• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Swasembada Beras Di Kecamatan Gebang

Swasembada pangan berarti kemampuan untuk mengadakan sendiri kebutuhan pangan dengan bermacam-macam kegiatan yang dapat menghasilkan kebutuhan yang sesuai diperlukan masyarakat Indonesia dengan kemampuan yang dimilki dan pengetahuan lebih yang dapat menjalankan kegiatan ekonomi tersebut terutama di bidang kebutuhan pangan (Ekaputri, 2011). Yogi (2007) menyatakan bahwa swasembada dapat tercapai jika peningkatan produksi beras melebihi konsumsi beras. Jika dikaitkan dengan daerah Kecamatan Gebang dalam konteks ingin mencapai swasembada pangan khususnya beras, maka sesuai dengan defenisi yang ada bahwa Kecamatan Gebang dapat dikatakan swasembada apabila secara umum mampu memenuhi kebutuhan pangan beras penduduk.

Kemampuan swasembada ditentukan oleh perbbandingan produksi dan konsumsi beras penduduk. Komparasi keduanya akan menghasilkan angka indeks rasio perimbangan yang menunjukkan mampu atau tidaknya suatu daerah untuk berswasembada. Pada hasil proyeksi, indeks rasio perimbangan produksi dan konsumsi di Gebang menunjukkan rasio di atas angka 1,14 atau dengan kata lain mengalami surplus. Secara berturut-turut indeks rasio

perimbangan produksi dan konsumsi di kecamatan Gebang tahun 2011 hingga 2020 sebesar 2,52, 2,38, 2,24, 2,12, 1,99, 1,88, 1,78, 1,68, 1,58, dan 1,49.

Sesuai dengan proyeksi yang dilakukan, tercatat untuk waktu sepuluh tahun yang akan datang, yakni dari tahun 2011 hingga tahun 2020 Kecamatan Gebang masih merupakan Kecamatan yang memiliki rasio ketersediaan beras dengan status surplus. Swasembada ataupun surplusnya wilayah Kecamatan Gebang sesuai dengan isi Lampiran Peraturan Menteri Pertanian No.5 /Permentan/OT.140 /12/2010 mengenai Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk mengetahui apakah kondisi suatu daerah apakah surplus, swasembada, cukup atau defisit beras digunakan perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan beras yang dirumuskan dalam bentuk rasio perimbangan dengan skor dan klasifikasi, yaitu:

a. Skor 1 : apabila rasio > 1.14 (surplus)

b. Skor 2 : apabila rasio > 1.00 – 1.14 (swasembada) c. Skor 3 : apabila rasio > 0.95 – 1.00 (cukup)

d. Skor 4 : apabila rasio lebih kecil atau sama dengan 0.95 (defisit). (Permentan, 2010). Walaupun Kecamatan gebang pada tahun 2020 masih mampu untuk surplus beras berdasarkan proyeksi yang dilakukan, tetapi langkah untuk mempertahankan kondisi surplus di Kecamatan Gebang amatlah berat. Hal tersebut didasari oleh faktor pengelolaan produksi pertanian tanaman pangan beras memiliki banyak kendala dan memungkinkan memberi pengaruh terhadap kuantitas produksi beras seperti alihfungsi lahan, kekurangan modal, pengairan yang belum optimal, dan pengelolaan lahan dan tanaman yang masih memiliki kekurangan. Selain itu, pola konsumsi penduduk yang sangt monoton untuk makan sehari-hari menjadi suatu hal yang sangat penting diperhatikan oleh Kecamatan Gebang. Tingginya konsumsi beras akan membuat permintaan dimasa mendatang akan semakin tinggi pula sesuai dengan pernyataan Tarigan (2010) yang mengatakan bahwa Jumlah penduduk

misalnya, adalah faktor utama untuk menentukan banyaknya permintaan bahan konsumsi yang perlu disediakan. Jika hal-hal yang menghambat ini tetap dibiarkan, tidak menutup kemungkinan pada tahun 2030, 2040 dan seterusnya Kecamatan Gebang mengalami defisit ketersediaan beras. Namun, apabila program diversifikasi pangan berjalan baik, dan pemenuhan kebutuhan beras penduduk sesuai dengan Pola Pangan Harapan 2011-2015, maka Gebang akan tetap bisa menjadi wilayah surplus dan swasembada beras di Kabupaten Langkat.

64

Afrianto, Denny. 2010. Analisis Pengaruh Stok Beras, Luas Panen, Rata-Rata Produksi, Harga Beras, dan Jumlah Konsumsi Beras Terhadap Ketahanan Pangan di Jawa Tengah. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro (Online) diakses pada laman : http://eprints.undip.ac.id/22602/1/Skripsi Denny afrianto.pdf

Ariani, Mewa. 2010. Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Mendukung

Swasembada Beras. Prosiding Pekan Serealia Nasional tahun 2010.

Banten: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten.

Aritonang, Evawany, dkk. 2004. Pola Konsumsi Pangan, Hubungannya Dengan Statys Gizi Dan Prestasi Belajar Pada Pelajar SD Di Daerah Endemik Gaki Desa Kuta Dame Kecamatan Kerajaan Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik. 2011. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi RI Edisi

Maret 2011. Republik Indonesia: Badan Pusat Statistik Nasional.

Badan Pusat Statistik . 2011. Statistik Daerah Langkat. Stabat: BPS Langkat. _________________. Langkat Dalam Angka 2011,2010, 2009, 2008, 2007, 2006,

2005, 2004, 2003, 2002, 2001, 2000. Stabat: BPS Langkat.

_________________________. Gebang Dalam Angka 2011, 2010, 2009, 2008, 2007, 2006, 2005, 2004, 2003, 2002, 2001, 2000. Stabat: BPS Langkat.

Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian. 2007. Buku Pedoman

Pengumpulan dan Pengolahan Data Tanaman Pangan. Jakarta: BPS dan

Deptan.

BAPPENAS (Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional). 2011. Rencana

Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. (Online) diunduh pada

laman:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pola%20pangan%20harapan %20menurut%20bps%20pusat%202011&source=web&cd=6&ved=0CD sQFjAF&url=http%3A%2F%2Fwww.bappenas.go.id%2Fget-file-server%2Fnode%2F10655%2F&ei=saVhT5HlBMjQrQenz5yWCA&usg =AFQjCNGic5abh0qnfhGwKAp9xsAft6Yf9A&cad=rja pada tanggal 15 Maret 2013 pukul 15.20 WIB.

Daniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pertanian. 2006. Satuan Kegiatan Usaha (SKU) Budidaya Tanaman

Learning). Jakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan Pertanian Badan Pengembangan SDM Pertanian (online). (Diunduh pada laman http://www.deptan.go.id/bpsdm/Webdiktan08/Pusat07/Kurikulum07/SK U_jagung/SKU%20Jagung%20book.pdf pada Tanggal 5 April 2013 pukul 11.27 WIB).

Ekaputri, Yuliana. 2011. Swasembada Pangan. Online: diakses pada laman: http://yuliana-ekaputri.blogspot.com/2011/04/swasembada-pangan.html pada pukul 17.21 WIB.

Hehamahua, Hayati. 2009. Produksi Beras di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan

bisnis Islam. Maluku: Universitas Iqra-Buru.

Hessie, Rethna. 2009. Analisis Produksi dan Konsumsi Beras Dalam Negeri serta Implikasinya Terhadap Swasembada Beras di Indonesia. Skripsi. Bogor: IPB.

Irawan. 2005. Analisis Ketersediaan Beras Nasional: Suatu Kajian Simulasi Pendekatan Sistem Dinamis. (Online) Jurnal Prosiding Multifungsi

Pertanian Balai Penelitian Tanah, Bogor (diakses pada:

http://pdfsb.com/readonline/59464e4465513138563378394358706a5641 3d3d-1298634pada tanggal 31 Januari 2013, pukul 11.16 WIB).

Laba, I Wayan. 2010. Analisis Empiris penggunaan Insektisida Menuju Pertanian Berkelanjutan. Jurnal Pengembangan Inovasi Volume 3, No. 2, Tahun

2010: halaman 120-137. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan.

Maleha, dkk. 2006. Kajian Konsep Ketahanan Pangan. Jurnal Protein

Vol.13.No.2.Th.2006. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Manahanto, dkk. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi, studi Kasus di Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah. Jurnal Wacana

Volume. 12 No.1 Januari 2009 ISSN. 1411-0199. Malang: PPSUB.

Mantra, Ida Bagoes. 2009. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mubyarto. 1984. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.

Mustopa, Zaenil. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alihfungsi lahan Pertanian di Kabupaten Demak. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Notarianto, Dipo. 2011. Analisis Efesiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik (studi Kasus: Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Nurmalina, Rita. 2008. Analisis Indeks dan Status Keberlanjutan Sistem Ketersediaan Beras Di Beberapa Wilayah Indonesia. Jurnal Agro

Ekonomi (Online), Volume 26 No.1, Mei 2008: halaman 47-79 ( diakses

pada:

http://pdfsb.com/readonline/5a564e416551683058585a3141586c6b-3496946, tanggal 31 Januari 2013 pukul 11.22 WIB).

Peraturan Menteri Pertanian No. 65/Permentan/OT.140/12/2010 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

________________________ No. 45/Permentan/OT.140/8/2011 Mengenai Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Teknis, Penelitian, dan Pengembangan, dan Penyuluhan Pertanian Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).

Simatupang, Pantjar. 2007. Analisis Kritis Terhadap Paradigma dan Kerangka Dasar Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional. Bogor: Prosiding Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Suhari, Iswadi. 2011. Konversi Gabah Menjadi Beras 62,74 Persen, Tahukah

Anda Darimana Angka Itu Berasal?. (Online) Artikel Kompas. Diakses

pada laman :

http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/09/08/konversi-gabah-menjadi-beras-6274-persen-tahukah-anda-darimana-angka-itu-berasal/) pada tanggal 25 Februari 2013 pukul 13.38 WIB.

Sumaryanto. 2009. Diversifikasi Sebagai Salah Satu Pilar Ketahanan Pangan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Jakarta: Makalah disajikan dalam Memperingati Hari Pangan Sedunia tanggal 1

Oktober 2009 (online), diakses pada laman:

http:pdfsb.com/readonline/5a6c424364514630583331374148706d56413 d3d-3694626 pada pukul 11.50 WIB.

Sumodiningrat, Gunawan. 2001. Menuju Swasembada Pangan, Revolusi Hijau II:

Introduksi Manajemen Dalam Pertanian. Jakarta: RBI.

Suparyono, dkk. 1997. Padi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tarigan, Robinson. 2010. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

Taufiq. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan

Masyarakat di Kabupaten Tuban. Surabaya: Fak. Ekonomi UPN

“Veteran” (Online). Diakses pada laman:

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5307379384.pdf. Tanggal 17 Maret Pada Pukul 12.12 WIB.

Triyanto, Joko. 2006. Analisis Produksi Padi Di Jawa Tengah. Tesis. Semarang: Pasca Sarjana Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro Semarang.(online) Diakses pada:http://pdfsb.com/readonline/594646486541463957484a364448356a 56413d3d-3434435 (31 januari 2013, pukul 09.51 WIB).

Yogi. 2007. Harga Beras dan Dampaknya Pada Swasembada Beras. Jurnal Ekono

Insentif Kopwil4 (online), Vol. 2 No. 1, April 2007. Diakses pada laman:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal%20swasembada%20b eras&source=web&cd=25&ved=0CDgQFjAEOBQ&url=http%3A%2F%

2Fisjd.pdii.lipi.go.id%2Fadmin%2Fjurnal%2F21071923_1907-0640.pdf&ei=bKdpT6nBJLG5iAeVgbXDCg&usg=AFQjCNHC_Y5SFD FiVqRDyVfeDUOszLUzbA&cad=rja pada pukul 17.05 WIB.

http://www.antarasumut.com/berita-sumut/Kecamatan-gebang-sumut-tanam-4-229-hektare-padi/ (diakses pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 13.25 WIB).

Dokumen terkait