BAB V Menyongsong Perubahan Dan di dalam surat Ar-Ra’d Allah berfirman,
KEMAMPUAN ADAPTASI
2016 51 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Pernahkah Anda melakukan introspeksi diri, menelusuri kesalahan-kesalahan yang pernah Anda perbuat? Mengingat-ingat kembali hal-hal apa saja yang – seharusnya- dapat Anda lakukan dengan benar dan berusaha mengembangkan diri menjadi lebih baik? Tapi bagaimana caranya?
Adaptasi
Akar mempunyai kemampuan adaptasi yang sangat hebat. Ia bisa membuat dirinya menjadi sangat kecil untuk masuk ke celah-celah tanah dalam usahanya mencapai sumber air. Akar juga sanggup bekerja di pegunungan bersalju, menancap pada karang dengan sangat kuat untuk melindungi tanaman dari angin.
Sejarah manusia sebenarnya sudah membuktikan kemampuan adaptasi manusia yang sangat hebat. Bayangkan, manusia pra sejarah sanggup bertahan hidup melewati masa-masa yang berat penuh dengan binatang buas dan berbagai bencana hingga akhirnya manusia tetap bertahan sampai abad ini. Beberapa ahli menyakini bahwa hal-hal ini bisa dilakukan karena kita mengembangkan kecerdasan secara evolutif.
Namun kerap kali kita tidak mau atau tidak mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan untuk mencapai angan-angan kita. Salah satu hal yang kerap menghambat kita dalam melakukan adaptasi adalah asumsi yang kita miliki. Asumsi membuat kita kehilangan kebebasan berpikir yang selalu dibutuhkan dalam memecahkan masalah yang sedang kita hadapi.
Pernah ada sebuah eksperimen terhadap ikan pari yang sangat suka memakan ikan teri kecil-kecil. Pada suatu ketika ikan pari dibiarkan sangat lapar dan ke dalam akuariumnya dimasukkan ikan-ikan teri dalam botol kaca. Ikan pari sangat ingin
2016 52 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
memakan ikan teri tersebut, namun ia menemukan kenyataan yang menyakitkan bahwa setiap kali ia terbentur dinding botol. Hal ini berlangsung agak lama, hingga akhirnya ia jera. Kemudian ke dalam akuarium yang sama dimasukkan lagi ikan teri tanpa botol dan yang mengherankan ikan pari tidak mau memakannya. Ia mengembangkan sebuah asumsi bahwa ikan teri tersebut pasti berada dalam botol. Barangkali hal-hal seperti inilah yang menyebabkan berkembangnya asumsi-asumsi tertentu dalam diri kita dan menghambat kita untuk mau berupaya.
Melalui pengalaman si pari pemakan teri, kita bisa belajar bahwa tidak selalu baik untuk menilai pengalaman baru berdasarkan pengalaman kita sebelumnya. Keterbukaan pikiran atas berbagai kemungkinan merupakan hal utama yang perlu kita terapkan untuk dapat menuai hasil apapun yang memungkinkan. Jika saja si pari mau mencoba untuk hanya berenang mendekati ikan teri tersebut, kemungkinan besar ia sudah sangat kenyang sekarang.
Kemampuan adaptasi adalah hal yang sangat penting, karena segala sesuatu dalam hidup ini potensial untuk berubah. Hari ini bisa hidup mapan, tapi hari esok siapa tahu. Hari ini bisa bertemu kelompok orang yang asyik, hari esok siapa yang dapat menjanjikan. Adaptasi akan membuat jiwa kita meliuk-liuk dalam kehidupan seperti air yang mengalir. Dengan demikian kita dapat selalu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Setiap menghadapi bencana maka kita dapat mengubah pemikiran dari “mengapa semua ini harus kualami” menjadi “ setelah semua ini menimpaku, aku harus melakukan apa?”. Dengan demikian kita akan dapat bangkit dan semakin maju setiap kali terjatuh. Lain padang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Artinya, jadilah seseorang yang flexible dengan keadaan yang ada, NOW and HERE.
INDONESIA HARUS PERSIAPKAN DIRI UNTUK HADAPI ERA GLOBALISASI
Saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Budiono mengatakan untuk meningkatkan daya saing di era global, Indonesia harus menerima kenyataan dan menyiapkan diri dengan sebaikbaiknya untuk menang dalam proses kompetisi tersebut dan bukan malah menyalahkan. Bukan menunggu uluran tangan dan menyalahkan orang lain, sebab keberhasilan ada di tangan kita sendiri.
2016 53 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Refleksi Satu Abad Kebangkitan Nasional dan satu dasa warsa reformasi, di Kantor Lemhannas, Jakarta, Rabu (15/5).Sebab, kalau melihat dunia seperti itu apa adanya, memang suasana dan proses itulah yang dominan dalam kehidupan antar manusia dan antar bangsa. Kata kuncinya adalah daya saing atau keunggulan kompentitif Momen seabad kebangkitan nasional dan 10 tahun reformasi menjadi salah satu pertanyaan yang mendasar yang perlu diajukan kepada diri sendiri.
Seberapa jauh saat ini bangsa ini telah maju dalam kemandirian dan rasa percaya diri sebagai bangsa. Kemandirian dan kepercayaan diri, menurut Budiono, dalam konteks yang aktual yaitu keterbukaan untuk berinteraksi dan berkompentisi dengan dunia luar bukan kemandirian kepercayaan diri semu dengan menutup diri dan menjauhi interaksi dan kompetisi dengan dunia luar.Dia mencontohkan mengamati proses evolusi spesies yang dilakukan Darwin, menyimpulkan bahwa spesies yang mampu bertahan hidup dalam proses evolusi bukanlan spesies yang terbesar dan terkuat tapi yang mampu mengadaptasi dirinya terhadap perubahan. Kemampuan adaptasi ini adalah kunci dari survival, apa yang berlaku bagi spesies juga berlaku bagi bangsa katanya.
Menurut Budiono, yang patut menjadi pertanyaan dasar di dalam seminar ini adalah bagaimana kemampuan adaptasi manusia Indonesia saat ini dalam menghadapi perubahan-perubahan yang cepat yang terjadi disekitarnya. Sebab kemampuan adaptasi itu tidak hanya mencakup ketahanan untuk menghadapi tekanan atau ancaman tetapi kemampuan bangsa ini untuk memanfaatkan peluang dan bahkan lebih tinggi kemampuan berinovasi dan berkreasi untuk menciptakan peluang itu sendiri. Melihat permasalahan paradigma seperti itu, maka sangatlah patut dan tepat apabila saat memperingati seabad Kebangkitan nasional dan satu dasarwarsa reformasi seluruh kompunen bangsa melakukan introspeksi yang jujur mengindentifikasi kelemahan-kelemahan, dan bukan untuk diratapi tapi untuk dibenahi, koreksi dan luruskan.
Janganlah menyalahkan dunia atas ketidakberhasilan kita, sebaik kita terima dunia seperti apa adanya. Kita terus memperkuat kemampuan kita untuk menjadi pemenang dalam persaingan
2016 54 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
global, katanya.Budiono juga melihat kemampuan kompetitif bangsa Indonesia pada akhirnya tergantung kepada keteguhan kreatifitas dan kualitas masing-masing warga negara dan manusia Indonesia. Membangun manusia Indonesia seperti itu adalah esensi pembangunan bangsa. Dan tema pembangunan seperti itu tidak akan pernah kehilangan urgensi dan relevansinya.Namun demikian, perlu diingat bahwa yang dibutuhkan adalah lebih dari itu. Kinerja suatu bangsa sebenarnya ditentukan oleh kemampuan kompentitif kolektifnya dan ini menjadi penting kemampuan untuk mengorganisir diri sendiri sebagai bangsa. Sebab mengorganisir energi manusia Indonesia menjadi suatu kekuatan kolektif yang handal,
Bagaimana Adaptasi Di Tempat Baru Dengan Kesempatan Baru. (Mario Teguh)
Banyak sekali orang, pada detik kita sedang berbicara ini, sebetulnya masih ragu-ragu apakah dia bekerja di tempat yang sudah tepat. Dan pertanyaan itu kadang-kadang membuat orang bekerja tidak maksimal. Sebab kebanyakan keluhan dari orang yang bekerja itu adalah gaji yang kecil, penghargaan dari atasan atau pemilik perusahaan rendah, atau suasana kerja tidak enak di mana sering berkembang perasaan ingin “saling berusaha membunuh” di antara karyawan.
Orang yang tinggal di perusahaan seperti itu dengan sifat seperti itu akan menjadi orang yang semakin kecil setiap tahun. Bukan membesar tetapi mengecil. Karena dia sudah merasa kecil maka bekerjanya tidak besar. Jadi jika kita sudah memilih bekerja di suatu tempat, dalam keadaan apapun harus tampil sebaik mungkin.
Karena jika Anda mensyaratkan bahwa segala sesuatunya harus menjadi mudah lebih dahulu sebelum Anda bersedia untuk bekerja keras, Anda tidak akan melihat kesempatan yang bahkan berdiri tegap dibalik sebuah kesulitan kecil. Karena bila Anda cepat melihat kesempatan dan selalu mengupayakan penyelesaian terbaik dari apapun yang akan Anda hadapi, Anda akan tampil sangat berbakat. Tetapi jika lebih berfokus pada kesulitan, Anda hanya akan melakukan yang paling mudah. Sedangkan bagi Anda yang menginginkan keberhasilan – sebuah kesulitan hanyalah tanda bahwa Anda harus menambah lebih banyak kesungguhan dalam kerja Anda. Itu saja. Sehingga sebetulnya, bagi Anda yang melebihkan kesungguhan, tidak ada kesulitan.
2016 55 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Oleh karena itu cara terbaik untuk tumbuh adalah berupaya untuk menjadi lebih besar dari diri kita sekarang. Karena, bila kita ingin selalu berhasil memenuhi tuntutan atas diri kita, dari orang lain atau diri sendiri, kita harus mampu bersikap dan bertindak lebih besar dari yang bisa kita lakukan sekarang. Kita disebut kreatif, karena kemampuan kita untuk mencapai hasil yang baik melalui keterbatasan-keterbatasan yang ada pada diri dan lingkungan kita. Bisa Anda bayangkan apa yang bisa Anda capai, bila Anda memiliki kemampuan untuk melakukan dengan baik hal-hal yang sulit dilakukan oleh orang lain, dan Anda tidak berkecil hati dengan batasan-batasan yang akan Anda lampaui .
Prinsip Pelikan
“Thus, races arose from an original coding which God pulled out as needed for adaptation to the environment.” Walter Lang
Kutipan dari Walter Lang menyatakan bahwa peradaban umat manusia di dunia ini mengalami perkembangan karena senantiasa beradaptasi terhadap lingkungan. Kalimatnya itu menegaskan bahwa pencapaian perkembangan kehidupan kita saat ini pun tidak lepas dari proses yang menuntut kita untuk mengadaptasikan diri. Fenomena yang pernah terjadi pada burung-burung pelikan di pantai Monterey, California berikut ini telah menginspirasi saya untuk menjelaskan beberapa hal penting untuk meningkatkan daya adaptasi kita. Oleh sebab itu saya menyebutnya prinsip Pelikan.
Pantai Pelikan di California Amerika Serikat memang terkenal karena ciri khas burung pelikan yang hidup bebas di sekitar pantai tersebut. Burung-burung pelikan liar itu selalu mendapatkan makanan ikan segar berlimpah dari para nelayan ikan tuna. Mereka berkembang biak dan hidup damai di pantai tersebut.
Tetapi sejak pemerintah memberlakukan undang-undang yang melarang para nelayan menangkap ikan tuna di tempat itu, banyak sekali burung pelikan mati kelaparan. Para ilmuwan berusaha mengatasi persoalan itu dengan berbagai cara, tetapi tidak segera membuahkan hasil. Mereka khawatir burung-burung tersebut akan punah.
Kemudian mereka berinisiatif mendatangkan burung pelikan pesaing dari Florida. Para ilmuwan berharap akan terjadi pembauran dan perkawinan antara burung pelikan Monterey
2016 56 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
dan Florida, yang menghasilkan bibit pelikan-pelikan yang tangguh dan pandai mencari ikan sendiri. Tetapi dalam waktu singkat dan belum sempat terjadi perkawinan, burung pelikan Monterey sudah mampu berburu ikan sendiri. Kemajuan itu benar-benar menakjubkan.
Burung pelikan yang sudah terbiasa mendapatkan makanan dengan mudah dari para nelayan, tanpa perlu berusaha keras mencari ikan sendiri, cenderung tidak memiliki kekuatan untuk bertahan ketika situasi sudah mengarah pada krisis makanan. Mereka menghadapi kesulitan besar tatkala terjadi sedikit saja perubahan keadaan. Kesulitan yang mereka hadapi dikarenakan mereka sama sekali tidak memiliki kemampuan beradaptasi.
Kata adaptasi mengacu pada penyesuaian hidup terhadap lingkungan yang terus berubah atau tidak pernah abadi. Secara teoritis seluruh mahluk hidup di dunia ini bersifat adaptif. Sementara kemampuan manusia beradaptasi terhadap bermacam musim maupun keadaan, menurut Henry David Thoreou, melebihi kemampuan mahluk lain di dunia ini. “Man is an
animal who more than any other can adapt himself to all climates and circumstances,” katanya.
Manusia yang mampu mengoptimalkan daya adaptasinya terhadap situasi yang terus berubah adalah mereka yang telah mengalami kemajuan konstruktif, misalnya menjadi lebih sukses, lebih pintar, lebih bijaksana, lebih religius dan lain sebagainya. Kualitas diri yang lebih baik cenderung mampu menyiasati tantangan perubahan menjadi suatu peluang yang menguntungkan. Belajar merupakan kunci mewujudkan hal itu. Berbenah diri sedikit, tetapi dilakukan secara berkesinambungan, lebih mudah meningkatkan kemampuan kita beradaptasi. Kemampuan beradaptasi terhadap tuntutan perubahan akan mendekatkan diri kita terhadap keberhasilan. Karena kesempatan besar akan selalu di depan mata, apabila kita selalu mengembangkan pengetahuan atau keahlian khusus.
2016 57 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Clements, Phil, 2006. Be Positive: Sukses Menjadi Manajer yang Positif. Edisi kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Djajendra.2011. Merancang Tujuan Jangka pendek untuk sampai pada Misi Jangka Panjang.http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com
Lim, Rudi. 2012. Tweak Your Life: Attitude is Everything. Elex Media Komputindo. Jakarta Srijanti, Purwanto SK, Primi Artiningrum. 2007. Etika Membangun Sikap Profesionalisme
Sarjana. Graha ilmu.Yogyakarta.
Suhardono, Rene. 2012. Your Job is Not Your Career. Literati.Tangerang. Banten Tim Penulis, ETIKA Profesionalisme Sarjana, Jakarta: Graha Ilmu, 2010.
U.Adil Samadani, Sukses Itu Mudah, Jakarta: Mitra Wacana, 2013. ---, The Power of Belief, Jogyakarta: Graha Ilmu, 2013. Internet
2016 58 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id