• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

3. Kelincahan

a. Pengertian Kelincahan

Setiap cabang olahraga memerlukan dasar kondisi fisik yang menunjang dalam melakukan gerakan, tanpa meninggalkan faktor-faktor lain. Kondisi fisik juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi pemain.

Menurut Rusli Lutan (2000: 60), dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan organisme sistem tubuh antara lain berupa, (a) Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi peredaran darah dan kerja jantung, (b) Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan komponen kondisi fisik lainnya, (c) Akan ada ekonomis gerak yang lebih baik dalam latihan, (d) Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan, (e) Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.

Menurut Suharno (1985: 24), mengelompokkan komponen fisik kedalam dua bagian yaitu komponen fisik umum dan komponen fisik khusus. Komponen fisik umum terdiri atas kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan. Sedangkan komponen fisik khusus terdiri atas stamina, power, reaksi, koordinasi, ketepatan dan keseimbangan. Sedangkan menurut Nossek Y (1982: 19), yang termasuk dalam kondisi fisik yang bersifat dasar meliputi kecepatan (speed),

kekuatan (strenght),daya tahan (endurance), kelentukan (flexibility), dan kelincahan

(agility).

Salah satu unsur kondisi fisik yang sangat penting yaitu kelincahan. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh atau bagian-bagiannya secara cepat dan tepat (Kirkendall, Gruber, dan Johnson, 1987: 122). Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah dengan cepat dan tepat, selagi tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain (Mochamad Sajoto, 1988: 55). Kelincahan

commit to user

11 sangat diperlukan dalam sepakbola karena pemain dituntut selalu bergerak lebih cepat dari lawannya agar dapat melepaskan diri dari kawalan lawan atau selalu bergerak dalam menempatkan posisi.

Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan melibatkan interaksi dari berbagai unsur lain seperti kecepatan reaksi, kekuatan, kelentukan, keterampilan motorik, dan sebagainya (Remmy Muchtar, 1992:91).

Kelincahan merupakan kualitas yang sangat kompleks. Kelincahan ini mencakup interaksi kualitas-kualitas fisik yang lain seperti kecepatan reaksi, kecepatan, kekuatan, kelentukan, keterampilan gerak dan sebagainya, karena semua ini beraksi bersama (M. Furqon H, 1995: 102). Dari batasan ini, terdapat tiga hal yang menjadi karakteristik kelincahan, yaitu: perubahan arah lari, perubahan posisi tubuh, dan perubahan arah bagian-bagian tubuh.

Kelincahan memainkan peranan yang khusus terhadap mobilitas fisik. Kelincahan bukan merupakan kemampuan fisik tunggal, akan tetapi tersusun dari komponen koordinasi, kekuatan, kelentukan, waktu reaksi, dan power. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi.

Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa kualitas kelincahan sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik lain, sehingga dalam latihan meningkatkan kelincahan juga harus melatih kondisi fisik yang lain meliputi kecepatan reaksi, kecepatan, kekuatan, kelentukan, dan keterampilan gerak.

Pada dasarnya kelincahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelincahan umum (General Agility) dan kelincahan khusus (Special Agility). Menurut Suharno HP (1993: 51) kelincahan umum artinya kelincahan seseorang untuk menghadapi olahraga pada umumnya dan menghadapi situasi hidup dengan lingkungannya. Sedangkan kelincahan khusus artinya kelincahan seseorang untuk melakukan cabang olahraga khusus yang cabang olahraga lain tidak diperlukan.

commit to user

12 Dari berbagai pengertian di atas, kelincahan adalah sebagai suatu kemampuan gerak untuk merubah arah dan posisi tubuh secara cepat dan tepat dalam situasi yang dihadapi dan dikehendaki dengan melibatkan dukungan unsur kondisi fisik yang lain.

b. Manfaat Kelincahan

Kelincahan sangat mendukung dalam pencapaian prestasi olahraga. Menurut Suharno HP (1993: 51) manfaat kelincahan antara lain olahragawan memiliki kecepatan reaksi dan kecepatan gerak yang baik, kemampuan berorientasi terhadap problem yang dihadapi, kemampuan mengatur keseimbangan, tergantung pada kelentukan sendi-sendi, dan kemampuan mengerem gerakan-gerakan. Lebih lanjut ditegaskan oleh Suharno (1993: 59) kegunaan secara langsung dari kelincahan yaitu dapat mengkoordinasi gerakan-gerakan yang berganda, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan yang dilakukan dapat efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.

Menurut Soegiyanto (1991: 15), manfaat kelincahan dalam sepakbola antara lain dapat meloloskan diri dari hadangan lawan, memenangkan posisi dalam permainan, mampu melakukan gerakan lebih leluasa, terhindar dari cedera, menciptakan peluang, dan mampu mengganggu konsentrasi lawan.

Kualitas kelincahan sangat mempengaruhi penampilan pemain. Hal ini sering kali bisa diamati dalam situasi permainan, sebagai contoh gerakan berlari mendahului lawan, berkelit melepaskan diri dari kawalan lawan, penempatan posisi yang tepat dalam situasi pertandingan dan melakukan teknik dalam kondisi permainan yang sulit. Seorang pemain yang tergelincir dan jatuh ke lapangan, namun masih mampu menguasai bola dan mengoperkan bola tersebut ke arah temannya dengan tepat dan sebaliknya, seorang pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cedera karena terjatuh.

commit to user

13

c. Faktor-faktor Penentu Kelincahan

Kualitas kelincahan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur kondisi fisik lain. Menurut Josef Nossek (1982: 97) faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan yaitu kualitas kekuatan, kualitas kecepatan, kualitas kelentukan, kualitas keterampilan gerak, kecepatan reaksi.

Menurut M. Furqon (1995: 104) kriteria kelincahan adalah kompleksitas koordinasi aktivitas gerak, ketepatan penampilan, waktu yang diterapkan yang diperlukan dalam melakukan keterampilan gerak. Sedangkan menurut Soeharno HP (1993: 51), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan adalah kecepatan reaksi dan kecepatan gerak, kemampuan berorientasi terhadap problem (masalah) yang dihadapi, kemampuan mengatur keseimbangan, tergantung pada kelentukan sendi-sendi dan kemampuan mengerem gerakan-gerakan.

Menurut M. Furqon (1995: 102-103), membedakan antara berbagai faktor penentu kelincahan: (1) Kemampuan reaksi, yang ditunjukkan dengan reaksi yang cepat dan efektif terhadap situasi-situasi kompetitif yang bervariasi dan juga yang tak terduga (seperti penginderaan, melangkah kesamping atau pengelakan dalam olahraga tinju), (2) Kemampuan adaptasi terhadap kondisi-kondisi yang berubah, terutama dalam permainan (pada tanah yang licin, bermain dengan bola yang basah dan menjadi berat, pengaruh angin, tanah yang tidak rata, dsb), (3) Kemampuan kontrol badan yang diwujudkan dalam penampilan gerakan-gerakan secara tepat, komponen-komponen teknis dalam keterampilan dilaksanakan secara sempurna, misalnya dalam olahraga senam, jari yang kecil dalam bolavoli, dan olahraga yang lain, (4) Kemampuan orientasi dalam gerakan-gerakan yang rumit (gerakan putar secara cepat, gerakan pivot, bergulung, menyelam, gerakan jungkir balik, dsb), (5) Kemampuan keseimbangan adalah penting pada saat tubuh melayang dalam lompat atau

keseimbangan dalam latihan-latihan senam, (6) Kemampuan kombinasi

memungkinkan seorang atlet melakukan gerakan-gerakan yang membawa kesuksesan (gerakan kombinasi dalam permainan-permainan, olahraga pertarungan atau olahraga senam), (7) Kemampuan mobilitas, khususnya penting dalam permainan-permainan

commit to user

14 (misalnya perubahan arah lari dengan cepat, membelok, penghentian-penghentian dan yang lain), (8) Keterampilan sebagai suatu cara melakukan gerakan-gerakan yang diperhalus dengan tangan dan kaki (misalnya pelemparan bola dalam bola basket, gerakan menggiring bola dalam permainan sepakbola, penghentian dalam permainan bolavoli, dsb).

Dari berbagai pendapat diatas, faktor-faktor penentu kelincahan juga dipengaruhi kualitas kondisi fisik lainnya yaitu kekuatan, kecepatan, kelentukan, koordinasi, kecepatan reaksi serta keseimbangan dan keterampilan gerak.

d. Bentuk-bentuk latihan kelincahan

Unsur-unsur kondisi fisik yang satu dengan yang lain saling berkaitan, sehingga pelatih harus mengetahui tentang ciri-ciri latihan unsur-unsur kondisi fisik tersebut. Seorang pelatih harus mengetahui ciri-ciri dan bentuk-bentuk latihan setiap unsur kondisi fisik supaya latihan tidak salah sasaran.

Ciri-ciri latihan kelincahan menurut Suharno (1993: 53), diuraikan sebagai berikut: (1) bentuk-bentuk latihan harus ada mengubah posisi tubuh dan arah badan dengan kecepatan tinggi, (2) rangsangan terhadap pusat saraf sangat menentukan berhasil tidaknya suatu latihan kelincahan karena koordinasi sangat urgen bagi unsur kelincahan, (3) adanya rintangan-rintangan untuk bergerak dan mempersulit kondisi alat, lapangan, dan sebagainya, (4) adanya pedoman waktu yang pasti dalam latihan.

Dalam menyusun program latihan kelincahan harus bervariasi serta disesuaikan dengan kondisi atlet dan lingkungan. Variasi latihan bertujuan untuk memotivasi serta menghilangkan kebosanan dalam latihan. Kondisi atlet dan lingkungan menyangkut antara lain umur, jenis kelamin, tingkat keterampilan serta alat dan fasilitas latihan.

Menurut M. Furqon (1995: 105), cara-cara latihan kelincahan dirangkum berdasarkan aspek-aspek berikut ini: (1) Latihan dan pertandingan dalam situasi yang berubah-ubah, (2) Latihan keterampilan dengan aktivitas yang tidak biasa atau tambahan, (3) Perubahan daerah latihan, (4) Reaksi dalam kondisi-kondisi yang

commit to user

15 berubah, (5) Perubahan latihan yang lebih sukar dengan gerakan-gerakan tambahan, (6) Keterlibatan dalam kelincahan khusus dan latihan-latihan meluas, (7) Melakukan cabang olahraga tambahan.

Peningkatan kelincahan dapat dikembangkan dengan berbagai jenis atau model latihan. Menurut Suharno HP (1985: 19) bahwa jenis-jenis latihan kelincahan dapat dibedakan untuk meningkatkan kelincahan secara umum dan kelincahan khusus, bahan latihan tersebut adalah:

1) Shuttle Run, menempuh jarak 40 meter dengan lari bolak-balik secepat-cepatnya

untuk mengejar waktu yang sesingkat-singkatnya.

2) Dodging Run, yaitu lari berkelok-kelok menempuh jarak 80 meter bolak-balik

dengan tempo secepat-cepatnya.

3) Squat Thrust selama 15 detik, usahakan frekuensi gerakannya secara utuh

sebanyak-banyaknya.

4) Squat Jump dengan merubah arah badan.

5) Lari mundur, putar dan balik arah, lari kedepan sambil menyentuh benda di

tanah.

Menurut Remmy Muchtar (1992: 91), beberapa bentuk latihan untuk meningkatkan kelincahan adalah sebagai berikut:

1) Lari rintangan: atlet berusaha secepatnya untuk melalui berbagai rintangan yang

dipasang, baik dengan jalan melompati, menerobos (dari bawah rintangan).

2) Lari berbelok-belok (zig-zag): atlet berlari dengan secepat-cepatnya melalui

tonggak-tonggak yang dipasang pada jarak tertentu 10 tonggak umpamanya. 3) Lari bolak-balik (shuttle run): atlet lari secepatnya bolak-balik dari satu titik

ketitik lainnya. Artinya dimulai dari satu titik, atlit lari kesatu titik lainnya yang jaraknya sekitar 5 meter.

Dari berbagai pendapat di atas, bentuk-bentuk model latihan untuk meningkatkan kemampuan kelincahan antara lain shuttle run, dodging run, lari

commit to user

16

e. Latihan Lari Zig-zag

Menurut Remmy Muchtar (1992: 91), salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan kelincahan yaitu lari zig-zag atau lari berkelok-kelok. Bentuk latihan lari zig-zag yaitu lari berkelok-kelok secepat-cepatnya melewati rintangan kira-kira 1 sampai 2 meter dengan mengejar waktu yang sesingkat-singkatnya menempuh jarak tertentu.

Latihan lari zig-zag dapat digunakan untuk meningkatkan kelincahan karena unsur gerak yang terkandung dalam latihan lari zig-zag merupakan komponen gerak kelincahan yaitu lari dengan merubah arah, mengubah posisi tubuh, kecepatan dan keseimbangan.

f. Latihan Shuttle Run

Salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan kemampuan kelincahan yaitu

shuttle run atau lari balik arah lurus. Bentuk latihan shuttle run yaitu lari

bolak-balik secepat-cepatnya dimulai dari satu titik ketitik lainnya menempuh jarak tertentu kira-kira 2 sampai 8 meter (Remmy Muchtar, 1992: 91).

Unsur gerak dalam latihan shuttle run yaitu lari dengan mengubah arah dan posisi tubuh, kecepatan, keseimbangan yang juga merupakan komponen gerak kelincahan sehingga latihan ini dapat digunakan untuk meningkatkan kelincahan.

g. Evaluasi Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Evaluasi kelincahan dapat menggunakan berbagai macam tes kelincahan. Kegunaan tes kelincahan tersebut antara lain: (1) untuk mencari dan menentukan potensi dalam berbagai cabang olahraga, (2) untuk mengetahui tingkatan latihan, (3) sebagai tes kemampuan gerak dan tes kondisi fisik, (4) sebagai evaluasi hasil yang diperoleh dari latihan (Barry L. Johnson, Jack K. Nelson, 1970: 100).

commit to user

17 Berbagai macam tes kelincahan menurut Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson (1970: 100-114), antara lain:

1) Burpee Test (squat thrust) yaitu tes untuk mengukur banyaknya posisi badan

dapat berubah.

2) Side Step Test yaitu tes untuk mengukur gerak yang dilakukan dan merubah arah

yang berlawanan.

3) Dodging Run yaitu tes untuk mengukur kemampuan lari dan merubah arah.

4) Quadrant Jump yaitu tes untuk mengukur kemampuan merubah posisi tubuh

dengan melompat.

5) Right - Boomerang Run yaitu tes untuk mengukur kemampuan berlari dan

merubah arah.

6) L.S.U. Agility Obstacle Course Test yaitu tes untuk mengukur kemampuan

berlari, merubah arah dan posisi tubuh.

Evaluasi kelincahan dapat dilakukan dengan berbagai macam tes antara lain

Burpee Test (squat thrust), Side Step Test, Dodging Run, Quadrant Jump, Right - Boomerang Run, dan L.S.U. Agility Obstacle Course. Dalam penelitian ini evaluasi

kelincahan menggunakan L.S.U. Agility Obstacle Course Test yaitu tes untuk mengukur kemampuan berlari, merubah arah dan posisi tubuh.

Dokumen terkait