BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Kendala Kompetensi Pedagogik Guru
Ada beberapa hal yang menjadi penghambat dalam kompetensi pedagogik guru. Yang pertama dalam mengembangkan potensi peserta
100
didik. Sudah menjadi tugas guru untuk mengembangkan potensi peserta didik, akan tetapi dalam pengembangan potensi peserta didik harus didukung penuh oleh orangtua. Sebagai orangtua peserta didik juga memiliki peran dalam mengembangkan potensi anak. Akan tetapi banyak orangtua yang kurang mendukung potensi yang dimiliki anaknya. Semisal berhalangan mengantar anak untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahan dikarenakan sibuk bekerja maka potensi yang sebenarnya dimiliki oleh anak akan menjadi sia-sia. Hal ini dijelaskan oleh ES:
“Kendala ada pada orangtua, apabila anak menunjukan potensi pada bidang drumband tetapi orangtua tidak bisa mendukung atau mengantar pada saat kegiatan potensi anak tersebut menjadi sia-sia. Anak TK itu masih 100% dipegang orangtua jadi akan sangat sulit apabila orangtua berhalangan untuk bisa mendukung potensi yang dimiliki anaknya sendiri, orangtua juga punya alasan tersendiri misal karena terlalu sibuk bekerja sehingga tidak bisa mengantar anak kegiatan ekstrakurikuler. Potensi yang dimiliki anak butuh dukungan orangtua, sebagai orangtua juga harus memiliki peran dalam pengembangan potensi anak, misalnya membantu merangsang potensi anak dan memotivasi anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.” (31/6/2016)
MJ juga menambahkan:
“Kalau tentang kendala, kebetulan kita bekerja sama dengan masing-masing pembimbing atau pendamping ekstra, siapa yang berminat nanti akan diikutkan dalam kegiatan ekstra. Kalau untuk potensi selain dalam dirinya memang ada bakat itu butuh dukungan dari orangtua, tetapi ada orangtua yang kurang mendukung walaupun dalam diri anaknya terdapat potensi yang baik sehingga potensi tersebut tidak tergali dengan maksimal, dukungan orangtua sangat dibutuhkan dalam pengembangan potensi anak selain dari fasilitas
101
maupun yang lain-lain, namun orangtua juga pasti mempunyai alasan tersendiri” (1/6/2016)
Menjadi kewajiban orangtua untuk juga belajar dan terus menerus mencari ilmu. Orangtua harus lebih memperhatikan anak-anak mereka, melihat potensi dan bakat yang ada di diri anak-anak mereka, memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung potensi anak didik agar berkembang secara maksimal.
Kendala lain dialami ketika guru mengebangkan kurikulum. Guru memang diwajibkan untuk mengembangkan kurikulum sebagaimana tercantum dalam kompetensi pedagogik yang harus dimiliki seorang guru. Tugas guru yang terlalu banyak dikarenakan tuntutan administrasi membuat guru kesulitan dalam mengembangkan kurikulum. Masalah waktu yang dianggap kurang membuat guru tidak maksimal dalam mengembangkan silabus. Hal ini dijelaskan oleh MJ:
“Kita cuma masalah waktu saja, karena guru sekarang tugasnya banyak karena tuntutan administrasi yang juga banyak sekali. Administrasi banyak dan waktunya juga terbatas. Di TK Negeri 2 Yogyakarta kegiatannya full dari jam setengah 8 kalau memegang kegiatan drumband saat latihan diluar itu sampai jam 2, jadwalnya padat dan tidak ada waktu yang lebih mengerjakan silabus walaupun sampai dibawa pulang kerumah terkadang juga tidak selesai” (1/6/2016)
Sama halnya dengan pengembangan kurikulum, evaluasi hasil belajar memiliki kendala yang sama. Evaluasi hasil belajar dengan bentuk rapor yang berupa narasi membutuhkan waktu yang tidak sedikit
102
sedangkan apa yang perlu dikerjakan untuk administrasi melebihi waktu yang tersedia. Hal ini yang dirasakan oleh ES:
“Kesulitan yang saya rasakan adalah rapor yang berupa narasi, karena waktu yang sedikit sedangkan apa yang perlu dikerjakan untuk administrasi melebihi waktu yang tersedia” (31/5/2016)
b. TK Laboratori Pedagogia
Terdapat beberapa kesulitan-kesulitan dalam pengembangan kompetensi pedagogik guru di TK Laboratori Pedagogia. Kesulitan yang pertama dirasakan pada saat menerapkan model pembelajaran kelompok yang meyesuaikan dengan minat peserta didik. Pembelajaran dengan model kelompok yang disesuaikan dengan minat peserta didik akan berdampak terhadap kepada hasil yang diperoleh setiap anak menjadi tidak sama. Hal ini akan berdampak langsung pada proses penilaian karena pada saat proses pembelajaran apa yang dikerjakan anak berbeda-beda, sehingga akan menyulitkan guru dalam menilai. Hal tersebut dijelaskan oleh MW:
“Kesulitan yang dialami itu lebih ke anak-anaknya karena hasil yang diperoleh satu dengan yang lain itu tidak sama, efeknya akan terasa saat proses penilaian karena hal dikerjakan setiap anak itu berbeda-beda.” (14/6/2016)
Berbeda dengan MW yang mengalami kesulitan pada saat proses penilaian, DS mengalami kesulitan pada saat menyiapkan media pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran guru harus menyiapkan media pembelajaran sesuai jumlah anak peserta didik yang
103
ada karena guru belum mengerti apa yang akan dikerjakan oleh peserta didik
“Kesulitan guru ada pada penyiapan media pembelajarannya, karena kita harus menyiapkan media sesuai dengan jumlah peserta didik yang ada untuk jaga-jaga, karena guru belum tahu apa yang ingin di kerjakan anak didiknya nanti” (15/6/2016)
Kendala atau kesulitan yang lain adalah pada saat pemahaman karakteristik siswa. Guru diharuskan untuk bisa mengenal karakteristik peserta didik dengan baik. Kesulitan yang dialami adalah ketika orangtua tidak jujur pada awal dalam menyampaikan karakteristik anak mereka. Terkadang ada orangtua yang cenderung tidak terbuka terhadap guru karena berusaha menutup-nutupi kekurangan anak mereka sendiri. Hal ini dijelaskan oleh MW:
“Kesulitan itu biasanya terjadi karena orangtua pada saat penyampaian di awal itu tidak jujur atau kurang terbuka kepada guru tentang karakter anak. Contoh orangtua ada yang berkata bahwa anak sudah tidak ngompol, akan tetapi pada saat pembelajaran masih ada yang pipis dicelana, jadi kekurangan anaknya terkadang ditutup-tutupi, sehingga kita sebagai guru akan kesulitan pada awal mengenal karakter siswa” (14/6/2016)
Kesulitan yang lain dalam memahami karakteristik siswa dikarenakan adanya perubahan mood yang dialami peserta didik. Karakteristik peserta didik bisa saja berubah karena aadanya perubahan mood tersebut. Perubahan mood bisa saja terjadi dikarenakan sesuatu hal yang dialami peserta didik di pagi hari sebelum berangkat sekolah. Hal yang
104
menjadikan anak yang periang menjadi pendiam bisa dikarenakan peserta didik sedang sedih atau sehabis menangis di pagi hari sebelum berangkat sekolah. Hal ini disampaikan oleh DS:
“Saya sendiri kesulitan apabila terjadi perubahan mood anak-anak yang bisa merubah karakter periang menjadi pendiam selama pembelajaran, perubahan mood bisa terjadi karena misal ada kejadian di pagi hari sebelum berangkat ke sekolah yang membuat anak menjadi sedih atau bisa jadi karena anak habis menangis. Orangtua biasanya saat mengantar mengatakan kepada guru piket yang ada di luar apabila anak sedang tidak mood” (15/6/2016)
Berikutnya dalam hal mengembangkan potensi peserta didik, guru mengalami kesulitan dalam memahamkan kepada orangtua ketika anaknya tidak bisa mengikuti lomba untuk menunjukan dan mengembangkan potensinya lebih lanjut. Tidak semua peserta didik bisa mengikuti lomba yang ada karena memang peserta yang dibolehkan memang dibatasi. Sehingga dengan terpaksa sekolah hanya mengikutkan peserta didik yang memang benar-benar berbakat dalam bidang yang dilombakan. Hal ini dijelaskan oleh DS:
“Kesulitan kami dalam memberikan pemahaman kepada orangtua, terkadang lomba itu pesertanya dibatasi, seharusnya bagaimana caranya agar semua anak bisa ikut dalam lomba, anak tidak untuk dibanding-bandingkan, akan tetapi penyelenggara lomba sering membatasi jumlah peserta.” (15/6/2016)
Hal yang sama juga disampaikan oleh MW:
“Karena tidak semua anak berpotensi pada suatu ekstrakurikuler, jadi kesulitannya untuk penyampaian ke wali apabila ada kegiatan diluar sekolah, karena kita hanya
105
mengikutsertakan anak yang memang berpotensi besar pada suatu bidang. Jadi intinya kendala yang dihadapi apabila anak tidak berpotensi di suatu bidang ekstrakurikuler maka tidak kita ikutsertakan dan kita akan alihkan ke bidang ek strakurikuler yang sekiranya dia memang berminat dan mempunyai bakat.” (14/6/2016)