MASALAH DALAM
PEMERIKSAAN
PSIKOLOGIS
ANNISA JULIANTI
BAHASAN:
A. Permasalahan dalam Psikodiagnostik
B. Objektifikasi dan Kualifikasi Pemeriksaan Psikologis
1.Tes psikologi
2.Standarisasi tes 3.Reliabilitas
4.Validitas 5.Fungsi tes
6.Syarat-syarat tes yang baik 7.Kriterium
A. PERMASALAHAN DALAM PSIKODIAGNOSTIK
Ada beberapa masalah/hambatan dalam pemeriksaan psikologis:
1. Klien yang mengelabui psikolog → biasanya pada tes inventori.
Faking good: impresi yang memberikan kesan baik → agar lolos tes
Faking bad: impresi yang memberikan kesan buruk → agar tidak diterima/tidak lolos tes
2. Social desirability → faking good yang mengikuti kecenderungan norma-norma masyarakat → memberikan jawaban yang dirasa ‘benar’, bukan yang paling sesuai dengan keadaan dirinya.
Mengatasi masalah faking:
Testee diinstruksikan untuk menjawab pertanyaan atau merespon pernyataan secara cepat → terlalu lama dapat menyebabkan jawaban tidak murni
Mengelabui tujuan inventori → misal inventori kejujuran
Permasalahan dalam psikodiagnostik secara garis besar:
1.Dari segi klien
2.Bersumber pada situasi dan lingkungan 3.Bersumber pada fasilitas
4.Bersumber pada psikolognya sendiri 5.Apa yang harus diukur
6.Bagaimana menjaring aspek-aspek kepribadian
7.Penyampaian dan memakai hasil
1.Dari segi klien
Kepribadian klien ada yg normal & abnormal
Kesalahan persepsi klien Kejujuran klien
Kapasitas klien
Pengalaman klien
2. Bersumber pada situasi dan lingkungan
Waktu pelaksanaan psikodiagnostik dijadwalkan dg baik
Tempat pelaksanaan
Fasilitas-fasilitas yang tersedia Polusi atau pencemaran
3. Bersumber pada fasilitas
Tersedia tidaknya jenis-jenis tes, inventori, skala yang diperlukan
4. Bersumber pada psikolognya sendiri
Kepribadian psikolog Kapasitas psikolog
Pengalaman psikolog
Nilai dan moral psikolog
5. Apa yang harus diukur untuk mendapatkan deskripsi kepribadian individu → psikolog harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis pemeriksaan psikologis/tes dan harus dikuasai
6. Bagaimana menjaring aspek-aspek kepribadian melalui penyelenggaraan pemeriksaan psikologis yang sistematis dan objektif → metode, proses-proses, cara/teknik tes, dan keahlian & skill dalam interpretasi
7. Penyampaian dan memakai hasil psikodiagnostik → dapat memberikan deskripsi kepribadian dengan menginterpretasikannya ke masa depan utk
B. OBJEKTIFIKASI DAN KUALIFIKASI PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
1.Tes psikologi
2.Standarisasi tes 3.Reliabilitas
4.Validitas 5.Fungsi tes
6.Syarat-syarat tes yang baik
1.Tes psikologi
Psikolog harus mencari dan memperoleh data yang obektif mengenai klien
Menggunakan tes psikologis yang telah terstandarisasi → dipandang objektif
Tes psikologis yang terstandar → usaha
mengobjektifkan dan objektifkasi data yang diperoleh dari sasaran tes.
Hasil objektifkasi tes psikologis: angka-angka → skor tes → kuantifkasi data
5 hal yang harus dipenuhi oleh suatu alat tes: Situasi tes sama utk semua orang yang
dites
Pelaksanaan tes harus ada ketentuan bakunya
Harus ada ketentuan dalam perhitungan / cara skoring
Harus ada cara utk menganalisis skor tes Harus ada ketentuan utk
menginterpretasikannya
Jika ke5 hal tsb dipenuhi, maka suatu tes disebut tes yang objektif
Ada 2 macam kemanfaatan tes
(Kouwer, 1952):
Untuk memperoleh efsiensi waktu utk mengetahui gambaran
kepribadian indv
Hasil tes dapat dibandingkan dengan hasil tes lain
Skor tes dari suatu asesmen → hasil yang kompleks karena dipengaruhi oleh:
Karakteristik rangsang tes → isi tes, format tes ditinjau dari segi kecepatan pelaksanaannya, cara menjawab, kaitan dengan budaya, wujud fsik tes, dsb
Karakteristik situasi tes → metode pelaksanaan, konterks interpersonal, pengaruh tester thd situasi tes, gangguan-gangguan fsik (bising, cahaya, suhu), tes indv/klasikal
Karakteristik individunya → tujuan indv yg diperiksa, gaya berespon, kondisi fsiologis (kelelahan, emosi, mood, dll)
2. Standarisasi Tes
Populasi tes = populasi ketika tes distandarisasi
Ukuran standarisasi dari sampel sudah tepat
Sudah ada norma kelompok yang spesifk
3. Reliabilitas
Umumnya R minimal 0,90 untuk
tujuan pemeriksaan klinis. R minimal 0,70 untuk tujuan riset
4. Validitas
Kriteria dan prosedur yang dipakai untuk mencari validitas tes
Tes sudah dikonstruksikan sedemikian rupa shg menjadi alat ukur yang akurat Tes menghasilkan ukuran yang akurat mengenai konteks dan tujuan
pemeriksaan psikologis
5. Fungsi Tes
Ada 3 macam fungsi tes (Kouwer,
1952)
a.Fungsi meramalkan
Metode kuantitatif, data berupa skor/ angka.
Cth: nilai kemampuan matematika
80, asumsinya adalah indv dimasa yg akan dtg akan mampu dalam
matematika
b. Fungsi menggambarkan atau
mendeskripsikan
Hasil tes/skor dipakai utk
menggambarkan kepribadian indv utk tujuan2 yg telah ditetapkan
Cth: seleksi karyawan, penjurusan
studi siswa, deskripsi diagnosa klinis
c. Fungsi menemukan diri sendiri
Memberi suatu pengertian yang
mendalam pada diri subjek mengenai gambaran kepribadiannya
Hasil tes harus disampaikan kpd subjek, mengenai sifat-sifatnya, kelemahan,
dan potensi yang dimiliki subjek. → subjek menjadi lebih paham
mengenai dirinya sendiri (kelebihan dan
6. Syarat-syarat Tes yang Baik
a.Tes itu harus valid
b.Reliabilitas atau kehandalan tes
c.Distandarisasikan atau dibakukan d.Tes harus objektif
e.Tes harus komprehensif f. Tes harus diskriminatif
a. Tes harus valid
Validitas sebagai ukuran yang
benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Sejauh mana tes mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur
b. Reliabilitas
Reliabilitas tes adalah
berhubungan dengan
konsistensi suatu alat tes.
c. Distandarisasikan atau dibakukan
Situasi pengetesan harus benar-benar diusahakan sama bagi setiap subjek
yang dites.
Yang dibakukan:
Materi tes
Penyelenggaraan tes Cara memberi skor
d. Tes harus objektif
Apakah penilaian atas tes tersebut memberikan hasil yang sama jika
dinilai oleh pemeriksa yang berbeda-beda
e. Tes harus komprehensif
Tes tersebut dapat
mengungkapkan banyak hal
(berbagai aspek)
f. Tes harus diskriminatif
Tes tersebut dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan mengenai sifat/faktor tertentu
pada subjek yang satu dengan subjek yang lain.
Indeks utk menunjukkan perbedaan tsb
disebut daya pembeda (discriminative power/ d.p.)
Jika suatu tes pada sekelompok subjek
menunjukkan hasil yang sama, maka tes tsb mempunyai d.p. yang rendah = tidak baik.
g. Tes harus mudah dipakai dan murah
Jika sukar dalam penyelenggaraan tesnya → kelemahan
Nilai tes terletak pada kegunaannya → maka tes tersebut menjadi rendah nilai manfaatnya jika sulit digunakan
7. Kriterium
Fungsi tes untuk
meramalkan/memprediksi
berhubungan dengan apa yang disebut kriterium, yakni yang menunjukkan suatu fakta atau peristiwa yang diramalkan oleh tes itu
Mis: keberhasilan belajar, kepuasn
Fungsi prediksi dari suatu tes dikatakan baik, jika hasil prediksinya sesuai
dengan kriterium yang telah ditentukan. Jenis-jenis kriterium (Kouwer, 1952)
a. Kriterium objektif b. Kriterium subjektif c. Kriterium langsung
d. Kriterium intermedier
a. Kriterium objektif
Semua fakta mengenai prestasi atau perilaku yang dituntut dalam tugas tertentu untuk dikatakan berhasil.
Contoh: kriterium prestasi belajar
dikatakan berhasil, jika nilai-nilai lebih
b. Kriterium subjektifMemakai pendapat subjektif dari orang yang
ahli atau kompeten serta yang mengetahui permasalahan tertentu mengenai prestasi atau perilaku yang harus dicapai.
Contoh: ditanyakan kepada sejumlah dosen mengenai kriterium keberhasilan dalam perkuliahan
Kelemahannya: pandangan tiap orang berbeda-beda.
Solusi: membuat penilaian yang sistematis dan terarah, misal dengan rating scale.
c. Kriterium langsung
Kriterium telah ditetapkan berupa bentuk perilaku sikap atau tindakan nyata sebagai ukuran subjek.
Contoh: dalam suatu seleksi, jika tidak memenuhi kriterium tertentu ketika diuji, maka tidak lulus.
d. Kriterium intermedier
Kriterium yang berpatokan pada apa yang harus dicapai subjek selama suatu tugas dilaksanakan.Kriterium ini memiliki tingkatan tertentu dengan persyaratan tertentu sesuai tugasnya
Contoh: ketika seseorang
akan/mendapatkan beasiswa, pada
periode tertentu, prestasi belajar akan dikontrol, akan ada tuntutan nilai minimum yang harus dicapai.
e. Kriterium akhir
Berhubungan dengan kriterium langsung dan kriterium intermedier. Pada akhirnya indv menunjukkan suatu prestasi dan keterampilan tertentu yang kemudian dijadikan kriterium terakhir.
C. TES TERHADAP KELOMPOK MINORITAS BUDAYA DAN BAHASA
Asesmen harus dipandu oleh pengetahuan dan
menghargai perbedaan-perbedaan individual.
Sebagai praktisi harus memahami pengaruh usia,
gender, ras, etnis, dan variabel latar belakang lainnya terhadap tes.
Hambatan bahasa dapat membatasi kinerja tes
orang-orang dari kelompok minoritas.
Faktor-faktor budaya dapat memengaruhi hasil tes
Penduduk asli Amerika mempunyai konsepsi tentang
waktu, dan lebih menekankan pada waktu sekarang daripada orientasi waktu masa depan.