• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Kepuasan dan Kenyamanan Konsumen Terkait

4.3.3. Kenyamanan Konsumen Terkait Demograf

Penilaian konsumen terhadap pelayanan non-essential tentunya juga dipengaruhi oleh karakteristik demografi konsumen. Konsumen dikelompokkan berdasarkan pengeluaran khusus untuk salon kecantikan, pekerjaan, dan pendidikan terakhir.

Tabel 14. Penyebaran Konsumen Sesuai Pengeluaran Khusus Untuk Salon Kecantikan Pada Setiap Kelas Salon Kecantikan Pengeluaran Khusus

Untuk Salon Kecantikan

Kelas Salon Kecantikan (%) Jumlah (%) Ramai Sedang Sepi

< Rp. 50.000 43,75 56,25 0,00 100 Rp. 50.000 - Rp. 150.000 28,57 51,79 19,64 100 Rp. 150.001-Rp. 250.000 21,43 35,71 42,86 100 Rp. 250.001-Rp. 350.000 66,67 0,00 33,33 100 > RP. 350.000 0,00 0,00 100,00 100 Konsumen yang berpengeluaran khusus untuk salon kecantikan sebesar kurang dari 50.000 rupiah tidak ada di salon kecantikan yang konsumennya tergolong sepi. Hal ini dikarenakan salon kecantikan yang konsumennya tergolong sepi merupakan salon kecantikan yang bertarif lebih tinggi. Sedangkan pada konsumen yang berpengeluaran khusus untuk salon kecantikan sebesar 250.000 hingga 350.000 rupiah, persentase terbesar ada pada salon kecantikan yang konsumennya tergolong banyak. Hal ini menandakan bahwa konsumen salon kecantikan yang konsumennya tergolong banyak dalam 1 bulan sering sekali datang ke salon kecantikan tersebut, sehingga pengeluaran khusus untuk salon kecantikan pun meningkat hingga mencapai 350.000 rupiah.

Tabel 15. Penyebaran Konsumen Pada Setiap Kelas Salon Kecantikan Sesuai Pengeluaran Khusus Untuk Salon Kecantikan

Pengeluaran Khusus Untuk Salon Kecantikan

Kelas Salon Kecantikan (%) Ramai Sedang Sepi < Rp. 50.000 21,88 20,93 0,00 Rp. 50.000 - Rp. 150.000 50,00 67,44 44,00 Rp. 150.001-Rp. 250.000 9,38 11,63 24,00 Rp. 250.001-Rp. 350.000 18,75 0,00 12,00 > RP. 350.000 0,00 0,00 20,00 Jumlah (%) 100 100 100

44

Salon kecantikan dengan tingkat keramaian berapapun, persentase terbesar pada pengeluaran khusus untuk salon kecantikan ada pada 50.000 hingga 150.000 rupiah. Hal ini menandakan pada setiap salon kecantikan dengan tingkat keramaian berapapun tidak berbeda kecenderungannya terhadap pengeluaran khusus konsumen untuk salon kecantikan. Perbedaannya terletak pada frekuensi kunjungan konsumen, dimana 50.000 hingga 100.000 dapat dihabiskan dengan beberapa kali kunjungan pada salon kecantikan yang konsumennya tergolong banyak. Hal in dikarenakan salon kecantikan yang konsumennya tergolong banyak merupakan salon kecantikan yang bertarif lebih rendah.

Tabel 16. Tingkat Kenyamanan (Non-essential) Terkait Pengeluaran Khusus Untuk Salon Kecantikan dan Kelas Salon Kecantikan Pengeluaran Perbulan Untuk

Perawatan Kecantikan

Kelas Salon Kecantikan Total Ramai Sedang Sepi

< Rp. 50.000 3 3 - 3 Rp. 50.000 - Rp. 150.000 3 3 3 3 Rp. 150.001-Rp. 250.000 4 4 4 4 Rp. 250.001-Rp. 350.000 3 - 4 4 > RP. 350.000 - - 3 3 Total 3 3 4 -

Jumlah pengeluaran konsumen perbulan untuk perawatan kecantikan juga mempengaruhi tingkat kenyamanan yang dirasakan konsumen. Konsumen yang berpengeluaran dibawah 50.000 hingga 250.000 rupiah merasa cukup nyaman dan nyaman terhadap pelayanan non-essential yang diberikan salon kecantikan di tingkat keramaian berapapun. Kenyamanan tertinggi dirasakan oleh konsumen yang mengeluarkan 150.001 rupiah hingga 350.000 rupiah perbulannya untuk perawatan kecantikan.

Batas maksimum pengeluaran khusus konsumen untuk salon kecantikan yang memberikan kepuasan yang maksimal dari pelayanan essential yaitu 250.000 rupiah. Jika konsumen mengeluarkan lebih dari 250.000 rupiah perbulannya untuk perawatan kecantikan, konsumen merasa tidak seimbang dengan pelayanan non-essential yang didapat dari salon kecantikan. Oleh karena itu, kenyamanan konsumen menjadi turun. Seharusnya konsumen mendapat pelayanan non-essential yang lebih dari yang diberikan saat ini jika konsumen membayar lebih dari 250.000 rupiah perbulan.

Pengeluaran khusus konsumen yang semakin rendah untuk ke salon kecantikan, tingkat kenyamanan yang dirasakan terhadap pelayanan non- essential semakin berkurang. Hal ini dikarenakan konsumen yang berpengeluaran lebih kecil sadar akan keterbatasan tingkat kenyamanan yang akan diperoleh. Tingkat kenyamanan tertinggi dirasakan oleh konsumen yang berpengeluaran khusus antara 150.001 rupiah hingga 250.000 rupiah perbulan. Ini merupakan harga yang seimbang dan pantas dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan pelayananessential dannon-essential dengan kepuasan dan kenyamanan tertinggi.

Tabel 17. Penyebaran Konsumen Sesuai Pekerjaan Konsumen Pada Setiap Kelas Salon Kecantikan

Pekerjaan Kelas Salon Kecantikan (%) Jumlah (%) Ramai Sedang Sepi

Pelajar/Mahasiswa 37,50 54,17 8,33 100 Pegawai Swasta 29,17 33,33 37,50 100 Pegawai Negeri 0,00 60,00 40,00 100 Wiraswasta 42,86 28,57 28,57 100 Ibu Rumah Tangga 36,36 18,18 45,46 100 Lainnya 0,00 40,00 60,00 100

Pelajar/mahasiswa cenderung tidak memilih salon kecantikan yang konsumennya tergolong sedikit. Hal ini dikarenakan salon kecantikan yang tergolong sedikit konsumennya menetapkan tarif yang lebih tinggi, sehingga tidak sesuai dengan kemampuan pelajar/mahasiswa dalam membayar. Pegawai swasta, ibu rumah tangga, dan profesi lainnya cenderung memilih salon kecantikan yang semakin sedikit konsumennya. Hal ini dikarenakan pegawai swasta, ibu rumah tangga, dan pekerjaan lainnya datang ke salon kecantikan untuk beristirahat sejenak dari rutinitas, sehingga lebih menginginkan suasana yang lebih rileks. Semakin sedikit konsumen suatu salon kecantikan membuat kondisi salon kecantikan menjadi semakin tenang sehingga konsumen pun menjadi semakin rileks dan kenyamanan tertinggi pun dapat dirasakan konsumen.

46

Tabel 18. Penyebaran Konsumen Pada Setiap Kelas Salon Kecantikan Sesuai Pekerjaan Konsumen

Pekerjaan Kelas Salon Kecantikan (%) Ramai Sedang Sepi Pelajar/Mahasiswa 56,24 60,47 16,00

Pegawai Swasta 21,88 18,60 36,00 Pegawai Negeri 0,00 6,98 8,00

Wiraswasta 9,38 4,65 8,00 Ibu Rumah Tangga 12,50 4,65 2,00 Lainnya 0,00 4,65 12,00 Jumlah (%) 100 100 100

Pada salon kecantikan yang tingkat keramaiannya semakin tinggi, konsumennya cenderung lebih banyak pelajar/mahasiswa. Hal ini dikarenakan salon kecantikan yang semakin banyak konsumennya menetapkan tarif yang lebih rendah, sesuai dengan kemampuan pelajar/mahasiswa dalam membayar. Sedangkan pada salon kecantikan yang konsumennya tergolong sedikit, konsumennya cenderung bekerja sebagai pegawai swasta. Hal ini sesuai dengan keinginannya datang ke salon kecantikan untuk beristirahat sejenak dari rutinitas, sehingga lebih menginginkan suasana yang lebih rileks.

Tabel 19. Tingkat Kenyamanan (Non-essential) Terkait Pekerjaan Konsumen dan Kelas Salon Kecantikan

Pekerjaan Kelas Salon Kecantikan Total Ramai Sedang Sepi

Pelajar/Mahasiswa 3 3 4 3

Pegawai Swasta 3 3 3 3

Pegawai Negeri - 4 4 4

Wiraswasta 3 4 4 4

Ibu Rumah Tangga 2 3 3 3

Lainnya - 3 4 4

Total 3 3 4 -

Konsumen dengan jenis pekerjaan apapun merasakan kenyamanan yang meningkat seiring dengan semakin sedikitnya konsumen suatu salon kecantikan. Hal ini sesuai dengan tujuan konsumen, dimana konsumen datang ke salon kecantikan untuk membuat tubuh dan pikiran rileks dan istirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Konsumen dengan jenis pekerjaan apapun menginginkan tubuh dan pikiran menjadi rileks dan istirahat sejenak

dari rutinitas sehari-hari. Oleh karena itu, semakin sedikit konsumen suatu salon kecantikan membuat kondisi salon kecantikan menjadi semakin tenang sehingga konsumen pun menjadi semakin rileks dan kenyamanan tertinggi pun dapat dirasakan konsumen.

Tabel 20. Penyebaran Konsumen Sesuai Pendidikan Terakhir Konsumen Pada Setiap Kelas Salon Kecantikan

Pendidikan Terakhir

Kelas Salon Kecantikan (%) Jumlah (%) Ramai Sedang Sepi

SD 0,00 0,00 100,00 100 SMP 100,00 0,00 0,00 100 SMA 33,34 50,79 15,87 100 Diploma 33,33 16,67 50,00 100 Sarjana 29,63 37,04 33,33 100 Pascasarjana 0,00 0,00 100,00 100

Seluruh konsumen yang berpendidikan terakhir setingkat SMP merupakan konsumen salon kecantikan yang konsumennya tergolong banyak. Konsumen yang berpendidikan terakhir setingkat SMA cenderung tidak memilih salon kecantikan yang konsumennya tergolong sedikit. Sedangkan seluruh konsumen yang berpendidikan terakhir setingkat pascasarjana merupakan konsumen salon kecantikan yang konsumennya tergolong sedikit. Hal ini menandakan bahwa konsumen yang berpendidikan terakhir setingkat SMP dan SMA cenderung memilih salon berdasarkan tarif yang lebih murah. Sedangkan konsumen yang semakin tinggi tingkat pendidikan terakhirnya memilih salon kecantikan berdasarkan kenyamanan tertinggi yang dapat diperoleh.

Tabel 21. Penyebaran Konsumen Pada Setiap Kelas Salon Kecantikan Sesuai Pendidikan Terakhir Konsumen

Pendidikan Terakhir

Kelas Salon Kecantikan (%) Ramai Sedang Sepi

SD 0,00 0,00 8,00 SMP 3,13 0,00 0,00 SMA 65,62 74,42 40,00 Diploma 6,25 2,32 12,00 Sarjana 25,00 23,26 36,00 Pascasarjana 0,00 0,00 4,00 Jumlah (%) 100 100 100

48

Salon kecantikan dengan tingkat keramaian berapapun, persentase terbesar pada tingkat pendidikan terakhir konsumen ada pada konsumen yang berpendidikan terakhir setingkat SMA. Hal ini menandakan pada setiap salon kecantikan dengan tingkat keramaian berapapun tidak berbeda kecenderungannya terhadap pendidikan terakhir konsumen salon kecantikan. Perbedaannya terletak pada pekerjaan konsumen tersebut, dimana konsumen yang berpendidikan terakhir setingkat SMA tidak hanya mahasiswa. Konsumen yang berpendidikan terakhir setingkat SMA juga ada yang bekerja sebagai pegawai swasta, ibu rumah tangga, wiraswasta, maupun lainnya. Tabel 22. Tingkat Kenyamanan (Non-essential) Terkait Pendidikan

Terakhir Konsumen dan Kelas Salon Kecantikan Pendidikan

Terakhir

Kelas Salon Kecantikan Total Ramai Sedang Sepi

SD - - 4 4 SMP 3 - - 3 SMA 3 3 3 3 Diploma 2 4 3 3 Sarjana 3 3 4 4 Pascasarjana - - 4 4 Total 3 3 4 -

Konsumen yang berpendidikan terakhir setingkat SMA merasakan kenyamanan yang sama di semua tingkat keramaian salon, yaitu cukup nyaman. Konsumen yang berpendidikan terakhir setingkat diploma lebih nyaman berada di salon kecantikan yang jumlah konsumennya biasa saja. Terlihat dari tingkat kenyamanan tertinggi konsumen yang berpendidikan terakhir setingkat diploma ada di salon kecantikan yang konsumennya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.

Konsumen selain berpendidikan terakhir diploma dan SMA semakin meningkat kenyamanannya jika konsumen salon kecantikan tersebut semakin sedikit. Sebagian besar konsumen salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah lebih merasa nyaman berada di salon kecantikan yang konsumennya sedikit. Semakin sedikit konsumen suatu salon kecantikan, semakin meningkatnya ketenangan dalam salon kecantikan sehingga konsumen pun menjadi lebih rileks dan kenyamanan konsumen pun ikut meningkat.

Tingkat pendidikan terakhir seorang konsumen yang semakin tinggi, membuat konsumen menjadi semakin peka akan kenyamanan yang dirasakan terhadap pelayanan non-essential salon kecantikan. Terlihat dari semakin beragamnya tingkat kenyamanan yang dirasakan konsumen yang berpendidikan terakhir diatas SMA diberbagai tingkat keramaian salon kecantikan.

4.3.4. Kenyamanan Konsumen Terkait Pengetahuan dan Pengalaman

Dokumen terkait