno; 16. Kecamatan Baturetno; 17. Kecamatan Karangtengah; 18. Kecamatan Giriwoyo; 19. Kecamatan Giritontro; 20. Kecamatan Eromoko; 21. Kecamatan Wuryantoro; dan 22. Kecamatan Manyaran.

6. Kawasan Peruntukan Industri; terdiri atas:

a. Industri besar dikembangkan pada kawasan industri seluas kurang lebih 800 (delapan ratus) hektar meliputi: 1. Kecamatan Wonogiri; 2. Kecamatan Selogiri; 3. Kecamatan Wuryantoro; 4. Kecamatan Tirtomoyo; 5. Kecamatan Eromoko; dan 6. Kecamatan Ngadirojo.

b. Industri menengah seluas kurang lebih 240 (dua ratus empat puluh) hektar meliputi: 1. Kecamatan Pracimantoro; 2. Kecamatan Tirtomoyo; 3. Kecamatan Manyaran; 4. Kecamatan Selogiri; 5. Kecamatan Wonogiri; 6. Kecamatan Ngadirojo; 7. Kecamatan Jatisrono; 8. Kecamatan Girimarto; 9.

(32)

Kecamatan Purwantoro; 10. Kecamatan Eromoko; 11. Kecamatan Giritontro; dan 12. Kecamatan Jatiroto.

c. Industri kecil dan mikro seluas kurang lebih 250 (dua ratus lima puluh) hektar berada di seluruh kecamatan.

7. Kawasan Peruntukan Pariwisata;

Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas: a. Pariwisata budaya;

b. Pariwisata alam; c. Pariwisata buatan; dan d. Pariwisata minat khusus.

8. Kawasan Peruntukan Permukiman; terdiri atas: a. Kawasan permukiman perkotaan; dan

b. Kawasan permukiman perdesaan. 9. Kawasan Peruntukan Lainnya.

Kawasan peruntukan lainnya berupa kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara.

2.1.6 Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.1.6.1 Komponen Penerimaan Daerah

Penerimaan pendapatan adalah penerimaan yang merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Pendapatan Daerah bersumber dari :

a) Pendapatan Asli Daerah b) Dana Perimbangan c) Lain-lain Pendapatan. a) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan asli daerah bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi Daerah sebagai perwujudan desentralisasi.

1) PAD bersumber dari: a. Pajak Daerah b. Retribusi Daerah

(33)

c. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan d. Lain-lain PAD yang sah.

2) Lain-lain PAD yang sah meliputi:

a. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan b. Jasa giro

c. Pendapatan bunga

d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

e. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah.

Dalam struktur APBD, jenis pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berdasarkan UU No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dirinci menjadi : 1) Pajak Provinsi terdiri atas:

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Kendaraan di Atas Air

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

2) Jenis pajak Kabupaten/Kota terdiri atas: a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

g. Pajak Parkir.

3) Retribusi dirinci menjadi: a. Retribusi Jasa Umum b. Retribusi Jasa Usaha

(34)

b) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan bertujuan mengurangi

kesenjangan fiskal antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah dan antar Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri atas:

a) Dana Bagi Hasil b) Dana Alokasi Umum c) Dana Alokasi Khusus

Prinsip Kebijakan Perimbangan Keuangan

Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan

efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan Desentralisasi, dengan

mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan Dekon-sentrasi dan Tugas Pembantuan.

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pemberian sumber keuangan negara kepada Pemerintahan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dengan memper-hatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.

Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu Daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara Pusat dan Daerah serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar-Daerah. Ketiga komponen Dana Perimbangan imerupakan sistem transfer dana dari Pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh.

(35)

a. Dana Bagi Hasil

Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam. 1) Bagi Hasil yang bersumber dari pajak terdiri atas:

a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.

2) Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya alam berasal dari: a. Kehutanan

b. Pertambangan umum c. Perikanan

d. Pertambangan minyak bumi e. Pertambangan gas bumi f. Pertambangan panas bumi. b. Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26 (dua puluh enam persen) dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN. DAU untuk suatu Daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar.

 Celah Fiskal

Celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal Daerah. Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan pendanaan Daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum. Layanan dasar publik antara lain adalah penyediaan layanan kesehatan dan pendidikan, penyediaan infrastruktur, dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Jumlah penduduk merupakan variabel yang mencerminkan kebutuhan akan penyediaan layanan

(36)

publik di setiap Daerah. Setiap kebutuhan pendanaan diukur secara berturut-turut dengan:

1. Jumlah penduduk 2. Luas wilayah

3. Indeks Kemahalan Konstruksi

4. Produk Domestik Regional Bruto per kapita 5. Indeks Pembangunan Manusia.

Luas wilayah merupakan variabel yang mencerminkan kebutuhan atas penyediaan sarana dan prasarana per satuan wilayah. Indeks Kemahalan Konstruksi merupakan cerminan tingkat kesulitan geografis yang dinilai berdasarkan tingkat kemahalan harga prasarana fisik secara relatif antar-Daerah. Produk Domestik Regional Bruto merupakan cerminan potensi dan aktivitas perekonomian suatu Daerah yang dihitung berdasarkan total seluruh output produksi kotor dalam suatu wilayah. Indeks Pembangunan Manusia merupakan variabel yang mencerminkan tingkat pencapaian kesejahteraan penduduk atas layanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan

Kapasitas fiskal Daerah merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil. Proporsi DAU antara daerah provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan imbangan kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota. Celah fiskal dihitung berdasarkan selisih antara kebutuhan fiskal Daerah dan kapasitas fiskal Daerah.

DAU atas dasar celah fiskal untuk suatu daerah provinsi dihitung berdasarkan perkalian bobot daerah provinsi yang bersangkutan dengan jumlah DAU seluruh daerah provinsi. Bobot daerah provinsi merupakan perbandingan antara celah fiskal daerah provinsi yang bersangkutan dan total celah fiskal seluruh daerah provinsi. DAU atas dasar celah fiskal untuk suatu daerah kabupaten/kota dihitung berdasarkan perkalian bobot daerah kabupaten/kota yang bersangkutan dengan jumlah DAU seluruh daerah kabupaten/ kota. Bobot daerah kabupaten/kota merupakan perbandingan antara celah fiskal daerah kabupaten/kota yang bersangkutan dan total celah fiskal seluruh daerah kabupaten/kota.

(37)

Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan nol menerima DAU sebesar alokasi dasar. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut lebih kecil dari alokasi dasar menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah dikurangi nilai celah Fiskal. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut sama atau lebih besar dari alokasi dasar tidak menerima DAU. Data untuk menghitung kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal diperoleh dari lembaga statistik pemerintah dan/atau lembaga

pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang dapat

dipertanggungjawabkan.  Alokasi Dasar

Alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah. Jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah gaji pokok ditambah tunjangan keluarga dan tunjangan jabatan sesuai dengan peraturan penggajian Pegawai Negeri Sipil. Pemerintah merumuskan formula dan penghitungan DAU dengan memperhatikan pertimbangan dewan yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan otonomi daerah. Hasil penghitungan DAU per provinsi, kabupaten, dan kota ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Penyaluran DAU dilaksanakan setiap bulan masing-masing sebesar 1/12 (satu perdua belas) dari DAU Daerah yang bersangkutan. Penyaluran DAU dilaksanakan sebelum bulan bersangkutan.

Alokasi DAU secara proporsional menggunakan rumus sebagai berikut:

Besarnya DAU masing-masing

daerah

=

Bobot daerah bersangkutan

x

Jumlah DAU untuk

daerah Jumlah bobot seluruh daerah

c. Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam

(38)

APBN. DAK dialokasikan kepada Daerah tertentu yang memenuhi kriteria untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah. Kegiatan khusus sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN. Fungsi dalam rincian Belanja Negara antara lain terdiri atas layanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama, pendidikan dan perlindungan sosial.

Pemerintah menetapkan kriteria DAK yang meliputi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Kriteria umum ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan Keuangan Daerah dalam APBD. Kriteria umum dihitung untuk melihat kemampuan APBD untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan dalam rangka pembangunan Daerah yang dicerminkan dari penerimaan umum APBD dikurangi dengan belanja pegawai.

Kemampuan daerah (APBD) dihitung sebagai berikut. Kemampuan Keuangan Daerah = Penerimaan Umum APBD _ Belanja pegawai

Penerimaan Umum APBD = PAD + DAU + ( DBH – DBHR)

DBH = Dana Bagi Hasil

DBHR = Dana bagi Hasil yang dibagikan merata untuk daerah

Belanja Pegawai = Belanja Pegawai Pegawai Negeri Sipil Daerah

Kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kekhususan suatu Daerah dan karakteristik Daerah. Karakteristik Daerah antara lain adalah daerah pesisir dan kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, daerah yang termasuk rawan banjir dan longsor, serta daerah yang termasuk daerah ketahanan pangan. Kriteria teknis ditetapkan oleh kementerian Negara/departemen teknis. peraturan perundang-undangan adalah Undang-Undang Kriteria teknis antara lain meliputi standar kualitas/kuantitas konstruksi, serta perkiraan manfaat lokal dan nasional yang menjadi indikator dalam perhitungan teknis.

(39)

 Dana Pendamping

Daerah penerima DAK wajib menyediakan Dana Pendamping sekurang-kurangnya 10 (sepuluh persen) dari alokasi DAK. Dana Pendamping dianggarkan dalam APBD. Namun Daerah dengan kemampuan fiskal tertentu tidak diwajibkan menyediakan Dana Pendamping

c) Lain-lain Pendapatan

Lain-lain Pendapatan bertujuan memberi peluang kepada Daerah untuk memperoleh pendapatan selain pendapatan dari PAD, Dana perimbangan dan Pinjaman daerah.Lain-lain Pendapatan terdiri atas pendapatan hibah dan pendapatan Dana Darurat. Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.

Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat. Hibah kepada Daerah yang bersumber dari luar negeri dilakukan melalui Pemerintah. Hibah dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara Pemerintah Daerah dan pemberi hibah. Hibah digunakan sesuai dengan naskah perjanjian. Tata cara pemberian, penerimaan, dan penggunaan hibah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pemerintah mengalokasikan Dana Darurat yang berasal dari APBN untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional dan/atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh Daerah dengan menggunakan sumber APBD.

Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan/atau krisis solvabilitas. Keadaan yang dapat digolongkan sebagai bencana nasional dan/atau peristiwa luar biasa ditetapkan oleh Presiden Pemerintah dapat mengalokasikan Dana Darurat pada Daerah yang dinyatakan mengalami krisis solvabilitas. Krisis solvabilitas adalah krisis keuangan berkepan-jangan yang dialami Daerah selama 2 (dua) tahun anggaran dan tidak dapat diatasi melalui APBD.

(40)

Daerah dinyatakan mengalami krisis solvabilitas berdasarkan evaluasi Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Krisis solvabilitas ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

a) Pinjaman Daerah

Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. Pinjaman Daerah bertujuan memperoleh sumber pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah.

b) Batas Pinjaman

Pemerintah menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan keadaan dan prakiraan perkembangan perekonomian nasional. Batas maksimal kumulatif pinjaman tidak melebihi 60 (enam puluh persen) dari Produk Domestik Bruto tahun bersangkutan. Menteri Keuangan menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman Pemerintah Daerah secara keseluruhan selambat-lambatnya bulan Agustus untuk tahun anggaran Berikutnya.

Pengendalian batas maksimal kumulatif Pinjaman Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri. Pelanggaran terhadap ketentuan, dikenakan sanksi administratif berupa penundaan dan/atau pemotongan atas penyaluran Dana Perimbangan oleh Menteri Keuangan.

c) Sumber Pinjaman

Pinjaman Daerah bersumber dari:  Pemerintah

 Pemerintah Daerah lain  Lembaga keuangan bank  Lembaga keuangan bukan bank  Masyarakat.

Pinjaman Daerah yang bersumber dari Pemerintah diberikan melalui Menteri Keuangan. Pinjaman Daerah yang bersumber dari masyarakat berupa Obligasi Daerah diterbitkan melalui pasar modal.

Gambar

DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI
Tabel 2.9  Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KABUPATEN WONOGIRI

Referensi

Dokumen terkait

Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena

Proses utuh dari survei dan pemetaan ini memberikan satu hipotesa dengan menamai lokasi survei sebagai “situs” yang disebut “Situs Selancuk”, pada lokasi yang berada di tengah

Kemampuan menganalisis dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut,

DBL Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang olahraga dengan segementasi anak remaja SMP hingga SMA. DBL Indonesia memiliki kegiatan tahunan yang rutin

Memang pemanfaatan komputer dalam pembelajaran, saat ini baru dimanfaatkan oleh guru sebatas menyampaikan materi pembelajaran dengan power point, sedangkan untuk keperluan

dilakukan pada aktifitas pembelajaran sesuai dengan mesin CNC yang

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Rekomendasi kredit dibuat oleh pejabat perekomendasi kredit berdasarkan analisis/evaluasi yang dibuat oleh pemrakarsa/penganalisis kredit. Dalam memberikan rekomendasi