Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat, asap dari cerobong mendadak menghitam, badan kapal bergerak dan kecepatan kapal berubah kemudian
bethenti mendadak.
Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat tergantung pada permukaan dasar laut atau sungai dan situasi di
dalam kapal tentu akan tergantung juga pada keadaan kapal tersebut. Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan
menimbulkan pencemaran atau bahaya tenggelam kalau air yang masuk kedalam kapal tidak dapat diatasi, sedangkan bahaya
kebakaran tentu akan dapat saja terjadi kalau bahan bakar atau
minyak terkontaminasi dengan jaringan listrik yang rusak sehingga dapat menimbulkan nyala api yang tidak terdeteksi dan menimbulkan kebakaran.
Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kadas dapat saja
terjadi karena situasi yang tidak terduga / jatuh saat terjadi perubahan posisi kapal.
Kapal kandas sifatnya dapat permanent dan dapat pula bersifat
sementara,,tergantung pada posisi permukaan dasar laut atau sungai , adapun cara mengatasinya sehingga keadaan darurat seperti ini akan membuat situasi dilingkungan kapal menjadi rumit.
Dengan menggerakkan mesin mundur penuh merupakan tindakan yang paling wajar untuk diambil oleh perwira jaga, bila ia menyadari bahwa kapalnya kandas.
Sering tindakan ini yang paling cepat, namun tidak selalu demikian. Bila kapal kandas pada batu dan akibatnya mengalami kerusakan berat pada dasar kapal, maka kemungkinan akibat dari gerakan mundur, kapal akan tenggelam, segera setelah kapal tersebut terapung.
Bila kapal berbaling – baling tunggal kandas pada haluannya saja maka oleh pengaruh gerakan mundurnya baling –baling, kapal akan berputar dengan cepat dan mungkin akan kandas dengan seluruh panjangnya.
Bila kapal kandas pada dasar yang lunak atau ( lumpur atau pasir ), harus dicegah untuk mesin dimundurkan untuk waktu lama, karena
arus baling – baling yang didorong kedepan membawa pasir dan lumpur, sehingga bagian di tengah –tengah kapal terbentuk ambang dibawah kapal, sehingga kapal akan duduk lebih kokoh lagi.
Keberatan lain atas gerakan mundur adalah kemungkinan masuknya lumpur atau pasir kedalam kondensor.
Tindakan – tindakan yang harus diambil bila kapal kandas :
1. Stop mesin
2. Bunyikan serine bahaya
3. Pintu-pitu kedap air di tutup 4. Nahkoda diberi tahu
5. Kamar mesin diberitahu.
6. VHF dipindahkan ke chanel 16.
7. Tanda-tanda bunyi kapal kandas dibunyikan.
8. Lampu-lampu dan sosok-sosok benda diperlihatkan. 9. Lampu dek dinyalakan.
10. Menonding got-got dan tangki - tangki dengan tujuan untuk memeriksa
apakah kapal bocor.
11. Di sekililing kapal di perum untuk menentukan seberapa jauh dan seberapa
panjang kapal yang kandas.
12. Kemudian segera menurunkan sekoci untuk memerum lanjut daerah
sekitarnya, dengan tujuan untuk memeriksa pada arah-arah mana terdapat
air yang dalam.
13. Dari peta, buku – buku kepanduan bahari dan daftar – daftar pasang surut
dikumpulkan keterangan – keterangan yang diperlukan tentang kedudukan 14. partikel dari gerakan pasang surut.
15. Apakah air akan naik atau turun seberapa banyak dan kemungkinan arah dari
Selanjutnya, bila dengan menggunakan mesin, kapal tidak terapung dalam waktu singkat sedikit – sedikitnya menggunakan jangkar ringan (jangkar buritan atau jangkar cemat), kemudian tali dari jangkar
tersebut dihibob kencang dan dibelit.
Tujuan menggunakan jangkar ini adalah pertama – tama untuk
mencegah bahwa kapal akan naik lebih tinggi kedarat dan terbawa kedalam posisi yang lebih kurang menguntungkan maka arah kemana jangkar akan ditempatkan tergantung dari arah angin dan arah
Usaha untuk melepaskan kapal tidak dilakukan sebelum rantai jangkar dihibob kencang dan terbelit. Dalam kedaan yang menguntungkan,
misalnya bila kapal kandas hanya pada bagian kecil atau hanya kandas ringan diwaktu air sedang pasang, terdapat kemungkinan walaupun hanya kecil, bahwa kapal akan terapung hanya karena pada rantai jangkar.
Bila kapal sedang kandas pada dasar keras dan air sedang surut,
sehingga terdapat banyak patahnya kapal bukan tidak mungkin atau diramalkan cuaca buruk, maka tidak boleh ragu – ragu untuk secepat mungkin minta bantuan dari kapal – kapal lain atau menerima bantuan yang ditawarkan.
Bila keadaan sedemikian rupa bahwa adanya bahaya langsung dapat dipertimbangkan :
1. Biasanya bantuan yang paling tepat dapat diharapkan dari kapal – kapal,
yang khsus dirancang untuk jasa – jasa tunda dan penyelamatan. 2. Gaya, yang dapat diberikan pada tali tunda oleh kapal yang
datang untuk
memberi bantuan sering kali lebih kecil dari pada gaya yang tersedia pada
kapal anda sendiri untuk pengapungan, bila dengan bantuan wins – wins
dan takal–takal dapat menghibob pada rantai dari jangkar yang dimtepatkan pada arah yang tepat dan berdaya tahan yang
cukup.
Bila tindakan – tindakan untuk mengapungkan kapal, tidak langsung membawa hasil, harus segera beralih kepenggunaan jangkar. Jangkar – jangkar ini harus dibawa keluar dari kapal sejauh mungkin, daya tahan jangkar harus cukup untuk menerima gaya besar, tanpa menggaruk. Pada arah mana jangkar harus dibawa keluar
tergantung dari banyaknya hal,
namun dalam hal apapun arah ini harus sedemikian rupa, sehingga dengan
menghibob jangkar bagian kapal yang kandas akan ditarik ke air yang lebih dalam.
Bila kapal berkedudukan tegak lurus dan hampir tegak lurus terhadap darat maka sebaiknya untuk mengeluarkan jangkar terhadap
perpanjangan dari garis lunas linggi, bila arah lain mungkin tidak dianggap lebih cepat lagi. Sehubungan dengan kedalaman air, arah dan gaya dari arus atau angin. Bila mungkin jangkar berat
dikeluarkan dengan tali baja yang kuat sebagai tali jangkar. Dikapal agak besar mungkin tali tunda dapat digunakan sebagai tali jangka. Bila tidak mungkin untuk mengeluarkan jangkar berat bagi jarak yang dikehendaki, maka mungkin dapat beralih pada dua jangkar arus atau dua jangkar buritan yang disambung.
Untuk keluar membawa jangkar arus sampai bobot 300 kg dapat dilakukan dengan sekoci kerja asalkan sekoci kerja tersebut
sebelumnya telah dibalas secukupnya.
Ballas tetap ini harus disebarkan sedemikian rupa sehingga sekoci agak menungging.
Berat dari ballas yang digunakan adalah kurang lebih adalah sama dengan bobot jangkar.
Jangkar arus diturunkan dengan rip muatan keluar kapal sampai sedikit diatas permukaan air.
Tali pelampung diikat dengan simpul jangkar pada talang; ujungnya diikat pada batang jangkar.
Tali pelampung ini harus cukup kokoh, karena jangkar harus dinaikkan dengan tali tersebut.
Panjangnya tali harus paling sedikit 1 ½ x kedalaman air waktu air harus memiliki daya apung yang cukup, sehingga pelampung tersebut tidak “ ditenggelamkan “ oleh setiap adanya arus.
Pelampung dan tali pelampug diletakkan didalam sekoci. Kemudian jangkar dan tali pelampung diletakkan sampai cincin jangkar berada pada setinggi bangku ( doft ).
Kemudian sekoci dirapatkan dengan buritan ke batang jangkar,
dimana jangkar diputar sedemikian rupa sehingga tongkat jangkar ( stok ) bersandar pada buritan datar.
Sepotongan tali baru yang kuat dipasang keliling batang jangkar di bawah tongkat dan di ikat pada bangku atau kait
pengangkat ( hijshaak ) sekoci.
Di kimbul ( achterplecht ) sepotong tali tersebut diberi alas berupa balok - balok untuk mencegah bobot jangkar membebaskan buritan.
Tali jangkar dipasang pada cincin jangkar. Kemudian rip muatan di aria dengan hari –hati sampai bobot jagkar secara penuh ditampung oleh tali tersebut. Sekoci kini akan sedikit