• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

4. Latihan

a. Pengertian Latihan

Latihan adalah kata yang sering kita jumpai dalam ruang lingkup olahraga dan pendidikan jasmani. Latihan merupakan suatu kata yang sering kita jumpai dengan istilah practice, exercise, dan training yang sesungguhnya mempunyai makna yang berbeda.

Pengertian latihan dari kata practice adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya selama dalam kegiatan

commit to user

18 proses berlatih melatih agar dapat menguasai keterampilan gerak cabang olahraganya selalu dibantu dengan peralatan pendukung (Sukadiyanto, 2000: 5).

Menurut Kent (1994: 156), kata exercise diartikan sebagai: (1) Gerakan-gerakan dan kegiatan fisik yang melibatkan penggunaan kelompok otot besar seperti dansa,kalistenik, permainan dan aktivitas yang lebih formal seperti jogging, berenang dan berlari, (2) Susunan gerakan apa saja yang dirancang untuk melatih atau memperbaiki keterampilan. Sedangkan training menurut Kent (1994: 456), diartikan suatu program exercise yang dirancang untuk membantu pembelajaran keterampilan, memperbaiki kesegaran jasmani untuk menyiapkan atlet menghadapi kompetisi tertentu.

Dari pendapat di atas, exercise adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu sesi atau waktu dan training merupakan suatu latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, terprogram dan memenuhi ciri-ciri beban latihan dan prinsip pembebanan serta biasanya dikenal dengan istilah pelatihan.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2002: 11), latihan sebagai program pengembangan olahragawan untuk event khusus, melalui peningkatan keterampilan dan kapasitas energi. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa latihan adalah suatu proses yang terprogram dalam mengembangkan keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental atlet untuk mencapai prestasi dalam suatu event olahraga.

Latihan adalah proses perubahan yang ke arah lebih baik, yaitu meningkatkan fisik, fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis (Sukadiyanto, 2002:1). Berdasar pendapat tersebut, bahwa dalam suatu proses latihan harus terjadi peningkatan baik fisik maupun psikis dari latihan-latihan sebelumnya. Evaluasi selalu dilakukan dalam setiap latihan sehingga peningkatan atau penurunan kualitas latihan akan terpantau yang hasilnya akan digunakan untuk menyusun program latihan seterusnya.

Latihan (training) olahraga adalah proses penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khususnya prinsip-prinsip pendidikan, secara teratur dan terencana sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan (Hare, 1982). Program pengembangan atlet untuk bertanding, berupa peningkatan

commit to user

19 keterampilan dan kapasitas energi (Bompa, 1999: 394). Proses yang sistematis untuk meningkatkan kebugaran atlet sesuai cabang olahraga yang dipilih (Thomson: 1993: 61).

Latihan merupakan suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat ilmiah, khususnya prinsip-prinsip pedagogis. Proses penyempurnaan olahraga melalui pendekatan ilmiah khususnya prinsip-prinsip pendidikan yang direncanakan secara teratur dan sistematis untuk meningkatkan dan menyiapkan kapasitas penampilan atlet. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan, penyempurnaan berarti meningkatkan kemampuan yang telah dimiliki atlet ke tingkat yang lebih baik atau maksimal.

Latihan adalah suatu proses atau, dinyatakan dengan kata lain, periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun, sampai atlet tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi (M. Furqon H, 1995: 3). Latihan dasar untuk pemula biasanya berlangsung selama dua tahun, tahap intermediate selama dua tahun lagi dan latihan lanjut kira-kira dua sampai empat tahun, sampai kapasitas penampilan yang maksimal.

Menurut Rusli Lutan (2000: 3), Latihan merupakan suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah jumlah beban latihan atau pekerjaan. Sistematis adalah proses latihan dilaksanakan secara teratur, terencana, menggunakan pola dan sistem tertentu, metodik, berkesinambungan dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sedikit ke yang banyak. Berulang-ulang maksudnya setiap gerakan harus dilatih secara bertahap dan dilakukan berkali-kali supaya gerakan yang sukar dilakukan menjadi mudah, otomatis dan reflektif sehingga menciptakan gerakan yang efisien.

Dari berbagai pengertian di atas, latihan yaitu suatu proses penyempurnaan teknik , fisik, taktik dan mental atlet secara terprogram, sistematis dan kontinyu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan serta prestasi atlet.

commit to user

20

b. Prinsip Latihan

Program latihan harus terarah, terstruktur dan sistematis, dan mengacu pada prinsip-prinsip latihan. Setiap latihan harus mempunyai fungsi mendekatkan pemain ketujuan jangka pendek maupun jangka panjang sehingga prinsip latihan dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan program latihan.

Menurut Remmy Muchtar (1992: 9), tiga macam prinsip latihan yaitu, (1) Prinsip fisiologis yaitu efek fisiologis dari latihan terhadap pemain, (2) Prinsip psikologis adalah hal-hal yang menyangkut kejiwaan pemain, yang terkadang lebih besar perannya daripada kaedah fisiologisnya, (3) Prinsip paedagogis berkaitan kepada bagaimana latihan dirancang dan dilaksanakan, bagaimana keterampilan itu diajarkan. Dan jika ketiga prinsip ini dikombinasikan akan diperoleh pendekatan holistic, yaitu pendekatan pemain.

Prinsip-prinsip latihan yang harus diikuti agar tujuan latihan tercapai antara lain: (1) Prinsip perbedaan individu yaitu suatu program latihan harus dimodifikasi disesuaikan dengan perbedaan individu antara lain usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, tingkat kemampuan dan keterampilan, (2) Prinsip overload yaitu badan memerlukan adaptasi terhadap stimulus beban sehingga beban harus dinaikkan secara bertahap agar tidak terjadi overtraining sehingga kemampuan terus meningkat dan dapat dipertahankan, (3) Prinsip progresif yaitu peningkatan beban secara optimal bertujuan agar terjadi kemajuan kualitas latihan dan terhindar dari cedera dengan

recovery yang cukup, (4) Prinsip adaptasi yaitu penyesuaian badan terhadap beban

latihan atau keterampilan tertentu sehingga pengulangan latihan berikutnya akan lebih ringan dan mudah, (5) Prinsip use dan disuse yaitu keseimbangan antara latihan dengan intensitas tinggi dan intensitas rendah dengan masa recovery sehingga juga terjadi keseimbangan antara stres dengan istirahat, (6) Prinsip specificity yaitu latihan harus bersifat spesifik yaitu untuk menguasai suatu keterampilan atau latihan tertentu

harus dengan melaksanakan keterampilan atau latihan tersebut

commit to user

21 Latihan untuk meningkatkan prestasi atlet harus berdasar prinsip-prinsip latihan yaitu: (1) Spesialisasi yaitu latihan bersifat lebih spesifik baik itu latihan teknik, fisik dan mental, (2) Overload yaitu beban latihan harus semakin meningkat agar tubuh dapat beradaptasi sehingga latihan akan berkembang dan tidak terjadi beban melebihi intensitas, (3) Recovery yaitu istirahat dari latihan agar terjadi pemulihan dan adaptasi latihan, (4) Adaptasi yaitu kemampuan penyesuaian terhadap beban yang terus meningkat yang terjadi pada saat recovery, dan (5) Reversible yaitu pencapaian peningkatan latihan yang dicapai dapat dipertahankan dengan latihan kontinyu (http://home.hia.no/stephens/traprin.htm).

c. Beban Latihan

Pengembangan kondisi fisik tergantung pada jenis latihan dan beban latihan. Menurut Djoko Pekik Irianto (2002: 51), beban (loading) diartikan sebagai rangsang motorik yang dapat diatur oleh olahragawan maupun pelatih guna meningkatkan prestasi. Beban latihan (training load) dikelompokkan menjadi dua yaitu beban luar (outerload) dan beban dalam (innerload). Beban luar (outerload) yaitu rangsang motorik yang ditandai sebagai ukuran komponen latihan sering dipergunakan sebagai terminologi latihan, seperti frekuensi, intensitas, durasi, volume, densitas dan kompleksitas. Beban dalam (innerload) yaitu perubahan fisiologis sebagai akibat pembebanan luar atau adaptasi latihan yang meliputi perubahan morfologis (struktural), fisiologis-biokemis (fungsional) dan psikologis.

Beban latihan berupa bentuk latihan jasmani untuk menimbulkan rangsangan fisik dan mental atlet guna meningkatkan kualitas prestasi. Menurut Remmy Muchtar (1992: 12), beban latihan secara bertahap harus terus ditingkatkan sesuai dengan kemampuan pemain (progressive overload). Dengan pembebanan yang selalu meningkat secara bertahap akan menghasilkan overkompensasi dalam kemampuan biologis dan keadaan ini merupakan prasyarat peningkatan prestasi. Beban latihan juga harus cukup berat, namun harus tetap realistis disesuaikan dengan kemampuan agar latihan dapat dilakukan oleh atlit.

commit to user

22 Beban latihan menurut M. Furqon H (1995: 15-16), membagi lima yaitu: (1) Volume menyatakan tingkat kuantitas. Besarnya kerjaan dinyatakan dalam: jumlah ulangan, jumlah seri atau set, jarak yang ditempuh, (2) Intensitas dicirikan dengan kualitas penampilan. Ini menunjukkan derajat kerja per unit waktu. Intensitas ditunjukkan dengan: beban yang diangkat dalam satu usaha, langkah dari latihan (pelan-pelan, cepat, lancar, explosif, optimal), (3) Densitas (kepadatan) menunjukkan hubungan antara beban dan pemulihan, (4) Durasi menandakan waktu berlangsungnya suatu latihan atau sesi suatu latihan. Durasi tersebut juga dapat menunjukkan jumlah jam latihan per hari, per minggu, (5) Frekuensi berarti jumlah sesi latihan dalam suatu periode tertentu (hari, minggu, bulan).

Dengan demikian, beban latihan adalah takaran berat ringannya latihan yang disesuaikan kemampuan atlit meliputi volume, intensitas, densitas, durasi dan frekuensi dalam program latihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan atlet.

d. Rencana Latihan dalam Sesi Latihan

1) Pengantar

Bagian pengantar berisi pembukaan serta penjelasan mengenai latihan yang akan dilaksanakan. Diharapkan pada tahap ini atlet mengerti tentang tujuan dan manfaat latihan yang akan dilaksanakan. Komunikasi serta pemberian motivasi sangat penting agar nantinya anak latih tidak bosan serta mampu berlatih dengan maksimal.

2) Pemanasan (warm up)

Bagian pemanasan berupa mempersiapkan kondisi pemain baik itu secara fisiologis yaitu menyiapkan kerja sistem tubuh (menambah kelentukan otot, menambah ruang gerak sendi menjadi lebih luas, kerja jantung dan paru menjadi lebih siap) maupun secara psikologis yaitu meningkatkan konsentrasi dan mengurangi kecemasan untuk memasuki pada bagian inti latihan. Rangkaian gerakan pemanasan yaitu jogging, stretching, (dinamis dan statis) serta gerakan-gerakan yang mengarah pada latihan inti atau suatu teknik

commit to user

23 kecabangan. Pengawasan pelatih sangat diperlukan dalam tahap ini agar peningkatan aktivitas tubuh anak latih tercapai serta terhindar dari cedera.

3) Latihan inti (main exercise)

Tahap ini berisi latihan inti atau utama yang meliputi latihan fisik, teknik, taktik, atau latihan mental. Penjelasan dan pemberian contoh harus tepat yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kesalahan. Pengorganisasian serta pengawasan latihan sangat berpengaruh terhadap lancarnya tahap ini karena dengan pengorganisasian serta pengawasan yang baik menimbulkan keseriusan anak latih. Beban latihan tergantung dari program latihan yang telah dibuat.

4) Penenangan (cool down) dan Penutup

Bagian penenangan bertujuan secara fisiologis yaitu untuk mengembalikan fungsi sistem tubuh ke arah normal, sedangkan tujuan penenangan secara psikologis yaitu bertujuan menurunkan tingkat stress. Penenangan harus dilakukan dengan baik agar mempercepat proses recovery serta meminimalkan rasa sakit setelah latihan. Rangkaian gerak dalam penenangan yaitu gerak aerobik ringan berupa gerak kontinyu-ritmis misalnya jalan ditempat, jogging lalu dilanjutkan stretching. Penenangan dianggap cukup apabila suhu tubuh berangsur-angsur kembali normal, detak jantung menurun dan otot rileks. Penenangan diakhiri dengan penutup yang berisi evaluasi latihan yang telah dilaksanakan serta pemberian motivasi kepada anak latih.

Dokumen terkait