• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

B. Pembahasan

6. Kemampuan Spasial Subjek S 6 yang memilik

RMT level 3

Subjek S6 dalam mengamati soal persepsi spasial bangun ruang, mengamati suatu bangun ruang pada soal nomor 1, subjek menghitung banyaknya balok yaitu 1+2+3+6+12 balok dari

gambar dalam soal. Subjek S2 menghitungnya dan menemukan

jumlah semua balok pada soal sebanyak 24 balok. Soal nomor 8, subjek mengamati bangun ruang dari sisi atas dan melihat bagian atas tabung agak sedikit ke kanan dari kubus dan sesuai dengan opsi. Subjek S6 dalam mengamati suatu bangun ruang nomor 11, subjek mencoba memutar bangun pada soal ke kiri sehingga akan sama dengan waktu kita melihat gambar pada sisi kanan dan sesuai dengan opsi jawaban. Subjek S6 dalam mengamati suatu bangun ruang nomor 13, subjek mencoba mengamati jika bangun ruang tersebut dimiringkan dan yang sesuai adalah gambar pada opsi. Subjek S6 dalam mengamati suatu bangun ruang nomor 17, subjek belum bisa mengamati gambar secara benar.

Subjek S6 dalam mengamati soal rotasi mental bangun

ruang, merotasikan gambar pada nomor 2 mengamati bentuk bangun yang dihasilkan setelah dirotasi dan sesuai dengan opsi jawaban B. Subjek S6 dalam merotasikan gambar pada nomor 3 dan mengamati bentuk bangun yang dihasilkan setelah dirotasi dan sesuai dengan opsi jawaban. Soal nomor, subjek mengamati posisi diagonal sisi kubus setelah dirotasi dan subjek menemukan posisi bangun yang sesuai dengan opsi. Soal nomor 5, subjek merotasikan gambar ke kanan dan mengamati gambar setelah dirotasikan, sehingga menemukan jawaban yang sesuai dengan

gambar pada opsi jawaban. Subjek S6 dalam merotasikan gambar

pada soal nomor 6 ke depan, subjek mengamati posisi bidang diagonal setelah dirotasi dan menemukan gambar yang sesuai dengan opsi. Subjek S6 saat mengerjakan nomor 7 belum dapat merotasikan gambar pada gambar dengan benar. Soal nomor 16, subjek merotasikan gambar ke kanan dan mengamati perubahan sisi gambar setelah dirotasi. Sehingga gambar yang diperoleh

185

sesuai dengan opsi jawaban. Subjek S6 dalam merotasikan gambar

pada soal nomor 18, subjek merotasikan gambar ke kanan dan mengamati perubahan sisi gambar setelah dirotasi. Sehingga gambar yang diperoleh sesuai dengan opsi jawaban. Subjek S6 dalam mengerjakansoal nomor 20, belum mampu mengidentifikasi bangun ruang dengan benar.

Subjek S6 dalam mengamati soal visualisasi spasial,

mengidentifikasi gambar pada soal nomor 9 dengan cara membentuk jaring-jaring menjadi sebuah bangun dan mengamati sisi dari masing-masing jaring-jaring setelah membentuk suatu bangun, gambar yang terbentuk menurut subjek sesuai dengan

opsi. Subjek S6 dalam mengidentifikasi gambar nomor 10, subjek

menggambar bangun dari jaring-jaring kubus pada lembar jawaban dan melihat bahwa jika nomor 1 adalah H dan nomor 2 adalah F sesuai dengan opsi jawaban. Nomor 12, subjek menggambar alas dari jaring-jaring prisma pada lembar jawaban dan melihat bahwa jika nomor 1, 2, 3 menunjukkan huruf Q, R, R sesuai dengan opsi jawaban. soal nomor 14, subjek mengamati bentuk dadu, jadi untuk sisi x=5 dan sisi y=3 dan sesuai dengan opsi jawaban D. Nomor 15, subjek mengamati jika nomor 1 dan 2menunjukkan

huruf E dan F yang sesuai dengan opsi jawaban. Subjek S6 dalam

mengidentifikasi gambar nomor 19, subjek membentuk bangun dari jaring-jaring prisma dan mengamati bahwa bangun yang terbentuk dari jaring-jaring tersebut sesuai dengan opsi jawaban.

DISKUSI

Profil kemampuan spasial siswa SMP pada materi geometri bangun

ruang sisi datar ditinjau dari kemampuan Rigorous Mathematical Thinking

(RMT) merupakan gambaran tentang kemampuan spasial siswa SMP

ditinjau dari perbedaan kemampuan Rigorous Mathematical Thinking

(RMT) yaitu level 1, level 2, dan level 3. Penelitian memiliki beberapa kelemahan antara lan:

1. Kurangnya pertanyaan pada saat wawancara juga mempengaruhi

analisis data. Pada penelitian ini peneliti tidak mencantumkan pertanyaan-pertanyaan yang berguna untuk mengetahui secara

mendalam bagaimana siswa dalam membayangkan dan

186

2. Pada penelitian ini, masi ada soal yang belum bisa diselesaikan dengan baik dikarenakan waktu yang diberikan peneliti untuk pengerjaan tes terbatas.

3. Subjek mengabaikan informasi penting dari petunujuk soal,

pertanyaan soal sehingga subjek mengalami kesalahan dalam menemukan solusi dari masalah.

4. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini kurang valid

dikarenakan setiap siswa memiliki tingkat kemampuan spasial yang berbeda (berdasarkan teori penskoran tes bakat spasial pada bab II) meskipun mereka berada pada level RMT yang sama sehingga subjek yang berkemampuan RMT level 1 memiliki

kemampuan spasial yang sama dengan subjek yang

berkemampuan RMT level 3, begitupun subjek yang

berkemampuan RMT level 2 memiliki kemampuan spasial yang sama dengan subjek yang berkemampuan RMT level 3.

187

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan tentang profil kemampuan spasial siswa kelas IX-10 di SMPN 1 Sidoarjo ditinjau dari perbedaan

kemampuan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) adalah

sebagai berikut:

1. Profil Kemampuan Spasial Siswa SMP yang memiliki

kemampuan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) level 1

pada materi geometri bangun ruang sisi datar.

Subjek S1 yang berkemampuan RMT level 1 memiliki

kemampuan spasial di atas rata-rata dan subjek S2 yang berkemampuan RMT level 1 memiliki kemampuan spasial keahlian tinggi.

2. Profil Kemampuan Spasial Siswa SMP yang memiliki

kemampuan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) level 2

pada materi geometri bangun ruang sisi datar.

Subjek S3 yang berkemampuan RMT level 2 memiliki

kemampuan spasial level jenius dan subjek S4 yang

berkemampuan RMT level 2 memiliki kemampuan spasial rata- rata.

3. Profil Kemampuan Spasial Siswa SMP yang memiliki

kemampuan Rigorous Mathematical Thinking (RMT) level 3

pada materi geometri bangun ruang sisi datar.

Subjek S5 yang berkemampuan RMT level 3 memiliki

kemampuan spasial level jenius dan subjek S3 yang

berkemampuan RMT level 3 memiliki kemampuan spasial keahlian tinggi.

188

B. Saran

Berdasarkan simpulan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Memberikan latihan kepada siswa sebelumnya agar siswa dapat

mengerjakan tes kemampuan spasial dengan baik sehingga siswa dapat membayangkan gambar serta menerjemahkan bentuk gambar dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi dengan baik.

2. Memilih subjek yang lebih tepat agar terdapat kekonsistenan antara kemampuan spasial subjek satu dengan yang lain yang berada pada level level yang sama.

3. Bagi peneliti lain diharapkan lebih memperhatikan keseuaian soal TKS yang akan digunakan.

189

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika 2 untuk Kelas

VIII SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Ahmad, dkk.. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Jigsaw II Pada Materi Pokok Bangun Ruang Ditinjau dari Kemampuan Spasial Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2013/2014. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 2

No. 8. Agustus 2014.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiarto, dkk. 2013. Rigorous Mathematical Thinking. Surabaya:

Proposal Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi tidak

dipublikasikan.

Budiarto, Mega Teguh. 2012. Rigorous Mathematical Thinking in

Geometri Course, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, Surabaya: Pusat Penelitian Unesa.

Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Faradhila, Nora, dkk. 2013. Eksperimentasi Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Pada Materi Pokok Luas Permukaan Serta Volume Prisma dan Limas Ditinjau dari Kemampuan Spasial Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri

2 Kartasura Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan

Matematika Solus. Vol. 1 No.1. Maret 2013.

Febriana, Evi. 2015. Profil Kemampuan Spasial Siswa Menengah Pertama (SMP) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Dimensi

Tiga Ditinjau dari Kemampuan Matematika. Jurnal Elemen.

Januari 2015.

Fitriyani, Harina. 2011. Identifikasi Kemampuan Berpikir Matematis Rigor Siswa SMP Berkemampuan Matematika Sedang dalam Menyelesaikan Soal Matematika. Makalah dipresentasika dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika pada tanggal 3 Desember 2011 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

190

Hariwijaya, M.. 2005. Tes Intelegensi. Yogyakarta: Andi Offset.

Harmony, Junsella dan Roseli dan Theis. 2012. Pengaruh Kemampuan Spasial Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP

Negeri 9 Kota Jambi. Jurnal Edumatica Vol 2 No.1. April 2012.

Iskandar. 2008. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Gaung Persada Press: Jakarta.

Kumastuti, dkk. 2013. Pembelajaran Bercirikan Pemberdayaan Kegiatan Pembelajaran Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan

Keruangan, Unnes Journal of Mathematics Education. Juni 2013.

Kinard, J.T. 2007. Method and Apparatus for Creating Rigorous

Mathemaical Thinking. 2014 diakses dari

http://www.freepatentsonline. com/y2007/0111172.html. Pada

tanggal 31 Oktober 2014.

Kinard, J. T., & Kozulin, A. 2001. Creating Rigorous Mathemaical Thinking: A Dynamic that Drives Mathematical and Science Conceptual Development. Diakses dari www.umanitoba.ca/unevoc/conference/ papers/ kinard.pdf. pada tanggal 17 Nopember 2014.

Kinard, J. T.. & Kozulin, A. 2008. Rigorous Mathematical Thinking: Conceptual Formation in the Mathematics Classroom. New York : Cambridge University Press.

Masykur, Moch.. 2007. Mathematical Intelligence. Yogyakarta: Ar-Ruz.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

National Academy of Science. 2006. Learning to Think Spatially,

Washington DC: The National Academy Press.

Noor, Juliansyah. 2012. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nuharini, Dewi, dkk. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk

SMP/ MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Philip Carter. 2010. Tes IQ dan Bakat: Menilai Kemampuan, Penalaran

Verbal, Numerik, dan Spasial Anda, Jakarta: PT. Indeks.

Poerwadarminta, WJS.. 2006. Kamus Umum. Jakarta: Balai Pustaka.

Rahaju, Endah Budi dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning

Matematika SMP/MTs. Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

191

Riduan dan Lestari, Tita. 2001. Dasar-dasar Statistik. Bandung:

Alfabeta.

Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono.2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif,

Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2009. Analisis tes Psikologis Teori dan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Tambunan, Siti Marliah, 2006, Hubungan Antara Kemampuan Spasial

dengan Prestasi Belajar matematika, Jurnal Makara, Sosial

Humaniora, Vol. 10 No. 1, Juni 2006.

Yahya, A., dkk, 2014, Pembelajaran Kooperatif Berbasis Proyek Model Bangun Ruang Secara Modular untuk Meningkatkan Kemampuan

Keruangan Siswa SMK Penerbangan, Unnes Journal of