BAB II. LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Matematika
Matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau manthenein, yang artinya mempelajari. Owens (2008) menjelaskan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika juga salah satu disiplin ilmu untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain dan teknologi (Sousa, 2008).
Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa pengertian matematika merupakan ilmu tentang logika dan konsep-konsep yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan sangat penting dipelajari karena dapat membantu meningkatkan siswa dalam mempelajari ilmu lain. 2. Kemampuan Matematika
Gozuyesil & Dikici (2014) menjelaskan bahwa kemampuan berarti kapasitas seseorang individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki seseorang adalah kemampuan matematika. Menurut NCTM (1999),
definisi kemampuan matematika adalah kemampuan untuk mengeksplorasi, menduga dan berpikir secara logis untuk memecahkan masalah matematika. Kemampuan matematika juga tentang berkomunikasi melalui matematika dan menghubungkan ide-ide dalam matematika dengan ilmu lainnya. Menurut Anthony & Walshaw (2009), kemampuan matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang bersifat matematika. Berbagai komponen kemampuan matematika adalah berfikir logis, pemecahan masalah, ketajaman dalam melihat pola, pengenalan konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab akibat (Nelson, 2002).
Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa kemampuan matematika seseorang dilihat dari berfikir secara logis, mampu berkomunikasi melalu matematika, memahami dan menganalisis pola angka-angka serta memecahkan masalah matematika dan menerapkan ilmu matematika ke berbagai ilmu lainnya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Matematika
Slameto (2010) menyatakan bahwa kemampuan matematika seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari diri pribadi manusia yang membawa pengaruh terhadap hasil belajar matematika. Faktor internal terbagi dua yaitu psikologi dan fisiologis.
1. Faktor Psikologis
a) Bakat dan Intelegensi
Faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya kemampuan matematika seseorang adalah bakat dan minat. Bakat adalah kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan pada diri seseorang (Slameto, 2010).
b) Minat
Minat adalah ketertarikan seseorang pada suatu hal. Minat yang tinggi akan menghasilkan kemampuan belajar yang tinggi pula, artinya bila siswa belajar dengan penuh minat akan membantu pemusatan pikiran dan kegembiraan dalam belajar (Slameto, 2010).
c) Motivasi
Motivasi adalah keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru, untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, ganjaran untuk hukuman, kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat, kebutuhan kecintaan, keinginan yang harus tercapai (Slameto, 2010).
d) Emosional
Faktor emosi seperti rasa takut, benci atau bosan terhadap bahan atau mata pelajaran mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar. Sifat mudah putus asa didalam melakukan tugas, kecemasan yang terus menerus dan sebagainya akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa (Slameto, 2010).
e) Ambisi dan Tekad
Ambisi dan tekad adalah tenaga yang sangat besar potensialnya dalam diri seseorang. Biasanya seseorang yang sangat berambisi dan mempunyai tekad yang kuat akan lebih mudah bila dibandingkan dengan orang yang tidak berambisi (Slameto, 2010).
2. Faktor Fisiologi a) Kesehatan
Kesehatan jasmani berupa kesehatan badan fit, tubuh sehat dan normal sedangkan kesehatan rohani berupa pikiran yang sehat dan tenang (Slameto, 2010).
b) Keadaan Panca Indera
Panca indera merupakan bagian dari tubuh manusia yang sangat vital dalam proses belajar mengajar, dengan panca indera manusia bisa melakukan kegiatan baik kegiatan belajar maupun kegiatan untuk melangsungkan kehidupan sehari-hari (Slameto, 2010).
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah hal-hal atau situasi dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi kemampuan.
1. Faktor Keluarga
Faktor keluarga mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Orang tua dan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar dan dominan seperti halnya pengaruh orang tua terhadap anak-anaknya, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota-anggota keluarga, suasana keluarga dan keadaan ekonomi keluarga (Slameto, 2010).
2. Faktor Sekolah dan Lembaga Pendidikan a) Guru
Guru yang efektif adalah guru yang berhasil mencapai kemampuan berdasarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki dalam proses belajar mengajar. Peran guru diharapkan dapat mendukung kemampuan anak didik, sikap dan penampilan serta memotivasi siswa, membangkitkan minat siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar (Slameto, 2010).
b) Metode Mengajar
Metode mengajar harus kreatif dan inovatif sehingga siswa mampu belajar secara maksimal dan mengembangkan potensi diri secara optimal. (Slameto, 2010).
c) Kurikulum Sekolah
Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Pelajaran yang telah tersusun dengan baik tentu proses belajar mengajar akan dapat terlaksana dengan baik pula. Kegiatan pembelajaran berupa penyajian bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran (Slameto, 2010).
d) Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar sekolah memadai ikut mempengaruhi proses belajar mengajar. Perlengkapan belajar tidak boleh diabaikan karena dalam proses belajar mengajar membutuhkan peralatan atau fasilitas pendidikan yang mencukupi yang dapat menunjang proses belajar mengajar (Slameto, 2010).
4. Matematika di Sekolah Dasar
Pape (2003) menyatakan bahwa tujuan akhir pembelajaran matematika di sekolah yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Bodovski & Farkas (2007) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah memahami konsep matematika, menggunakan penalaran pada pola dan sifat dalam menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, memecahkan masalah dan merancang model matematika, mengkomunikasikan gagasan matematika dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain. Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa
pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan untuk melatih dan menumbuhkan cara berpikir siswa secara terampil dalam memahami konsep matematika dan mampu menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.
5. Hasil Belajar Matematika
Duman (2006) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Anderson & Krrathwohl (2001) menyatakan bahwa hasil belajar dalam perilaku intelektual dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Hasil belajar matematika dapat diukur dengan suatu tes yang digunakan sebagai alat untuk evaluasi pembelajaran dan mengukur kemampuan matematika siswa.
Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan atau kemampuan siswa terhadap matematika setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya. Di mana hasil belajar matematika siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yaitu tes hasil belajar.