• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Definisi / Pengertian

Kont asepsi be asal da i kata “kont a”, a tinya melawan dan “konsepsi”, a tinya pembuahan. Jadi, kont asepsi me upakan upaya

mencegah bertemunya sperma dan ovum, sehingga tidak terjadi pembuahan yang mengakibatkan kehamilan. (Koes Irianto.2012).

Kontrasepsi merupakan suatu cara untuk mencegah terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau suatu upaya pencegahan sel telur yang telah dibuahi tidak dapat menempel pada dinding rahim (nidasi). (Nina Siti Mulyani,dkk.2013)

2. Metode Kontrasepsi

Metode kontrasepsi digolongkan dalam dua jenis yaitu metode kontrasepsi sederhana dan metode kontrasepsi modern. Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari metode sederhana tanpa alat dan

metode sederhana dengan alat. Metode sederhana tanpa alat diantaranya KB alamiah (yang terdiri dari metode kalendera/pantang berkala, metode suhu basal tubuh, metode lendir serviks, metode simpto-terma) dan coitus interuptus. Sedangkan metode sederhana dengan alat diantaranya adalah metode barier atau mekanis (kondom dan barier intra vaginal) dan kimiawi (spermisida). Metode kontrasepsi modern terdiri dari kontrasepsi hormonal (pil, suntik, dan implant), intra uterin devices/ AKDR, dan kontrasepsi mantap MOW dan MOP. (Hanafi Hartanto.2004)

3. Asuhan keluarga berencana

4. Kontrasepsi Pasca Persalinan

Kontrasepsi Pasca Persalinan merupakan inisiasi pemakaian metode kontrasepsi dalam waktu 6 minggu pertama pascapersalinan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, khususnya pada 1-2 tahun pertama pasca persalinan. Selain Metode Laktasi ada beberapa metode yang bisa digunakan yaitu:

a. Kontrasepsi Non Hormonal

Kontrasepsi non hormonal yang dapat digunakan meliputi: metode laktasi amenorrhea (LAM / Lactational Amenorrhea Method), kondom, spermisida, diafragma, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD, pantang berkala, dan kontrasepsi mantap (tubektomi atau vasektomi).

b. Kontasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan yaitu : suntik progestin, mini pil, dan AKDR. Pemakaian kontrasepsi hormonal yang berisi kombinasi estrogen dan progesteron harus ditunda 3 minggu setelah persalinan untuk mencegah terjadinya risiko gangguan pembekuan darah.

5. Kontrasepsi Darurat

a. Pengertian Kontrasepsi Darurat

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dipakai setelah senggama oleh wanita yang tidak hamil untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan (Nina Siti Mulyani,dkk.2013).

b. Macam-Macam Kontrasepsi Darurat 1) Kombinasi Estrogen-Progestin

Metode ini dikenal sebagai metode Yuzpe. Minimal 100 μg

ethinyl estradiol dan 0,5 mg levonogestrol. Produk yang mengandung estrogen dan progesteron yang resmi disetujui oleh FDA untuk kontrasepsi darurat adalah preven emergency contrasepstive kit, yang lebih cepat diberikan setelah melakukan hubungan seksual yang tidak terproteksi. Dosis pertama idealnya diberikan dalam 72 jam setelah melakukan hubungan. Dosis kedua diberikan 12 jam kemudian setelah dosis pertama. Mual dan muntah merupakan masalah yang berhubungan dengan kadar estrogen tinggi. Oleh karena itu antiemetik oral (meclizine 50 mg atau metoclopramide 10 mg) dapat diberikan 1 jam sebelumnya, untuk mengurangi mual. 2) Sediaan Progestin

Produk progestin tersedia dalam dua tablet, masing-masing mengandung 0,75 mg levonogestrel. Dosis pertama diberikan dalam 72 jam setelah coitus. Dosis kedua diberikan 12 jam kemudian.

3) Alat kontrasepsi dalam rahim/ AKDR

AKDR dipilih sebagai kontrasepsi darurat yang digunakan post coitus. Namun bila dipasang sampai 5 hari setelah hubungan seksual yang tidak terproteksi, kemungkinan kegagalannya mencapai 1 persen.

4) Mefipristone

Obat ini bergantung pada efek antiprogesteronnya dalam menunda dan menghambat ovulasi sebagai cara kontrasepsi pascacoitus. Dosis tunggal diberikan 10 mg. Namun obat ini tidak lagi dipergunakan sebagai kontrasepsi darurat, karena mahal dan tidak dibuat dan dipasarkan sesuai dosis yang tepat (Williams Cunningham.2013)

Efek samping dari kontrasepsi darurat antara lain : mual

muntah perdarahan pervaginam yang tidak teratur

(BKKBN.2004).

6. Metode Amenore Laktasi (MAL) a. Pengertian

Metode amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya ASI hanya diberikan kepada bayinya tanpa makanan atau minuman tambahan hingga usia 6 bulan (BKKBN.2004)

b. Cara kerja

Cara kerja atau mekanisme metode kontasepsi amenore laktasi yaitu penundaan atau penekanan ovulasi (BKKBN.2004). c. Keuntungan kontrasepsi

1) Keuntungannya antara lain: efektifitas tinggi ( tingkat keberhasilan 98% pada enam bula pasca persalinan ), tidak mengganggu saat berhubungan seksual, segera efektif bila digunakan secara benar, tidak ada efek samping secara sistemik, tidak perlu pengawasan medis, tidak perlu obat atau alat, tanpa biaya (Nina Siti Mulyani,dkk.2013).

2) Keuntungan non kontrasepsi a. Untuk bayi

1. Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI).

2. Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal.

3. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai. b. Untuk ibu

1. Mengurangi perdarahan pascapersalinan 2. Mengurangi risiko anemia

3. Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi (BKKBN.2004).

Kelemahan metode MAL, antara lain: perlu persiapan dan perawatan sejak awal kehamialan agar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan, sulit dilaksanakan karena kondisi sosial, efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan, tidak melindungi terhadap IMS termasuk HIV/AIDS dan virus Hepatitis B/HBV (Ratna Hidayati.2011).

7. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA) a. Metode Kalender / Pantang Berkala

Metode KB alamiah dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi. Penelitian menunjukkan ovulasi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya (sistem Ogino-Knaus). Masa subur wanita dapat dihitung dengan melakukan perhitungan minggu subur, yaitu dengan siklus normal (26-30 hari), masa subur dihitung dengan menstruasi hari pertama ditambah 12 yang merupakan hari pertama minggu subur, akhir minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 19. Puncak minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 14 (Ida Ayu Chandranita Manuaba,dkk.2010)

b. Metode Suhu Basal

Metode suhu basal adalah metode yang berdasarkan kenaikan suhu tubuh setelah ovulasi sampai sehari sebelum mentruasi berikutnya. Setiap pagi setelah bangun tidur sebelum mengerjakan pekerjaan apapun lakukan pencatatan suhu badan basal. Syaratnya tidur malam paling sedikit 5 sampai 6 jam hari secara berturut-tu ut. Suhu endah (36,4˚C -36,7˚C) , kemudian 3

hari berturut-tu ut suhu lebih tinggi (36,9˚C - 37,5˚C) Pada saat itulah terjadi masa subur atau ovulasi pada seorang wanita (Sujiatini,dkk.2011).

c. Lendir Serviks

Lendir serviks merupakan salah satu bagian dari metode keluarga berencana alamiah (KBA) yaitu salah satu cara dalam

upaya pencegahan kehamilan, melalui pengamatan tanda tanda dan gejala gejala alamiah berupa lendir serviks yang timbul pada fase fertil dan infertil dari siklus menstruasi, dengan menghindari senggama selama fase fertil atau subur (Koes Irianto.2012) d. Metode Senggama Terputus

Metode keluarga berencana alamiah, dimana pria

mengeluarkan alat kelamin (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi. Ejakulasi diluar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani (sperma) mencapai uterus sehingga tidak terjadi pertemuan sperma dan ovum (mencegah kehamilan) (Nina Siti Mulyani,dkk.2013).

8. Metode Barier

Metode kontrasepsi penghalang (barier) untuk mencegah masuknya spermatozoa ke dalam traktus genialia interna wanita dan immobilisasi atau mematikan spermatozoa oleh spermisidanya (Hanafi Hartanto.2004)

a. Kondom

1) Pengertian

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis untuk menampung sperma ketika seseorang pria mencapai ejakulasi. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder yang muaranya berpinggir tebal yang digulung berbentuk rata dengan ketebalan 0,02 mm. Kondom untuk pria sudah lazim dikenal, meskipun kondom wanita sudah ada namun belum populer seperti kondom laki-laki. Berikut adalah jenis jenis kondom yang beredar di pasaran: kondom dengan aroma dan rasa, kondom berulir (ribbed condom), kondom ekstra tipis (extra thin), kondom bintik (dotted condom), kondom getar, dan kondom wanita. (Nina Siti Mulyani,dkk.2013).

2) Cara kerja

Cara kerja kondom adalah menampung spermatozoa masuk kedalam kanalis serviks. Konsep kerja kondom adalah menghalangi tertumpahnya sperma kedalam vagina sehingga

spermatozoa tidak mungkin masuk ke dalam rahim. Kegagalan rahim teradi bila karet kondom pecah atau robek dan menarik penis setelah lemah sehingga sebagian sperma dapat masuk ke dalam vagina. (Ida Ayu Chandranita Manuaba,dkk.2010).

b. Diafragma 1) Pengertian

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung terbuat dari karet (lateks) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Beberapa jenis diafrgama, yaitu antara lain: Flat spring (flat metal band), Coil spring (coil wire), Arching spring (kombinasi metal spring). (Sujiyatini,dkk.2011).

2) Cara kerja

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan

tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida

(Sujiyatini,dkk.2011). c. Spermisida

1) Pengertian

Spermisida merupakan sediaan cairan kimia (biasanya non oksinol-9) yang dapat men-non aktifkan dan membunuh sperma. (Sujiyatini,dkk.2011). Spermisida merupakan zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum bergerak ke dalam traktus genetalia interna (Hanafi Hartanto.2004). Tersedia dalam bentuk busa vagina, krim, gel, dan suppositoria. Jenis spermisida antara lain, Busa (aerosol), Busa spermisida, Tablet vagina, suppositoria dan film, spermisida jelli (hanya digunakan dengan diafragma) Spermisida ditempatkan di vagina sebelum berhubungan seksual. Kontrasepsi ini juga menyediakan barier fisik ke sperma. Tidak ada sediaan yang lebih efektif dibanding yang lain. Spermisida paling baik digunakan dengan kontrasepsi

barier seperti kondom dan diafragma. (Nina Siti Mulyani,dkk. 2013).

2) Cara kerja

Menyebabkan sel membran sperma terpecah

memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan

kemampuan pembuahan sel telur. (Sujiyatini,dkk.2011) 9. Kontrasepsi Pil

a. Minipil

1) Pengertian

Kontrasepsi progestin (mini pil) adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon steroid (progesteron sintetis saja) yang digunakan per oral sehingga mencegah kehamilan (Ratna Hidayati.2011). Minipil adalah pil kb yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Minipil atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,03-0,05 mg per tablet. Minipil terbagi dalam dua jenis yaitu : Mini pil (isi 28 pil) yang mengandung 75 mikro gram desogestrel, Mini pil (isi 32 pil) yang mengandung 300 mikro gram levonogestrel dan 350 mikro gram noretindron. Contoh minipil antara lain : micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron. Microval , noregeston, microlut mengandung 0,03 levonogestrel. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgestrel. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat (Nina Siti Mulyani,dkk.2013).

2) Cara kerja

Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau mini pil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara: menghambat ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. (Ratna Hidayati.2011). Cara kerja mini pil adalah menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di Ovarium (tidak begitu kuat), endometrium mengalami transformasi lebih awal

sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma, dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. (BKKBN.2004).

3) Efektifitas

Efektifitas Mini pil yaitu minum pil setiap hari pada saat yang sama, penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa, senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil 4) Kerugian

Kerugian Mini pil yaitu memerlukan biaya, harus selalu tersedia, efektifitas berkurang apabila menyusi berkuang, mini pil harus diminum setiap hari pada waktu yang sama, angka kegagalan tinggi apabila penggunaanya tidak benar dan konsisten

5) Keuntungan

Keuntungan Mini pil yaitu cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang menyusui, sangat efektif untuk masa laktasi, dosis gestagen rendah, tidak menurunkan

produksi ASI, ridak mengganggu hubungan seksual,

kesuburan cepat kembali 6) Efek samping

Efek samping penggunaan Mini pil yaitu mual, pusing, perubahan mood, dermatitis atau jerawat, depresi, nyeri tekan payudara, gangguan haid seperti perdarahan bercak, spotting dan haid tidak teratur

7) Indikasi

Indikasi penggunaan Mini pil yaitu wanita usi reproduksi, wanita yang telah mempunyai anak maupun belum mempunyai anak, pasca persalinan dan sedang tidak menyusui, ibu pasca keguguran, perokok segala usia

8) Kontra indikasi

Kontra indikasi Mini pil yaitu wanita yang diduga hamil, riwayat kehamilan ektopik, riwayat kanker payudara

b. Pil kombinasi 1) Pengertian

Pil kombinasi adalah pil yang mengandung hormon estrogren dan progesteron. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat. Efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang, namun efek

samping serius sangat jarang terjadi. (Nina Siti

Mulyani,dkk.2013). Jenis-jenis pil kombinasi, antara lain : Monofasik (21 tablet estrogen / progestin dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon), Bifasik (21 tablet estrogen / progestin dalam 2 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon), dan Trifasik (21 tablet estrogen / progestin dalam 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon) (BKKBN.2004). Berdasarkan dosisnya pil kombinasi dibedakan antara: Pil dosis tinggi (high dose) dengan jumlah estrogen 50-150 mcg dan progesteron 1-10 mg, Pil dosis rendah (low dose) dengan jumlah estrogen 30-50 mcg dan < 1 mg progesteron, dan Pil KB nordette (Wyeth-Ayerst) tetapi banyak efek sampingnya (Nina Siti Mulyani,dkk.2013).

2) Cara kerja

Cara kerja pil kombinasi yaitu menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh

sperma, dan pergeseran tuba tergantung sehingga

transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula (Sujiyatini,dkk.2011). Cara kerja estrogen sebagai kontrasepsi antara lain: bekerja dengan jalan menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus- hipofisis-ovarium, dan menghambat

perjalanan ovum/ implantasi. Sedangkan Cara kerja

progesteron sebagai kontrasepsi antara lain: bekerja dengan cara membuat lendir serviks menjadi kental sehingga transportasi sperma menjadi sulit, menghambat kapasitas sperma, menghambat perjalanan ovum dalam tuba, dan menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium (Nina Siti Mulyani,dkk.2013).

3) Manfaat

Manfaat pil kombinasi yaitu memiliki efektifitas tinggi bila digunakan setiap hari, resiko terhadap kesehatan sangat kecil, tidak mengganggu hubungan seksual, siklus haid menjadi teratur, mudah dihentikan setiap saat

4) Kelemahan

Kelemahan pil kombinasi yaitu mahal dan membosankan, pusing, nyeri pada payudara, tidak boleh diberikan pada ibu menyusui, tidak mencegah PMS, dapat meningkatkan tekanan darah

5) Yang dapat menggunakan

Yang dapat menggunakan pil kombinasi yaitu usia reproduksi, tidak memiliki anak atau belum, gemuk dan kurus, nyeri haid hebat, pasca keguguran

6) Yang tidak dapat menggunakan

Yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi yaitu hamil atau dicurigai hamil, menyusui ASI ekslusif, penyakit hati akut, kanker payudara atau dicurigai, riwayat DM, riwayat hipertensi 7) Efek samping

Efek samping pil kombinasi yaitu amenorea, mual, pusing, muntah, perdarahan pervaginam, spotting

10. Kontrasepsi Suntik

a. Suntikan kombinasi (1 bulan) 1) Pengertian

Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang pemberiaannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan secara intramuskular sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon progesteron dan estrogen pada wanita usia subur. Penggunaan kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis yaitu menurunkan kadar FSH dan LH sehingga perkembangan dan kematangan folikel de graaf tidak terjadi. Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksi-progesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM (intramuskular) sebulan sekali (cyclofem)

dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi IM (intramuskular) sebulan sekali. (Nina Siti Mulyani,dkk.2013)

2) Cara kerja

Cara kerja KB suntik 1 bulan antara lain: menekan ovulasi, memebuat lendir serviks menjadi kental penetrasi sperma terganggu, perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu, menghambat transport gamet oleh tuba falopii (BKKBN.2004).

3) Efektifitas

Efektifitas Kb Suntik 1 Bulan yaitu sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaanya

4) Keuntungan

a) Keuntungan kontrasepsi yaitu resiko terhadap kesehatan kecil, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang, efek samping sangat kecil

b) Keuntungan non kontrasepsi yaitu mengurangi jumlah perdarahan, mengurangi nyeri saat haid, mencegah anemia

5) Kerugian

Kerugian KB Suntik 1 Bulan yaitu terjadi perubahan pola

haid, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,

ketergantungan pasien pada tenaga kesehatan, dapat terjadi perubahan berat badan

b. Suntik progestin (tribulan) 1) Pengertian

Suntik progestin merupakan salah satu metode

kontrasepsi hormonal yang diberikan secara intramuskular setiap tiga bulan berupa tindakan invasif karena menembus perlindungan kulit yang harus dilakukan secara hati-hati dan memperhatikan tindakan aseptik untuk mencegah infeksi (Ratna Hidayati. 2011). Jenis yang termasuk dalam metode

suntik tribulan yaitu: DMPA (Depot Medroxy Progesteron Acetate) atau depo provera yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150mg disuntik IM, dan Depo Noristerat diberikan tiap 2 bulan dengan dosis 200mg nore tindron enantat (Sujiyatini,dkk.2011).

2) Cara kerja

Cara kerja suntik tribulan (progesteron) antara lain: menginhibisi terjadinya ovulasi, peningkatan viskositas mukus serviks, dan menciptakan kondisi endometrium yang tidak mendukung untuk terjadinya implantasi ovum. (Williams Cunningham,dkk.2013).

3) Efektifitas

Efektifitasnya yaitu sangat tinggi bila penyuntikannya secara teratur sesuai jadwal penyuntikan

4) Keuntungan

Keuntungan suntik tribulan yaitu efektifitas tinggi, sederhana pemakaianya, cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak, menurunkan krisis anemia bulan sabit, dapat mencegah kanker endometrium

5) Kekurangan

Kekurangan suntik tribulan yaitu terdapat gangguan haid seperti amenorea, spotting dan metroragia, timbulnya jerawat dibadan atau wajah dengan infeksi, berar badan yang bertambah, pusing dan sakit kepala

6) Yang dapat menggunakan

Yang dapat menggunakan suntik tribulan yaitu ibu usia reproduksi, ibu pasca persalinan, ibu pasca keguguran, ibu yang sering lupa mnggunakan KB pil, ibu yang sedang menyusui, ibu yang tidak memiliki riwayat hipertensi

7) Yang tidak bioleh menggunakan

Yang tidak bioleh menggunakan suntik tribulan yaitu ibu hamil atau dicurigai hamil, ibu yang menderita kanker payudara, diabetes mellitus disertai komplikasi (Mulyani,dkk. 2013; h.)

11. Intra Uterine Devices a. Pengertian IUD

Intra Uterine Devices adalah suatu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi kontrasepsinya), yang diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, untuk menghalangi terjadinya fertilisasi dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus. Intra uterine devices (IUD) terbuat dari material dalam berbagai bentuk, umumnya berbahan dasar polyethylene, yang merupakan plastik bersifat inert. Intra uterine device memiliki servikal tambahan berupa benang yang dianalogikan sebagai dawai atau dasi yang memudahkan pengontrolan keberadaan IUD. (Ratna Hidayati. 2011).

b. Jenis IUD

Jenis dari IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu dikenal dengan nama spiral. Jenis jenis dari IUD tersebut antara lain Lippes-Loop, Saf-T-Coil, Dana-Super, Copper-T (Gyne-T), Copper-7 (Gravigard), Multiload, Progesterone IUD. (Nina Siti Mulyani,dkk.2013)

Tipe tipe dari intra uterine device yaitu tipe secara kimiawi bersifat lengai (tidak menimbulkan reaksi kimia apapun) terbuat dari bahan tidak bisa diserap, yakni paling sering terbuat dari polyethylene yang diimpregnasi oleh barium sulfat untuk memberikan radiopasitas (contohnya spiral / lippes loop) dan tipe yang kurang lebih akan menghasilkan elusi dari alat dengan substansi kimia yang aktif, seperti alat yang mengandung unsur tembaga atau preparat progestasional (contoh progestasert

be bentuk hu uf T yang melepaskan ku ang lebih 65 μg

progesteron per hari melalui batang vertikal yang terbuat dari kopolimer vinil asetat, seperti Copper T. (Ratna Hidayati.2011).

Dari baerbagai jenis IUD diatas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia ada 3 macam jenis yaitu: IUD Copper-T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD, IUD

Nova-T,terbentuk dari rangka plastik dan tembaga pada ujung lengan IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD, dan IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastika yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon levonogestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tdak menghambat ASI. (Nina Siti Mulyani,dkk.2013)

c. Efektivitas IUD

Evektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan, dan pengangkatan atau pengeluaran karena alasan medis atau pribadi. Efektivitas dari bermacam-macam IUD

tergantung pada IUDnya (baik bentuk, ukuran, dan

kandungannya) dan pada akseptornya (baik umur, paritas, dan frekuensi senggama). Angka kegagalan IUD pada umumnya 1-3 kehamilan per 100 wanita per tahun (Hanafi Hartanto.2004). d. Cara Kerja IUD

Cara kerja dari penggunaan intra uterine devices terdiri dari: 1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii 2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri 3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi

4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus (BKKBN.2004).

Manuaba menyatakan mekanisme kerja lokal AKDR antara lain adalah sebagai berikut :

1) AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit.

2) AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan,

3) Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.

4) Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan

gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi

kemampuan untuk melaksanakan konsepsi. (Ida Ayu Chandranita Manuaba,dkk.2010).

Mekanisme kerja IUD menurut Hanafi Hartanto yaitu:

1) Menimbulkan reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.

2) Disamping itu dengan munculnya lekosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa / ovum dan balstocyst.

3) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi yang

menyebabkan terhambatnya implantasi

4) Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi didalam endometrium.

5) Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba falopii 6) Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri. (Hanafi

Hartanto.2004). e. Keuntungan IUD

Keuntungan penggunaan IUD yaitu :

1) Berdasarkan penelitian The American College of Obstetricians and Gynecologist, New Orleans IUD mampu mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen,

2) Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

3) Dapat efektif segera setelah pemasangan

4) IUD merupakan metode kontrasepsi jangka panjang 5) Tidak bergantung pada daya ingat

6) Tidak mempengaruhi hubungan seksual 7) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

8) Membantu mencegah kehamilan diluar kandungan (kehamilan ektopik)

9) Untuk IUD selain IUD Mirena tidak ada efek samping

Dokumen terkait