HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Subjek Penelitian Siswa Impulsif B-23
4.2.2 Pembahasan Data Kualitatif
4.2.2.2 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Gaya Kognitif Impulsif Menggunakan Model SAVI dengan Pendekatan Saintifik Impulsif Menggunakan Model SAVI dengan Pendekatan Saintifik
Hasil analisis kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gaya kognitif impulsif yaitu siswa yang memiliki karakteristik cepat dalam menjawab masalah, tetapi tidak atau kurang cermat, sehingga jawaban cenderung salah. Diperoleh hasil bahwa ketiga subjek impulsif memenuhi aspek kelancaran dan keluwesan. Selain memenuhi indikator kelancaran dan keluwesan, subjek impulsif dengan catatan waktu tinggi juga memenuhi indikator keaslian karena ada jawaban dari subjek ini yang dijawab oleh dari jumlah seluruh siswa.
Pada saat pembelajaran menggunakan model SAVI dengan pendekatan saintifik, subjek impulsif dengan catatan waktu tinggi dan rendah memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi dibandingkan dengan subjek impulsif dengan catatan waktu sedang. Subjek impulsif dengan catatan waktu tinggi dan rendah aktif bertanya ketika berlangsung kegiatan diskusi, sedangkan subjek impulsif dengan catatan waktu sedang lebih banyak diam dan tidak terlalu aktif. Selain itu dalam hal menjawab tes berpikir kreatif ketiga subjek impulsif relatif cepat dalam mengumpulkan jawaban. 7 menit sebelum waktu mengerjakan habis, subjek
impulsif dengan catatan waktu sedang sudah mengumpulkan hasil pekerjaannya. Sedangkan subjek impulsif dengan catatan waktu tinggi dan rendah mengumpulkan ketika 5 menit sebelum waktu mengerjakan habis.
Dalam hal merespon pertanyaan wawancara ketiga subjek impulsif cepat dalam mempertimbangkan jawaban yang akan diberikan atau mereka merespon dengan cepat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kagan dan Kogan sebagaimana dikutip oleh Warli (2010), bahwa gaya kognitif impulsif menggunakan alternatif-alternatif secara singkat dan cepat untuk menyelesaikan sesuatu. Inilah yang menyebabkan ketiga subjek impulsif tidak dapat memperoleh jawaban dengan pemikiran sendiri dan mengembangkannya.
Temuan dalam penelitian ini bahwa subjek impulsif memberikan jawaban yang sederhana dan seminimal mungkin sesuai dengan perintah pada soal.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut.
(1) Waktu penelitian yang singkat yaitu 4 kali pertemuan. Berdasarkan penelitian Cotton (1991: 1128), untuk melihat kemampuan berpikir siswa dibutuhkan waktu sekurang-kurangnya 35 menit sehari, 4 hari seminggu, dalam jangka waktu beberapa bulan. Sehingga pada penelitian ini belum diketahui secara rinci kemampuan berpikir kreatif siswa secara maksimal. (2) Penelitian ini sebatas mengetahui pemenuhan indikator kemampuan berpikir
kreatif siswa berdasarkan gaya kognitif reflektif dan impulsif tanpa memberikan treatment agar siswa bergeser ke kuadran gaya kognitif yang lebih baik.
116
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis kemampuan berpikir kreatif berdasarkan gaya kognitif siswa menggunakan model SAVI dengan pendekatan saintifik, diperoleh simpulan sebagai berikut.
(3) Berdasarkan analisis kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan model SAVI dengan pendekatan saintifik, diperoleh hasil sebagai berikut. a. Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pacitan
yang memperoleh materi bangun ruang sisi datar menggunakan model SAVI dengan pendekatan saintifik mencapai ketuntasan klasikal.
b. Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pacitan yang memperoleh materi bangun ruang sisi datar menggunakan model SAVI dengan pendekatan saintifik lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pacitan yang memperoleh materi bangun ruang sisi datar menggunakan pembelajaran konvensional.
(2) Berdasarkan analisis kemampuan berpikir kreatif berdasarkan gaya kognitif siswa menggunakan model SAVI dengan pendekatan saintifik, diperoleh hasil sebagai berikut.
a. Kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gaya kognitif reflektif Siswa reflektif memenuhi tiga indikator berpikir kreatif yang ditetapkan, yaitu kelancaran, keluwesan, dan keaslian. Dan terdapat siswa reflektif yang memenuhi empat indikator yang ditetapkan, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi. Pada masalah yang diberikan siswa reflektif lancar dalam menyelesaikan masalah dengan banyak cara, luwes dalam membuat bangun ruang sisi datar, dan ide yang diperoleh merupakan hasil pemikiran sendiri. Siswa reflektif yang memenuhi keempat indikator yang ditetapkan mampu menyelesaikan masalah dengan konsep yang tidak lazim digunakan pada umumnya. b. Kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gaya kognitif impulsif
Siswa impulsif memenuhi dua indikator berpikir kreatif yang ditetapkan yaitu kelancaran dan keluwesan. Dan terdapat siswa impulsif yang memenuhi tiga indikator yang ditetapkan yaitu kelancaran, keluwesan, dan keaslian. Pada masalah yang diberikan siswa impulsif lancar dalam menyelesaikan dengan banayak cara dan luwes dalam membuat bangun ruang sisi datar. Siswa impulsif yang memenuhi tiga indikator yang ditetapkan menyelesaikan masalah dengan ide yang diperoleh dari pemikiran sendiri. Siswa impulsif tidak memenuhi indikator elaborasi,
mereka memberikan jawaban yang sederhana dan seminimal mungkin sesuai perintah pada soal.
5.2
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, diberikan saran sebagai berikut.
(1) Guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif ketika melakukan pembelajaran menggunakan model SAVI dengan pendekatan saintifik seperti guru hendaknya mampu menumbuhkan motivasi siswa untuk berdiskusi secara berkelompok, ketika berdiskusi kelompok guru harus mampu membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan guru harus mampu mengondisikan siswa ketika terjadi kegaduhan dalam berdiskusi.
(2) Guru mata pelajaran matematika dapat mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pada siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menemukan banyak cara untuk menyelesaikan masalah, guru dapat memberikan bimbingan baik pada saat pelajaran di kelas maupun di luar kelas untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
(3) Guru mata pelajaran matematika dalam membuat atau mengembangkan masalah (soal) dapat mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan dengan perbedaan gaya kognitif dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Pada subjek dengan gaya kognitif reflektif yang memenuhi empat indikator berpikir kreatif diharapkan untuk terus berlatih soal-soal kemampuan berpikir kreatif.
Pada subjek dengan gaya kognitif reflektif yang memenuhi tiga indikator berpikir kreatif diharapkan untuk memperbanyak latihan soal yang memiliki indikator elaborasi.
Pada subjek gaya kognitif impulsif yang memenuhi tiga indikator berpikir kreatif diharapkan memperbanyak latihan soal yang memiliki indikator elaborasi.
Pada subjek gaya kognitif impulsif yang memenuhi dua indikator berpikir kreatif diharapkan memperbanyak latihan soal yang memiliki indikator keaslian dan elaborasi.
120