1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman, hal tersebut merupakan pendapat James O. Whitaker (dalam Hosnan 2014: 4). Kata “diubah” merupakan kata kunci pendapat Whitaker, sehingga dari kata tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah sebuah perubahan yang direncanakan secara sadar melalui program yang disusun untuk menghasilkan perubahan perilaku positif tertentu. Intinya bahwa belajar adalah proses perubahan. Proses perubahan itu melibatkan guru, siswa, dan lingkungan, yang disebut dengan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Achjar Chalil (dalam Hosnan 2014: 4), pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari pengertian pembelajaran oleh Achjar Chalil, secara tidak langsung dapat diketahui bahwa pembelajaran bukan hanya guru yang harus bersikap aktif, namun siswa juga aktif dalam membentuk pengetahuannya sendiri melalui pengalaman langsung. Hal itu serupa dengan maksud dan tujuan dari Ilmu Pengetehuan Alam (IPA).
dapat membuat pembelajaran dengan kondisi seperti itu. Kondisi yang dapat memunculkan keberanian bertanya dan keaktifan menemukan jawabannya antara sesama siswa sebagai bentuk keterlibatan aktif mereka dalam pembelajaran memerlukan adanya rangsangan dan kondisi yang mendukung (Susana, 2010: 48). Kondisi yang mendukung untuk mendorong siswa aktif sehingga hasil belajar IPA meningkat dapat terwujud dengan penggunaan model pembelajaran.
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA. Model-model pembelajaran tersebut diantaranya adalah STAD (Students Teams-Achievement Divisions), Jigsaw (Model Tim Ahli),Cooperative Script, Think Pair and Share (Pikir Bersama dan Berbagi), Numbered Heads
Together (Kepala Bernomor), Snowball Throwing (Gelundungan Bola Salju), Example Non Example, Problem Based Intruction/ PBI (Pembelajaran Berbasis Masalah), Articulation (Model Artikulasi), Debate (Debat), Role Playing (Bermain Peran), Group Investigation (Grup Peneliti), Student Fasilitator and Expailing/ SFE (Fasilitasi Oleh Siswa), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Picture and Picture, dan Make a Match (Cari Pasangan) (Hosnan, 2014: 246-259).
tersebut adalah model pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture.
Model pembelajaran Examples Non Examples merupakan model pembelajaran menggunakan contoh-contoh yang relevan dengan materi yang diajarkan, media dalam penyampaian materi dapat berupa gambar, bagan, dan skema. Gambar examples memberikan gambaran akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Model pembelajaran lainnya yaitu model pembelajaran Pictures And Pictures. Model pembelajaran Pictures And Pictures adalah model pembelajaran yang dapat melatih berpikir
logis dan sistematis. Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik memperlihatkan gambar yang sudah diacak untuk diurutkan agar sesuai dengan materi yang telah disajikan. Kemudian guru menginformasi urutan gambar tersebut, menanamkan konsep sesuai materi penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.
Ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini. Penelitian tersebut menyatakan bahwa ada perbedaan efektifitas yang signifikan antara model pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA. Salah satunya adalah penelitian
berjudul “Perbedaan Pembelajaran Examples Non Examples dengan Picture and Picture terhadap Hasil Belajar Biologi pada Materi Sistem Gerak Tumbuhan Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2012/2013” oleh Setyaningrum (2013). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Hasil nilai rata-rata postest siswa menggunakan pembelajaran Picture and Picture sebesar (76,72±8,391) lebih tinggi dari pada menggunakan pembelajaran Examples Non Examples sebesar (68,38±9,493) dan konvensional sebesar (63,44±9,831). Hasil
uji hipotesis bahwa terlihat nilai Fhitung (16,283) lebih besar dari Ftabel (3,09). Nilai Ftabel diperoleh dari nilai taraf signifikansi 5% (df=2,93) yaitu sebesar (3,09), maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga pembelajaran yang diterapkan antara pembelajaran Examples Non Examples, Picture and Picture dan konvensional. Hasil uji lanjut anova perbandingan
maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran Examples Non Examples dan kontrol 0,036 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat
perbedaan. Perbandingan pembelajaran Picture and Picture dan kontrol 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu ada perbedaan antara penggunaan pembelajaran Examples Non Examples, Picture and Picture dan konvensional dengan pembelajaran
Picture and Picture lebih baik dari pada pembelajaran Examples Non Examples
dan konvensional.
Penelitian lain menunjukkan bahwa model Examples Non Examples dan model Picture amd Picture tidak memiliki perbedaan efektifitas yang signifikan ditinjau dari hasil belajar IPA. Penelitian tersebut berjudul “Studi Komparasi Penggunaan Strategi Pembelajaran Examples Non Examples dan Picture and Picture terhadap Hasil Belajar IPA di Kelas IV SD Muhammadiyah 16
Karangasem Tahun Ajaran 2013/2014” oleh Widihastuti (2014). Hasil penelitian tersebut menyatakan tidak terdapat perbedaan antara penggunaan strategi Examples Non Examples dengan strategi Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta. Hasil uji t thitung < ttabel yaitu 0,954> 2,000. Rata-rata nilai hasil belajar strategi Examples Non Examples adalah 78,75 dan rata-rata nilai hasil belajar IPA strategi Picture
and Picture adalah 81,56 Jadi, strategi Examples Non Examples dengan strategi
Picture and Picture tidak ada yang lebih baik, dikarenakan H0 diterima. Sehingga
mematahkan kedua hipotesa kerja yang ditunjukkan dengan H1.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas terdapat permasalahan, yaitu:
1. Belum diterapkan model pembelajaran yang efektif yang dapat menjadi solusi bagi siswa untuk lebih mengerti materi dalam pembelajaran IPA. 2. Masih terdapat siswa yang pasif saat pembelajaran IPA.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Hanya pada penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Hasil belajar yang diteliti hanya pada aspek kognitif.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah apakah ada perbedaan yang signifikan antara efektivitas model pembelajaran Examples Non Examples dibandingkan dengan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar IPA kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 dan SD Negeri Plumbon 02?
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah hasil yang diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran perkembangan dunia pendidikan mengenai efektifitas penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples dan model pembelajaran Picture and Picture ditinjau dari hasil belajar mata pelajaran IPA.
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa:
Penelitian ini memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan pada siswa.
2. Bagi Guru:
Penelitian ini memberikan masukan kepada guru SD agar lebih inovatif dalam memilih model pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan.
3. Bagi sekolah:
Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dan sekolah lain pada umumnya.
4. Bagi Peneliti: