• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA

B. Hasil Penelitian

2. Kelompok Kelas Simulasi

a. Tes Awal

Deskripsi hasil tes awal yang diperoleh kelompok Kelas Simulasi,

sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Output Deskripsi SPSS 16.

Hasil analisis pada Tabel 5 menunjukkan hasil penelitian berupa

skor siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu. Skor terendah yang

diperoleh siswa adalah 1 dan skor tertinggi adalah 16. Skor rerata tes awal

adalah 11,93 dan standar deviasi adalah 3,88. Skor rerata memberi

gambaran mengenai pemahaman konsep Hukum Ohm sebelum mengalami

proses belajar menggunakan metode inquiry berbasis media pembelajaran

simulasi PhET.

b. Tes Akhir

Deskripsi hasil tes akhir yang diperoleh kelompok Kelas Simulasi,

sebagai berikut:

Hasil analisis pada Tabel 6 menunjukkan hasil penelitian berupa

skor siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu. Skor terendah yang

diperoleh siswa adalah 4 dan skor tertinggi adalah 20. Skor rerata tes akhir

adalah 16,13 dan standar deviasi adalah 3,56. Skor rerata memberi

gambaran mengenai pemahaman konsep Hukum Ohm setelah mengalami

proses belajar menggunakan metode inquiry berbasis media pembelajaran

simulasi PhET.

c. Hasil Uji T-Test

Untuk mengetahui apakah metode inquiry berbasis media pembelajaran simulasi PhET dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

tentang materi Hukum Ohm maka skor tes awal dan skor tes akhir yang

diperoleh kelompok Kelas Simulasi perlu diuji dengan statistik Paired

T-Test. Hasil uji t-test untuk dua kelompok yang dependent menggunakan

program SPSS 16 (confidence interval 95%), sebagai berikut:

Hasil analisis (dapat dilihat pada Tabel 7) diperoleh t = -7,668 dan

besar probabilitas = 0,000. Besar probabilitas (p = 0,000) < = 0,05 maka

signifikan. Berarti terdapat perbedaaan rerata skor yang signifikan pada

kelompok Kelas Simulasi antara skor pre-test dan skor post-test. Maka

dapat disimpulkan bahwa setelah mengalami proses belajar menggunakan

metode inquiry berbasis media pembelajaran simulasi PhET terdapat

peningkatan prestasi belajar siswa tentang materi Hukum Ohm,

ditunjukkan dengan skor rerata post-test lebih tinggi daripada hasil skor

rerata pre-test.

d. Paparan Kualitatif Selama Proses Belajar Menggunakan Simulasi

Selain pengumpulan data berupa tes juga menggunakan observasi,

pemeriksaan dokumen tertulis, rekaman video dan wawancara. Hasil

analisis dari data-data tambahan diperoleh hal-hal baik dan hal-hal yang

perlu perhatian guru selama proses pembelajaran menggunakan simulasi.

Hal-hal baik selama proses belajar menggunakan metode inquiry

berbasis media simulasi PhET tampak dari kesiapan siswa, dinamika

belajar, interaksi guru dan murid, interaksi murid dan murid, alat-alat

praktikum, dan waktu untuk memahami konsep Hukum Ohm. Tampak

kesiapan yang baik dari siswa, ditunjukkan dengan siswa masuk langsung

duduk dengan tenang, siswa langsung membuka simulasi PhET tanpa

diminta oleh guru, dan beberapa siswa membawa laptop sendiri. Dinamika

penjelasan guru, siswa menjawab pertanyaan konsep dari guru. Siswa aktif

saat mengidentifikasi masalah dan membuat hipotesis, ditunjukkan dengan

siswa tenang mengerjakan dan beberapa siswa tampak melakukan diskusi

dengan teman. Selanjutnya siswa membuat rangkaian sesuai pada gambar

rangkaian di LKS. Siswa yakin saat membuat rangkaian, ditunjukkan

dengan siswa membuat rangkaian dengan tenang dan saat diwawancara

siswa (dengan nilai terendah) memaparkan merasa aman saat melakukan

praktikum. Alat-alat praktikum dapat berfungsi dengan baik selama proses

pembelajaran, ditunjukkan dengan siswa mudah dalam membuat

rangkaian listrik, kabel langsung kontak, siswa bisa menyesuaikan ukuran

kabel, dan siswa bisa mencoba-coba merangkai tanpa ada peralatan yang

rusak. Selama proses pembelajaran menggunakan simulasi masalah teknis

hampir tidak ada, ditunjukkan dengan siswa cepat menyelesaikan

praktikum. Saat pembelajaran siswa dapat melihat fenomena yang tidak

mungkin dilihat secara langsung (misalkan adanya aliran muatan saat terjadi

arus), ditunjukkan dengan siswa dapat melihat aliran muatan elektron dari

kutub negatif baterai ke kutup positif baterai pada saat rangkaian

berfungsi. Siswa kemudian melakukan langkah-langkah yang selanjutnya

dalam praktikum sampai terkumpul data-data, ditunjukkan dengan seluruh

siswa mengumpulkan data dan memasukannya pada tabel di LKS. Siswa

jujur saat memperoleh data, ditunjukkan dengan siswa tidak

mengubah-ubah data yang diperoleh. Seluruh siswa memperoleh data yang tepat,

menuliskannya di LKS. Siswa membuat grafik Hukum Ohm dengan benar

(didukung dengan data yang tepat), ditunjukkan dengan hampir seluruh

siswa membuat grafik hubungan besar tegangan dan arus listrik dengan

benar di LKS. Selanjutnya siswa melakukan analisis data yang diperoleh.

Tampak ada siswa yang menganalisis data secara berkelompok dan

sendiri-sendiri, ditunjukkan dengan beberapa siswa melakukan diskusi

dengan teman sebelah dan terdapat siswa yang menganalisis data

sendiri-sendiri dengan tenang. Siswa mengkonsultasikan hasil analisis kepada

guru, ditunjukkan dengan beberapa siswa bertanya kepada guru pada saat

guru berkeliling kelas dan mengamati proses belajar siswa. Banyak waktu

yang tersedia untuk memikirkan atau memahami konsep Hukum Ohm,

ditunjukkan dengan waktu untuk menganalisis data masih sekitar 1 jam

pelajaran dan hampir tidak ada siswa yang mengalami masalah teknis.

Terakhir siswa merumuskan kesimpulan. Hampir seluruh siswa membuat

kesimpulan dengan benar di LKS, ditunjukkan dengan hampir seluruh

siswa membuat kesimpulan dengan benar yaitu semakin besar tegangan

maka semakin besar arus listrik dan besar hambatan tetap. Siswa berani

mempertentangkan antara hipotesis yang salah dengan hasil menganalisis

data, ditunjukkan dengan siswa menolak hipotesisnya yang salah yaitu

hipotesis saya tidak benar (semakin besar tegangan maka semakain besar

arus litrik dan besar hambatan juga semakin besar) kemudian membuat

kesimpulan yang benar di LKS yaitu semakin besar tegangan maka

Hukum Ohm berkembang pada saat prsoses belajar menggunakan

simulasi, ditunjukkan dengan terdapat siswa yang bertanya apakah besar

hambatan juga tetap bila dipasang dua lampu pada rangkaian. Waktu yang

lebih dimanfaatkan oleh siswa dengan baik, ditunjukkan dengan siswa

bermain-main membuat rangkaian yang lain setelah selesai melakukan

praktikum. Hasil selama mengalami proses pembelajaran menggunakan

simulasi adalah siswa memperoleh pemahaman konsep Hukum Ohm

secara maksimal, ditunjukkan dengan siswa (dengan nilai tertinggi dan

terendah) saat diwawancara memaparkan bahwa konsep hukum Ohm lebih

lama tertanam pada diri siswa, sembilan dari sepuluh siswa yang

miskonsepsi sudah menjawab benar pada soal nomer 1 dan sebagian besar

siswa yang sebelumnya belum menjawab dengan benar telah bisa

menjawab pertanyaan tentang grafik Hukum Ohm pada soal uraian nomer

9 dan 10.

Selain hal-hal baik juga terdapat hal-hal yang perlu perhatian guru

selama proses pembelajaran menggunakan metode inquiry berbasis media

simulasi PhET, seperti siswa tidak memiliki kecakapan motorik mengenai

cara melakukan pengukuran menggunakan alat ukur listrik dengan alat

yang sesungguhnya. Hal ini ditunjukkan dengan siswa tidak mengukur

menggunakan alat ukur sesungguhnya karena pada simulasi hanya

e. Pembahasan

Kelompok yang mengalami proses belajar menggunakan metode

inquiry berbasis media pembelajaran simulasi PhET terdapat peningkatan

prestasi belajar tentang materi Hukum Ohm dari skor rerata dan

signifikansi. Skor rerata tes awal adalah 11,96 dan skor rerata tes akhir

adalah 16,13. Besar probabilitas yang diperoleh adalah 0,000 dengan

tingkat kepercayaan 95%.

Pengalaman belajar melalui penerapan metode inquiry berbasis

media pembelajaran simulasi PhET menunjukkan hasil penelitian berupa

peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar setelah mengalami

proses belajar menggunakan metode inquiry berbasis media pembelajaran

simulasi PhET dapat terjadi karena selama proses pembelajaran hampir

tidak ada masalah teknis yang ditimbulkan alat (dapat difungsikan dengan

baik) dan simulasi memberikan feed back yang optimal bagi siswa untuk

dapat melaksanakan eksperimen secara tepat dan pengembangan konsep

dengan baik. Feed back yang optimal selama proses belajar memberikan

siswa pengetahuan yang tepat (hampir tidak ada miskonsepsi tentang

pemahaman konsep). Sehingga selama proses pembelajaran menggunakan

simulasi banyak waktu interaksi belajar digunakan untuk membangun

pemahaman konsep yang optimal (tidak hanya untuk menyelesaikan

masalah teknis bagaimana melakukan percobaan). Selain itu proses

pembelajaran menggunakan simulasi dapat juga memfasilitasi siswa untuk

secara mandiri dan juga dapat disimulasikanfenomena yang tidak mungkin

dilihat secara langsung oleh indra manusia (misalkan adanya aliran muatan

saat terjadi arus). Dengan proses belajar seperti ini tampak jelas bahwa

metode inquiry berbasis media simulasi PhET memudahkan siswa dalam

belajar memahami konsep Hukum Ohm dan bisa mengembangkan

pemahaman konsep tentang kelistrikan atau bermain-main dengan

membuat rangkaian yang lain sesuai keingintahuan siswa.

Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan selama

proses belajar, seperti siswa tidak memiliki skill motorik mengenai cara

melakukan pengukuran menggunakan alat ukur listrik sebagaimana alat

dan rangkaian yang sesunggungnya.

Dokumen terkait