• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Kemampuan Berhitung pada Anak Usia Dini …

Berhitung menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah melakukan hitungan (seperti menjumlahkan, mengurangi dan sebagainya). Berhitung bisa diajarkan sejak usia dini namun masih dalam konteks yang sederhana dan masih bersifat konkret atau nyata. Biasanya dalam pembelajaran berhitung pada anak usia dini sebaiknya anak harus dilibatkan secara langsung. Keterampilan menghitung juga mencakup koordinasi memegang dan menunjuk benda, menyebut angka, dan mengingat urutannya.

Berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang juga merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Menurut Piaget (Susanto, 2012, p.36) anak dari usia dua atau tiga tahun sampai tujuh atau delapan tahun pada fase perkembangan praoperasional menuju kekongkritan. Anak pada fase tersebut belajar terbaik dengan menggunakan benda-benda. Berbagai benda yang ada disekitar kita dapat digunakan untuk melatih anak berhitung, berpikir logis dan matematis.

Menurut Fatimah (Maerina, 2014, p.18), berpendapat bahwa berbagai aktivitas berhitung yang dilakukan sebagai cara agar ide abstrak bilangan dapat dimodalkan sehingga anak menjadi lebih tahu tentang angka-angka dan hal-hal yang terkait dengannya. Pendekatan dengan menggunakan materi konkrit dan gambar harus secara intensif dilakukan ditingkat awal, sebelum selanjutnya anak-anak masuk ke dunia angka (abstrak). Slamet

Suyanto (Maerina, 2014, p.18), menyatakan berhitung amat penting dalam kehidupan. Pada mulanya anak tidak tahu bilangan, angka, dan operasi bilangan matematis. Secara bertahap sesuai perkembangan mentalnya anak belajar membilang, mengenal angka, dan berhitung. Anak belajar menghubungkan objek nyata dengan simbol-simbol matematis.

Beberapa tahapan aktivitas berhitung yang dikemukakan Fatimah (Maerina, 2014, p.18 ), di antaranya:

a. Pengenalan jumlah, yaitu, menghitung sejumlah benda yang telah dilakukan secara bertahap 1 sampai 6, 6 sampai 9, 1 sampai 10, dan seterusnya.

b. Menghitung secara rasional, anak disebut memahami berhitung bila dapat:

1) Menghitung benda sambil mengurutkan nama bilangan.

2) Membuat korespondensi satu-satu.

3) Menyadari jumlah terakhir yang disebut mewakili total/jumlah benda dalam satu kelompok.

Berdasarkan pergertian di atas dapat dipahami bahwa berhitung adalah bagian dari matematika terutama konsep bilangan dengan benda-benda, terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika serta kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.

2. Pengertian Kemampuan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Nurhayati, 2014, p.9) kemampuan bearasal dari kata mampu yang berarti bisa atau dapat, kemudian mendapat awalan ke- dan akhiran ±an, yang selanjutnya menjadi kata kemampuan mempunyai arti menguasai berasal dari nomina yang sifatnya manasuka. Saleh Chasman berpendapat (Nurhayati, 2014, p.9) bahwa pengertian kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan

atau potensi bawaan sejak lahir atau hasil latihan yang dapat digunakan untuk melakukan suatu perbuatan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

Kemampuan awal peserta didik merupakan prasyarat yang diperlukan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar selanjutnya. Proses belajar mengajar kemampuan awal peserta didik dapat menjadi titik tolak untuk membekali peserta didik agar dapat mengembangkan kemampuan baru.

3. Pengertian Kemampuan Berhitung

Salah satu kemampuan yang sangat penting bagi anak yang perlu dikembangkan dalam rangka membekali mereka, untuk bekal kehidupannya dimasa depan dan saat ini adalah memberikan bekal kemampuan berhitung.

Kemampuan berhitung adalah suatu kemampuan yang dimiliki setiap anak yang berhubungan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Aisyah (Nurhayati, 2014, p.11) kemampuan berhitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari- hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini. Kemampuan berhitung merupakan kemampuan dalam menggunakan penalaran, logika dan angka-angka. Menurut Daniel Mujis dan David Reynolds (Nurhayati, 2014, p.12) bahwa kemampuan berhitung atau mathematical intelligence adalah kemampuan untuk menggunakan penalaran. Logika dan angka-angka.

Logical lerener berpikir secara konseptual bentuk pola-pola logis dan numeric, mencari hubungan diantara potongan-potongan informasi. Mereka banyak bertanya dan senang bereksperimen.

Salah satu cara yang baru dalam mengajarkan berhitung pada anak adalah melalui pembelajaran permainan pada anak terkait dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pendapat di atas, terlihat bahwa kemampuan berhitung merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam jenjang Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar. Karena hal ini sangat penting untuk itu kemampuan berhitung harus benar-benar ditekankan, meskipun seharusnya peserta didik mengetahui pemecahan masalah sebelum mengenal berhitung.

Menurut Susanto (2012, p.98), kemampuan berhitung dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dari dirinya sejalan dengan perkembangan yang dapat meningkat ke tahap pengertian tentang jumlah yakni tentang penjumlahan dan pengurangan.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung adalah suatu kesanggupan yang dimiliki seseorang dalam melakukan perhitungan dengan mengenal konsep dasar matematika sehingga dapat melakukan perhitungan dengan baik dan benar, diantaranya mampu menyelesaikan suatu proses operasi bilangan tentang penjumlahan dan pengurangan.

4. Indikator Kemampuan Berhitung

Kecerdasan berhitung seorang anak ditandai dengan kemampuannya untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis, dan ilmiah serta adanya konsistensi dalam pemikiran. Anak dapat mempelajari berhitung melalui konsep matematika yaitu melalui berhitung dengan benda konkrit, menghubungkan jumlah dengan lambang bilangan, dan mengembangkan konsep menambah serta mengurang.

Menurut Suyanto (Suryana, 2016, p.109) konsep matematika anak usia dini meliputi:

a. Menghitung, yaitu menghubungkan antara benda dengan konsep bilangan, dimulai dari satu. Jika sudah mahir anak dapat menghitung kelipatan.

b. Angka, yaitu simbol dari kuantitas. Anak bisa menghubungkan antara banyaknya benda dan simbol angka.

c. Klasifikasi, yaitu mengelompokkan benda-benda ke dalam beberapa kelompok, untuk matematika bisa berdasarkan ukuran atau bentuknya.

Menurut Triharso (2013, p.49) anak usia dini sudah bisa memahami beberapa konsep matematika diantaranya:

a. Bilangan

Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak adalah pengembangan kepekaan bilangan.

b. Aljabar

Pengenalan aljabar dimulai dengan menyortir, me nggolongkan, membandingkan, dan menyusun benda-benda menurut bentuk, jumlah, dan sifat-sifat lain, menggambarkan dan memperluas pola.

c. Penggolongan

Supaya anak mampu menggolongkan atau menyortir benda-benda mereka harus mengembangkan pengertian tentang saling memiliki kesamaan, keserupaan, kesamaan, dan perbedaan.

d. Membandingkan

Membandingkan adalah proses dimana anak membangun suatu hubungan antara dua benda berdasarkan atribut tertentu.

e. Menyusun

Menyusun melibatkan perbandingan benda-benda yang lebih banyak, menempatkan benda-benda dalam urutan.

f. Pola-pola

Mengidentifikasi dan menciptakan pola dihubungkan dengan penggolongan dan penyortiran.

g. Geometri

Membangun konsep geometri pada anak dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti segi empat, lingkaran, segitiga.

h. Pengukuran

Ketika anak mempunyai kesempatan mendapatkan pengalaman-pengalaman langsung untuk mengukur, menimbang, dan membandingkan ukuran benda-benda mereka belajar konsep pengukuran.

i. Analisis data dan probabilitas

Percobaan dengan pengukuran, penggolongan, dan penyortiran merupakan dasar memahami probabilitas dan analisis data. Ini berarti anak mengemukakan pertanyaan, mengumpulkan informasi tentang dirinya dan lingkungan mereka, dan menyampaikan informasi ini secara hidup.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa anak dapat mempelajari berhitung melalui konsep matematika. Seorang anak dapat dikatakan bisa berhitung apabila anak memiliki kemampuan memahami angka dan bilangan serta dapat mengklasifikasikan benda-benda berdasarkan simbol, ukuran serta bentuknya.

Kemampuan merupakan suatu daya atau kesanggupan dalam diri setiap individu, dimana daya ini dihasilkan dari pembawaan dan juga latihan yang mendukung individu dalam menyelesaikan tugasnya. Salah satu kemampuan anak usia dini yaitu berhitung, berikut ada beberapa kelompok dasar berhitung yang harus dikembangkan untuk anak usia dini (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional PAUD) yaitu:

a. Mengelompokkan

Mengelompokkan merupakan kemampuan anak dalam mengelompokkan suatu benda berdasarkan sesuatu. Benda tersebut dikelompokkan sesuai dengan jenisya dalam suatu himpunan. Misalnya jenis, warna, bentuk dan lain-lain.

b. Membandingkan

Membandingkan merupakan kemampuan untuk membandingkan dua buah benda (objek) berdasarkan ukuran ataupun jumlahnya (kualitas).

c. Mengurutkan

Mengurutkan adalah kemampuan membandingkan ukuran atau kuantitas lebih dari dua benda. Cara mengurutkannya dari paling pendek ke paling panjang.

Menurut Suryana (2016, p.109) Kemampuan berhitung pada anak usia dini di taman kanak-kanak adalah:

a. Membilang/menyebut urutan dari bilangan 1-20.

b. Membilang (mengenal) konsep bilangan dengan benda-benda sampai 10.

c. Membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda.

d. Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10.

Berdasarkan uraian di atas ternyata dasar berhitung yang harus dikembangkan pada anak usia dini tidak hanya berhitung angka 1-10 saja, namun ada banyak hal yang dapat diperkenalkan pada anak usia dini diantaranya mengelompokkan, membandingkan, mengurutkan, dan menyimbolkan. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil beberapa indikator saja, hal ini disesuaikan dengan strategi yang peneliti gunakan yaitu strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match (ICM). Adapun indikator yang peneliti gunakan (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional PAUD) yaitu:

d. Mengelompokkan. Siswa dapat mengelompokkan benda berdasarkan jumlahnya.

e. Mengurutkan. Siswa dapat mengurutkan jumlah benda dari terkecil ke terbesar dan mengurutkan benda dari terbesar ke terkecil.

f. Membandingkan. Siswa dapat membandingkan besar dan kecil jumlah benda.

5. Tujuan Berhitung

Tujuan berhitung menurut Depdiknas terbagi dua yaitu:

a. Secara Umum

Secara umum permainan berhitung anak usia dini adalah untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks.

b. Secara Khusus

1) Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda konkret, gambar-gambar, atau angka yang ada disekitar anak.

2) Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung.

3) Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi, dan daya apresiasi yang tinggi.

4) Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

5) Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan berhitung secara umum yaitu memahami konsep agar tidak mengalami kesulitan pada jenjang selanjutnya, sedangkan secara khusus diharapkan anak dapat berpikir logis melalui pengamatan terhadap benda-benda konkret serta dapat melibatkan diri dalam masyarakat yang kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung.

Menurut Sriningsih (Maerina, 2014, p.20), berpendapat bahwa berhitung bertujuan untuk mengembangkan pemahaman anak melalui proses eksplorasi dengan benda konkret. Eksplorasi melalui benda-benda konkret diharapkan mampu memberikan fondasi yang kokoh bagi anak dalam mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya. Untuk itu guru secara bertahap memberikan pengalaman belajar yang dapat menggantikan benda-benda konkrit dengan alat-alat yang dapat mengantarkan anak pada kemampuan berhitung secara mental (abstrak).

Melalui motode dan pendekatan pembelajaran yang tepat permainan berhitung di Taman Kanak-kanak.

Dari beberapa pendapat tentang tujuan berhitung dapat disimpulkan tujuan berhitung di TK adalah untuk memberikan dasar-dasar berhitung agar anak dapat memiliki kesiapan saat memasuki pendidikan di Sekolah Dasar.

Berhitung di TK, untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan sistematis melalui pengamatan yang dilakukan anak terhadap benda-benda konkret yang ada disekitar anak, sehingga mengembangkan keterampilan berhitung dalam kesehariannya dalam kehidupan bermasyarakat.

C. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match (ICM)

Dokumen terkait