• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN A. Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Simatupang, 2008; h.121)

Manajemen asuhan kebidanan menurut Varney sebagai berikut : 1. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data uang diperlukan untuk mengevakuasi keadaan klien secara lengkap, yaitu riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhanya, meninjau catatan terbaru atau catatan

sebelumnya, meninjau data laboratorium dan

membandingkandengan hasil studi. Pada langkah pertama ini, dikumpulkan semua data yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

2. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikummpulkan.Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik.Kata masalah dan diagnsosis keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosis, tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah yang sering berkaitan dengan wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan masalah ini sering menyertai diagnosis

3. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosis atau Masalah Potensial Pada langkah ini, mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkain masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.Sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap diri bila diagnosis/masalah potensial

ini benar-beenar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman.

4. Langkah IV :Identifikasi Perlunanya Penanganan Segara

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau dikonsultasikan atau ditanda tangani bersama dengan anggota tim kesehatanyang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan

5. Langkah V : Perencanaan Asuhan Komperhensif

Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, seperti apa yang diperkirakan terjadi berikutnya

Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak,yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan pembahasan rencana bersama klien, kemudian

membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakanya

(Simatupang,2008; hal.125) 6. Langkah VI : Pelaksaan Rencana

Pada langkah keenam ini, rencana asuh menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian oleh klien atau anggopta tim kesehatan lain. Jika bidan tidan melakukanya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawabuntuk

mengarahkan pelaksanaanya. Dalam situasi ketika bidan

berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh terrsebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan menghemat biaya serta meningkatkan mutu asuhan klien

7. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan terhadap masalah yang telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis (Simatupang, 2008; h.124-126)

B. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP) 1. Subjektif

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney laangkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.Data subjektif ini berhubungan ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien.

2. Objektif

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medic dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam data objektif ini

3. Assesment

Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif

4. Planning

Adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil anlisis dan interpretasi

data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahan tercapainya

kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan

kesejahteraanya (Muslihatun, dkk; 2009)

C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya di masyarakat, seorang bidan mempunyai kewenangan yang diatur dalam peraturan dan perundang-undangan kesehatan.Hal ini dimaksudkan untuk melindungi secara hukum baik untuk bidan maupun untuk masyarakat terhadap malpraktik yang mungkin dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan.

Kewenangan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan ibu hamil dengan kehamilan lewat waktu, dalam memberikan asuhan kebidanan pada: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1464/ MENKES/PER/X/2010. Tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.

1. BAB III tentang Penyelenggaraan Praktek a. Pasal 9

Yaitu: Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :

1) Pelayanan kesehatan ibu 2) Pelayanan kesehatan anak, dan

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

b. Pasal 10 ayat 1

Yaitu : Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.

c. Pasal 12

Yaitu : Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk :

Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana ; dan

e. Yaitu : meminta persetujuan tindakan yang dilakukan. 2. Bab IV tentang Pencatatan dan Pelaporan

a. Pasal 20

Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan.

1) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjukan ke puskesmas wilayah tempat praktek.

2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk bidan yang bekerja difasilitas pelayanan kesehatan.

b. Kompetensi Bidan

Kompetensi kedua : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.

c. Pengetahuan dasar

1) Pertumbuhan dan perkembangan seksualitas dan aktivitas seksual

2) Anatomi dan fisiologi pria dan wanita yang berhubungan dengan konsepsi dan reproduksi

3) Norma dan praktek budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan bereproduksi.

4) Komponen riwayat kesehatan, riwayat keluarga, dan riwayat genetik yang relevan.

5) Pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengevaluasi potensi kehamilan yang sehat.

6) Berbagi metode alamiah untuk menjarangkan kehamilan dan metode lain yang bersifat tradisional yang lazim digunakan.

d. Penyuluhan kesehatan mengenai PMS, HIV/AIDS, dan

kelangsungan hidup anak.

Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual yang lazim terjadi.

e. Pengetahuan tambahan

Faktor-faktor yang menentukan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kehamilan.

1) Indikator penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh kondisi geografis dan proses rujukan untuk pemeriksaan/ pengobatan lebih lanjut.

2) Indikator dan metode konseling/rujukan terhadap gangguan hubungan intrapersonal, termasuk kekerasan dan pelecehan dalam keluarga (seks, fisik, dan emosi).

f. Ketrampilan dasar

1) Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang lengkap. 2) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus sesuai dengan

kondisi wanita.

3) Menetapkan data atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti hematokrit dan analise urine.

4) Melaksanakan pendidikan kesehatan dan ketrampilan

konseling dasar dengan tepat.

5) Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang ditemukan.

Dokumen terkait