• Tidak ada hasil yang ditemukan

27 Wawancara dengan bapak Dr.Sutedjo PPHT-UNMUL Divisi Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Tahun 2012

meningkatkan fungsi hutan dan lahan shingga fungsi daya dukung, prodktifitas , system penyangga kehidupan dapat terjaga, bentuk-bentuk rehabilitasi hutan dan lahan terdiri dari reboisasi, penghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman atau penerapan teknik konservasi tanah secara vegetative dan sipil teknis pada lahan kritis dan tidak produktif28.

2. Kendala-Kendala Pusat Penelitian Hutan Tropis dalam Mengelola Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto di Wilayah

Kabupaten Kutai

Kartanegara

Dalam segala aktivitas pengelolaan Hutan Penelitian dan

28 Pasal 40 dan 41 Undang-undang nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

Pendidikan Bukit Soeharto mempunyai kendala yang dihadapi antara lain:

1. Adanya pembatasan wewenang dalam mengelola kawasan Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto. 2. Munculnya pemukiman dan

pembangunan tower

telekomunikasi illegal.

3. Munculnya tambang batubara .

Pusat Penelitian Hutan tropis (PPHT) Universitas Mulawarman di tunjuk sebagai pengelola pada Kawasan Taman Hutan Raya (tahura) Bukit Soeharto berdasarkan SK. Nomor : 160/MENHUT-II/2004 Pasal 4 Menunjuk Universtas Mulawarman sebagai pengelola hutan Penelitian dan Pendidikan Universitas Mulawarman keputusan ini ditetapkan pada tanggal 4 juni 2004.

Dari hasil wawancara dilapangan penetapan kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian Bukit Soehrto sebagai kawasan hutan dengan tujuan khusus di pergunakan untuk keperluan penelitian dan pengembangan dan pendidikan dalam pemanfaatan kawasan hutan dengan tujuan khusus tidak boleh mengubah fungsi pokok kawasan hutan itu sendiri yaitu sebagai kawasan hutan konservasi yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 160/MENHUT-II/2004 ditunjuk Pusat Penelitian Hutan Tropis sebagai pengelola berhak melakukan kegiatan berupa kewenangan untuk membangun tata batas , perencanaan pengelolaan kawasan hutan, pengawasan kawasan hutan, hingga evaluasi agar memudahkan pihak

Pusat Penelitian Hutan Tropis Unmul dalam mengelola dan mengawasi wilayahnya dari berbagai aktifitas illegal ( illegal logging, illegal mining), perambahan oleh penduduk sekitar dan kegiatan lainnya yang dapat mengancam kelestarian kawasan hutan Pendidikan dan Penelitian Hutan Tropis Bukit Soeharto namun kendala yang dialami dilapangan adalah adanya ego sektoral antara kewenangan pusat dan kewenangan daerah dengan memberikan pembatasan wewenang oleh Departemen kehutanan dan dinas kehutanan yang tidak bersepakat pengelolaan kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian hanya diberi kewenangan sebagai kawasan pendidikan dan penelitian saja.

Pasal 1 butir 1 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009

tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 45 Tahun 2004 tentang perlindungan Hutan menjelaskan pengertian dari perlindungan hutan yaitu:

“usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan , kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama,dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak Negara masyarakat, dan per orangan atas hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.”

Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 45 Tahun 2004 tentang perlindungan Hutan menetapkan tujuan dan prinsip perlindungan hutan

bertujuan untuk menjaga hutan, hasil hutan, kawasan hutan dn lingkungannya, agar fungsi lndung, fungsi konservasi, dan produksi tercapai secara optimal dan lestari.

Prinsip-prinsip perlndungan Hutan terdiri atas upaya-upaya :

a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama serta penyakit. b. Mempertahankan dan

menjaga hak-hak Negara,

masyarakat, dan

perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta

perangkat yang

berhubungan dengan pengelolaan hutan.

Untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang di sebabkan oleh perbuatan manusia, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat :

a. Melakukan sosialisai dan penyuluhan peraturan perundang –undangan dibidang kehutanan. b. Melakukan inventarisasi permasalahan. c. Mendorong peningkatan produksivitas masyarakat d. Memfasilitasi terbentuknya kelembagaan masyarakat. e. Meningkatkan peran serta

masyarakat dalam kegiatan pengelolaan hutan

f. Melakukan kerja sama dengan pemegang hak atau izin

g. Meningkatkan evektivitas koordinasi kegiatan perlindungan hutan

h. Mendorong terciptanya alternative mata pencarian masyarakat.

i. Meningkatkan evektifitas pelaporan terjadinya gangguan keamanan hutan.

j. Memngambil tindakan pertama yang diperlukan terhadap gangguan keamanan hutan.

k. Mengenakan sanksi terhadap pelanggaran Hukum.29

Perlindungan dan pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab pengelolanya30, dalam hal ini adalah Pusat Penelitian Hutan tropis (PPHT) Universitas Mulawarman yang di tunjuk sebagai pengelola pada Kawasan Taman Hutan Raya (tahura) Bukit Soeharto berdasarkan SK. Nomor : 160/MENHUT-II/2004 Pasal 4 Menunjuk Universtas Mulawarman sebagai pengelola hutan Penelitian dan Pendidikan Universitas Mulawarman.

29 Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 45 Tahun 2004 tentang perlindungan Hutan

30 Ibid Pasal 8 ayat 3

Perlindungan dan pengelolaan hutan dengan tujuan khusus terdiri dari upaya seperti berikut ini:

a. Mengamankan areal kerja yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan termasuk tumbuhan dan satwa.

b. Mencegah kerusakan hutan dari perbuatan manusia dan ternak, kebakaran hutan, hama, dan penyakit, serta daya-daya alam. c. Mengambil tindakan

pertama yang diperlukan terhadap adanya gangguan keamanan hutan di area kerjanya.

d. Melaporkan setiap adanya kejadian pelangaran hukum di areal kerjanya kepada instansi kehutanan terdekat

e. Menyediakan sarana dan prasarana, serta tenaga pengamanan hutan sesuai dengan kebutuhan.31

Pada tahun 2006 di bangun Pusat informasi Hutan Hujan Tropis Tertpadu dengan Stop over/ Rest Area/ tempat pemberhentian sementara arah jalan samarinda-balikpapan di kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian Bukit Soeharto dengan luas 2 hecktar dengan kerjasama Gubernur Kalimantan timur dengan tujuan untuk menata warung-warung yang berada dikawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto agar lebih tertib dan mengantisipasi semakin maraknya pedagang kaki lima di sepanjang kawasan Hutan Pendidikan dan

31 Pasal 8 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 45 Tahun 2004 tentang perlindungan Hutan

Penelitian Bukit Soeharto universitas Mulawarman namun dalam pelaksanaanya hingga saat ini bangunan tersebut sudah jadi tetapi tidak ditempati oleh para pedagang kaki lima tersebut dengan alas an lokasi tersebut sempit dan tidak bisa di tempati.

Pasal 50 ayat 3 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Junto Undang-undang 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-undang menjelaskan “Setiap orang dilarang mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah”.

Dari hasil wawancara dengan pihak pengelola Pusat Penelitian Hutan tropis Universitas Mulawarman32 jika kita mengacu pada peraturan perundang undangan yang berlaku maka sangat jelas tidak boleh adanya berbagai kegiatan yang ada disekitar hutan karena dapat mengganggu dan merusak kawasan Hutan raya bukit Soeharto dan Kawasan dengan tujuan khusus yaitu kawasan Hutan Penelitian dan pendidikan Bukit soeharto, tetapi kenyataanya dilapangan menunjukkan adanya kebijakan yang dibuat oleh Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman bekerjasama dengan pemerintah provinsi Kalimantan Timur untuk menertibkan dengan membangun stop over/ rest area yang di peruntukkan bagi

32 Wawancara dengan bapak Dr. Syahrir yusuf, MP Kepala PPHT-UNMUL pada tanggal 15 juni 2012

pedagang kaki lima yang berada di sepanjang jalan Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto Universitas Mulawarman.

Adanya pembangunan tower listrik dan tower telekumunikasi di daerah Hutan pendidikan Universitas Mulawarman yang pembangunannya tidak pernah ada izin kepada pihak pengelola hingga saat ini belum ada upaya penegakan dari pihak berwenang maupun dari pihak yang membangun menghubungi pihak pengelola yaitu Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman (PPHT-Unmul) dari pihak pengelola sendiri tidak bisa menindak karena kewenangan hanya bersifat sebagai pengelola dibidang penelitian dan pendidikan , sementara dari pihak dinas kehutanan Kutai Kartanegara maupun Dinas Kehutanan Propinsi

Kalimantan Timur tidak ada melakukan tindakan hukum.

Pada prinsipnya penggunaan kawasan hutan harus sesuai dengan fungsi dan peruntukannya, tetapi tidak menutup kemungkinan penggunaan kawasan hutan yang menyimpang dengan fungsi dan peruntukannya.

Pasal 38 ayat 1 dan 2 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Junto Undang-undang 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-undang berbunyi :

1. Penggunaan kawasan hutan

untuk kepentingan

pembangunan di luar kegiatan

kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung.

2. Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan tanpa mengubahfungsi pokok kawasan hutan.

Berdasarkan ketentuan tersebut jelaslah bahwa kawasan hutan dapat dirubah peruntukannya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum, untuk mengalihkan fungsi dan peruntukannya harus ada izin dari Menteri Kehutanan.

Kepentingan umum yang dimaksud adalah kepentingan umum terbatas yaitu kepentingan untuk masyarakat yang dalam pelaksanaan

kegiatan pembangunannya dilakukan dan dimilki oleh instansi pemerintah serta tidak digunakan untuk mencari keuntungan, proyek yang dikategorikan untuk kepentingan umum seperti bidang keamanan dan pertahanan, pembuatan jalan umum, fasilitas pemakaman umum , repeater telekomunikasi, stasiun-stasiun pemancar radio, stasiun relay telivisi beserta sarana pendukungnya33.

Dari hasil wawancara dengan pihak Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman34, Kawasan hutan pendidikan dan Penelitian Bukit Soeharto adalah kawasan hutan konservasi35 yang merupakan kawasan

33 Salim, H.S ,2008, Dasar-dasar Hukum Kehutanan, Sinar Grafika, Jakarta, Halaman 90

34 Wawancara dengan bapak Dr. Sutedjo pada tanggal 7 juni 2012

35 Pasal 1 angka 9 Undang-undang 41 tahun 1999 tentang Kehutanan: Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya

hutan yang tidak boleh di ganggu oleh berbagai aktifitas diluar kehutanan .

Munculnya Penambangan Batubara di wilayah Taman hutan Raya Bukit Soehaeto dan wilayah Kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian Bukit Soeharto Universitas Mulawarman yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah (Pemkab Kukar) maupun pemerintah pusat sampai saat ini ada 21 ijin Kuasa Pertambangan (KP) dan 4 perusahaan tambang telah beroperasi sampai sekarang ,hal ini disebabkan adanya unsur kesengajaan dalam alih fungsi hutan dalam mengeluarkan ijin dari pemerintah daerah menggunakan SK. Menteri No. 79 tahun 2001 tentang penunjukan areal hutan dan perairan yang secara jelas itu salah karena status itu hanya baru berupa penunjukan atau menggunakan Surat

Keputusan Menteri kehutanan nomor 270 tahun 1991 tentang luas Hutan wisata bukit soeharto, tidak

menggunakan SK Nomor

557/Menhut-II/2009 sehingga terjadi kesalahan lampiran peta administrasi pembagian kawasan dan status taman hutan raya bukit soeharto sebagai hutan konservasi36.

36 Wawancara dengan bapak Dr. Sutedjo pada tanggal 7 juni 2012

Kesimpulan

Bedasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. pengelolaan Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara banyak mengalami berbagai permasalahan dan ancaman serius yang terdiri dari penguasaan lahan oleh masyarakat untuk bermukim, pedagang kaki lima dan perambahan lahan untuk tambang dan perkebunan, dan adanya ego sektoral antara pusat dan daerah untuk itu dibutuhkan penegakan hukum yang tegas untuk menindak berbagai pelanggaran yang terjadi baik pembuat kebijakan

dan pemberian ijin ditingkat pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

2. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan kawasan Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto di kabupaten Kutai Kartanegara tidak terlepas dari berbagai kepentingan yang terjadi di dalam kawasan kawasan Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto dengan diberikan pembatasan wewenang pengelolaan Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman

(PPHT-UNMUL) oleh

Departemen Kehutanan (pemerintah pusat) dan Dinas Kehutanan (pemerintah daerah yang hanya memberi hak dan kewenangan untuk pendidikan

dan penelitian saja yang sangat jelas bertentangan dengan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan

Nomor.160/MENHUT-II/2004 dalam pasal ke empat (4) memutuskan menunjuk Universitas Mulawarman (PPHT) sebagai pihak pengelola. SARAN Berdasarkan hasil

pembahasan, maka penulis memberikan saran kepada Pusat Penelitian Hutan Tropis universitas Mulawarman sebagai berikut :

1. Dalam pengelolaan Kawasan Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto jangan ada ego

sektoral antara pusat dan daerah sebaiknya saling bekerja sama dalam pengelolaanya melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup agar lingkungan hidup dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat serta makhluk hidup lain.

2. Kepada pihak pengelola kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian Bukit Soeharto yakni Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman (PPHT-UNMUL) agar duduk

bersama dengan

pemerintah pusat (Departemen Kehutanan) dan pemeritah daerah

(Dinas Kehutanan ) serta Kementrian Kehutanan untuk menyelesikan permasalahan tumpang tindih penggunaan lahan dan penyalahgunaan wewenang di kawasan Hutan Bukit Soeharto agar tidak semakin merusak kawasan ekologi hutan tersebut dan menertibkan pelanggaran terutama pertambangan yang berada di kawasan hutan dengan tujuan khusus yaitu hutan Pendidikan dan Penelitian Bukit Soeharto.

Dokumen terkait