• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

Dalam dokumen Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Halaman 43-47)

Sumantri (2010) Air secara bakteriologis dapat dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan jumlah bakteri Coliform yang terkandung di dalam100cc sampel air/MPN. Golongan–golongan air ini antara lain:

 Air tanpa pengotoran ; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri Coliform dan patogen atau zat kimia beracun.

 Air yang sudah mengalami proses desinfeksi ; MPN <50/100 cc.  Air dengan penjernihan lengkap ; MPN <5000/100 cc.

 Air dengan penjernihan tidak lengkap ; MPN >5000/100cc.

Air dengan penjernihan khusus (water purification) ; MPN >250.000/100 cc.

1. Air minum

Notoatmodjo (2007) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Agar air minum tidak dapat

menyebabkan penyakit, air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut : 1) Syarat fisik, Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara di luarnya; 2) Syarat bakteriologis, Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen.

Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E.coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan; 3) Syarat kimia, Air minum yang mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.

Standar air minum di Indonesia mengikuti standar WHO (World Health Organization) yang dalam beberapa hal disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Pada tahun 2002, Departemen Kesehatan RI telah menetapkan kriteria kualitas air secara mikrobiologis, melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri Coliform dan E.coli. (Radji dkk, 2008).

2. Manfaat air minum

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup di muka bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.

Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan oleh tubuh. Air juga ikut mempertahankan suhu tubuh dengan cara penguapan keringat pada tubuh manusia ( Mulia 2005).

3. Syarat-syarat air minum

Notoatmodjo (2007) Menjelaskan bahwa agar minum tidak dapat menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidak-tidaknya diusahakan mendekati

persyaratan tersebut. Air yang sehat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

 Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu di bawa suhu udara di luarnya.

 Syarat bakteriologis

Air untuk keperluar minum yang sehat, air harus bebas dari segala bakteri, terutama dari bakteri patogen. Cara unutuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa sampel air, bila dari pemeriksaan air tersebut terdapat kurang dari 4 bakteri E.coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.

 Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, maka akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.

Sumantri (2010) Air yang diperuntukan bagi konsumsi harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman, antara lain:

a) Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit. b) Bebas dari subtansi kimia yang berbahaya dan beracun. c) Tidak berasa dan tidak berbau.

d) Dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.

e) Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO (World Health Organization) atau Depertemen Kesehatan RI.

4. Sumber-sumber air minum

Menurut Notoatmodjo (2007) Menjelaskan bahwa pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber air minum sebagai berikut :

1) Air hujan (Termasuk es dan salju)

Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Akan tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium di dalamnya. 2) Air sungai dan danau

Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam air sungai atau danau. Kedua sumber ini sering disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.

3) Mata air

Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini, belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Akan tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar, maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.

4) Air sumur dangkal

Air ini keluar dalam tanah, juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 1 meter dari permukaan tanah. 5) Air sumur dalam

Air ini berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya di atas 15 meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur kedalaman seperti ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung.

5. Air Minum Isi Ulang (AMIU)

Air Minum Isi Ulang (AMIU) adalah air yang mengalami beberapa proses yaitu chlorinasi, aerasi, filtrasi dan penyinaran dengan sinar ultraviolet. Air Minum Isi Ulang (AMIU) biasanya tidak habis dalam sekali pakai melainkan dalam beberapa hari. Semakin lama penyimpanan memungkinkan adanya pertumbuhan mikroorganisme yang akan berkembang menjadi bakteri patogen dan menyebabkan kadar zat organik menjadi meningkat. Kualitas air minum harus sesuai dengan Permenkes RI nomor 416 / Menkes/ Per/ IX/ 1990, yaitu secara fisik harus jernih, tidak berasa, tidak bewarna, dan tidak berbau. Secara mikrobiologi, tidak boleh mengandung bakteri patogen, dan secara kimia antara lain kadar zat organik sebagai angka permanganat maksimal 10 mg/l. (Hidayati : 2010).

2.2.12 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Dalam dokumen Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Halaman 43-47)

Dokumen terkait