• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Keluaran Maternal

Data keluaran maternal yang dikumpulkan pada penelitian ini mencakup cara persalinan dan komplikasi yang terjadi yaitu perdarahan antepartum, perdarahan postpartum, edema paru, gagal ginjal akut, sindrom HELLP, impending eclampsia, eklampsia, dan kematian maternal (Sibai et al., 2005). Hasil penelitian disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5.2. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan cara persalinan Cara Persalinan Jumlah (n=62) Persentase (%) Spontan Ekstraksi vakum Seksio sesarea 10 7 45 16,1 11,3 72,6

Preeklampsia meningkatkan kebutuhan untuk bersalin dengan tindakan pada ibu-ibu hamil (Sibai, 2003). Dari Tabel 5.2. di atas terlihat sebagian besar dari sampel penelitian ini melakukan persalinan dengan tindakan seksio sesarea (72,6%). Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Raras (2011 ; seksio sesarea 44%) dan Chappel et al., (2008 ; seksio sesarea 70%).

Tabel 5.3. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan perdarahan antepartum Perdarahan Antepartum Jumlah (n=62) Persentase (%) Solusio plasenta Plasenta previa Tidak ada 1 1 61 1,6 1,6 96,8

Perdarahan antepartum, terutama solusio plasenta, juga menjadi salah satu komplikasi dari preeklampsia meskipun dengan persentase yang kecil (1-4% ; Sibai et al., 2005). Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh yakni hanya 1 kasus solusio plasenta. Dari 234 sampel pada penelitian oleh Raras (2011) juga terdapat hanya 1 kasus solusio plasenta (0,4%). Solusio atau abruptio plasenta pada preeklampsia terjadi sebagai akibat dari aliran darah uteroplasenta yang terganggu atau infark plasenta (ACOG Practice Bulletin, 2002).

Tabel 5.4. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan perdarahan postpartum Perdarahan Postpartum Jumlah (n=62) Persentase (%) Ada Tidak ada 3 59 4,8 95,2

Secara umum perdarahan postpartum dapat terjadi karena laserasi jalan lahir, atonia uteri, retensio plasenta, inversi uterus, serta gangguan pembekuan darah. Terdapat 3 kasus perdarahan postpartum pada penelitian ini, akan tetapi pada rekam medis tidak tertulis dengan jelas penyebab perdarahan yang terjadi.

Rendahnya angka kejadian perdarahan postpartum menandakan bahwa persalinan telah ditangani dengan baik sehingga perdarahan postparum dapat dihindari.

Tabel 5.5. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan gagal ginjal akut Gagal Ginjal Akut Jumlah (n=62) Persentase (%) Ada Tidak ada 0 62 0 100

Gagal ginjal akut pada preeklampsia dapat terjadi akibat hipovolemia, terutama jika ada perdarahan. Namun pada penelitian ini tidak ditemukan ibu hamil dengan preeklampsia yang mengalami gagal ginjal akut. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan hidrasi terhadap pasien sudah cukup adekuat.

Tabel 5.6. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan edema paru

Edema Paru Jumlah (n=62) Persentase (%) Ada Tidak ada 1 61 1,6 98,4

Secara patofisiologi, penderita preeklampsia berat mempunyai resiko besar terjadinya edema paru, yang dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel pada pembuluh darah kapiler paru, dan menurunnya diuresis (Angsar, 2009). Pada penelitian oleh Raras (2011) dari 234 sampel terdapat 24 pasien yang mengalami edema paru. Namun dari 62 sampel pada penelitian ini hanya terdapat satu sampel (1,6%) yang mengalami edema paru.

Tabel 5.7. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan sindrom HELLP Sindrom HELLP Jumlah (n=62) Persentase (%) Sindrom HELLP parsial

Sindrom HELLP komplit Tidak ada 13 10 39 21,0 16,1 62,9

Pada penelitian ini, sindrom HELLP merupakan komplikasi yang paling banyak terjadi. Dari 62 sampel terdapat 23 kasus sindrom HELLP yakni sindrom HELLP parsial 13 kasus dan sindrom HELLP komplit 10 kasus. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa sindrom HELLP menjadi komplikasi yang paling sering pada preeklampsia (10-20% ; Sibai et al., 2005). Komplikasi ini dapat terjadi sebelum persalinan maupun sesudah persalinan. Sindrom HELLP yang terjadi antepartum akan meningkatkan angka persalinan preterm karena kehamilan dengan sindrom ini harus segera diterminasi tanpa memandang umur kehamilan.

Tabel 5.8. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan impending eclampsia. Impending Eclampsia Jumlah (n=62) Persentase (%) Ada Tidak ada 10 52 16,1 83,9

Tabel 5.9. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan eklampsia

Eklampsia Jumlah (n=62) Persentase (%) Ada Tidak ada 0 62 0 100

Ibu hamil dengan preeklampsia berat dapat jatuh dalam kondisi kejang suatu kondisi yang disebut sebagai eklampsia. Pada penderita yang akan kejang, umumnya memberi tanda-tanda yang khas, yang dapat dianggap sebagai tanda prodroma akan terjadinya kejang. Preeklampsia yang disertai dengan tanda prodroma ini disebut sebagai impending eclampsia, yakni bila preeklampsia berat disertai gejala-gejala subjektif berupa nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif tekanan darah.

Pada ibu dapat terjadi penurunan kesadaran pasca kejang ataupun trauma akibat kejang eklampsia. Kebutuhan akan persalinan preterm juga meningkat sehingga memberi prognosis yang buruk pada bayi. Pada penelitian ini terdapat 10 pasien (16,1%) yang mengalami impending eclampsia tetapi tidak sampai

mengalami kejang (eklampsia). Hal ini menunjukkan bahwa penanganan pasien telah dilakukan dengan baik sehingga kejadian kejang dapat dihindarkan.

Tabel 5.10. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan kematian maternal Kematian Maternal Jumlah (n=62) Persentase (%) Ya Tidak 2 60 3,2 96,8

Kematian maternal yang terjadi pada preeklampsia terutama akibat eklampsia, hipertensi yang tidak terkontrol, ataupun akibat inflamasi sistemik (Ghulmiyyah dan Sibai, 2012). Terdapat hanya dua kasus kematian maternal dari seluruh sampel pada penelitian ini. Satu kasus kematian terjadi akibat emboli paru dan satu kasus kematian akibat sepsis. Angka kematian yang relatif rendah ini menandakan bahwa penanganan pasien dengan preeklampsia sudah cukup baik terutama dalam hal kontrol tekanan darah dan pencegahan terjadinya eklampsia.

5.4 Keluaran Perinatal

Data keluaran perinatal pada penelitian ini meliputi pertumbuhan janin terhambat, kelahiran preterm, berat badan lahir rendah, asfiksia neonatorum, dan kematian perinatal. Terdapat tiga kasus kehamilan ganda dari 62 sampel ibu sehingga jumlah perinatal menjadi 65 bayi. Hasil penelitian disajikan dalam tabel distribusi di bawah ini.

Tabel 5.11. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan pertumbuhan janin. Pertumbuhan Janin

Terhambat Jumlah (n=53) Persentase (%) Ya Tidak 1 52 1,9 98,1

Data USG pada penelitian ini hanya diperoleh dari 53 sampel perinatal. Preeklampsia, suatu kondisi dengan karakteristik iskemia akibat menurunnya

aliran darah uteroplasenta, merupakan faktor resiko yang signifikan untuk terjadinya intrauterine growth retardation (IUGR) atau pertumbuhan janin terhambat, terutama jika terjadi pada usia kehamilan yang muda (Backes et.al., 2011). Namun pada penelitian ini hanya ditemukan satu kasus pertumbuhan janin terhambat dari 53 sampel yang memiliki data USG, kemungkinan karena sebagian besar preeklampsia pada penelitian ini terjadi pada umur yang mendekati aterm ataupun sudah aterm.

Tabel 5.12. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan kelahiran preterm Kelahiran Preterm Jumlah (n=65) Persentase (%) Ya ( < 37 minggu ) Tidak ( ≥ 37 minggu ) 27 38 41,5 58,5

Sebagai suatu pregnancy-induced disorder, satu-satunya tatalaksana kuratif pada kasus preeklampsia adalah terminasi kehamilan (Backes et.al., 2011). Terminasi biasanya diperlukan karena penyakit ini memiliki kecenderungan untuk menjadi progresif dan hal ini menyebabkan persalinan preterm menjadi komplikasi yang paling sering terjadi (15-67% ; Sibai et al., 2005). Pada penelitian ini sebanyak 41,5% dari 65 bayi lahir pada umur kehamilan <37 minggu (kelahiran preterm). Pada penelitian yang dilakukan oleh Chappel et.al. (2008) juga ditemukan 51% dari 180 sampel mengalami persalinan preterm.

Tabel 5.13. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan berat badan lahir. Berat Badan Lahir Jumlah (n=65) Persentase (%) Normal ( ≥ 2500 gram ) BBLR ( < 2500 gram ) 32 33 49,2 50,8

Preeklampsia juga merupakan salah satu faktor predisposisi rendahnya berat badan lahir pada bayi (Sibai, 2003). BBLR dapat disebabkan oleh kelahiran prematur, IUGR, ataupun keduanya (Stoll dan Kliegman, 2004). Pada penelitian

ini didapatkan 50,8% bayi dari ibu yang mengalami preeklampsia mengalami BBLR, yang tampaknya lebih terkait dengan kelahiran preterm. Chappel et.al., (2008) juga melaporkan bahwa dari 180 ibu hamil dengan superimposed preeclampsia, 44% bayi yang lahir mengalami BBLR. Suatu studi oleh Fatemeh et.al. (2010) membandingkan angka kejadian BBLR pada tiga kelompok ibu hamil yakni ibu hamil dengan hipertensi murni, ibu hamil dengan preeklampsia ringan, dan ibu hamil dengan preeklampsia berat. Diperoleh hasil yang signifikan dari penelitian ini dimana pada kelompok pertama kejadian BBLR hanya 24,2%, sementara pada kelompok kedua kasus BBLR sebanyak 64,7% dan kelompok ketiga 68,4%.

Tabel 5.14. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan asfiksia neonatorum. Asfiksia Neonatorum Jumlah (n=64) Persentase (%) Ya (skor APGAR < 7)

Tidak ( skor APGAR ≥7)

24 40

37,5 62,5

Skor APGAR yang dicatat adalah skor APGAR pada menit pertama.

Tabel 5.15. Sebaran kasus asfiksia neonatorum Asfiksia Neonatorum Jumlah

(n=24) Persentase (%) Ringan – Sedang ( skor 4-6 )

Berat ( ≤ 3 )

14 10

58,3 41,7

Perfusi uteroplasenta yang menurun dan kelahiran preterm dapat menyebabkan asfiksia pada bayi baru lahir atau asfiksia neonatorum. Pada penelitian ini terdapat 24 kasus asfiksia neonatorum, 14 diantaranya mengalami asfiksia ringan-sedang (skor APGAR 4-6) dan 10 kasus asfiksia berat (skor APGAR ≤3). Penelitian oleh Fatemeh et.al., (2010) juga menunjukkan peningkatan kejadian asfiksia pada bayi yang lahir dari ibu dengan preeklampsia

(asfiksia pada hipertensi murni 3%, pada preeklampsia ringan 17,6%, dan preeklampsia berat 23,5%).

Tabel 5.16. Sebaran kasus preeklampsia berdasarkan kematian perinatal. Kematian Perinatal Jumlah (n=65) Persentase (%) Ya Tidak 6 59 9,2 90,8

Kematian pada perinatal, yang mencakup lahir mati (stillbirth) dan kematian bayi umur 0-6 hari, dipengaruhi oleh kondisi ibu dan janin selama kehamilan dan saat persalinan berlangsung (Stoll dan Kliegman, 2004). Kematian perinatal terutama terjadi pada bayi yang mengalami IUGR maupun asfiksia, serta bergantung pada ambang viabilitas bayi (de Souza Rugolo et.al., 2011).

Pada penelitian ini terdapat 6 kematian perinatal dari seluruh bayi yang lahir dari ibu dengan preeklampsia pada penelitian ini. Kematian janin dalam kandungan (KJDK) terjadi pada 4 kasus dengan 1 kasus solusio plasenta, intrauterine fetal distress (IUFD) pada 1 kasus, dan terdapat 1 kasus preterm labor dimana bayi yang dilahirkan tidak viable untuk hidup di luar rahim karena umur kehamilan yang masih muda (19 minggu). Raras (2011) melaporkan terjadi 19 kematian perinatal dari 244 sampel, yang sebagian besar juga meninggal dalam kandungan dan sisanya meninggal karena asfiksia berat. Terlihat bahwa masalah pada kematian perinatal akibat preeklampsia terletak pada gangguan aliran darah uteroplasenta dan kelahiran preterm yang menyebabkan asfiksia.

Keterbatasan dari penelitian ini adalah kelengkapan data rekam medis yang kurang optimal sehingga ada beberapa data yang tidak dapat ditemukan oleh peneliti. Selain itu, oleh karena keterbatasan waktu maka penelitian dilakukan dengan penggunaan data sekunder sehingga tidak dapat benar-benar mengikuti riwayat ibu hamil dengan preeklampsia beserta bayinya sejak diagnosa preeklampsia ditegakkan hingga persalinan dan masa pasca persalinan berlangsung.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Terdapat 66 kasus preeklampsia di RSUP HAM Medan tahun 2011-2012.

2. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan gambaran keluaran maternal pada kasus preeklampsia sebagai berikut : cara persalinan dengan seksio sesarea 45 kasus (72,6%), perdarahan antepartum 2 kasus (3,2%), perdarahan postpartum 3 kasus (4,8%), edema paru 1 kasus (1,6%), sindrom HELLP parsial 13 kasus (21%), sindrom HELLP komplit 10 kasus (16,1%), impending eclampsia 10 kasus (16,1), dan kematian maternal 2 kasus (3,2%). Tidak ditemukan kasus gagal ginjal akut dan eklampsia pada sampel maternal.

3. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan gambaran keluaran perinatal sebagai berikut : pertumbuhan janin terhambat 1 kasus (1,9%), kelahiran preterm 27 kasus (41,5%), BBLR 33 kasus (50,8%), asfiksia neonatorum 24 kasus (37,5%), dan kematian perinatal 6 kasus (9,2%).

4. Jenis preeklampsia yang paling sering ditemukan pada penelitian ini adalah preeklampsia berat (PEB).

6.2 Saran

1. Penting bagi petugas kesehatan untuk mengenali faktor resiko dan deteksi dini preeklampsia, serta merujuk dan melakukan penanganan yang cepat dan tepat sehingga keluaran yang buruk dapat dihindari terutama pada janin dalam kandungan.

2. Perlu dilakukan pencatatan rekam medis yang lengkap dan benar oleh petugas kesehatan di rumah sakit sehingga peneliti-peneliti selanjutnya yang juga ingin menggunakan rekam medis sebagai bahan penelitian dapat memperoleh data yang optimal serta memberi hasil yang lebih representatif.

3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menggunakan desain penelitian kohort prospektif untuk dapat mengetahui efek preeklampsia pada kehamilan dengan lebih akurat serta menambahkan aspek-aspek lain yang perlu, yang belum dirangkum dalam penelitian ini, sehingga diperoleh hasil yang lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

ACOG Committee on Practice Bulletin, Gilstrap III, L.C., Ramin, S. (2002). Diagnosis and Management of Preeclampsia and Eclampsia. ACOG Practice Bulletin [Online], Januari, No.33 pp.1-8. Available

from

[Accessed 7 April 2013].

Angsar, M.D. (2009) Hipertensi Dalam Kehamilan. Dalam : Saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T., Winkjosastro, G.H. (eds). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Ed.4. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 530-561.

Backes, C.H., Markham, K., Moorehead, P., Cordero, L., Nankervis, C.A., Giannone, P.J. (2011) Maternal Preeclampsia and Neonatal Outcomes.

Hindawi Journal of Pregnancy [Online]. Available

from

24 November 2013].

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Riset Kesehatan Dasar 2007, [Internet]. Tersedia

dalam

Chappel, L.C., Enye, S., Seed, P., Briley, A.L., Poston, L., Shennan, A.H. (2008). Adverse Perinatal Outcomes and Risk Factors for Preeclampsia in Women With Chronic Hypertension : A Prospective Study. Hypertension [Online], 51

:1002-1009. Available

from

November 2013].

Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap III, L.C., Hauth, J.C. & Wenstorm, K.D. (2006) Obstetri Williams, Ed.21. Jakarta : EGC, 624-684.

De Souza Rugolo, L.M.S, Bentlin, M.R., Trindade, C.E.P. (2011) Preeclampsia : Effect on the Fetus and Newborn. NeoReviews [Online], April, 12 (4)

pp.198-206. Available

from

Fatemeh, T., Marziyeh, G., Nayereh, G., Anahita, G., Samira, T. (2010) Maternal and Perinatal Outcome in Nulliparious Women Complicated with Pregnancy Hypertension. J Pak Med Assoc [Online], September, 60 (9) pp.707-710.

Available from

April 2013].

Ghulmiyyah, L., Sibai, B. (2012) Maternal Mortality From Preeclampsia/ Eclampsia. Semin Perinatol [Online], 36:56-59. Available

from

April 2013].

Hernawati, I. (2011, April) Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2010. Naskah dipresentasikan dalam Pertemuan Teknis Kesehatan Ibu, Bandung.

[Internet]. Tersedia dalam

Khan, K.S., Wojdyla, D., Say, L., Gulmezoglu, A.M., Van Look, P.F.A. (2006) WHO Analysis of Causes of Maternal Death : A Systematic Review. Lancet [Online], April, 367 pp.1066-1074. Available

from

Lindheimer, M.D., Taler, S.J., Cunningham, F.G. (2008) Hypertension in Pregnancy. J Am Soc Hypertens [Online] 2 (6) pp.484-494. Available

from

National High Blood Pressure Education Program. (2000) Working Group Report On High Blood Pressure In Pregnancy. National Institutes of Health

[Online], No.00-3029. Available

from

Raras, A.A. (2011) Pengaruh Preeklampsia Berat Pada Kehamilan Terhadap Keluaran Maternal dan Perinatal di RSUP dr.Kariadi Semarang Tahun 2010. Skripsi, Universitas Diponegoro [Internet]. Tersedia

dalam

Sibai, B., Dekker, G., Kupferminc, M. (2005) Pre-eclampsia. Lancet [Online],

Februari, 365 pp.785-799. Available from

[Accessed 16 April 2013].

Sibai, B.M. (2003) Diagnosis and Management of Gestasional Hypertension and Preeclampsia. Obstet Gynecol [Online], Juli, 102 (1) pp.181-192. Available

from

[Accessed 16 April 2013].

Stoll, B.J., Kliegman, R.M. (2004) Overview of Mortality and Morbidity. In : Behrman, R.E., Kliegman, R.M., Jenson, H.B. (eds). Nelson Textbook of Pediatrics, 17th Edition. Pennsylvania : Saunders.

UNDP/UNFPA/WHO/World Bank Special Programme of Research, Development and Research Training in Human Reproduction. (2005) Promoting Evidence-Besed Sexual and Reproductive Health Care. Progress in Reproductive Health Research, [Online] No.71. Available

from

World Health Organization. (2012) Maternal Mortality, [Online]. Available

from

April 2013].

World Health Organization. (2012) Newborns : Reducing Mortality, [Online].

Available from

[Accessed 16 April 2013].

World Health Organization/UNICEF/UNFPA/The World Bank. (2012) Trends in Maternal Mortality : 1990 to 2010. [Online]. Available

from

LAMPIRAN 1

RIWAYAT HIDUP

Nama : Jennie Rafdiani Telaumbanua

Tempat / Tanggal Lahir : Gunungsitoli / 26 Juli 1992

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Prof. T. Zulkarnain No.11 Medan, 21154

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Negeri 070978 Gunungsitoli ( 1998-2004 )

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gunungsitoli ( 2004-2007 )

LAMPIRAN 6 MASTER DATA DATA MATERNAL

LAMPIRAN 7 MASTER DATA DATA PERINATAL

LAMPIRAN 8 HASIL OUTPUT SPSS

Kelompok Umur Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 20-35 38 61.3 61.3 61.3 >35 24 38.7 38.7 100.0 Total 62 100.0 100.0 Kelompok Gravida

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Primigravida 26 41.9 41.9 41.9 Multigravida 33 53.2 53.2 95.2 Grande 3 4.8 4.8 100.0 Total 62 100.0 100.0 Umur Gestasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 37 25 40.3 40.3 40.3

>= 37 37 59.7 59.7 100.0

Total 62 100.0 100.0

Jumlah Bayi Dalam Kandungan Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 59 95.2 95.2 95.2

Derajat Proteinuria Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 1 2 3.2 3.6 3.6 2 15 24.2 27.3 30.9 3 30 48.4 54.5 85.5 4 8 12.9 14.5 100.0 Total 55 88.7 100.0 Missing System 7 11.3 Total 62 100.0 Jenis Preeklampsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid peb 60 96.8 96.8 96.8 per 2 3.2 3.2 100.0 Total 62 100.0 100.0 Cara Persalinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid ev 7 11.3 11.3 11.3 psp 10 16.1 16.1 27.4 sc 45 72.6 72.6 100.0 Total 62 100.0 100.0

Perdarahan Antepartum

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 60 96.8 96.8 96.8 Plasenta Previa 1 1.6 1.6 98.4 Solusio Plasenta 1 1.6 1.6 100.0 Total 62 100.0 100.0 Perdarahan Postpartum Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 59 95.2 95.2 95.2 Ada 3 4.8 4.8 100.0 Total 62 100.0 100.0 Edema Paru

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 61 98.4 98.4 98.4

Ada 1 1.6 1.6 100.0

Total 62 100.0 100.0

Gagal Ginjal Akut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Sindrom HELLP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 39 62.9 62.9 62.9 Parsial 13 21.0 21.0 83.9 Komplit 10 16.1 16.1 100.0 Total 62 100.0 100.0 Impending Eclampsia Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 52 83.9 83.9 83.9 Ada 10 16.1 16.1 100.0 Total 62 100.0 100.0 Eklampsia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 62 100.0 100.0 100.0

Kematian Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 60 96.8 96.8 96.8

Ya 2 3.2 3.2 100.0

Kelompok Prematur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Prematur 27 41.5 41.5 41.5

Tidak 38 58.5 58.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Kelompok Berat Badan Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid BBLR 33 50.8 50.8 50.8 Normal 32 49.2 49.2 100.0 Total 65 100.0 100.0 Kelompok APGAR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Asfiksia 24 36.9 37.5 37.5 Tidak 40 61.5 62.5 100.0 Total 64 98.5 100.0 Missing System 1 1.5 Total 65 100.0 Kelompok Asfiksia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Berat 10 15.4 15.6 15.6 Ringan Sedang 14 21.5 21.9 37.5 Normal 40 61.5 62.5 100.0 Total 64 98.5 100.0

Kematian Perinatal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 59 90.8 90.8 90.8

Ya 6 9.2 9.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

Pertumbuhan Janin Terhambat Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak 52 80.0 80.0 80.0 Ya 1 1.5 1.5 81.5 no usg 12 18.5 18.5 100.0 Total 65 100.0 100.0

Dokumen terkait