BAB V PENUTUP
B. Saran
22. Kelompok Atas dan Kelompok Bawah
BA = 14 BB = 7 JA = 15 JB = 15
Sehingga perhitungan untuk mencari daya pembeda soal nomor 1 adalah :
Setelah nilai indeks daya pembedanya diketahui kemudian dibandingkan dengan klasifikasi daya pembeda.
0,21 – 0,40 : cukup 0,41 – 0,70 : baik 0,71 – 1,00 : baik sekali 2. Analisis Hasil Belajar Siswa
a. Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Siswa dikatakan tuntas apabila nilai yang didapatkan lebih dari atau sama dengan 73 (nilai ketuntasan minimal). Berikut ini merupakan hasil rekapitulasi siswa Kelas Eksperimen (X Multimedia 1).
Tabel 23. Hasil Rekapitulasi Siswa Kelas Eksperimen (X Multimedia 1) Pretest Posttest Nilai Tertinggi 8 9,2 Nilai Terendah 3 5,6 Jumlah Nilai 168 234 Rata-Rata 5,6 7,8 Siswa Tuntas (> 73) 0 20 Prosentase Ketuntasan 0 % 66,67 %
Berdasarkan nilai rekapitulasi tersebut dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas sebelum diterapkan metode pembelajaran jigsaw adalah 0 siswa atau 0 %, setelah dilakukannya kegiatan belajar mengajar dan dilakukan Posttest jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 20 siswa atau 66,67 %
Siswa dikatakan tuntas apabila nilai yang didapatkan lebih dari atau sama dengan 73 (nilai ketuntasan minimal). Berikut ini merupakan hasil rekapitulasi siswa kelas kontrol (X Multimedia 2)
Tabel 24. Hasil Rekapitulasi Siswa Kelas Kontrol (X Multimedia 2) Pretest Posttest Nilai Tertinggi 8 9,2 Nilai Terendah 3 4 Jumlah Nilai 207 227,6 Rata-Rata 6,46 7,11 Siswa Tuntas (> 73) 6 12 Prosentase Ketuntasan 18,75 % 40 %
Berdasarkan nilai rekapitulasi tersebut dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas sebelum diterapkan dikelas kontrol adalah 6 siswa atau 18,75%, setelah dilakukannya kegiatan belajar mengajar dan dilakukan Posttest jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 12 siswa atau 40%
c. Perbandingan Hasil Belajar Antar Kelas (Metode)
Perbandingan dilakukan dengan menggunakan nilai Posttest dari setiap tahapannya. Hal ini dilakukan karena nilai Posttest merupakan representasi dari hasil belajar menggunakan metode pembelajaran yang diterapkan ditiap kelas. Nilai Pretest dianggap tidak representative karena nilai Pretest didapatkan sebelum melakukan pembelajaran menggunakan metode yang sudah ditetapkan ditiap kelasnya.
Gambar 5. Histogram Perbandingan Hasil Belajar Antar Metode Pembelajaran
Berdasarkan nilai yang didapat siswa dan Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) siswa, dari setiap metode pembelajaran dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas (jumlah siswa yang tuntas diambil jumlah paling banyak pada setiap metodenya) seperti yang tergambar pada grafik berikut.
Gambar 6.Histogram Selisih Jumlah Siswa Tuntas Tiap Metode Pembelajaran 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata
Kelas Jigsaw Kelas Kontrol
0 5 10 15 20 25 Siswa Tuntas
Berdasarkan Garik -. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Antar Metode Pembelajaran dan Grafik -. Selisih Jumlah Siswa Tuntas Tiap Metode Pembelajaran dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvesional atau yang disebut dengan kelas kontrol. Dilihat dari nilai tertinggi yang didapatkan oleh setiap kelas tidak perbedaan, ditiap kelasnya terdapat siswa yang mendapatkan nilai 9.2. Untuk nilai terendah kelas yang menerapkan metode pembelajaran jigsaw memiliki nilai terendah yang lebih tinggi yaitu 5.6 dibandingkan dengan kelas kontrol yang memiliki nilai terendah 4.5. Jumlah siswa yang tuntas dari kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw adalah 20 anak dan jumlah siswa yang tuntas dari kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional adalah 12 anak.
3. Analisis Keaktifan Belajar Siswa
Observasi untuk mengetahu tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, berbeda saat peneliti ingin mengetahui hasil belajar siswa dimana uji dilakukan diawal dan diakhir pembelajaran. Peneliti menilai tingkah laku siswa selama dikelas dengan menggunakan angket yang terdiri dari 10 indikator penilaian. Dan dari observasi tersebut didapatkan nilai per indikator seperti yang digambarkan oleh grafik berikut ini.
Gambar 7. Rekapitulasi Tingkat Keaktifan Siswa Tiap Indikator
Seperti yang digambarkan oleh Grafik 7 antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Pada indikator 1 baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama memiliki nilai prosentase 60% dan sama juga untuk indikator 2 yang memiliki nilai prosentase juga 60%. Untuk indikator 3 kelas eksperimen memiliki nilai prosentase 80% sedangkan kelas kontrol 40%. Untuk indikator 4 kelas eksperimen memiliki nilai prosentase 80% sedangkan kelas kontrol 40%. Untuk indikator 5 kelas eksperimen memiliki nilai prosentase 40% sedangkan kelas kontrol 20%. Untuk indikator 6 kelas eksperimen memiliki nilai prosentase 80% sedangkan kelas kontrol 60%. Untuk indikator 7 kelas eksperimen memiliki nilai prosentase 60% sedangkan kelas kontrol 40%. Untuk indikator 8 kelas eksperimen memiliki nilai prosentase 80% sedangkan kelas kontrol 20%. Untuk indikator 9 kelas eksperimen memiliki nilai prosentase 40% sedangkan kelas kontrol 60%. Untuk 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 In d ikato r 1 In d ikato r 2 In d ikato r 3 In d ikato r 4 In d ikato r 5 In d ikato r 6 In d ikato r 7 In d ikato r 8 In d ikato r 9 In d ikato r 10
indikator 1 baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama memiliki nilai prosentase 80%.
Setelah nilai prosentase per indikatornya diketahui kemudian dicari nilai prosentase keseluruhannya per metode untuk mengetahui perubahan tingkat keaktifan siswa secara keseluruhan. Dari Grafik 7 didapatkan nilai prosentase untuk kelas eksperimen sebesar 66% lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang mendapat nilai prosentase sebesar 48%. Seperti yang digambarkan grafik berikut ini.
Gambar 8. Perbandingan Tingkat Keaktifan siswa antar metode
C. Pembahasan
1. Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Berdasarkan analisa hasil belajar jumlah siswa yang tuntas sebelum diterapkan metode pembelajaran jigsaw adalah 0 siswa atau 0%, setelah dilakukannya kegiatan belajar mengajar dan dilakukan Posttest jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 20 siswa atau 66,67%. Sedangkan
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
untuk kelas yang menggunakan metode pembelajarn konvensional berdasarkan nilai analisa hasil belajar untuk kelas kontrol jumlah siswa yang tuntas sebelum diterapkan metode pembelajaran konvensional adalah 6 siswa atau 18,75%, setelah dilakukannya kegiatan belajar mengajar dan dilakukan Posttest jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 12 siswa atau 40%.
Walaupun pada uji Pretest awalnya kelas kontrol yang lebih unggul akan jumlah siswa yang tuntas 0% untuk kelas eksperimen dan 18,75% untuk kelas kontrol. Tetapi setelah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung perubahan kelas eksperimen adalah 60% dari 0% menjadi 60%. Sedangkan untuk kelas kontrol hanya mengalami perubahan sebesar 21,25% yaitu dari 18,75% menjadi 40%. Hal ini dapat menjadi dasar bahwa penggunaan metode pembelajarn jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Tabel 25. Rekapitulasi Hasil Belajar
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Nilai Tertinggi 8 9,2 8 9,2 Nilai Terendah 3 5,6 3 4 Jumlah Nilai 168 234 207 227,6 Rata-Rata 5,6 7,8 6,46 7,11 Siswa Tuntas (> 73) 0 20 6 12 Prosentase Ketuntasan 0 % 66,67 % 18,75 % 40 % 2. Keaktifan Belajar
Berdasarkan analisa keaktifan belajar maka pembahasan hasil belajar untuk kelas eksperimen adalah sebagai berikut :
1) 60% siswa berpatisipasi lebih semangat dan aktif untuk belajar. 2) 60% siswa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 3) 80% siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam kegiatan
pembelajaran.
4) 80% siswa memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung. 5) 40% siswa mandiri dalam menemukan materi baru.
6) 80% siswa mengerjakan soal yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh.
7) 60% siswa berani mengajukan pertanyaan kepada teman. 8) 80% siswa berani mengemukakan pendapat didepan umum. 9) 40% siswa menganalisis soal yang diberikan oleh guru secara
tepat dan cermat.
10)80% siswa mendengarkan ketika teman berpendapat.
Jika dijumlahkan maka untuk kelas eksperimen memiliki nilai komulatif sebesar 33 dan memiliki nilai prosentase sebesar 66%.
Sedangkan untuk kelas kontrol berdasarkan analisa keaktifan belajar maka pembahasan hasil belajar untuk kelas kontrol adalah sebagai berikut :
1) 60% siswa berpatisipasi lebih semangat dan aktif untuk belajar. 2) 60% siswa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 3) 40% siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam kegiatan
4) 40% siswa memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung. 5) 20% siswa mandiri dalam menemukan materi baru.
6) 60% siswa mengerjakan soal yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh.
7) 40% siswa berani mengajukan pertanyaan kepada teman. 8) 20% siswa berani mengemukakan pendapat didepan umum. 9) 60% siswa menganalisis soal yang diberikan oleh guru secara
tepat dan cermat.
10)80% siswa mendengarkan ketika teman berpendapat.
Jika dijumlahkan maka untuk kelas kontrol memiliki nilai komulatif sebesar 24 dan memiliki nilai prosentase sebesar 48%.
Untuk perbandingan tingkat keaktifan siswa kelas eksperimen memiliki tingkat keaktifan sebesar 66% lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya memiliki tingkat keaktifan belajar sebesar 48%. Hal ini dapat menjadi dasar bahwa penerapan atau implementasi metode pembelajaran jigsaw dapat mengingkatkan keaktifan belajar siswa.
Tabel 26. Rekapitulasi Keaktifan Belajar
No. Indikator Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol 1. Siswa berpatisipasi lebih semangat
dan aktif untuk belajar. 60 % 60 % 2. Siswa tertarik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran 60 % 60 % 3.
Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran.
80 % 40 % 4. Siswa memperhatikan guru saat
pembelajaran berlangsung 80 % 40 % 5. Siswa mandiri dalam menemukan 40 % 20 %
No. Indikator Kelas Eksperimen Kelas Kontrol materi baru 6.
Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru dengan sungguh- sungguh
80 % 60 % 7. Siswa berani mengajukan
pertanyaan kepada teman 60 % 40 % 8. Siswa berani mengemukakan
pendapat didepan umum 80 % 20 % 9.
Menganalisis soal yang diberikan oleh guru secara tepat dan cermat (kegiatan emosional)
40 % 60 %
10.
Mendengarkan ketika teman berpendapat (kegiatan mendengarkan)
80 % 80 %
Jumlah 66 % 48 %
3. Uji Prasyarat analisis a. Uji Normalitas
Dalam uji normalitas dilakukan dalam 2 perhitungan, yaitu perhitungan dengan menggunakan data kelas eksperimen dan perhitungan dengan menggunakan data kelas kontrol. Dalam perhitungan data kelas eksperimen didapat nilai Asymp. Sig(2-tailed) berupa 0.282 yang mana kemudian dibandingkan dengan alpha atau signifikasi sebesar 5% atau 0.05. karena didapatkan nilai sig>0.05 sehingga data yang diuji dianggap terdistribusi secara normal.
Sedangkan dalam perhitungan kelas kontrol didapatkan nilai Asymp. Sig(2-tailed) 0.277 yang kemudian dibandingkan kembali dengan nilai alpha sebesar 5%. Hasil menunjukan bahwa sig>5% sehingga data yang diolah juga merupakan data yang terdistribusi secara normal.
b. Uji Homogenitas
Seperti halnya dengan uji normalitas, uji homogenitas juga dilakukan terhadapat 2 kelas, yaitu uji homogenitas untuk data kela jigsaw dan uji homogenitas untuk data kelas kontrol. Untuk pengujian homogenitas kelas eksperimen didapatkan nilai sig untuk Test of Homogeneity of Variances adalah 0.170 sedangkan untuk uji ANOVA
memiliki nilai sig. sebesar 0.976. dapat dilihat bahwa nilai semua sig lebih besar dari alpha sebesar 5%. Ini mengartikan bahwa data kelas eksperimen yang diolah memiliki data yang variabelnya sama atau homogen.
Sedangkan untuk pengujian homogenitas kelas kontrol didapatkan nilai sig untuk Test of Homogeneity of Variances adalah 0.038 sedangkan untuk uji ANOVA memiliki nilai sig. sebesar 0.692 dapat dilihat bahwa nilai sig pada uji ANOVA lebih besar dari alpha sebesar 5%. Ini mengartikan bahwa data kelas kontrol yang diolah memiliki data yang variabelnya sama atau homogen.
4. Uji Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis yang dijabarkan, bahwa penelitian ini memiliki 2 hipotesis yaitu :
a. Strategi pembelajara kooperatif tipe jigsaw dapat memberikan perbedaan terhadap hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Cepu b. Strategi pembelajara kooperatif tipe jigsaw dapat memberikan
perbedaan terhadap keaktifan belajar siswa di SMK Negeri 1 Cepu
Berdasarkan hipotesis tersebut kemudian dilakukan pengolahan data yang telah didapatkan dengan menggunakan SPSS. Pengolah data dilakukan dengan 2 tahap. Untuk hipotesis mengenai hasil belajar siswa didapatkan nilai sig(2-tailed) sebesar 0.953. Kemudian nilai itu dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 5% karena menggunakan derajat kepercayaan sebesar 95% dan mendapatkan hasil bahwa nilai sig lebih besar dari pada alpha yang berarti hipotesis mengenai hasil belajar dapat diterima. Sedangkan untuk hipotesis mengenai keaktifan belajar siswa didapatkan nilai sig(2-tailed) sebesar 1.000. Kemudian nilai itu dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 5% karena menggunakan derajat kepercayaan sebesar 95% dan mendapatkan hasil bahwa nilai sig lebih besar dari pada alpha yang berarti hipotesis mengenai keaktifan belajar dapat diterima.
98
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Cepu mengenai implementasi strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa bidang studi pengambilan gambar produksi dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode jigsaw mengakibatkan perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar dan keaktifan belajar siswa. Hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Hasil Belajar
Nilai rata-rata yang didapatkan oleh siswa kelas eksperimen adalah 7,8 dengan prosentase ketuntasan sebesar 20 %. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa adalah 7,11 dengan prosentase ketuntasan 40%. Dapat dilihat jika perubahan prosentase kelulusan mengingat pada Pretest yang dilakukan sebelum metode diterapkan tidak ada satupun siswa yang tuntas atau dengan kata lain prosentase kelulusannya adalah 0 %. Tabel Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 25.
2. Keaktifan Belajar
Pada kelas eksperimen tingkat keaktifan siswwa sebesar 66 %. Sedangkan untuk kelas kontrol memiliki tingkat keaktifan siswa sebesar 48%. Kelas yang menggunakan metode pembelajaran jigsaw lebih memiliki tingkat keaktifan siswa yang tinggi. Hal ini sudah dapat membuktikan bahwa metode pembelajaran jigsaw ini memberikan
dapat memberikan perbedaan dalam keaktifan belajar siswa. Tabel Rekapitulasi keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 26.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMK Negeri 1 Cepu, peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Stretegi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menjadi metode pembelajaran rujukan. Baik untuk mata pelajaran pengambilang gambar produksi atau mata pelajaran yang lainnya.
2. Guru mata pelajaran lainnya diharapkan juga meningkatkan kreatifitas mereka dalam melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) agar siswa tidak merasa bosan dengan KBM sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar pula.
3. Pengajar dan peneliti lain dapat menggunakan hasil pembelajaran ini sebagai referansi dalam melaksanakan metode pembelajaran kooperatif
100
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Rizki. 2015. ―Pengertian,Cara Pengumpulan, dan Jenis-Jenis Data dan Sample‖.http://rizkiamaliafebriani.wordpress.com/ 2013/04/19/penger tian-cara-pengumpulan-dan-jenis-jenis-data-dan- sample/. 21 April 2015. 10:41 PM
Arikunto, Suharsimi.2005.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta.Bumi Aksara
.2007.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta.Bumi Aksara
.2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta.Bumi Aksara
.2009.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta.Bumi Aksara
David,W.Johnson dan Johnson,P.Frank.2006.Joining Together, ninth editon.Pearson Education. Theresia. 2012. Edisi Kesembikan Dinamika Kelompok Teori dan Ketrampilan.Jakarta Barat. Indeks Eka, Krisnayani .2015. "Konsep Dasar dan Aspek-Aspek Penilaian
(Asesment)".. http://ekarestama.blogspot.com/2012/12/konsep-dasar- dan -aspek-aspek-penilaian.html 23 April 2015. 09.35PM
Furchan, Afrief. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Haryanto."Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw".22 April 2015. http:// belajarpsikologi.com/model-pembelajaran-kooperatif-jigsaw/
Haryanto."Pengertian Belajar Menurut Para Ahli". 23 April 2015. http:// belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/
Husni, Jumrida.2015. ―Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif dan Teknik Aplikasinya‖. http://jumridahusni.blogspot.in /2013/06/tipe-tipe- pembelajaran-kooperatif-dan.html?m=1. 18 April 2015.07.45PM Indah Kusharyati ―Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan
Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas Xi IS 5 Sma Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009‖ Skripsi Bidang Studi Pend. Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,2009
Juli, Wiwin.2015. "Definisi Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli".http://bugurumalas.blogspot.com/2014/03/definisi-strategi- pembelajaran-menurut.html. 22 April 2015.08.02PM
Lorentya Yulianti Kurnianingtyas dan Mahendra Adhi Nugroho ―Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3 Smk Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012‖ Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, Halaman 66 – 77, Vol .X, No.1, Tahun 2012
Maria Ifa ―Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Smk Negeri 3 Boyolangu Pada Standar Kompetensi Menerapkan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja ( K3 )‖ Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Halaman 715-722 Volume 2 Nomor 2, Tahun 2013.
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Standar Penilaian Guruan. Jakarta: Depdiknas
Pratowo, Andi .2015."Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian". http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/11/cara-uji-validuitas -dan- reliabilitas.html. 26 April 2015.04.35AM
Rifa’I,Achmad dan Catharina Tri .2009. Psikologi Pendidikan.Semarang. Universitas Negeri Semarang Pers
Rosyada, Dede. 2007. Paradigma Pendidikan Demokratis “Sebuah Model
Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan”.Jakarta. Kencana Penada Media Group.
Safnowandi.2012. "Model Pembelajaran Kooperatif".. https:// safno wandi.wordpress.com/2012/02/27/model-pembelajaran-kooperatif/.22 April 2015.02.05PM
Sudijono, Anas.2009.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta. Rajawali Pers Sudjana.2005.Metoda Statistika.Bandung.Tasito
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung.Alfabeta
Tiwan,MT ―Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Bahan Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw‖ Tahun 2008