• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bukit Soeharto di

Kabupaten Kutai

Kartnegara

Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Jo Undang-undang 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-undang menjelaskan pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem yang berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang di dominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan.

Hutan Pendidikan dan Penelitian Bukit Soeharto Universitas Mulawarman (HPPBS Unmul) merupakan Kawasan Hutan Dengan

Tujuan Khusus (KHDTK) yang berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto. Sejak tahun 1997, melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 2/Menhut-VII/1997 diberikan ijin prinsip pengelolaan kawasan kepada Universitas Mulawarman seluas 20.271 hektar. Ijin prinsip pengelolaan ini kemudian dikuatkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. 160/Menhut-II/2004 yang menetapkan bagian dari Taman Hutan Raya Bukit Soeharto sebagai Hutan Penelitian dan Pendidikan Universitas Mulawarman.

Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto merupakan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya, Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus merupakan bagian dari

sebuah kawasan hutan yang diberikan kewenangan khusus di dalam pengelolaannya. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus ditetapkan dengan sesuai dengan pasal 8 UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan yang berbunyi :

1. Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan tertentu untuk tujuan khusus.

2. Penetapan kawasan hutan dengan tujuan khusus, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperlukanuntuk kepentingan umum seperti:

a. penelitian dan pengembangan, b. pendidikan dan

latihan, dan c. religi dan budaya. 3. Kawasan hutan dengan tujuan

pada ayat (1), tidak mengubah fungsi pokok kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 622.

Penunjukan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus juga didasarkan pada pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan yang berbunyi Dalam rangka kepentingan penelitian, pengembangan, pendidikan dan pelatihan kehutanan, religi dan budaya, Menteri menetapkan perlindungan hutan dengan tujuan khusus, selanjutnya pasal 8 Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan menyebutkan bahwa Kawasan yang

22 Pasal 6 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Hutan mempunyai tiga fungsi, yaitu:

a. Fungsi konservasi, b. Fungsi lindung, dan c. Fungsi produksi.

diberikan ijin Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus dikelola dan menjadi tanggung jawab dari pengelola yang diberikan perijinan.

Pasal 21 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 menyatakan ; Pengelolaan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b, meliputi kegiatan:

a. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutann.

b. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,.

c. Rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan.

d. Perlindungan hutan dan konservasi alam.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2007 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan menjelaskan yang dimaksud Pengelolaan Hutan adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari, dari hasil Penelitian menunjukkan bahwa kawasan Hutan Bukit soeharto sebagai daerah hutan konservasi, kemudian sebagian terbagi menjadi kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus guna dikelola untuk kepentingan umum yaitu sebagai tempat penelitian dan pendidikan yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan SK. Nomor : 160/MENHUT-II/2004 sebagai Kawasan hutan dengan tujuan Khusus, dalam Pengelolaan hutan didasarkan atas manfaat dan lestari,

kerakyatan, keadilan kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan.23

Pasal 3 Undang-undang Kehutanan Nomor. 41 tahun 1999 Tujuan Pengelolaan Hutan adalah untuk :

a. menjamin

keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional;. b. mengoptimalkan

aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, yang seimbang dan lestari;

c. meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai;

d. meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaan masyarakat secara partisipatif, berkeadilan, dan

23 Pasal 2 Undang-undang Nomor. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan

berwawasan

lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi serta ketahanan terhadap akibat perubahan eksternal; dan e. menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Pengelolaan kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto dan taman Wisata Alam dikelola dibawah kewenangan pemerintah daerah yaitu Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur dalam melakukan kegiatan inventarisasi potensi kawasan, perindungan dan pengelolaan serta pemanfaatan untuk keperluan penelitian , ilmu pengetahuan dan wisata.

Hasil wawancara dengan Kepala Pusat Penelitian Hutan Tropis

(PPHT-UNMUL)24, Kegiatan Pengelolaan kawasan Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto diperuntukkan sebagai kawasan untuk penelitian dan pendidikan bagi kalangan mahasiswa yang melakukan praktek ilmu kehutanan baik dari mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman maupun dari lembaga lain yang melakukan riset tentang flora dan fauna yang terdapat dalam Hutan Pendidikan dan Penelitian Bukit Soeharto juga menjalin kerjasama dari luar negeri yaitu dengan para peneliti dan mahasiswa jepang dan Australia tentang hutan tropis.

Pada tahun 1997-1998 terjadi kebakaran meliputi tanaman reboisasi (6.580 ha), alang-alang (1.270ha), semak dan lading (8,0 ha) yang

24 Syahril yusuf kepala PPHT UNMUL Tahun 2012

terjadi di dalam kawasan Hutan setidaknya terdapat 23 titik api batu bara yang luasnya antara 50-300 m2/titik sehingga bisa merupakan ancaman terjadinya kebakaran ulang pada kawasan hutan untuk itu di kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian Bukit Soeharto dilakukan kegiatan program rehabilitasi oleh Pusat Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto diantaranya :

a. Dalam skala dan tujuan penelitian bekerja sama dengan Politehnik Pertanian Negeri Samarinda .

b. Kerjasama dengan CIFOR juga dalam skala penelitian

c. Kerjasama rehabilitasi dengan BPDAS pada tahun 2002 dengan melakukan penanaman seluas 100 ha dengan

perbandingan jenis kehutanan dan MPTS 70% : 30%

d. Kerjasama rehabilitasi dengan Dinas Kehutanan Kutai Kartanegara tahun 2003 dengan luas areal penanaman 717 ha.

e. Kerjasama lanjutan dengan Dinas Kehutanan Kutai Kartanegara tahun 2004 dengan luas reboisasi 553 ha. f. Kerjasama lanjutan dengan

Dinas Kehutanan Kutai Kartanegara tahun 2006 dengan luas areal 440 ha. g. Kerjasama dengan organisasi

VIVO/NEC jepang 3 hektare tahun 2005 4 hecktare dan pada tahun 2006-2008 1 hektare.25

25 PPHT-UNMUL 2009

Universitas Mulawarman melalui Pusat Penelitian Hutan tropis bekerjasama dengan fakultas Kehutanan melakukan proram penanaman dan rehabilitasi dalam perjalanannya kurang sebanding dengan biaya yang di keluarkan dalam proses pengelolaannya untuk itu Pusat Penelitian Hutan Tropis (PPHT) Universitas Mulawarman sebagai pengelola mengajak masyarakat baik perorangan ataupun kelompok, pihak swasta, juga termasuk pihak asing, untuk terlibat atau berperan langsung dalam kegiatan dan pendanaan dan penanaman di Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto (HPPBS) dengan skemanya seperti berikut ini:

a. Menanam untuk menjadikan pohon asuh (10 hingga 100 pohon maksimum pertahun) atau membangun petak asuh

(1 hingga 10 hektar maksimur pertahun.

b. Mitra pendana dapat melakukan kerjasama satu tahun atau lebih tergantung kesepakatan

c. Lokasi penanaman, jenis tanaman yang diinginkan serta besarnya pembiayaan dibicarakan dan disepakati dari awal antara pengelola dengan mitra pendana

d. Dalam pelaksaan strategi kemitraan penanaman ini pihak Pusat Penelitian Hutan Tropis bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman guna memberi bimbingan/advokasi teknis. e. Mitra pendana dapat

melakukan serta mengawasi sendiri skema penanaman

yang dipilih atau dapat juga melakukan bersama-sama pihak Pusat Penelitian Hutan Tropis maupun pihak Fakultas Kehutanan, serta pihak mitra berhak atas pengakuan publikasi dan sertifikat keberhasilan berdasar evaluasi.26

Peran serta masyarakat dalam perlindungan hutan diatur dalam Pasal 69 ayat 1 dan 2 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Jo Undang-undang 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-undang dtentukan bahwa

26 Wawancara dengan bapak Dr. Sutedjo Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman pada tanggal 6 juni 2012

masyarakat berkewajiban untuk ikut serta memelihara dan menjaga kawasan hutan dari gangguan dan perusakan dalam melaksanakan rehabilitasi hutan masyarakat dapat meminta pendampingan, pelayanan dan dukungan kepada lembaga swadaya masyarakat, pihak lain atau pemerintah.

Pasal 65 Undang-Undang nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan :

1. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.

2. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam

memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Melalui program kegiatan tersebut diharapkan dapat menimbulkan peran masyarakat maupun perorangan ataupun kelompok baik pihak swasta maupun asing lebih sadar dan aktif dalam kegiatan memperbaiki atau merehabiltasi kawasan hutan konservasi yaitu Kawasan Hutan Pendidikan Dan Penelitian Bukit Soeharto Universitas Mulawarman dan dari pihak pengelola sendiri hal ini lebih efisien dan transparansi dalam pengelolaan pembiayaan reboisasi27.

Rehabilitasi hutan dan lahan dilakukan dengan tujuan untuk memulihkan , mempertahankan dan

27 Wawancara dengan bapak Dr.Sutedjo PPHT-UNMUL Divisi Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Tahun 2012

meningkatkan fungsi hutan dan lahan shingga fungsi daya dukung, prodktifitas , system penyangga kehidupan dapat terjaga, bentuk-bentuk rehabilitasi hutan dan lahan terdiri dari reboisasi, penghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman atau penerapan teknik konservasi tanah secara vegetative dan sipil teknis pada lahan kritis dan tidak produktif28.

2. Kendala-Kendala Pusat

Dokumen terkait