• Tidak ada hasil yang ditemukan

keluar dari sekoci dan dengan demikian menunjuk ke belakang

Dalam dokumen PROSEDUR DARURAT DAN SAR. pptx (Halaman 45-60)

Jangkar diletakkan diburitan sekoci sedemikian rupa, sehingga tongkat jangkar berdiri tegak lurus di belakang buritan.

Talang dan kuku– kuku jangkar terletak pada balok yang diletakkan di atas tutup tajuk ( potdeksel ).

Di atas balok ini terletak dua buah jeruji tangan sedemikian rupa sehingga ujungnya agak menjorok keluar dari buritan.

Tali pelampung dan tali jangkar dipasang seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Bila tali telah dibawa dengan cara mendayung, pelampung dan tali pelampung telah diturunkan dari kapal dan setelah diperiksa apakah segala sesuatu akan berjalan dangan lancar.

Ujung dari jeruji tangan di sekoci diangkat secukupnya sehingga jangkar meluncur keluar sekoci.

Sementara itu para pendayung mengusahakan, agar tali tetap kencang ke arah belakang. Hal yang terakhir ini adalah untuk mencegah agar jangkar tidak

Keuntungan

Darii cara ini adalah, bahwa jangkar praktis akan jatuh dengan sendiri begitu lasingan A dipotong.

Pada gambar ini B adalah balok kayu pada kimbul.

Bila balok ini cukup tinggi, maka dapat dicegah bahwa batang C dari jangkar arus bersandar pada buritan C.

Mengenai cara mengeluarkan jangkar dengan arus, berlaku juga apa yang telah diuraikan mengenai membawa keluar tali –tali dengan arus. Bila seluruh gulungan tali telah diletakkan di sekoci, mata tali yang

berada disebelah atas disambung pada cincin jangan dengan segel.

Dalam hal ini tempat dimana jangkar akan diturunkan dari sekoci, kini segala sesuatu harus dilakukan dengan sangat cermat. Karena

kemungkiann terjadi “jangkar tidak bebas “ pada saat ini besar.

Bila waktu kembali dengan ujung tali tidak sampai pada kapal, anda dapat memasang tali buangan pada ujung tali tersebut, setelah itu mendayung ke kapal dan mengambil tali lain, tali ini kemudian

Anda juga dapat menyambung ujung tali pelampung terserbut dengan tali buangan berpelampung, kemudian kembali ke kapal untuk

mengambil tali lain.

waktu mengeluarkan jangkar arus atau jangkar buritan yang lebih berat anda mungkin tidak dapat mengedalikan lagi.

Terpaksa anda harus beralih ke penggunaan sekoci penolong, yang mempunyai bobot mati yang lebih besar.

Karena sekoci ini, haluan dan buritannya berbentuk lancip, maka jangkar tidak dapat digantung pada buritan seperti yang diuraikan pada sekoci kerja, atau diletakkan di dalam sekoci di kimbul.

Kini jangkar harus digantung di bawah bagian tengah dari sekoci. Ini dapat dilakukan secara tegak lurus atau dengan cara “ terapung “.

Cara mana yang harus diterapkan, tergantung dari kedalaman air yang tersedia. Cara yang paling mudah adalah penggantungan tegak lurus.

Namun untuk ini diperlukan kedalaman yang melebihi 5 meter. Pada bagian tengah dari sekoci diletakkan “papan biola”.

Papan biola ini merupakan balok yang ujng-ujungnya bertakik. Untuk mencegah jangan sampai ujung –ujung akan sobek, ujung – ujung tersebut diberi pita besi. Selanjutnya diambil dua potong tali baja yang sama panjang, yang disambung dengan segel berat atau dengan cincin.

Ujung – ujung yang lain dari kedua potongan tali baja tersebut

disambung pada tengah – tengah papan biola dengan tali yang sangat kuat secara “ simpul Matthew “ (tali reep).

pada segel atau cincin yang dimaksudkan di atas dipasang tali baja. Tali baja tersebut harus sedemikian panjang agar tali tersebut dapat disambung pada cincin jangkar bila jangkar tersebut diturunkan dengan

“sleng mengunakan segel”.

A. Jangkar buritan B. Tali jangkar C. Tali pelampung D. Sleng tali baja

Digeladak jangkar di gantung di bawah papan biola. Begitu sekoci berada pada tempat yang dikehendaki.

Rip muat diarea secara hati –hati sehingga papan biola di sekitar ujung – ujung bangku melintang ditopang dengan potongan–potongan kayu dan agak diganjal dengan baji – baji.

Selanjutnya harus juga di usahakan agar papan biola berada di atas bangku melintang.

Cara membawa dengan mendayung dan menurunkan jangkar kembali dilakukan seperti yang telah diuraikan diatas.

Bila kedalaman air terlalu kecil untuk mengeluarkan jangkar dengan cara yang telah diuraikan, maka jangkar dapat dikeluarkan dengan cara “terapung “. Bila dalam hal ini juga digunakan cara ke 2, maka mungkin yang diperlukan

hanya kedalaman 3 ½ atau 4 m.

Seng tali baja pendek dilingkarkan pada batang jangkar disekitar “sendi” ( kom ) sehingga sleng tersebut tidak dapat bergeser ( lihat gambar dibawah ini ).

Melalui kedua mata sleng dipasang segel besar, yang dapat disambung pada cincin brendel ( spruit ).

Bila jangkar digantung dibawah sekoci dengan cara ini, jangkar tersebut tergantung terbalik dengan batangnya menunjuk agak ke bawah.

Untuk mempertahankan jangkar tetap “ terapung “, pada cincin jangkar dipasang sepotong tali lagi, yang dapat menarik batang jangkar ke atas Potongan tali ini dibelit pada cincin buritan.

Sebelum jangkar diletgo, potongan tali tersebut harus di area dengan hati-hati dan lepaskan, Tahanan jangkar tergantung dari in dari

bobotnya.

Dengan sendirinya maka jangkar arus atau bahkan jangkar buritan tidak dapat menghasilkan daya tahan yang dikehendaki dalam segala hal.

Untuk agak mengimbangi keberatan ini, dapat digunakan “jangkar yang bersambung “ Pada jangkar yang bersambung digunakan 2

jangkar secara beruntun, dimana tali dari jangkar yang terikatkan pada batang dari jangkar yang lebih berat.

Daya tahan dari jangkar yang bersambung adalah jauh lebih besar daripada daya tahan dari satu jangkar yang bobotnya sama dengan jumlah bobot dari kedua jangkar yang dipakai.

Bila dengan material ya

ng relatif terbatas anda hendak mencapai hasil yang baik maka anda harus menggunakan jangkar yang bersambung.

Untuk mengeluarkan jangkar yang bersambung, jangkar yang paling berat yang pertama – tama dikeluarkan.

Tali pelampung dari jangkar ini menjadi tali jangkar untuk jangkar ke-2 dan panjang talinya harus dikitnya 1 ½ kali kedalam air.

Bila jangkar arus telah melakukan tugasnya, jangkar tersebut harus dihibob masuk.

Bila hal ini tidak dapat dilakukan oleh kapal, maka ini harus diangkat oleh sekoci.

Pengangkatan ini dilakukan dengan tali pelampung. Karena untuk

mengeluarkan jangkar yang menahan dengan baik dari dasar diperlukan gaya yang lebih besar, daripada untuk menaikkannya, maka untuk

pekerjaan ini harus digunakan sekoci penolong besar, yang dengan ballas talah diberikan trim menungging yang cukup.

Untuk digunakan jeruji kerja (jeruji tangan besar) dimana terikat balok pengantar (voetblok).

Jeruji ini diikat kencang pada buritan.

Selanjutnya pelampung diangkat dan tali pelampung dimasukkan ke dalam blok pengantar dan dikencangkan dengan tangan.

Dengan “pemasak” balok yang berjalan dari takal bermata tiga atau yang bermata empat disambungkan pada tali pelampung.

Catatan :

Kapal besar tidak perlu untuk mencoba hal ini, karena jangkar – jangkarnya walaupun dapat dikeluarkan, tetapi terlalu berat.

Segera setelah jangkar telah dibawa keluar selek (loos) dari tali sedapat mungkin dihibob.

Kemudian pada tali dipasang pada takal – takal yang blok – bloknya diletakkan pada jarak antara masing – masing sejauh mungkin.

Bagian yang bergeraka dari takal ini dilingkarkan pada salah satu tromol dari wins. Sehubungan dengan panjangnya talilopor dapat dianjurkan untuk membuat dua bagian yang bergerak bagi takal, yang masing-masing dilingkarkan pada tromol wins sendiri-sendiri.

Dengan menghibob pada takal, gaya dapat digunakan dalam arah yang dikehendaki

Setelah jangkar dibawa keluar dan pengencang tali jangkar, pada umumnya tersedia tiga tindakan untuk mengapungkan kapal, ialah : 1. Mengurangi sarat

2. Merubah trim dan

3. Mengusahakan menimbulkan gerakan pada kapal.

Pengurangan sarat adalah meringankan kapal, dapat dilakukan tercepat dan dengan cara yang paling ekonomis dengan

mengosongkan tangki – tangki ballas dengan pompa Selanjutnya dapat dianjurkan untuk mengosongkan tangki – tangki air minum dan air

pengisi, penurunan sekoci – sekoci, pembongkaran muatan dan barang – barang inventaris dan dalam keadaan sangat terpaksa membuang muatan dan memompa keluar bahan bakar.

Tindakan – tindakan tersebut terakhir atas pertimbangan –

pertimbangan bersifat ekonomis dan teknis pelestarian lingkungan. Perubahan trim menonggak bertujuan untuk pengurangan sarat di tempat, dibagian mana kapal kandas.

Dengan demikian, bila misalnya hanya bagian depan kapal yang kandas, bila mungkin untuku membongkar muatan dari palka–palka depan dan

memuatnya kembali di palka – palka belakang atau mengosongkan ruangan – ruangan depan dari ballas ganda dan mengisi ke dalam tangki –tangki

ballas dibagian belakang.

Bila mungkin untuk menimbulkan gerakan pada kapal kandas dengan

sebagian besar dari panjangnya, untuk menggunakan kedua jangkar haluan ( dengan rantai jangkar ) dari haluan dan kedua jangkar buritan atau kedua jangkar cadangan dari buritan, kesemuanya ke arah kurang lebih 4 surat di belakang arah melintang.

Menjelang air pasang untuk menghibob secara bergantian pada rantai

jangkar kiri dan pada tali jangkar buritan kanan dan pada tali jangkar buritan kiri, bila mungkin mesin digerakkan mundur, bila berhasil untuk menimbulkan gerakan pada kapal meskipun hanya sedikit, maka hampir dapat dipastikan kapal akan mengapung dengan usaha – usaha lanjut.

Kapal yang tidak diperlengkapi khusus untuk tugas–tugas tunda. Pada umumnya hanya dapat mengharapkan akan berhasil untuk usaha -usaha dalam mengapungkan kapal yang kandas bila kapal tersebut berlabuh jangkar arah yang tepat dan jarak yang tepat dari kapal yang kandas.

Bila tidak ada arus, kapal yang akan memberi bantuan, bila mungkin berlabuh jangkar dengan satu atau dua jangkar dengan rantai

panjang, pada arah perpanjangan dari garis lunas linggi dari kapal yang kandas ( gambar E.9. ).

Bila hubungan telah terlaksana, maka kapal yang membantu mulai menghibob jangkar dan memajukkan mesin secara bertahap.

Kapal yang tidak diperlengkapi khusus untuk

Dalam dokumen PROSEDUR DARURAT DAN SAR. pptx (Halaman 45-60)

Dokumen terkait