• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Bab III Hasil Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu pada

A. Hasil Pemeriksaan atas Pengelolaan Kas dan Rekening

19. Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Dalam Semester I Tahun 2008, BPK telah melaksanakan pemeriksaan atas Pengelolaan Kas dan Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) Tahun 2006 dan 2007.

Hasil pemeriksaan atas Pengelolaan Kas dan Rekening Pemerintah pada KNRT Tahun 2006 dan 2007 tidak ditemukan adanya permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan penertiban. KNRT mengelola 13 rekening yang merupakan rekening yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran untuk pelaksanaan APBN pada 13 Satuan Kerja (Satker) dilingkungan KNRT. Seluruh rekening tersebut telah disampaikan dan dibahas dengan Tim Penertiban Rekening Pemerintah dan Departemen Keuangan serta telah mengajukan dan mendapatkan persetujuan dari Bendahara Umum Negara (BUN) atau KPPN setempat. Selain itu terdapat satu rekening diluar rekening tersebut pada Bank Mandiri dengan nomor rekening 103-00-0432555-7 telah ditutup tanggal 28 Agustus 2006 dan telah dilaporkan kepada Departemen Keuangan serta saldonya telah disetor ke Kas Negara sebesar US$29.00 dan kepada pihak negara donor (ASEAN) sebesar US$18,055.00.

20. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Dalam Semester I Tahun 2008, BPK telah melaksanakan pemeriksaan atas Pengelolaan Kas dan Rekening Pemerintah pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun 2006 dan 2007.

Hasil pemeriksaan atas Pengelolaan Kas dan Rekening Pemerintah pada BPPT Tahun 2006 dan 2007 yang perlu mendapat perhatian antara lain sebagai berikut.

20.1 Rekening yang statusnya dipertahankan sebanyak 30 rekening belum diajukan izinnya dan sebanyak tiga rekening telah diajukan izinnya tetapi belum ada persetujuan dari Bendahara Umum Negara (BUN) atau KPPN setempat, akibatnya pengelolaan kas dalam rangka pelaksanaan APBN sebanyak 30 rekening tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

20.2 Tim Penertiban Rekening BPPT belum dapat menginventarisasi Enam Rekening senilai Rp2,64 miliar, dan belum dilaporkan dan dibahas dengan Tim Penertiban Rekening Pemerintah (TPRP), mengakibatkan ke enam rekening tersebut belum jelas statusnya.

20.3 Rekening Penampungan Sementara dan Rekening Bendahara Penerima yang tidak mendapat izin dari BUN belum dilakukan penutupan sehingga pengelolaan rekening-rekening sementara tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

P e n a n g a n a n limbah pada saat Emergency di GS-3 Minas belum sesuai ketentuan.

20.4 Penerimaan dari pengelolaan aset negara disetorkan dalam rekening yang dinyatakan bukan milik BPPT, sehingga terjadi kekurangan penerimaan negara sebesar Rp7,75 juta dan USD30,10 ribu. Hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan Kepala BPPT yang menetapkan Pusat Bisnis Teknologi (BTC BPPT) untuk melakukan pengelolaan atas Listrik Tenaga Surya.

20.5 Dana yang dikelola dalam rekening-rekening yang sudah/dalam proses penutupan tidak dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga terdapat 61 rekening dengan nilai sebesar Rp4,33 miliar dan US$476,63 ribu yang ditutup tidak dapat diyakini kewajaran atas saldo penutupan dan mutasinya.

20.6 Empat rekening yang ditutup sebesar Rp139,17 juta tidak teridentifikasi oleh Tim Penertiban Rekening sehingga rekening yang ditutup tersebut belum dapat diselesaikan oleh Tim Penertiban Rekening dan belum jelas statusnya.

21. Departemen Agama

Pada Semester I Tahun Anggaran (TA) 2008, BPK telah melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu atas Pengelolaan Kas dan Rekening Pemerintah pada Departemen Agama TA 2006 dan 2007, dan pemeriksaan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh (UIN).

Hasil pemeriksaan yang perlu mendapat perhatian antara lain sebagai berikut.

Pengelolaan Kas dan Rekening Pemerintah

21.1 Terdapat 152 rekening dengan saldo per tanggal 31 desember 2007 sebesar Rp82,57 miliar di lingkungan Kantor Pusat Depag dan Kantor Wilayah Depag Provinsi DKI Jakarta yang belum dilaporkan oleh Depag kepada Tim Penertiban Rekening Pemerintah (TPRP), dan terdapat rekening pada Balai-Balai di lingkungan Badan Litbang dan Diklat Depag yang belum dilaporkan kepada Sekretariat Jenderal Depag, sehingga proses penertiban rekening pemerintah di lingkungan Depag tidak dapat berjalan efektif.

21.2 Terdapat 134 rekening pada Kantor Wilayah-kantor wilayah Depag yang berfungsi sebagai rekening penampungan dana bantuan dari Depag Pusat, sehingga berpotensi terhadap penyalahgunaan dana pada rekening tersebut.

21.3 Jasa giro atas rekening pengeluaran dan rekening lainnya pada Kantor Wilayah Depag Provinsi DKI Jakarta dan beberapa Unit Eselon 1 di lingkungan Kantor Pusat Depag, belum disetor ke Kas Negara sebesar Rp21,05 juta dan terlambat disetor sebesar Rp1,30 miliar.

21.4 Terdapat rekening dana non-APBN di lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Ditjen PHU) dan Sekretariat Jenderal Depag yang belum dilaporkan kepada TPRP, sehingga belum seluruh

rekening yang pendanaannya bersumber dari non APBN dilaporkan kepada TPRP untuk dapat ditentukan statusnya apakah dipertahankan atau ditutup.

Pengelolaan Pertanggungjawaban Keuangan TA 2006 dan 2007 Pada UIN Syahid

Realisasi anggaran UIN Syarif Hidayatulloh TA 2006 dan 2007 adalah sebesar Rp192,27 miliar atau 76,36% dari anggaran sebesar Rp251,78 miliar. Cakupan pemeriksaan sebesar Rp83,83 miliar atau 43,60 % dari realisasi anggaran.

21.5 Saldo PNBP dari pendapatan uang pendidikan Tahun 2007 sebesar Rp8,62 miliar tidak disetor ke Kas Negara, mengakibatkan tertundanya penerimaan negara dari uang pendidikan.

21.6 Kelebihan pembayaran atas pelaksanaan pembangunan gedung Fakultas Psikologi TA 2007 sebesar Rp228,84 juta, berpotensi menimbulkan kerugian keuangan Negara.

21.7 Pendapatan sewa asrama mahasiswa, Syahida Inn, dan dari unit-unit di lingkungan UIN Syahid TA 2006 dan 2007 masing-masing sebesar Rp3,85 miliar dan Rp4,99 miliar tidak dikelola melalui mekanisme APBN, sehingga berpotensi merugikan negara.

21.8 Perhitungan RAB atas pekerjaan jasa konsultasi project management services and engineering services melebihi ketentuan sebesar JPY10,50 juta dan Rp115,05 juta serta tidak didukung dengan bukti yang sesuai dengan ketentuan sebesar Rp8,00 miliar dan JPY108,29 juta sehingga berpotensi merugikan negara.

22. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dalam Semester I Tahun 2008, BPK telah melaksanakan pemeriksaan atas Pengelolaan Kas dan Rekening Pemerintah pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) dan menyelesaikan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Pengelolaan Dana Kompensasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing TA 2006 dan TA 2007 pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota dan Instansi Terkait Lainnya di DKI Jakarta, Sumatera Selatan dan Jawa Tengah di Jakarta, Palembang dan Semarang.

Hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu di lingkungan Depnakertrans yang perlu mendapat perhatian antara lain sebagai berikut.

Pemeriksaan atas Pengelolaan Kas dan Rekening Pemerintah 22.1 Pendirian Yayasan Dana Tabungan Pesangon Tenaga Kerja Pemborong Minyak dan Gas Bumi (YDTP MIGAS) sebagai Pengelola Keuangan Negara senilai Rp155,01 miliar tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga rawan akan penyalahgunaan dan penyimpangan.

22.2 Penggunaan Dana Kelolaan YDTP Migas sebesar Rp39,89 miliar tidak sesuai dengan tujuan pendiriannya sehingga dana yang digunakan tersebut tidak memberikan manfaat bagi YDTP Migas.

22.3 Rekening Jaminan Lembaga Pelayanan Penempatan Swasta (LPPS) sebesar Rp630,00 juta belum dilaporkan, sehingga Laporan Keuangan Depnakertrans belum sepenuhnya mencerminkan seluruh hak dan kewajiban Depnakertrans.

Pemeriksaan atas Pengelolaan Dana Kompensasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing TA 2006 dan TA 2007.

22.4 Penerbitan Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) Perpanjangan tidak sesuai ketentuan, sehingga IMTA Perpanjangan yang ditetapkan/diterbitkan oleh Disnakertrans Provinsi DKI Jakarta dan Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah atas dasar IMTA yang telah habis masa berlakunya menjadi cacat hukum dan perusahaan pengguna TKA mempekerjakan TKA yang bersangkutan tanpa memiliki ijin yang sah (ilegal).

22.5 Penerbitan IMTA tidak sesuai dengan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) sehingga IMTA Perpanjangan yang diterbitkan cacat hukum.

Dokumen terkait