• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala dalam Pengajaran Materi Fisika Berintegrasi dengan Keislaman Penetapan perubahan IAIN menjadi UIN, hendaknya dimaknai bukan hanya

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Hasil Penelitian

3. Kendala dalam Pengajaran Materi Fisika Berintegrasi dengan Keislaman Penetapan perubahan IAIN menjadi UIN, hendaknya dimaknai bukan hanya

sekedar sebagai anugrah tetapi juga sekaligus sebagai amanah. Amanah negara, amanah masyarakat, dan amanah dari Allah swt. Sebagai anugrah kita wajib mensyukuri dan memanfaatkannya. Sebagai amanah kita wajib melaksanakan, minimal seluruh isi proposal awal yang sekaligus menjadi kontrak dengan pemerintah(negara). Di sinilah tantangan sekaligus peluang untuk mengembangkan UIN ke depan.85

Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar adalah lembaga pendidikan tinggi islam yang berusaha untuk mendidik generasi muda islam berdasarkan nilai-nilai dasar ajaran islam serta prinsip-prinsip ilmu pokok ilmu pengatahuan yang berlaku secara universal. Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UIN Alauddin berusaha memposisikan disri sebagai salah satu pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang mendorong dinamika kehidupan masyarakat yang berbasis pada kedalaman aqidah dan pemahaman ajaran islam secara baik serta penguasaan sains dan tekhnologi. Akan tetapi dalam melakasanakan beberapa kewajiban di atas terutama dalam menerapkan nilai-nilai keislaman tentunya tidak terlepas dari hambatan atau kendala. Beberapa hambatan yang peneliti peroleh setelah diadakan wawancara dan observasi akan di paparkan sebagai berikut:

a. Kurangnya pemahaman dosen tentang keislaman

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentranformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

85

Nurman Said, dkk., Sinergi Agama dan Sains Ikhtiiar membangun Pusat Peradaban Islam. h .xxvi

teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian kepada masyarakat. Profesional dalam hal ini adalah menggambarkan kemampuan khusus yang sadar dan terarah kepada tujuan-tujuan tertentu. Adapun salah satu dalam kompetensi ini seorang dosen hendaknya mampu untuk: Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang ditempuh. Salah satu contohnya adalah bagaimana seorang dosen mampu mengintegrasikan materi-materi yang diajarkan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Akan tetapi kenyataan yang tejadi dilapangan terkhusus di jurusan pendidikan fisika pelaksanan integrasi masih sangat kurang hal ini disebabkan karena keterbatasan dosen dalam memahami nilai nilai keagamaan. Para dosen di jurusan pendidikan fisika rata-rata merupakan alumni dari universitas umum sehingga kemampuan dari segi keagamaan sendiri masih sangat kurang. Mereka juga jarang mengikuti kegiatan-kegiatan ataupun kajian yang berabau islami, jarang bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemahaman keislaman sehingga hal tersebut menjadi penentu bagaiamana ia memilki kedalaman pemahaman tentang keagamaan. Kelemahannya juga berada pada cara perekretuan dosen yakni tidak adanya penyeleksian kemampuan dosen dalam mengintegrasikan keilmuannya dengan keislaman. Sehingga solusi dari permasalahan yang dialami di atas para dosen harus banyak belajar tentang keagamaan terkhusus ilmu Al-Qur‟an, mencari buku buku atau modul alternatif ataupun sumber-sumber lainnya yang sesuai dengan integrasi khususnya sains dan Al-Qur‟an dan bertanya kepada ahliny (ahli agama)

b. Belum adanya buku standar yang dapat dijadikan pegangan dosen yang telah memuat materi yang terintegrasi dengan nilai Islam

Hal ini berakibat proses pengintegrasian diserahkan secara menyeluruh kepada masing-masing dosen. Sehingga kelemahannya tidak setiap dosen memiliki kapasitas yang memadai dari sisi kedalaman dalam memahami Islam.

c. Tidak ada tuntutan dari universitas secara mengikat terkait pelaksanaan integrasi ini.

Hal ini juga berhubungan dengan kesadaran diri dari tiap dosen yaitu kurangnya keinginan untuk mengintegrasikan materi yang diajarkan dengan keislaman karena mereka beranggapan bahwa tidak ada tututan dari atasan mengenai integrasi itu sendiri artinya tidak ditekankan dalam bentuk pengawasan atau pemeriksaan silabus dari para dosen sehingga mereka acuh tak acuh untuk melakukan hal tersebut dan jika ingin mengitegrasikan mereka menganggap bahwa tidak ada format yang jelas mengenai integrasi itu seperti apa, Jadi seharusnya ada peraturan dari pihak universitas yang mewajibkan kepada seluruh dosen untuk membuat modul pembelajaran yang mengintegrasikan dengan keislaman, tanpa adanya modul tersebut tunjangan tidak akan diberikan kepada dosen.

d. Kurangnya pelatihan-pelatihan dari Universitas yang membahas tentang integrasi Universitas ini dituntut untuk diadakan integrasi sebagaiman tercermin dalam visi dan misi UIN Alauddin ini, akan tetapi dari segi pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada tiap dosen sangat kurang sehingga mereka tidak paham tentang bagamana pelaksanaan integrasi. Pihak Universitas tidak memberikan pelatihan-pelatihan terkait integrasi kepada setiap dosen melainkan hanya dosen-dosen tertentu yang di beri kesempatan untuk mengikutinya. Seperti adanya pelatihan pembuatan

modul pembelajaran StiLes (modul pembelajaran yang mengandung nilai-nilai islam) Seperti setelah diadakan wawancara enam dosen hanya satu yang mengikuti kegiatan pelatihan ini sedangkan yang lain tidak pernah mengikutinya, sehingga hal ini menjadi pertanyaan langsung untuk pihak universitas. Jadi seharusnya pihak universitas memberikan banyak pelatihan-pelatihan terkait integrasi sehingga dosen bias memahami integrasi yang sebenarnya dan juga hal yang harus dilakukan oleh para dosen adalah banyak mengikuti seminar-seminar tentang integrasi(hubungan sains dan Al-Qur‟an meskipun bukan dari universitas.

e. Terbatasnya referensi atau buku-buku terkait integrasi.

Faktor selanjutnya terkait referensi yang digunakan dalam melakukan integrasi. Dari beberapa dosen yang peneliti wawancara faktor penyebab yang paling urgent tidak diadakan integasi adalah karena kurangnya referensi atau buku-buku tentang intgrasi ini. Sebenarnya untuk peneliti sendiri hal ini tidak menjadi persoalan utama karena sekarang kita sudah berada di dunia modern yang berarti mencari referensi bisa kita dapatkan di mana saja, terlebih lagii teknolgi yang semakin canggih sehingga kita bisa menggunakan tekhnolgi tersebut untuk mendapatkan informasi kemudian peneliti juga melihat bahwa sebenarnya buku-buku di perpustakaan Universitas banyak yang membahas tentang bagaiamana fisika dalam Al-Qur‟an, islamisasi sains dan agama, integrasi ilmu umum dan ilmu agama dan masih banyak lagi buku-buku yang lainnya tentang hubungan antara sains dan agama, hanya saja keinginan untuk mencari yang sangat kurang.

f. Input mahasiswa yang variatif

Input mahasiswa yang variatif artinya lulusan mahasiswa yang berbeda beda seperti terdapat lulusan pesantren, ada yang dari madrasah dan ada juga dari lulusan

SMA umum. Dari faktor ini menyebabkan minat mahasiswa berbeda beda (bervariatif), sehingga ketika dosen menjelaskan mengenai materi fisika kemudian terdapat ayat-ayat Al-Qur‟an di dalamnya maka terkadang terdapat mahasiswa yang merasa bosan, hal ini di sebabkan karena merak ketika berada di bangku sekolah jarang membahas terkait hal-hal yang berabau keagamaan sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk para dosen menganai cara menggunakan metode yang tepat ketika mengajar dengan menggunakan unsur integrasi sehingga mahasiswa menyukai pembelajaan tersebut.

g. Beberapa materi fisika belum mampu diintegrasikan dengan keislaman

Artinya hanya materi-materi tertentu yang bisa dikaitkan dengan Al-Qur‟an seperti mata kuliah elektroika yang sangat sulit untuk diterapkan integrasi ini karena di dalamnya membahas tentang kelistrikan, akan tetapi pada hakekatnya semua materi dapat diintegrasikan dengan keislaman (Qur‟an) karena sebenarnya Al-Qur‟an merupakan sumber segala ilmu pengetahuan, hanya saja keterbatasan kemampuan kita dalam menelaah ilmu Al-Qur‟an.

Hambatan integrasi nilai-nilai islam dalam pembelajaran fisika serta mengatasi kendala tersebut akan di rangkum dalam bentuk bagan berikut ini: