KURIKULUM MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
A. Kurikulum Matematika Sekolah Dasar 2006
9. Kemahiran Matematika
Kemahiran matematika mencakup kemampuan penalaran, komunikasi, pemecahan masalah, keterkaitan pengetahuan dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika. Indikator dari kemahiran tersebut untuk kelas VI adalah sebagai berikut:
Kemahiran Matematika Indikator Menjelaskan gagasan
atau pernyataan matematika (termasuk peran definisi)
Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, dan, diagram.
Menggunakan cara induktif dalam mengenal atau memprediksi suatu pola.
Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep sesuai dengan definisi yang diberikan.
Menentukan suatu konsep sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki.
Mengidentifikasi sifat-sifat yang dimiliki konsep.
Memecahkan dan menafsirkan masalah soal cerita
Menyatakan soal cerita dengan bahasa sendiri atau menerjemahkan ke dalam model atau diagram.
Mengidentifikasi informasi yang berkaitan dengan soal cerita (apa yang diketahui, apa yang dicari, pengetahuan atau model matematika yang diperlukan untuk memecahkan soal).
Mengenal dan memberi alasan pada setiap langkah pemecahan masalah.
Memecahkan soal cerita dengan berbagai cara.
Menunjukkan sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah.
Kemahiran matematika tersebut diuraikan lebih lanjut pada setiap pembelajaran standar kompetensi berikut ini.
Bilangan
Standar Kompetensi
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
yang
Melakukan pengukuran untuk pemecahan masalah.
Mengenal sistem koordinat pada bidang datar.
Kompetensi Dasar
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
dan volume suatu bangun
berbagai bangun datar dari luas persegi panjang.
Menurunkan rumus volume berbagai bangun ruang dari volume balok.
Menerapkan rumus luas, volume, dan keliling bangun dalam
pemecahan masalah Menggunakan
sistem koordinat dalam
pemecahan soal
Membuat denah letak benda
Menggambar letak benda (benda atau rumah di sekitar)
Menentukan letak benda atau tempat dari denah atau peta yang diberikan.
Sistem koordinat
Pengelolaan Data Standar Kompetensi:
Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.
Kompeten si Dasar
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Pada pembelajaran matematika dikenal beberapa pendekatan, yaitu pendekatan induktif, deduktif, intuitif, dan pendekatan spiral.
Pendekatan induktif adalah pembelajaran yang diawali dari hal-hal yang bersifat khusus (contoh-contoh) menuju yang bersifat umum (kesimpulan). Pendekatan deduktif adalah pendekatan yang berawal dari hal-hal yang bersifat umum (rumus) menuju hal-hal yang bersifat khusus (bukti-bukti dan contoh-contoh). Sedangkan pendekatan intuitif adalah pembelajaran yang didasarkan pada metode/teknik sedemikian pembelajaran tersebut secara intuisi dapat diterima oleh siswa dengan sepenuh keyakinannya.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika adalah pendekatan spiral, yaitu pembelajaran konsep dimulai dari benda-benda konkret secara intuitif, kemudian pada tahap-tahap yang lebih tinggi
(sesuai dengan kemampuan siswa) konsep itu diajarkan lagi dalam bentuk pemahaman yang lebih abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum dipakai dalam matematika (Ruseffendi, 1980). Demikian juga, prinsip-prinsip pengajaran berhitung yang melandasai bahan kajian dan petunjuk pembelajaran matematika adalah: mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks, mulai dari yang mudah menuju yang sukar, mulai dari konkret ke yang abstrak, dan mulai dari lingkungan terdekat ke lingkungan yang lebih luas (S.E. Dirjen Dikdasmen No.2931/C/I/1993).
Pendekatan spiral merupakan suatu prosedur pembahasan konsep yang dimulai dengan cara sederhana, dari konkret ke abstrak, dari cara intuitif ke analisa, dari eksplorasi (penyelidikan) ke penguasaan, dalam satu jangka waktu yang cukup lama, dalam selang-selang waktu yang terpisah, mulai dari tahap yang paling rendah hingga yang paling tinggi (Soedjana, 1985). Pokok bahasan operasi (pengurangan) bilangan cacah yang diajarkan secara berlanjut merupakan salah satu materi dasar yang harus dikuasai siswa agar dapat mempelajari materi yang lebih lanjut.
B. Kurikulum 2013
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah menjelaskan bahwa kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal. Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Sedangkan tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan
industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru dan peserta didik, masyarakat, lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multi-disciplines); dan
9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.
1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
Sedangkan penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.