• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

G. Langkah-Langkah Pengolahan

5. Kelengkapan Pustaka

Pembuatan kelengkapan pustaka adalah kegiatan menyiapkan dan membuat kelengkapan pustaka agar pustaka itu siap dipakai, mudah dipergunakan, dan untuk memelihara agar koleksi tetap dalam keadaan baik. Kegiatan itu antara lain :

51

“Colon Classification” Diakses pada tanggal 20 Juni 2010 dari http://www.umarfalahulalamcenter.blogspot.com/2008/09/skema-klasifikasi-dalam-perpustakaan.html

a. Pembuatan label buku

Pembuatan label buku memuat keterangan nomor notasi yang berisi nomor panggil atau kode klasifikasi, tiga huruf pertama pengarang, dan satu huruf pertama judul buku. Label itu ditempelkan pada punggung buku kira-kira 3 cm dari bawah. Label ini berguna sebagai petunjuk penyusun urutan penataan koleksi di rak dan untuk memudahkan pencarian koleksi kembali.

b. Slip dan kantong buku

Slip dan kantong buku memuat sebagian data yang diambil dari deskripsi katalog yang diringkas seperti nomor kelas atau notasi, tiga huruf pengarang, satu huruf pertama judul. Slip dan kantong buku ini ditempelkan pada bagian depan atau belakang buku (sesuai dengan kebijakan perpustakaan)

c. Slip tanggal kembali

Tempatnya berdekatan dengan slip dan kantong buku. Gunanya untuk membubuhkan cap tanggal pengembalian. Pada saat buku dipinjam, maka slip di cap, slip buku diambil dari kantong buku dan dimasukkan dalam kantong peminjaman yang dibawa oleh anggota kemudian disimpan atau dijajarkan pada jajaran peminjaman di meja petugas.

d. Kartu katalog

Sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan perpustakaan. Kartu dijajarkan sebagai pedoman dan dijajarkan menurut sistem tertentu (abjad/kamus, nomor kelas). Kartu katalog adalah wakil koleksi, oleh karena itu jajaran kartu katalog dan koleksi harus sama.

e. Sampul

Untuk menjaga agar buku (koleksi) perpustakaan selalu dalam keadaan bersih, rapi, awet, dan tidak mudah rusak maka sebaiknya buku disampul plastik.

6. Penyusunan koleksi (buku) di rak

Setelah buku atau bahan pustaka selesai diproses dan dilengkapi dengan berbagai kelengkapan dan kartu-kartu katalog di jajarkan menurut sistem tertentu. Kemudian bahan pustaka tersebut harus segera disusun atau diatur pada rak buku untuk dilayankan kepada pemakai perpustakaan. Penyusunan buku di perpustakaan ada dua cara, yaitu :

a. Penempatan yang tetap (Fix Locations), artinya sekali ditempatkan,

seterusnya berada di tempat itu, jika ada penambahan koleksi akan ditaruh di tempat lain yang berdekatan dengan yang sudah ada,

b. Penempatan relatif atau tidak tetap (Relative Locations), artinya

penempatan koleksi dapat berubah atau berpindah karena koleksi yang sama subjeknya harus terkumpul pada satu tempat, sehingga terpaksa

menggeser atau pemindahan yang sudah ada.52

52

62

GAMBARAN UMUM

PERPUSTAKAAN MERCU BUANA

A. Sejarah Singkat

Pengusaha H. Probosutedjo yang mempunyai pengalaman sebagai guru di perguruan tinggi swasta, Pemantang Siantar Sumatera Utara, pada tanggal 10 November 1981 mendirikan Akademi Wiraswasta Dewantara (AWD), dan peresmiannya dilakukan oleh almarhum Bapak H. Adam Malik, Wakil Presiden saat itu. Dewantara diambil dari nama tokoh Pendidikan Nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara. Misi pendidikan akademi ini antara lain mengembangkan model pendidikan untuk pengusaha Pancaliais, dan kader-kader pembangunan yang mandiri serta mampu menciptakan lapangan kerja.

Sebelum memiliki kampus sendiri, penyelenggaraan perkuliahan dilaksanakan di Gedung Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI) Jl. Gatot Subroto. Tahun 1984 Yayasan Menara Bhakti berhasil membangun sebuah kampus yang diberi nama Kampus Menara Bhakti.

Pada tahun 1985, berbekal kemampuan dan pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan Akademi Wiraswasta Dewantara, timbul gagasan mendirikan lembaga pendidikan tingkat universitas.

Dengan Surat Keputusan Yayasan Menara Bhakti Nomor

04/SKEP/KET/IV/1985 tanggal 12 Juni 1985, dibentuk panitia Pendirian Universitas dengan ketua Dr. Sri-Edi Swasono dan dibantu oleh H. Abdul Madjid (almarhum), Drs. Imam Santosa Sukardi (almarhum), Drs. M. Enoch Markum, Ir.

proses pendirian dan studi kelayakan, dengan surat nomor 010/KET/YMB/IV/85 tanggal 12 Juni 1985, Yayasan mengajukan permohonan izin mendirikan Universitas Mercu Buana (UMB) kepada Kopertis Wilayah III. Berdasarkan surat nomor 15/KOP/III/S.IV/85 yang ditandatangani oleh Prof. Dr. Boesjra Zahir (almarhum), pada tanggal 18 Juni 1985 Kopertis Wilayah III menyetujui dan memberikan izin “Operasional” kepada Universitas Mercu Buana.

Pada tahun yang sama yaitu 1985 keberadaan Perpustakaan Universitas Mercu Buana sudah didirikan dan dikembangkan. Kini Perpustakaan Universitas Mercu Buana telah melakukan perubahan yang signifikan dengan menempati gedung baru yang dibangun pada tahun 2004 hingga kini.

B. Struktur Organisasi

1. Struktur Universitas Mercu Buana

Dalam struktur organisasi Universitas Mercu Buana, perpustakaan berada di bawah Direktorat Akademik yang sejajar dengan Biro ADM Akademik (BAA) dan MKCU, Pusat Pengendali Perkuliahan (PPP), Pusat Pengendalian Bahan Ajar (PPBA), Pusat Pengembangan Sistem (PSP), dan Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Universitas Mercu Buana Jakarta Barat. Struktur organisasi pusat dapat dilihat pada bagian lampiran 6.

2. Struktur UPT Pepustakaan Universitas Mercu Buana

Pada struktur UPT Perpustakaan Universitas Mercu Buana dipimpin oleh Kepala UPT Perpustakaan, dibantu Kepala Bagian Pelayanan Bahan Pustaka yang setara dengan Kepala Bagian Pengolahan Data. Untuk lebih jelas dan lengkapnya, struktur UPT Perpustakaan dapat dilihat pada bagian lampiran 7.

C. Sumber Daya Manusia

Jumlah tenaga atau petugas Perpustakaan Universitas Mercu Buana termasuk Kepala Perpustakaan berjumlah 13 orang, dilihat dari latar belakang pendidikan, pustakawan dan staf UPT Perpustakaan Universitas Mercu Buana terdiri dari 1 orang lulusan S2 Komunikasi, 2 orang lulusan S1 Ilmu Perpustakaan, 1 orang lulusan S1 Ekonomi, 3 orang lulusan D3 Ilmu Perpustakaan, 4 orang lulusan SMA, dan 2 orang lulusan SMP.

Dilihat dari latar belakang pendidikan tenaga di Perpustakaan Universitas Mercu Buana, terdapat 5 orang lulusan Jurusan Ilmu Perpustakaan di antaranya 2 orang pustakawan lulusan S1 Ilmu Perpustakaan, 3 orang staf perpustakaan lulusan D3 Ilmu Perpustakaan, dan selebihnya hanya 1 orang lulusan S2 Komunikasi, S1 Ekonomi, SMA dan SMP. Hal ini mengindikasikan bahwasanya pustakawan masih kurang.

Berikut ini merupakan sumber daya manusia di Perpustakaan Universitas Mercu Buana pada tahun 2010 :

Tenaga Perpustakaan

No. Nama Pendidikan Jabatan

1. Dra. Winny Kresnowiati,

M.Si S2 Kepala Perpustakaan

2. Djamal Koestoer, SE. S1 Kabag. Pelayanan

3. Sugiyartono S.IP S1 Kabag. Pengolahan

Data

4. Yuliawati S.IP S1 Staf Pelayanan

5. M. Arif Budiono D3 Staf Koleksi Referensi

6. Nila Yulina D3 Staf Pengadaan

7. Priyo Raharjo D3 Staf Pengolahan

8. Harseno SMA Staf Pelayanan

9. Nandy Waluyo SMA Staf Pelayanan

10. Dhayuria Darman SMA Staf Koleksi Referensi

11. Puspitasari SMA Staf Pengolahan dan

Administasi

12. Mukijo SMP Staf Koleksi Referensi

13. Wahab Bukot SMP Staf Pengolahan

D. Visi dan Misi Universitas Mercu Buana

Visi Universitas Mercu Buana :

Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang unggul dan bermutu dalam proses penyelenggaraaan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk menghasilkan tenaga profesional berjiwa wirausaha yang mampu mengusai teknologi informasi, maupun berbahasa inggris.

Misi Universitas Mercu Buana :

1. Menyelenggarakan Tri Dharma untuk menghasilkan tenaga

profesional.

2. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap mental serta perilaku

E. Sistem dan Jenis Layanan

Sistem yang digunakan pada Perpustakaan Universitas Mercu Buana

Jakarta Barat menerapkan sistem layanan terbuka (open access) baik koleksi buku

maupun koleksi referensi, dimana setiap pengguna/pengunjung dapat mengakses koleksi yang ada di perpustakaan. Dengan menerapkan sistem terbuka diharapkan setiap pengguna/pengunjung dapat melakukan browsing (pencarian informasi) sesuai dengan kebutuhan.

Jenis layanan perpustakaan yang disediakan meliputi :

1. Layanan Sirkulasi, meliputi mengatur keanggotaan, peminjaman dan

pengembalian koleksi perpustakaan, pembuatan data statistik

penggunjung, pemberian sanksi administrasi bagi pengguna yang telat mengembalikan koleksi bahan pustaka.

2. Layanan Referensi : Adalah layanan yang menyediakan berbagai sumber

referensi seperti kamus, ensiklopedi, atlas, indeks, skripsi, tesis, laporan penelitian, majalah, jurnal, koran, dan lain-lain.

3. Layanan Online jurnal dan CD Rom

Adalah layanan yang ditujukan kepada pengguna perpustakaan untuk mengakses jurnal-jurnal online dan CD Rom secara gratis.

4. Layanan Fotocopy

Adalah layanan dimana perpustakaan menyediakan mesin fotocopy bagi pengguna yang ingin memfotocopy suatu bahan pustaka.

Adalah layanan yang membantu mahasiswa dalam menemukan informasi yang ada di perpustakaan.

7. Layanan Internet

Adalah layanan yang menyediakan akses internet secara gratis, baik melalui wairless maupun komputer yang sudah disediakan.

Jam Pelayanan Perpustakaan

Kampus Meruya

Senin – Kamis : 09.00 - 16.00 WIB

Jum'at : 09.00 - 11.30 WIB

Sabtu dan Minggu : 10.00 - 16.00 WIB

F. Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan Universitas Mercu Buana mempunyai koleksi buku berjumlah 16.202 judul buku dan 34.789 eksemplar buku.

Berikut ini tabel buku di Perpustakaan Universitas Mercu Buana berdasarkan jurusan antara lain :

Tabel 3

Koleksi buku berdasarkan jurusan

No. Jurusan Jumlah

1. Jurusan Teknik Sipil 1167

2. Jurusan Teknik Arsitektur 538

3. Jurusan Teknik Desain Interior 113

4. Jurusan Multimedia dan Desain Grafis 339

5. Jurusan Teknik Mesin 416

6. Jurusan Teknik Elektro 476

7. Jurusan Teknik Informatika 776

8. Jurusan Teknik Industri 582

9. Jurusan Sistem Informasi 455

10. Jurusan Agrobisnis 115

11. Jurusan Agronomi 164

12. Jurusan Manajemen 3325

13. Jurusan Akutansi (S1) 1679

14. Jurusan Jurnalistik 415

15. Jurusan Hubungan Masyarakat 491

16. Jurusan Periklanan 426

17. Jurusan Visual Communication 161

18. Jurusan Psikologi 443 19 Buku umum 2896 20 Buku referensi 787 21 Modul PKSM 89 Jumlah 15.853 G. Peraturan Peminjaman

Untuk mempermudah dan memperlancar proses layanan di Perpustakaan Universitas Mercu Buana Jakarta Barat maka perpustakaan membuat peraturan peminjaman koleksi. Peraturan peminjaman koleksi dapat di lihat pada bagian lampiran 12.

Buana

Perpustakaan Universitas Mercu Buana pada tahun 2004 menepati di gedung baru terletak di lantai 5 dan lantai 6 (2 lantai), masing-masing mempunyai

luas bangunan 500m2. Ruang koleksi umum berada di lantai 5 sedangkan koleksi

referensi di lantai 6. Perlengkapan atau perabotan perpustakaan dapat di lihat pada bagian lampiran 13.

70

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan memaparkan tentang hasil observasi dan wawancara penulis dengan Kepala Perpustakaan dan Petugas Perpustakaan bagian pengolahan. Observasi ini dilakukan kurang lebihnya selama 4 minggu sejak

tanggal 22 November hingga 29 Desember 2010yang diakhiri dengan wawancara

terhadap Kepala Perpustakaan dan Pustakawan yang bertugas pada bagian pengolahan koleksi.

Pada bab 4 ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengolahan Koleksi Umum di Perpustakaan Universitas Mercu Buana Jakarta Barat yang diawali dengan observasi pada bagian pengolahan yang bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan pengolahan koleksi umum.

A. Pengadaan

Pengadaan bahan pustaka di Perpustakaan Universitas Mercu Buana dilakukan dengan cara pembelian dengan beberapa tahapan. Pertama pihak perpustakaan mengirim surat ke prodi yang kemudian dilanjutkan dengan memeriksa SAP (Satuan Acara Perkuliahan), setelah itu dilanjutkan lagi dengan

memeriksa database untuk mengetahui apakah buku yang akan di pesan sudah

ada dalam database atau belum. Jika buku sudah ada dalam database maka buku

tidak di pesan namun jika buku belum terdapat dalam database maka buku akan

Sebelum memesan terlebih dahulu pihak perpustakaan memeriksa SAP (satuan Acara Perkuliahan) yang tujuannya untuk mengetahui buku-buku yang dibutuhkan dan melakukan seleksi dalam pembelian buku dengan cara melihat

katalog buku dan searching melalui internet untuk mengetahui buku-buku yang

berkualitas serta mengetahui harga-harga buku. Dalam kegiatan pengadaan, pihak perpustakaan melakukan pembelian dengan memesan buku ke tiga tempat, di antaranya yaitu toko buku, penerbit, dan distributor.

Dalam menu Online Library System Universitas Mercu Buana, kegiatan

pengadaan belum terdapat di dalam system, kegiatan ini masih bersifat manual,

dan untuk mengetahui bahan pustaka yang dibutuhkan dilakukan dengan cara mengirim surat ke prodi dan memeriksa SAP. Untuk kegiatan pengadaan pihak perpustakaan belum dapat mengetahui dan menganalisis kebutuhan pemakai

dikarenakan belum adanya menu pengadaan dalam system dan juga belum adanya

menu request yang terdapat dalam OPAC pemakai yang dapat diisi oleh anggota

perpustakaan.

B. Pengolahan

Setelah proses pengadaan bahan pustaka selesai yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan pengolahan bahan pustaka. Pengolahan bahan pustaka terdiri dari pengolahan koleksi umum dan pengolahan koleksi referensi. Koleksi umum adalah koleksi buku teks yang biasa dipinjamkan, dimana setiap babnya merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan pokok dengan bahasannya. Sedangkan koleksi referensi adalah koleksi rujukan yang memberikan penjelasan tentang informasi tertentu atau secara tidak langsung

dapat disebut juga sebagai petunjuk dalam mencari informasi. Kedua koleksi ini mempunyai persamaan dalam kegiatan pengolahan, diantaranya yaitu pemeriksaan bahan pustaka, inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi, kelengkapan pustaka dan penyusunan di rak. Sedangkan perbedaannya yaitu hanya pada penomoran kelas, untuk buku diberikan nomor kelas tanpa tanda sedangkan untuk koleksi referensi diberikan nomor kelas dengan tanda berupa huruf “R”. Tanda ini untuk membedakan antara koleksi buku yang dapat dipinjam pemakai dan koleksi referensi yang tidak dapat dipinjam pemakai tetapi dapat digunakan di tempat khusus yang telah disediakan. Dalam pembahasan ini akan dibahas tentang pengolahan koleksi buku. Berikut ini akan dibahas tentang langkah-langkah pengolahan koleksi di UPT Perpustakaan Mercu Buana.

1. Pemeriksaan Bahan Pustaka

Berdasarkan hasil penelitian penulis, pemeriksaan bahan pustaka di UPT Perpustakaan Mercu Buana dilakukan oleh bagian pengolahan, dimana bahan pustaka yang baru datang diperiksa terlebih dahulu apakah sesuai dengan pesanan. Kemudian kegiatan ini dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik buku diantaranya pemeriksaan halaman buku dan isi buku.

2. Inventarisasi

Setelah pemeriksaan bahan pustaka dilakukan, maka tahapan selanjutnya dari kegiatan pengolahan di UPT Perpustakaan Mercu Buana adalah kegiatan inventarisasi. Kegiatan ini merupakan langkah awal dari kegiatan pengolahan bahan pustaka.

Langkah awal dari kegiatan inventarisasi di UPT Perpustakaan Mercu Buana adalah :

1. Pemberian nomor Registrasi/inventaris

Pemberian nomor registrasi/inventaris diberikan untuk buku yang baru datang, sebelum diolah lebih jauh yang pertama dilakukan dalam kegiatan inventaris yaitu pemberian nomor registrasi/inventaris dengan menginput data buku ke dalam buku induk. Penginputan data buku ini secara otomatis

akan tersimpan dalam system dan system secara otomatis telah meyusun

nomor registrasi/inventaris untuk buku yang baru di input. Kegiatan penginputan ini hanya mencatat hal-hal sebagai berikut :

1. Tanggal inventaris 2. Nomor 3. Nomor inventaris 4. Judul 5. Pengarang 6. Penerbit 7. Tahun terbit 8. Sumber 9. Jumlah eksemplar

2. Pemberian Cap Perpustakaan

Pemberian cap perpustakaan di UPT Perpustakaan Mercu Buana diletakan pada dua tempat, yaitu pada halaman di belakang judul dan pada bagian terakhir isi buku.

3. Pemberian Cap Inventaris

Pemberian cap inventaris pada tiap bahan pustaka di UPT Perpustakaan Mercu Buana diletakan pada halaman judul. Cap ini mencantumkan keterangan tentang nama universitas, sumber, tanggal, dan nomor registrasi/ inventaris.

3. Katalogisasi

Setelah pemberian nomor registrasi/inventaris, cap perpustakaan, dan cap inventaris. Kegiatan selanjutnya yaitu katalogisasi. Katalogisasi merupakan kegiatan pengorganisasian bahan pustaka atau entri katalog yang

bertujuan untuk memudahkan pemakai (user) dalam proses temu kembali

informasi.

Dalam kegiatan katalogisasi, UPT Perpustakaan Mercu Buana cenderung lebih memilih katalogisasi sederhana dalam proses katalogisasi. Hal ini dikarenakan proses katalogisasi sederhana hanya mencantumkan informasi data bibliografis berdasarkan AACR II yaitu : judul, pengarang, edisi, penerbit, tempat terbit, tahun terbit, dan ISBN. Selain berdasarkan buku pegangan kerja AACR II kegiatan pengatalogan di UPT Perpustakaan Mercu Buana juga menambahkan subjek, asal, bahasa, jenis, klasifikasi, kolasi, abstrak, bibliografi, seri, dan nomor panggil

Dalam UPT Perpustakaan Mercu Buana, bentuk fisik katalog yang

digunakan adalah katalog online atau dapat dikatakan bahwa UPT

Perpustakaan Mercu Buana telah menerapkan sistem otomasi yang bernama Online Library System Universitas Mercu Buana. Penerapan sistem otomasi

Online Library System Universitas Mercu Buana dapat membantu dan meringankan beban kerja yang bersifat rutin dan berulang-ulang serta dapat

memberikan layanan yang efektif untuk pemakai. Dengan adanya Online

Library System Universitas Mercu Buana, maka kegiatan dalam mengolah buku dapat lebih cepat dan terstruktur.

Online library System Universitas Mercu Buana dapat diakses oleh

pustakawan dan pemakai yang memiliki password. Online library System

Universitas Mercu Buana memiliki tingkatan password yang berbeda antara

pustakawan dan pemakai. Berikut ini adalah tampilan utama menu Online

library System Universitas Mercu Buana yang di dalamnya terdapat aktivitas, koleksi, manajemen, user, setup, parameter, penelusuran, dan pelaporan.

Gambar 1

Dengan menu ini pustakawan dapat melakukan kegiatan layanan teknis dan layanan pembaca atau publik. Begitu pun dengan pemakai, menu ini juga dapat diakses oleh pemakai dalam penelusuran buku. Di bawah ini adalah tampilan menu penelusuran buku :

Gambar 2

Tampilan Penelusuran Buku

Dalam menu penelusuran buku terdapat kriteria penelusuran di

antaranya judul buku, pengarang, subjek, ISBN, dan call number yang dapat

di isi oleh pemakai. Lima kata kunci dalam penelusuran buku ini dibuat dalam system untuk memudahkan pemakai dalam proses temu kembali. Untuk penelusuran melalui judul, dapat ditelusur lebih dari satu kata kunci tergantung judul buku tersebut, jika buku mempunyai judul panjang atau majemuk dan lebih dari satu variabel maka kata kuncinya lebih dari satu.

Untuk memudahkan pemakai dalam penelusuran buku di OPAC, maka harus ada tenaga ahli dalam kegiatan katalogisasi. Adapun proses katalogisasi di UPT Perpustakaan Mercu Buana adalah sebagai berikut. Buku yang telah di

input ke dalam buku induk kemudian di entry ke dalam form entry buku yang

kerangkanya telah ada di dalam system. Setelah buku di entry maka secara

otomatis buku tersebut mendapatkan nomor barcode. Di bawah ini adalah

tampilan menu form entry buku :

Gambar 3 Form entry buku

Dalam menu entry buku terdapat ISBN, judul, abstrak, pengararng,

asal, jenis, keterangan edisi, bibliografi, penerbit, kota terbit, tahun terbit, seri, subjek, bahasa, klasifikasi, kolasi, dan nomor panggil yang hanya dapat diisi oleh pihak perpustakaan khususnya bagian pengolahan data. Untuk menambah koleksi buku baru maka yang pertama dilakukan adalah klik tambah, setelah itu form entry buku di isi dan di simpan maka secara otomatis data buku akan

tersimpan di dalam database. Di bawah ini adalah tampilan menu koleksi buku :

Gambar 4 Koleksi buku

Dalam menu ini buku yang telah di input dan tersimpan di database

kemudian diperiksa kembali ke OPAC untuk mengetahui masuk atau tidaknya data buku dan juga untuk mengetahui apakah data buku sudah lengkap atau belum. Sebelum data buku di input terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap data buku yang tujuannya untuk mengetahui apakah data buku sudah ada atau belum. Jika data buku sudah ada maka tinggal ditambahkan ke eksemplar dan jika belum ada, baru data buku di input. Pemeriksaan data buku di UPT Perpustakaan Universitas Mercu Buana dilakukan sebanyak dua kali, tujuannya agar tidak ada data buku yang di input dua kali. Di bawah ini adalah tampilan menu tambah eksemplar :

Gambar 5 Tambah eksemplar

Penerapan sistem otomasi di UPT Perpustakaan Mercu Buana sangat membantu dan meringankan kerja pustakawan serta memberikan layanan yang efektif untuk pemakai. Karena dengan adanya sistem otomasi pekerjaan pustakawan dapat diselesaikan lebih cepat. Sampai sejauh ini UPT Perpustakaan Mercu Buana lebih memilih menerapkan sistem otomasi dan belum mengarah ke sistem digitalisasi. Begitupun katalogisasinya masih

mengacu ke AACR II dan belum mengarah untuk menggunakan format dublin

core.

Dublin core memiliki 15 unsur dasar, dari ke 15 unsur dasar tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan katalogisasi di UPT Perpustakaan Mercu Buana, persamaannya yaitu :

a. Sama-sama memuat keterangan lengkap suatu koleksi yang disusun berdasarkan aturan tertentu atau sumber penyusunan bibliografis.

b. Sebagai mediasi dalam proses temu kembali informasi.

Sedangkan perbedaannya yaitu :

a. Kegiatan katalogisasi UPT Perpustakaan Mercu Buana lebih mengacu

pada AACR II dengan format MARC.

b. Katalogisasi UPT Perpustakaan Mercu Buana hanya ada 7 unsur dasar

yang berdasarkan AACR II dan menambahkan 10 unsur dalam kegiatan

katalogisasi. Sedangkan Dublin core memiliki 15 unsur dalam kegiatan

pengatalogan.

c. UPT Perpustakaan Mercu Buana masih menerapkan system otomasi

sedangkan format Dublin core untuk diterapkan pada sistem digitalisasi.

Perbedaan Dublin core dengan katalogisasi UPT Perpustakaan Mercu

Buana dengan format MARC merupakan perbedaan kerangka dan standar aturan tetapi pada dasarnya sama-sama bertujuan dalam proses temu kembali.

Hanya saja Dublin core dapat diimplementaasikan pada perpustakaan digital

yang menampilkan koleksi-koleksi fulltext.

Tahapan selanjutnya dari proses katalogisasi adalah penentuan tajuk subjek dan pemberian nomor klasifikasi. Tajuk subjek dan klasifikasi merupakan katalogisasi subjek yang saling melengkapi satu sama lain. Buku pegangan kerja yang digunakan UPT Pepustakaan Mercu Buana dalam menentukan tajuk subjek adalah tajuk subjek terbitan Universitas Indonesia (UI). Tapi saat ini dalam penentuan subjek sudah tidak lagi menggunakan

Subjek buku yang telah di input secara otomatis masuk ke dalam system dan jika dalam proses penginputan buku lainnya terdapat persamaan subjek buku,

maka tinggal mengklik subjek buku yang telah tersimpan di dalam system,

tetapi jika ditemukan subjek buku yang baru maka dilakukan searching ke

database Perpustakaan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), atau Universitas Atmajaya, sehingga untuk menentukan subjek buku yang baru memerlukan waktu yang

lebih lama karena harus mencari buku yang sama di database perpustakaan

lain. Ke empat perpustakaan itu dijadikan tempat referensi untuk melihat dan menentukan subjek buku yang baru.

4. Klasifikasi

Kegiatan berikutnya dari pengolahan adalah klasifikasi. Klasifikasi

Dokumen terkait