ARSIP SEBAGAI ALAT BUKTI
DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
DR. Bambang Widjojanto
Diskusi dengan Ikatan Arsiparis ANRI, Selasa, 23 Februari 2016
P
ENDAHULUAN
Kini Arsip kian penting tapi tak banyak yang
menyadari ARSIP SANGAT PENTING.
Keteladanan JENDRAL SOEDIRMAN tidak tidak
akan bisa diabadikan tanpa peran KEARSIPAN
Ada berbagai kasus dapat “dibuktikan” karena
peristiwa dan fakta yang diduga sebagai tindak pidana tersimpan secara baik dalam Arsip
Ada potensi suatu peristiwa dan fakta tidak
diarsipkan secara baik, ada rekayasa
“menghilangkan” peristiwa atau memusnahkan dokumen sehingga akan menyulitkan pembuktian
TEKNOLOGI, INFORMASI & ARSIP
Kini terjadi
globalisasi informasi karena informasi dari
manapun bisa didapatkan secara real time Ditopang oleh perkembangan komputerisasi hingga digitaliasi serta teknologi & sistem
informasi;
Ada shock of culture
dan kita dikepung
L
ANJUTAN….
Informasi menjadi kian
fungsional karena:
Menggambarkan suatu
peristiwa yang terjadi.
Ada rangkaian peristiwa
menjadi suatu fakta dimana fakta itu
dirumuskan dalam bentuk data;
Mengurangi ketidakpastian
dalam proses pengambilan keputusan
Meningkatkan
pengetahuan atau kemampuan pengguna,
Arsip menjadi bagian
tak terpisahkan dari
informasi
Pasal 3 huruf b UU No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, salah satu tujuan penyelenggaraan kearsipan menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan
Peristiwa dan fakta informasi diarsipkan Peran Arsip dapat menjadi:
“sumber informasi” &
sumber evidences atau alat bukti yg memuat barang bukti Sumber pertanggung-jawaban
Dalam
perkembangannya, jenis informasi dan barang
yang diarsipkan juga meliputi : media elektronik (rekaman suara, rekaman video,
dll) maupun media cetak (kertas, Photo,
TI dpt bantu Arsip agar jadi alat bukti & pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yg
memiliki nilai pendidikan, riset, & sejarah;
Selain, melindungi kepentingan negara & hak-hak keperdataan rakyat atas
ARSIP DAN PEMBUKTIAN PIDANA:
KASUS CENTURY Ada peristiwa penting dlm Kasus Century agar dpt memahami
secara utuh kasus tsb, misalnya:
Rapat-rapat Dewan Gubernur yg pd akhirnya memutuskan
kebijakan “Bail Out”
Pertemuan dengan LPS, Bapepam, Menteri Keuangan & Wapres; Dokumen perhitungan kondisi keuangan BC pehrai/minggu/
bulan yg menjadi basis keputusan Bail Out;
Seluruh minuta of meeting, dokumen yg dihasilkan & bukti
penunjang
“Mengenai daftar hadir di seluruh pertemuan, termasuk Rapat
KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) pada tanggal 24 November 2009 dan 3 Desember 2009:
Ada perdebatan mengenai daftar hadir rapat KSSK (Komite Stabilitas Sistem
Keuangan) yang merestui untuk memberikan suntikan dana kepada Bank Century sebesar Rp. 6,7 Trilyun.
Apa isi perdebatan dan dokumen-dokumen yg dijadikan dasar keputusan.
Kesemuruhan persitiwa & fakta dari seluruh hal di atas dapat menjadi
dasar dan digunakan untuk mengetahui siapa saja yang terkait atau terlibat dan siapa yang bertanggung jawab terhadap dana sebesar Rp. 6,7 Trilyun guna menanggulangi dampak sistemik yang ditimbulkan oleh adanya fraud di Bank Century.
ARBITRASE INTERNASIONAL
KASUS SIPADAN-LIGITAN Indonesia kalah, Pulau Sipadan-Ligitan lepas dari wilayah
bangsa Indonesia;
Salah satu alasannya, ketidak adanya arsip/dokumen
pengelolaan kedua pulau tersebut; bukan sekadar dokumen perbatasan saja.
Mahkamah Internasional dalam memenangkan Malaysia
karena adanya arsip/dokumen penerbitan ordonansi perlindungan satwa burung, pungutan pajak terhadap pengumpulan telur penyu sejak tahun 1930, dan operasi mercu suar sejak 1960-an.
Indonesia hanya bersandar pada Konvensi 1891 yg dinilai
hanya mengatur perbatasan darat dari kedua negara di Kalimantan. Garis paralel 4º 10' Lintang Utara ditafsirkan hanya menjorok ke laut sejauh 3 mil dari titik pantai timur Pulau Sebatik sesuai ketentuan hukum laut internasional.
Kala itu yang menetapkan laut wilayah sejauh 3 mil tanpa
melakukan pencatatan kegiatan di kedua pulau tersebut shg tidak ada indikasi untuk menjaga kedaulatan
Untuk itu misi untuk menjaga dan merawat arsip/dokumen
yang berkaitan dengan kehidupan bernegara sebagai bahan pertanggungjawaban nasional dan juga alat bukti kepemilikan.
“KEGADUHAN” PELEMAHAN KPK
MELALUI REVISI UU KPK
Dalam 5 (lima) tahun ini, ada
sekitar 3 (tiga) draf Usulan Perubahan. Apa perbedaan &
persamaannya;
Ada 18 kali proses Judicial Review yg menguji UU KPK di
Mahkamah Konstitusi;
Apakah ada Naskah Akademis
atas Draf Revisi UU, siapa saja pengusulnya, apa alasan &
argumentasinya;
Siapa saja yg melakukan
penolakan dan seberapa luas cakupannya;
Apa pendapat & argumentasi
publik atas penolakan itu dan berbagai bentuk sikap penolakan;
Apakah kriminlaisiasi juga
bagian dari pelemahan KPK dan upaya pemberantasan korupsi.
P
ERAN ARSIP DALAM PEMBUKTIAN
Di bidang Perdata soal alat bukti disebutkan di dalam
Pasal 164 H.I.R. (Het Herziene Indonesisch Reglement)/ Pasal 284 RBg/Pasal 1866 BW menyatakan:
Ada 5 (lima) macam alat bukti yang sah, yaitu:
1. alat bukti tertulis
2. alat bukti saksi
3. alat bukti persangkaaan 4. alat bukti pengakuan 5. alat bukti sumpah.
Bukti tertulis, pengakuan dan sumpah menjadi penting
& berkaitan dengan peran pengarsipan.
UU Kearispan sendiri menyatakan kerasipan menjamin
perlindungan kepentingan Negara & hak keperdataan rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya serta menjamin keselamatan
dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
L
ANJUTAN
….
Dalam Tindak Pidana, pengaturan mengenai alat
bukti tersebut di dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP;
Adapun alat bukti meliputi sesuai KUHAP dan
urut-urutan alat bukti adalah sebagai berikut: 1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli 3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa.
Bukti Surat menjadi sangat penting dan bisa jadi
berkaitan dengan peran pengarsipan, khususnya
yang berkaitan dengan pemilikan, peristiwa tertentu yg tersebut di dalam dokumen dan dokumen penting yang mengatur hak & kewajiban suatu jabatan
tertentu sbg suatu penyelenggara negara; dan lainnya.
LANJUTAN ….
Dalam tindak pidana korupsi ada perluasan pengertian
alat bukti yang sah seperti yg tersebut di dalam KUHAP berkaitan dengan perkembangan teknologi telah diatur dalam pasal 26 A UU No.31 Tahun 1999 yaitu:
Alat bukti yg sah dalam bentuk PETUNJUK sebagaimana
dimaksud dalam pasal 188 ayat (2) UU No.8 tahun 1981 tentang KUHAP juga dapat diperoleh dari:
Alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan,
dikirim, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu; dan
Dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang
dilihat, dibaca, dan atau didengar, yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang diatas kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang terekan secara elektronik yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka atau perforasi yang memiliki makna.
Kesemua perluasan bukti PETUNJUK itu juga berkaitan
TANTANGAN PERAN ARSIP
DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
Apakah semua lembaga negara
yang punya potensi melakukan korupsi sudah melaporkan
seluruh pengarsipannya?
Sejauhmana kualitas pengarsipan
yang sudah dilakukan tersebut?
Apakah ada mekanisme “uji
sahih” untuk memastikan seluruh dokumen yang diarsipkan tidak
ada yang dihilangkan atau dimanipulasi?
Bagaimana dengan berbagai
“kegaduhan” yg terjadi di publik berkaitan dengan upaya
pemberantasan korupsi? Apakah “potret” resistensi publik dalam membangun upaya
Pemberantasan korupsi sudah di cover?
Apa saja keteladanan dari informal leaders atau public prominent persons dalam mendorong upaya pemberantasan korupsi?
LANJUTAN ….
Indonesia adalah laboratorium sosial yang luar
biasa dalam membangun proses demokratisasi &
mewujudkan upaya pemberantasan korupsi;
Gerakan Civil Societies mempunyai peran
strategis dalam membumikan kedaulatan rakyat
u? mewujudkan kesejahteraan & keadilan sosial;